Anda di halaman 1dari 17

“PRIODE TABI’IN: PEMERINTAHAN DAULAH UMAYYAH”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU :
LUKMAN HAKIM, M.Pd. I

KELOMPOK VI
LAILAN MAHARANI : ( 0303192075 )
MAYA SELVIA : ( 0303192047 )
NURIN SYAFITRI : ( 0303192071 )

BKI 2 SEMESTER II

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kepada allah s.w.t, berkat segala limpahan rahmat,hidayah serta karunia-
nya ,kami dapat menyelesaikan makalah ini hingga selesai. Pada kesempatan ini sudah
sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa materi maupun
jasa.Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal dengan alam kebaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca

Secara sadar penulis akui ,bahwa penyusunan makalah ini mungkin belum mencapai
target yang diharapkan. Hal ini terjadi bukan faktor kesengajaan. Namun,karena keterbatasan
dan kekurangan yang penulis miliki dan juga sebagai manusia biasa,maka dengan segala
bentuk kesalaahn akan selalu hadir kapanpun dan dimana pun manusia berada.

Sehingga permohonan maaf yang tak terhingga, penulis sampaikan kepada seluruh
rekan-rekan dan khususnya kepada bapak dosen mata kuliah ini,apabila makalah ini belum
mencapai titik yang maksimal. Kami mengharapkan segala bentuk masukan dan kritikan dari
semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

Medan , 24 April 2020

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .....................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
C. TUJUAN............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemerintahan Daulah Umayyah .......................................................................6


B. Pendiri dan berdirinya sistem pemerintahan baru dalam islam ..................8
C. Perluasan dan Pengembangan Wilayah Islam..................................................8
D. Kekhalifahan yang Sukses dan Tidak Berhasil.................................................9
E. Pergolakan dan Lahirnya Gerakan Politik dan Keagamaan ........................12
F. Faktor Kejatuhan dan Berakhirnya Daulah Umayyah..................................13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..................................................................................................15
B. SARAN................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bani umayyah atau kekhalifahan umayyah adalah kekhalifahan islam pertama setelah
masa khulafaurassyidin yang memerintah dari 661- 750 M di jazirah Arab yang berpusat di
Damaskus , Syiria, , serta dari 756-1031 di Cordoba Andalusia , Spanyol. Masa kekhalifahan
Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu di mulai pada masa kekuasaan muawwiyah bin
Abi Sufyan , dimana pemerintahan yang bersifat Islamiyyah berubah menjadi kerajaan turun-
temurun. Yaitu setelah Al-Hasan bin Ali Bin Abi Thalib menyerahkan jabatan kekhalifahan
kepada muawwiyah dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang
dilanda fitnah akibat terbunuhnya Utsman bin Affan yakni pada peristiwa perang jamal dan
penghianatan dari orang-orang khawarij dan Syi’ah.

Nama Dinasti Umayyah di ambil dari nama nenek moyang mereka yaitu Umayyah bin
Abdi Syams bin Abdimanaf. Ia adalah salah seorang terkemuka dalam persukuan pada zaman
jahiliyah, bergandeng dengan pamannya Hasyim bin Abdimanaf. Umayyah dan Hasyim
berebut pengaruh politik dalam proses –proses politik pada zaman jahiliyah, namun umayyah
lebih dominan. Hal itu disebabkan karena ia merupakan pengusaha yang kaya, dan memiliki
harta yang melimpah. Harta dan kekayaan menjadi faktor dominan untuk merebut hati
dikalangan qureisy, sehingga Hasyim tidak dapat mengimbangi keponakannya tersebut.

Dari dinasti umayyah ini terdapat 14 khalifah yang bergantian memimpin dalam masa
pemerintahan, di mulai dari muawwiyah (661) samapai dengan marwan II (750 )

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Munculnya Daulah Umayyah ?
2. Siapa Saja Khalifah Dinasti Umayyah ?
3. Apa Saja Penyebab Runtuhnya Dinasti Umayyah ?
4. Bagaimana Gerakan Politik Pada masa Dinasti Bani Umayyah ?
5. Bagaimana Gerakan Keagamaan Pada Masa Dinasti Bani Umayyah ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Memahami Sejarah Munculnya Daulah Umayyah
2. Mengetahui Siapa Saja Khalifah Dinasti Umayyah
3. Memahami Apa Saja Penyebab Runtuhnya Dinasti Umayyah
4. Untuk Mengetahui Gerakan Politik Pada masa Dinasti Bani Umayyah
5. Untuk mengetahui Gerakan Keagamaan Pada Masa Dinasti Bani Umayyah

2
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH MUNCULNYA DINASTI UMAYYYAH

A. Pemerintahan Daulah Umayyah


Daulah Umayyah adalah negara Islam yang memiliki sejarah besar dan pengaruh
yang luas dalam penyebaran agama Islam. Daulah ini berhasil mempersatukan wilayah dari
Cina hingga Prancis bagian Selatan di bawah satu naungan kekhalifahan Islam, Kekhalifahan
Bani Umayyah.

Masa ini adalah masa keemasan Islam, masa dimana generasi terbaik Islam hidup bahkan di
antara mereka menduduki kursi pemerintahan. Masa ini adalah masa dimana para sahabat
Nabi masih hadir membimbing umat. Masa ini adalah masa berkumpulnya tiga generasi
terbaik; sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اس قَرْ نِي ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم‬
ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian


generasi berikutnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dari negeri-negeri taklukkan, Daulah Umayyah lahirlah putra-putra terbaik Islam semisal
Imam Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Tirmidzi, Ibnu Khaldun, ath-Thabari, adz-Dzahabi, dan
tokoh-tokoh lainnya.

Semestinya hal ini cukup membuat orang-orang setelah mereka memuji mereka dan
mendoakan kebaikan untuk mereka atas jasa yang telah mereka usahakan untuk Islam dan
kaum muslimin.

Namun, orang-orang lebih pandai melihat cela kemudian jasa-jasa besar itu pun seolah-olah
tiada artinya. Beberapa kejadian buruk di masa pemerintahan inilah yang selalu diangkat dan
diulang-ulang, terutama oleh kalangan musuh-musuh Islam. Sehingga hal itu cukup
berpengaruh di sebagian umat Islam.1

1
Samsul Munir Amin, Sejarah peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.129.

3
1. Munculnya Daulah Umayyah
Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan pada tahun 41 H dengan penyerahan kekuasaan oleh
cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali, kepada Muawiyah bin Abu
Sufyan. Al-Hasan radhiallahu ‘anhu melakukan hal itu untuk menjaga persatuan dan
terjaganya darah kaum muslimin setelah sebelumnya terjadi perpecahan.

Munculnya daulah ini membuat posisi orang-orang penyebar fitnah perpecahan terpojok dan
membuat cita-cita mereka pupus. Karena mereka hanya menginginkan kejelekan untuk umat
Islam. Mereka menginginkan peperangan dan perpecahan umat ini terus berlangsung.

Penyerahan kekuasaan yang dilakukan oleh cucu Rasulullah menunjukkan bahwa berdirinya
kekhalifahan ini tidak dengan cara-cara yang tidak disyariatkan seperti memberontak dan lain
sebagainya.

2. Periodesasi
Daulah Umayyah dibangun dan diperkuat pondasinya pada masa pemerintahan dua khalifah,
yakni pada masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan dan anaknya Yazid bin Muawiyah.
Proses tersebut berlangsung dari tahun 41 H sampai 64 H.

Periode berikutnya adalah periode fitnah. Berlangsung antara tahun 64 H sampai 86 H, yakni
pada masa Khalifah Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, dan Abdul Malik bin
Marwan. Pada masa ini terjadi pemberontakan terhadap penguasa dan peperangan sesama
umat Islam.

Perideo berikutnya adalah periode kekuatan, sama halnya dengan periode Muawiyah dan
Yazid. Berlangsung antara tahun 86 H sampai 125 H. Yaitu pada masa Khalifah al-Walid bin
Abdul Malik bin Marwan, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz bin Marwan,
Yazid bin Abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik.Periode kemunduran hingga jatuhnya
kekhalifahan Bani Umayyah terjadi antara tahun 125 H hingga 132 H. Pada masa ini banyak
terdapat khalifah dalam satu negara.Dengan demikian periode keemasan Daulah Bani
Umayyah terbagi menjadi dua fase, antara tahun 41–64 H dan 86–125 H. Begitu pula masa
kemundurannya terbagi menjadi dua fase, antara tahun 64–86 H (tidak sampai menyebabkan
kekhalifahan runtuh) dan 125–132 H ditandai dengan runtuhnya kekhalifahan.2
2
Ajid Thoir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
2004), hlm.40.

4
B. Pendiri dan Berdirinya Sistem Pemerintahan Baru Dalam Islam

Muawwiyah bin Abu Sufyan adalah khalifah pertama Dinasti Umayyah. Ia memindahkan
ibukota Negara dari Madinah ke Damaskus. Selain itu juga , ia mengganti sistem
pemerintahan.
Menurut taqiyuddin ibnu taimiyah dalam karyanya yang berjudul “ As-Syiyasah As-
Syar’iyah fi Islah Ar-Ra’iyah “, sistem pemerintahan islam yang pada masa khulafaurassyidin
yang bersifat demokrasi berubah menjadi monarki heredetis ( kerajaan turun temurun )
Suksesi kepemimpinan secara turun-temurun di mulai ketika muawwiyah mewajibkan
kepada seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya,Yazid. Perintah
muawwiyah ini merupakan bentuk pengukuhan terhadap sistem pemerintahan yang turun-
temurun yang dibangun Muawwiyah. Tidak ada lagi suksesi kepemimpinan berdasarkan asas
musyawarah dalam menentukan seorang pemimpin baru.
Dari segi cara hidup , para khalifah Dinasti Umayyah telah meninggalkan pola dan cara
hidup Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurassyidin. Hingga masa Ali , pemimpin negara
berlaku sebagai seorang biasa , tinggal di rumah sederhana , menjadi imam mesjid , dan
memenuhi kebutuhan hidupnya , seperti kebanyakan orang muslim lainnya.3
C. Perluasan dan Pengembangan Wilayah Islam
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah, Muawiyah
selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya untuk merebut kekuasaan di luar
Jazirah Arab, antara lain upayanya untuk terus merebut kota Konstantinopel. Ada tiga hal
yang menyebabakan Muawiyah terus berusaha merebut Byzantium. Pertama, karena kota
tersebut adalah merupakan basis kekuatan Kristen Ortodoks, yang pengaruhnya dapat
membahayakan perkembangan Islam. Kedua, orang-orang Byzantium sering melakukan
pemberontakan ke daerah Islam. Ketiga, Byzantium termasuk wilayah yang memiliki
kekayaan yang melimpah. Pada waktu Bani Umayyah berkuasa, daerah Islam membentang
ke berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa. Dinasti Umayyah, juga terus
memperluas peta kekuasannya ke daerah Afrika Utara pada masa Kholifah Walid bin Abdul
Malik.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah
kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi
3
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam .(Semarang: Karya Toha Putra. 2003), hlm.41.

5
Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,
Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah
Masa pemerintahan Bani Umayah terkenal sebagai suatu era agresif, di mana perhatian
tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang terhenti sejak zaman kedua
khulafaur rasyidin terakhir. Hanya dalam jangka waktu 90 tahun, banyak bangsa di empat
penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan Islam, yang meliputi tanah
Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab, Syiria, Palestina, sebagian daerah
Anatolia, Irak, Persia, Afghanistan, India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan
Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk Soviet Rusia
Selain wilayah kekuasan yang sangat luas, pada Dinasti Umayyah kebudayaan juga
mengalami perkembangan, antara lain seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni
ukir, dan lain sebagainya. Pada masa ini, telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam
dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab. Salah satu bangunan itu adalah mesjid
Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik dengan hiasan
dinding dan ukiran yang sangat indah. Arsitektur masjid ini telah memberi pengaruh terhadap
seni bangunan mesjid seluruh dunia. Dari masjid inilah, arsitektur Islam mulai mengenal
lengkungan, menara segi empat, dan maksurah (pagar tembok pada masjid yang memisahkan
banguan masjid dengan kuburan yang ada di dekatnya, rumah yang luas, kisi-kisi atau layar
kayu pada masjid untuk melindungi dan memisahkan imam dari kebisingan).4
D. Kekhalifahan yang Sukses dan Tidak Berhasil
1. Kekhalifahan yang Sukses
Khalifah Bani umayyah 1 : Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-681 M)

Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai
Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah ke kota Damaskus
dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah
kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Ustman dan Ali. Disamping itu ia juga
mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di
Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di
pemakaman Bab Al-Shagier.

Khalifah Bani umayyah 5 :  Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M)

4
Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Teras, 2000),  hlm. 74.

6
Abdul Malik ibn Marwan dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya, pada tahun
685 M. Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai kekuasaan dan
kemulian. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan yang cakap dan
berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para pemberontak, sehingga pada
masa pemerintahan selanjutnya, di bawah pemerintahan Walid bin Abdul Malik

Khalifah Bani umayyah 6 : Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M)

Masa pemerintahan Walid ibn Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban.
Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat suatu peristiwa
besar, iaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua
Eropa, iaitu pada tahun 711 M. Perluasan wilayah kekuasaan Islam juga sampai ke Andalusia
(Sepanyol) dibawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad. Perjuangan panglima Thariq bin
Ziad mencapai kemenangan, sehingga dapat menguasai kota Kordova, Granada dan Toledo.

Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan pembangunan
besar-besaran selama masa  pemerintahannya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid
ibn Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah. Daulah Bani Umayyah dan
merupakan puncak kebesaran Daulah tersebut.

Khalifah Bani umayyah 8 : Umar Ibn Abdul Aziz (717-720 M)

Umar ibn Abdul Aziz menjabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun . Ia terkenal adil dan
sederhana. Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan seperti pada zaman khulafaur
rasyidin. Pemerintahan Umar meninggalkan semua kemegahan Dunia yang selalu
ditunjukkan oleh orang Bani Umayyah.

Khalifah Bani umayyah 10 : Hisyam ibn Abdul Malik (724-743 M)

Hisyam ibn Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia yang ke 35 tahun. Ia terkenal
negarawan yang cakap dan ahli strategi militer. , pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam
kebudayaan dan kesusastraan Arab serta lalu lintas dagang mengalami kemajuan. Dua tahun
sesudah penaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat dalam usia 55 tahun. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9 bulan. Sepeninggal Hisyam, Khalifah-
Khalifah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin
mempercepat runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.5
5
Ahmad Al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media. 2013), hlm.188-189.

7
2. Kekhalifahan yang Tidak Berhasil

Khalifah Bani umayyah 2 : Yazid ibn Muawiyah (681-683 M)

Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M, Muawiyah mencalonkan anaknya, Yazid,
untuk menggantikan dirinya. Yazid menjabat sebagai Khalifah dalam usia 34 tahun pada
tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan
setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk
memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang
terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali dan Abdullah ibn Zubair.

Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pendukung Ali) melakukan konsolidasi (penggabungan)


kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husein ibn Ali. Pada
tahun 680 M, ia pindah dari Mekkah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di
Irak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husein sebagai
Khalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, sebuah daerah di dekat Kufah,
tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke
Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbala (Yatim, 2003:45). Ia meninggal pada tahun
64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan masa pemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan.

Khalifah Bani umayyah 3 : Muawiyah ibn Yazid (683-684 M)

Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai Khalifah pada tahun 683-684 M dalam usia 23 tahun.
Dia seorang yang berwatak lembut. Dalam pemerintahannya, terjadi masa krisis dan
ketidakpastian, iaitu timbulnya perselisihan antar suku diantara orang-orang Arab sendiri. Ia
memerintah hanya selama enam bulan.

Khalifah Bani umayyah 4 : Marwan ibn Al-Hakam (684-685 M)

Sebelum menjabat sebagai penasihat Khalifah Ustman bin Affan, ia berhasil memperoleh
dukungan dari sebagian orang Syiria dengan cara menyuap dan memberikan berbagai hak
kepada masing-masing kepala suku. Untuk mengukuhkan jabatan Khalifah yang dipegangnya
maka Marwan sengaja mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid.Selama masa
pemerinthannya tidak meninggalkan jejak yang penting bagi perkembangan sejarah Islam. Ia
wafat dalam usia 63 tahun dan masa pemerintahannya selama 9 bulan 18 hari.

Khalifah Bani umayyah 7 : Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)

8
Sulaiman Ibn Abdul Malik menjadi Khalifah pada usia 42 tahun. Masa pemerintahannya
berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yang kuat hingga mudah
dipengaruhi penasehat-penasehat disekitar dirinya. Menjelang saat terakhir pemerintahannya
barulah ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, iaitu Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian
diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang jabatan wazir besar.Hasratnya untuk
memperoleh nama baik dengan penaklukan ibu kota Constantinople gagal.

Khalifah Bani umayyah 9 : Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)

Yazid ibn Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat cenderung kepada kemewahan
dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam
ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang
dan kepentingan etnik politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan
Yazid.6

E. Pergolakan dan Lahirnya Gerakan Politik dan Keagamaan

Di antara program besar , mendasar dan strategis di zaman bani umayyah adalah
perluasan wilayah islam. Di zaman muawwiyah Tunisa dapat ditaklukkan. Disebelah Timur ,
muawwiyah dapat menguasai daerah khurasan sampai ke sungai axus dan afghanistan hingga
ke kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium dan
Konstatinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan muawwiyah kemudian dilanjutkan oleh
khalifah Abd Al- Malik. Dia mengirim tentara menyebrangi sungai oxus dan berhasil
menundukkan Balkh , bukhara, khawarizm,ferghana,dan samarkand. Tentaranya bahkan
sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah punyab sampai ke
Maltan.

Dalam bidang keagamaan pasa masa Bani Umayyah ditandai dengan munculnya berbagai
aliran keagamaan yang bercorak politis ideologis. Mereka itu antara laingolongan syi’ah ,
khawarij dengan berbagai sektenya : Azariqah, Ibadiyah,Ajaridah,dan Shafariyah, golongan
mu’tazilah , Maturidiyah, Asy’ariyah , Qadariyah, dan Jabariyah. Berbagai aliran dan
golongan keagamaan ini terkadang melakukan gerakan dan pemberontakan terhadap
pemerintah yang sah. Dengan terbunuhnya Husein di Karbela , perlawanan orang-orang
syi’ah tidak pernah padam. Banyak pemberontakan yang dipelopori kaum syi’ah. Yang

6
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Prenada
Media, hal. 38-39.

9
terkenal diantaranya pemberontakan mukhtar di kufah pada tahun 685-687 M. Selain itu,
terdapat pula gerakan Abdullah bin Zubair. Ia membina gerakan oposisinyadi mekkah setelah
dia menolak sumpah setia terhadap Yazid. Akan tetapi, dia baru menyatakan dirinya secara
terbuka sebagai khalifah setelah Husein ibn Ali terbunuh.

Selain gerakan di atas, gerakan anarkis yang dilancarkan kelompok Khawarij dan Syi’ah
juga dapat diredakan. Keberhasilan memberantas gerakan itulah yang membuat orientasi
pemerintahan dinasti ini dapat diarahkan kepada pengamanan daerah kekuasaan di wilayah
timur yang meliputi kota di sekitar Asia Tengah dan wilayah Afrika bagian Utara , bahkan
membuka jalan untuk menaklukkan spanyol.

Situasi politik, sosial dan keagamaan mulai membaik terjadi pada masa pemerintahan
khalifah Umar ibn Abd. Al-Aziz (717-720). Ketika dinobatkan sebagai khalifah , dia
menyatakan bahwasanya memperbaiki kualitas negeri yang berada dalam wilayah islam lebih
baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama adalah
pembangunan dalam negeri. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, umar ibn Abd
Al-Aziz dapat dikatakan berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan syi’ah. Dia juga
memberikan kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya. 7

F. Faktor Kejatuhan dan Berakhirnya Daulah Umayyah

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan
menyebabkan kehancuran. Faktor –faktor tersebut di antaranya adalah :

a. Sistem dalam penggantian khalifah dengan keturunan merupakan sesuatu yang baru
untuk tradisi Arab, yang telah menekankan dalam sebuah aspek senioritas.
b. Pengaturannya tidak jelas. Gelapnya sistem penggantian khalifah menyebabkan
persaingan tidak adil diantara anggota keluarga kerajaan.
c. Latar belakang dalam munculnyasebuah Dinasti Umayyyah yakni tidak lepas dari
sebuah konflik politik di masa Ali.
d. Penyebab langsung dari penggulingan Dinasti Umayyah yakni munculnya dalam
sebuah kekuatan yang di pimpin dengan keturunan Abd Al-Muttalib dan Al-Abbas
ibn.

7
Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Cet.1, Yogyakarta: Saufa, 2014), Hlm. 157-
168.

10
e. Selama priode umayyah , konflik etnis antara suku-suku Arab ( Bani Qays) dan
Arabia Selatan (Bani Kalb) , yang telah ada sejak zaman sebelum islm, menjadi
semakin tegang.
f. Pemerintah kedaulatan Bani Umayyah yang lemah serta disebabkan oleh perasaan
mewah kehidupan dilingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah tidak mau
memikul beban berat kenegaraan ketika mereka akan mewarisi sebuah kekuasaan.8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
- Daulah Umayyah adalah negara Islam yang memiliki sejarah besar dan pengaruh
yang luas dalam penyebaran agama Islam. Daulah ini berhasil mempersatukan
wilayah dari Cina hingga Prancis bagian Selatan di bawah satu naungan
kekhalifahan Islam, Kekhalifahan Bani Umayyah.

8
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 48-49

11
- Masa pemerintahan Bani Umayah terkenal sebagai suatu era agresif, di mana
perhatian tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang terhenti
sejak zaman kedua khulafaur rasyidin terakhir
- Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat
sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah
ke kota Damaskus dalam wilayah Suriah
- Dalam bidang keagamaan pasa masa Bani Umayyah ditandai dengan munculnya
berbagai aliran keagamaan yang bercorak politis ideologis. Mereka itu antara
laingolongan syi’ah , khawarij dengan berbagai sektenya : Azariqah,
Ibadiyah,Ajaridah,dan Shafariyah, golongan mu’tazilah , Maturidiyah,
Asy’ariyah,Qadariyah, dan Jabariyah
- Pemerintah kedaulatan Bani Umayyah yang lemah serta disebabkan oleh perasaan
mewah kehidupan dilingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah tidak mau
memikul beban berat kenegaraan ketika mereka akan mewarisi sebuah kekuasaan

B. SARAN

Setiap manusia memilii kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap kepada rekan-rekan sekalian yang membaca makalah ini dapat memberikan
saran maupun kriti. Penulis sadar ,masih terdapat kekurangan dalam makalah ini
sehingga perlu dipahami secara mendalam
Mudah-mudahan saran untuk mengkritisi makalah ini dapat mengisi
kekuarangannya. Akhirnya penulis berharap hal tersebut datang sebagai sebuah

12
pelengkap terhadap makalah ini,sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya bisa
menjadi lebih tersusun lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)

Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Teras, 2000)

Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam .(Semarang: Karya Toha Putra. 2003)

Ajid Thoir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. (Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada.2004)

13
Samsul Munir Amin, Sejarah peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009)

Ahmad Al-‘Usairy. Sejarah Islam. (Jakarta: Akbar Media. 2013)

Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Cet.1, Yogyakarta: Saufa,


2014)

14

Anda mungkin juga menyukai