Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Warisan Peradaban Dinasti Umayyah dan Akhir Kekuasaannya

Di susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Nur Anafi, M. Pd. I.

Disusun oleh:

Indah Epriyani (2518020)

Ikka Novyanita (2518026)

Anis Putri Salsabila (2518105)

Fatimatuz zahro (2518106)

Kelas B

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang diampu oleh Bapak Nur Anafi, M. Pd. I.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami banyak kekurangan, penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas yang akan datang. Kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Semoga hal yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Pekalongan, 20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

ISI............................................................................................................................3

A. Sejarah Berakhirnya Dinasti Umayyah....................................................3

B. Faktor penyebab berakhirnya Dinasti Umayyah....................................5

C. Jasa-jasa, Usaha dan pada Masa Dinasti Umayyah..............................13

D. Warisan Dinasti Umayyah.......................................................................17

BAB III..................................................................................................................18

PENUTUP.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nama “Daulah Umayyah” diambil dari nama Umayah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf. Ia
merupakan salah satu orang yang terkemuka dalam persukuan pada zaman Jahiliyah,
bergandeng dengan pamanya Hasyim ibn ‘Abdi Manaf. Dan ia memang memiliki cukup unsur-
unsur yang diperlukan untuk berkuasa di zaman Jahiliyah itu, karena ia berasal dari keluarga
bangsawan, serta mempunyai cukup kekayaan dan sepuluh orang putera-putera yang terhormat
dalam masyarakat. Orang-orang yang memiliki ketiga macam unsur-unsur ini di zaman
Jahiliyah, berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan.

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah ini terjadi pergantian sistem pemerintahan dari yang
dulunya pemerintahanya bersifat Islamiyah berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun
temurun). Kekhalifahan Muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya,
tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Keberhasilan pemerintahan Muawiyyah yang
turun temurun ini dimulai ketika Muawiyyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan
setia kepada anaknya, Yazid. Muawiyyah bermaksud untuk mencontoh monarchi di Persia dan
Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun, dia memberikan
penafsiran baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya
“khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.

Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan
Muawiyyah dari Madinah ke Damaskus, yang merupakan tempat dia menjadi gubernur
sebelumnya. Selama kurun waktu kurang lebih 90 tahun tersebut, ada 14 pergantian khalifah
yaitu, Muawiyyah I, Yazid I, Muawiyyah II, Marwan I, Abdul Malik, al-Walid I, Sulaiman,
Umar II, Yazid II, Hisyam, al-Walid II, Yazid III, Ibrahim (tidak dibai’at oleh rakyat), dan
Marwan II. Melihat lamanya kekuasaan dinasti Umayyah dan banyaknya khalifah yang
memimpin dinasti Umayyah ini, pastinya banyak keburukan-keburukan yang terjadi selama
kurun waktu yang hampir satu abad tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyebab kemunduran Dinasti Umayyah?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemunduran Dinasti Umayyah?

3. Apa saja warisan atau jasa-jasa peninggalan Dinasti Umayyah?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui bagaimana penyebab kemunduran Dinasti Umayyah

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kemunduran Dinasti Umayyah

3. Mengetahui warisan atau jasa-jasa peninggalan Dinasti Umayyah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhir kekuasaan & Kondisi Keamanan Pada Masa Dinasti Umayyah


1. Kondisi keamanan dinasti umayyah

Bisa dikatakan bahwa puncak kejayaan islam berada pada masa Dinasti Umayyah
setidaknya ditunjukkan dengan luas wilayah kekuasaannya. Selain itu juga perkembangan
kebudayaannya. Tetapi, pada masa Dinasti Umayyah tidak semua pemimpin yang berkuasa
mampu mempertahankan kemegahan tersebut, sebagaimana banyak dialami oleh bangsa-
bangsa lain di dunia. Hal itu mengandung arti bahwa Dinasti Umayyah juga mengalami
masa keemasan dan masa suram. Ketika khalifah Ali Bin Abi Thalib berkuasa, keadaan
kaum Muslimin terjadi perpecahan umat sehingga timbul kelompok-kelompok atau
golongan-golongan yang masing-masing bersikukuh merasa memiliki hak berkuasa.
Sejarah bergulir terus hingga kedudukan pemimpin tertinggi umat islam dipegang oleh
Muawiyyah Bin Abu Sufyan.

Kelompok atau golongan yang merupakan kekuatan dengan perbedaan kepentingan tersebut
ada tiga, yaitu :

1. Golongan Pendukung Dinasti Umayyah

Golongan Pendukung Dinasti Umayyah ini meliputi penduduk Syam (Syiria), Mesir dan
sekitarnya. Kelompok ini berpendapat bahwa yang berhak menduduki jabatan Khalifah
adalah dari Bani Umayyah karena mereka sebagai keturunan bangsa Quraisy.

2. Golongan Pendukung Ali Bin Abi Thalib

Golongan pendukung ini disebut kaum Syi’ah, yaitu dari penduduk Irak dan sebagian
kecil penduduk Mesir. Sebagaimana pendukung Bani Umayyah, kelompok ini juga
berpendapat bahwa yang berhak menduduki jabatan Khalifah harus berasal dari orang
Quraisy. Siapapun mengetahui bahwa Ali bin Abi Thalib adalah anak asuh Rasulullah
saw. Sehingga mereka merasa paling berhak untuk menduduki jabatan Khalifah.

3. Golongan Khawarij

Golongan Khawarij merupakan kelompok yang secara terbuka menyatakan anti


kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Mereka berpendirian
bahwa dengan adanya peristiwa tahkim maka Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu
Sufyan telah keluar dari jalur islam. Menurut kelompok ini siapapun berhak menduduki
jabatan Khalifah selama memenuhi persyaratan kemampuan dan keagamaan.

Pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah menggunakan cara militer dan diplomasi
untuk meredam pergolakan yang dilakukan oleh musuh politiknya. Prestasi membanggakan
adalah ketika kekuasaan di bawah kendali Khalifah Umar bin Abdul Aziz karena mampu
menerapkan diplomasi politik dengan baik. Hasil gemilang itu adalah keberhasilannya
merengkuh kelompok Syi’ah dan Khawarij. Maka pada masa kepemimpinan Khalifah
Umar bin Abdul Aziz tercipta stabilitas keamanan dan politik. Pada masa itu tidak pernah
ada rongrongan dan upaya pemberontakan yang menonjol dari masyarakat karena mereka
merasa puas dengan pola kepemimpinan beliau.

Untuk menjaga keselamatan Khalifah dibentuk ajuda atau Al-Hijabah sebagai bagian
dari protokoler. Jadi tidak sembarang orang bisa menghadap khalifah tanpa izin dari Al-
Hijabah. Perlunya dibentuk Al-Hijabah didasarkan pada pengalaman masa lalu yang sering
terjadi pembunuhan terhadap khalifah. Hal itu menunjukkan bahwa sistem politik dan
pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah telah tertata rapi.

Di bidang militer, dibentuk lembaga ketentaraan. Pembentukan di bidang militer ini


termasuk salah satu strategi untuk memperkuat posisi para khalifah dari Dinasti Umayah.
Dari sisi alira politik, tanpak bahwa para khalifah Dinasti Umayah menganut aliran politik
ekspansionis atau politik ekspansi perluasan kekuasaan wilayah. Maka wajar apabila
memerlukan kekuatan militer yang solid.

Untuk menciptakan kekuatan militer yang solid harus didukung oleh lembaga keuangan.
Tugas dari lembaga keuangan ini adalah mengatur keuangan negara terutama mengambil
kebijakan anggaran militer. Dukungan lain untuk menciptakan militer yang kuat dilakukan
upaya sinergis di dalam dewan sekretaris negara, maka didalamnya ada sekretaris negara
yang membidangi kemiliteran, yaitu sekretaris tentara dan sekretaris kepolisian.

Beberapa unsur yang dipadukan dengan sangat baik itu maka para Khalifah Dinasti
Umayyah dapat menanggulangi berbagai bentuk dangguan dan ancaman dari kelompok
yang berseberanga. Gangguan dan ancaman yang pernah terjadi misalnya perlawanan
Husein bin Ali, Muhtar dan Abdullah bin Zubair.

1. Husein bin Ali mengadakan perlawanan pada tahun 680 M di Kuffah dalam sebuah
pertempuran di Karbala. Hingga kini Karbala menjadi tempat kunjungan kaum Syiah
untuk berziarah ke makam Husein bin Ali.
2. Muhtar juga mengadakan perlawanan di Kuffah lima tahun berikutnya, yaitu tahun 685
M. Perlawanan ini sebagai kelanjutan dari perlawanan yang dilakukan Husein bin Ali.
3. Abdullah bin Zubair mengadakan perlawanan pada 692 M di Makkah.

Setelah mampu meredam perlawanan–perlawanan tersebut maka semakin terbuka


kesempatan bagi Bani Umayyah untuk memperluas wilayah. Dinasti Umayyah mampu
menguasai wilayah-wilayah yang meliputi Afrika Utara, Spanyol, Suriah, Palestina, dan
Turkistan. Keberhasilan menguasai berbagai wilayah yang sangat luas itu merupakan
prestasi gemilang sepanjang sejarah islam.
2. Kondisi Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan

Organisasi negara pada masa Daulah Umayyah masih seperti pada masa permulaan islam,
yaitu terdiri dari 5 badan :

a. An-Nidhamus Siyasi (organisasi politik)


b. An-Nidamul Idari (organisasi tata usaha negara)
c. An Nidhamul Mali (organisasi keuangan atau ekonomi)
d. An-Nidhamul Harbi (organisasi pertahanan)
e. An-Nidhamul Qadhai (organisasi kehakiman).
A. An-Nidhamus Siyasi

dalam bidang organisasi politik ini telah mengalami beberapa perubahan, dibandingkan
dengan masa permulaan islam. Perubahan yang sangan prinsip dalam beberapa hal seperti
ini :

1. Kekuasaan

Perebutan kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan telah mengakibatkan terjadinya


perubahan dalam peraturan yang menjadi dasar pemilihan Khulafaur Rasyidin. Maka
dengan demikian, jabatan khalifah beralih ke tangan raja satu keluarga, yang memerintah
dengan kekuatan pedang, politik dan tipu daya (diplomasi). Penyelewengan semakin jauh
setelah Muawiyyah mengangkat anaknya Yazid menjadi putra mahkota, yang dengan
demikian berarti beralihlah organisasi khalifah yang berdiri atas dasar Syura dan
bersendikan agama kepada organisasi Al Mulk (kerajaan) yang tegak atas dasar keturunan
serta bersandar terutama kepada politik dari pada agama.

2. Al Kitabah

Seperti halnya pada masa permulaan islam, maka dalam masa Daulah Umayyah dibentuk
semacam Dewan Sekretariat Negara yang mengurus berbagai urusan pemerintah. Karena
dalam masa ini urusan pemerintah telah menjadi lebih banyak, maka ditetapkan empat
orang sekretaris yaitu :

a). Katib Ar Rasail (Sekretaris Urusan Persuratan)

b). Katib Ar Kharraj (Sekretaris Urusan Pajak atau Keuangan)

c). Katib Asy Syurthah (Sekretaris Urusan Kepolisian)

d). Katib Al Qadhi (Sekretaris Urusan Kehakiman)

diantara para Sekretaris itu, Katib Ar Rasail yang paling penting , sehingga para khalifah
tidak akan memberi jabatan itu, kecuali kepada kaum kerabat atau orang-orang tertentu.

Diantara para Kuttab yang paling terkenal selama Daulah Umayyah ialah :

a). Zayiad bin Abihi, sekretaris Abu Musa Al Asy’ari

b). Salim, sekretaris Hisyam bin Abdul Malik


c). Abdul Hamid, sekretaris Marwan bin Muhammad

3. al Hijabah

Pada masa Dulah Umayyah, diadakan satu jabatan baru yang bernama Al Hijabah, yaitu
urusan pengawalan keselamatan khalifah. Mungkin karena khawatir akan terulang peristiwa
pembunuhan terhadap Ali dan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyyah dan Amru bin
Ash, maka diadakanlah penjagaan yang ketat sekali terhadap diri khalifah, sehingga
siapapun tidak dapat menghadap sebelum mendapat izin dari para pengawal (hujjab).

Kepala pengawalan keselamatan khalifah adalah jabatan yang sangat tinggi dalam istana
kerajaan, waktu khalifah Abdul Malik bin Marwan melantik kepala pengawalnya, antara
lain dia memberi amanat, “engkau telah kuangkat menjadi kepala pengawalku. Siapapun
tidak boleh masuk menghadap tanpa izinmu, kecuali pengantar pos dan pengurus dapur”.

B. An Nidhamul Idari

Organisasi tata usaha Negara pada permulaan islam sangat sederhana, tidak diadakan
pembidangan usaha yang khusus. Demikian pula keadaannya pada masa Daulah Umayyah,
administrasi Negara sangat simpel.

Pada umumnya, di daerah-daerah islam bekas daerah Romawi dan Persia, administrasi
pemerintahan dibiarkan terus berlaku seperti yang telah ada, kecuali diadakan perubahan-
perubahan kecil.

1. Ad Dawawin

Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, maka Daulah Umayyah mengadakan empat buah
dewan atau kantor pusat, yaitu :

a. Diwanul Kharraj
b. Diwanur Rasail
c. Diwanul Mustaghilat al Mutanawi’ah
d. Diwanul Khatim, dewan ini sangat penting karena tugasnya mengurus surat-surat
lamaran raja, menyiarkannya, menstempel, membungkus dengan kain dan dibalut
dengan lilin kemudian diatasnya dicap.
2. Al Imarah Alal Baldan

Daulah Umayyah membagi daerah Mamlakah Islamiyah kepada lima wilayah besar, yaitu :

a. Hijaz, Yaman dan Nejed (Pedalaman Jazirah Arab)


b. Irak Arab dan Irak Ajam, Aman dan Bahrain, Karman dan Sajistan, Kabul dan
Khurasan, negeri-negeri di belakang sungai (Ma Wara’a Nahri) dan Sind serta sebagian
negeri Punjab
c. Mesir dan Sudan
d. Armenia, Azerbaijan, dan Asia kecil
e. Afrika Utara, Libia, Andalusia, Sisilia, Sardinia dan Balyar untuk tiap wilayah besar ini,
diangkat seorang Amirul Umara (Gubernur Jenderal) yang dibawah kekuasaannya ada
beberapa orang amir (gubernur) yang mengepalai satu wilayah.
Dalam rangka pelaksanaan kesatuan politik bagi negeri-negeri Arab, maka khalifah Umar
mengangkat para gubernur jenderal yang berasal dari orang-orang Arab. Politik ini
dijalankan terus oleh khalifah-khalifah sesudahnya, termasuk para khalifah Daulah
Umayyah.

3. Barid

Organisasi pos diadakan dalam tata usaha Negara islam semenjak Muawiyyah bin Abu
Sufyan memegang jabatan khalifah. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa
maka diadakan perbaikan-perbaikan dalam organisasi pos, sehingga ia menjadi alat yang
sangat vital dalam administrasi Negara.

4. Syurthah

Organisasi Syurthah (kepolisian) dilanjutkan terus dalam masa Daulah Umayyah, bahkan
disempurnakan. Pada mulanya organisasi kepolisian ini menjadi bagian dari organisasi
kehakiman, yang bertugas melaksanakan perintah hakim dan keputusan-keputusan
pengadilan, dan kepalanya sebagai pelaksana Al Hudud.

Tidak lama kemudian, maka organisasi kepolisian terpisah dari kehakiman dan berdiri
sendiri, dengan tugas mengawasi dan mengurus soal-soal kejahatan.

Khalifah Hisyam memasukkan dalam organisasi kepolisian satu badan yang bernama
Nidhamul Ahdas dengan tugas hampir serupa dengan tugas tentara yaitu semacam brigade
mobil.

C. An Nidhamul Mali

Yaitu organisasi keuangan atau ekonomi, bahwa sumber uang masuk pada zaman Daulah
Umayyah pada umumnya seperti di zaman permulaan islam.

1. Al Dharaib

Yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar oleh warga Negara (Al Dharib) pada Dinasti
Umayyah dan sudah berlaku kewajiban ini di zaman permulaan islam. Kepala penduduk
dari negeri-negeri yang baru ditaklukan, terutama yang belum masuk islam, titetapkan
pajak-pajak istimewa. Sikap yang begini yang telah menimbulkan perlawanan pada
beberapa daerah.

2. Masharif Baitul Mal

Yaitu saluran uang keluar pada masa Daulah Umayyah, pada umumnya semua seperti pada
masa permulaan islam yaitu untuk :

a. Gaji para pegawai dan tentara serta biaya tata usaha Negara
b. Pembangunan pertanian, termasuk irigasi gan penggalian terus-terusan.
c. Biaya orang-orang hukuman dan tawanan perang.
d. Biaya perlengkapan perang
e. Hadiah-hadiah kepada para punjangga dan para ulama
f. Kecuali itu, para khalifah Umayyah menyediakan dana khusus untuk dinas rahasia,
sedangkan gaji tentara ditingkatkan sedemikian rupa, demi untuk menjalankan politik
tangan besinya.
D. An Nidhamul Harbi

Organisasi pertahanan pada masa Daulah Umayyah sama seperti yang dibuat oleh khalifah
Umar, hanya lebih disempurnakan. Hanya bedanya, kalau pada waktu Khulafaur Rasyidin
tentara islam adalah tentara sukarela, maka pada zaman Daulah Umayyah orang masuk
tentara kebanyakan dengan paksa atau setengah paksa, yang dinamakan Nidhamut Tajnidil
Ijbari yaitu semacam undang-undang wajib militer.

Politik ketentaraan pada masa Bani Umayyah , yaitu politik Arab Oriented dimana anggota
tentara haruslah terdiri dari orang-oranf Arab atau imam Arab. Keadaan itu berjalan terus,
sampai-sampai daerah kerajaannya menjadi luas meliputi Afrika Utara, Andalusia, dan lain-
lainnya sehingga terpaksa meminta bantuan kepada bangsa Barbar untuk menjadi tentara.

Organisasi tentara pada masa ini banyak mencontoh organisasi tentara Persia. Pada masa
khalifah Utsman telah mulai dibangun angkatan laut islam, tetapi sangat sederhana. Setelah
Muawiyyah memegang kendali Negara Islam, maka dibangunlah Armada Islam yang kuat
dengan tujuan :

1. Untuk mempertahankan daerah-daerah islam dari serangan armada Romawi


2. Untuk memperluas daerah islamiyah

Muawiyyah membentuk armada musim panas dan armada musim dingin, sehingga ia
sanggup bertempur dalam segala musim.

Armada laut Syam terdiri dari banyak kapal perang, di zaman Muawiyyah Laksamana
Aqobah bin Amri Fahrim menyerang pulau Rhadas.

Dalam tahun 53 H. Armada Romawi menyerang daerah islam dan terbunuh seorang
panglimanya yang bernama Wardan. Hal ini membuka mata kamu muslimin sehingga para
pembesar islam bergegas membangun galangan kapal perang di Pulau Raudhah dalam
tahun 64 H.

E. An Nidhamul Qadhai

Di zaman Daulah Umayyah kekuasaan pengadilan telah dipisahkan dari kekuasaan politik.
Kehakiman pada zaman itu mempunyai dua ciri khasnya yaitu :

1. Bahwa seorang qadhi memutuskan perkara dengan ijtihadnya, karena pada waktu itu
belum ada lagi madzhab lainnya. Pada masa itu para qadhi menggali hukum sendiri dari
AL Kitab dan As Sunnah dengan berijtihad.
2. Kehakiman belum terpengaruh dengan politik, karena para qadhi bebas merdeka dengan
hukumnya, tidak terpengaruh dengan kehendak para pembesar yang berkuasa. Para
hakim pada zaman Umayyah adalah manusia pilihan yang bertakwa kepada Allah swt.
Dan melaksanakan hukum dengan adil, sementara para khalifah mengawasi gerak-gerik
dan perilaku mereka, sehingga kalo ada yang menyeleweng terus dipecat. Kekuasaan
kehakiman di zaman ini dibagi kedalam tiga badan :
a) Al Qadhai seperti diuraikan diatas, tugas qadhi biasanya menyelesaikan perkara-perkara
yang berhubungan dengan agama.
b) Al Hisbah dimana tugas Al Mustahib (kepala hisbah) biasanya menyelesaikan perkara-
perkara umum dan soal –soal pidana yang memerlukan tindakan cepat.
c) An Nadhar fil Madhalim yaitu mahkamah tertinggi atau mahkamah banding.
3. An Nadhar fil Madhalim

Ini adalah pengadilan tertinggi, yang bertugas menerima banding dsri pengadilan yang
dibawahnya dan mengadili para hakim dan para pembesar tinggi yang bersalah.

Pengadilan ini bersidang di bawah pimpinan khalifah sendirinatau ditunjuk olehnya. Para
Khalifah Bani Umayyah menyediakan satu hari saja dalam seminggu untuk keperluan ini
dan yang pertama kali mengadakannya yaitu Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Seperti
mahkamah-mahkamah yang lain, maka mahkamah Madhalim ini diadakan dalam masjid.
Ketua mahkamah Mahdalim dibantu oleh lima orang pejabat lainnya, dimana sidang
mahkamah tidak sah tanpa mereka yaitu :

1. Para pengawal yang kuat-kuat, yang sanggup bertindak kalau para pesakitan lari atau
berbuat jahat.
2. Para hakim dan qadhi
3. Para sarjana hukum (fuqaha) tempat para hakim meminta pendapat tentang hukum
4. Para penulis yang bertugas mencatat segala jalannya sidang
5. Para saksi.1

B. Berakhirnya Dinasti Umayyah dan Faktor-Faktor Penyebabnya

1 . Akhir Kekuasaan Dinasti Umayyah

Dalam perjalanan sejarahnya, Dinasti Umayyah mengalami kemundura pada


masa pemerintahan Walid bin Yazid (125-126H/743-744 M), Bahkan akhirnya
Kekuasaan Bani Umayyah mengalamikehancuran ketika diserang oleh gerakan
Bani Abbaspada tahun 132 H / 750 M).

Sepeninggal Hisyam ibn And Malik, Khalifah-Khalifah Bani Umayyah yang


tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini Makin
memperkuat golongan oposisi. Akhirnya daulah Umayyah digulingkan oleh
Bani Abbas yang bersekutu dengan Al- Muslim Al Khurasani. Marwan bin
Muhamad, Khalifah terakhir Bani Umayyah melarikan diri ke Mesir, ditangkap
dan dibunuh disana.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah Dan
membawanya kepada kehancuran :

a. Sebab-sebab umum

1. Penyelewengan darisistem musyawarah Islam digantidengan sistem


kerajaan
1
Drs. M. Khamzah, MAG, Drs. Sugiono, M,AG (Sejarah Kebudayaan Islam), 20003, hlm 15-25.
2. Pengkhianatan perwusyawaratan di Daumatul Jandal

3. Menyalahi perjanjian Madain antara Muawiyyah dengan Hasan bin Ali

4. Pengangkatan outta mahkota lebih darisatu

b. Sebab-sebab khusus

1. Kelemahan dari Yazid bin Abdul Malik memecat orang-orang yang


dalam jabatannya diganti dengan orang-orang yang disukainya, padahal
pengganti itu tidak Adil.
2. Kemewahan Dan keborosan dikalangan istana.

C. Jasa-jasa dan Usaha-Usaha Pada Masa Dinasti Umayyah

Kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan dilanjutkan hingga berjumlah 14


Khalifah yang terkenal dengan Dinasti Umayyah. Mereka memegang Kekuasaan
Islam selama 90 tahun. Adapun ke 14 Khalifah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Muawiyyah bin Abu Sufyan (Muawiyyah I ) 661-680 M/41 H-60 H

2. Yazid bin Muawiyah (Yazid I ) 680-683 M / 60 H-64 H

3. Muawiyah bin Yazid (Muawiyyah II ) 683-684 M / 64 H-64 H

4. Marwan bin Hakam (Marwan I ) 684-685 M / 64-65 H

5. Abdul Malik bin Marwan 685-705 M / 65-86 H

6. Al-Walid bin Abdul Malik (Al Walid I ) 705-715 M / 86-96 H

7. Sulaiman bin Abdul Malik 715-717 M / 96-99 H

8. Umar bin Abdul Aziz (Umar II ) 717-720 M / 99-101 H

9. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II ) 720-724 M / 101-105 H

10.Hisyam bin Abdul Malik 724-743 M /105-125 H

11. Al-Walid bin Yazid (Al-Walid II ) 743-744 M / 125-126 H

12.Yazid bin Al-Walid (Yazid III ) 744-M / 126-127 H

13.Ibrahim bin Al-Walid 744 M / 127-127 H

14.Marwan bin M uhammad (Marwan II ) 744-750 M / 127-132 H

A. Usaha-Usaha dan Jasa-Jasa pada Dinasti Umayyah2

1. Usaha-Usaha Muawiyyah bin Abu Sufyan

a) Perluasan Wilayah

Muawiyah menerapakan politik perluasan wilayah kekuasaan dalam rangka dakwah islam,
sehingga ketika ia memerintah kaum Muslimin mampu menaklukan daerah-daerah yang
potensial, misalnya Turki, dan Amerika yang merupakan daerah kekuasaan Bizantium.
Kemudian didukung kemampuan pasukan maritim yang tangguh dan merupakan pasukan
yang paling hebat ketika itu, Muawuyyah mampu menguasai laut tengah.

Selain itu, kekuatan pasukan angkatan laut Muawiyyah tersebut akhirnya masuk pulau Kreta
dan dalam kekuasaan kaum Muslimin. Demikian pula pulau Arkabi yang berada diantara
Yunani dan Turki. Setelah mengadakan penyerangan kedua pulau itu, armada pasukan
Muawiyyah melanjutkan invasi ke arah barat untuk menguasai daratan Afrika Utara. Pasukan
Muawiyyah juga berjaya di wilayah timur dengan keberhasilannya menaklukan

2
Drs. Tamrin, (Sejarah Peradaban Islam), 20006,hlm 39.
Thakhanistan, Sajistan, dan Quhistan di daratan Asia Tengah, serta Sirt, Mogadishu, Tarablis,
dan Qairuwan di daerah Afrika.

b) Pengangkatan Putra Mahkota

Segera setelah menjadi khalifah, muawiyah telah mempersiapkan putranya yang bernama
Yasin untuk menjadi putra mahkota yang kelak akan menjadi khalifah setelah dia turun tahta.
Strategi yang diterapkan nya adalah melakukan lobi politik kepada tokoh-tokoh yang
berpengaruh, misalnya para pemuka masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat. Meski
demikian upaya itu masih ditentang oleh beberapa pihak yang kurang sependapat dengan
rencana itu. Penentang itu berasal dari para pemuka agama, misalnya Abdullah bin Umar,
Abdurrahman bin Abi bakar, Husein bin Ali, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Abbas
lirik para pemuka agama itu tidak menghendaki pengangkatan Khalifah dilakukan dengan
cara tunjukkan atau turun-temurun, tetapi harus dilaksanakan dengan cara musyawarah
sehingga tidak menyimpang dari pergantian pimpinan yang telah dilaksanakan oleh
Khulafaur Rasyidin selain dari para agamawan, beberapa sahabat dekat muawiyah juga
meminta penunjukan putra mahkota tidak dilakukan dalam waktu dekat. Pertimbangan para
sahabat dekatnya itu disebabkan karakter yang kurang mendukung bila diterapkan sebagai
putra mahkota sifat yang merupakan kelemahannya adalah tidak pernah serius terhadap
segala sesuatu yang meremehkan segala urusan. adapun sifat yang tidak sesuai dengan syarat
sebagai pimpinan adalah akhlak Yasin sangat tidak terpuji, sering bermabuk-mabukan, tidak
istiqomah dalam beribadah, zalim, dan pemboros.

2. Jasa-jasa Muawiyyah bin Abu Sufyan

Jasa-jasa muawiyah selama hidupnya dalam rangka mengangkat harkat dan martabat kaum
muslimin cukup banyak. Selama kepemimpinannya, umat Islam mampu disatukan dalam
menjaga keamanan negara. Bukti keberhasilannya itu antara lain bahwa selama dia berkuasa,
tidak pernah terjadi pemberontakan yang cukup berarti, kecuali penentangan yang dilakukan
oleh golongan khawarij selama 19 tahun berkuasa muawiyah mampu menciptakan suasana
yang aman dan terkendali.

Suasana kondusif itu sebagai hasil dari kemampuannya meredam pihak-pihak yang
berusaha melawan kekuasaannya. Upaya-upaya gangguan dan ancaman yang dilancarkan
oleh para penentangnya dapat dipatahkan dengan mudah. Dengan keamanan dalam negeri itu
maka muawiyah berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam. jasa-jasa yang ditorehkan oleh
muawiyah di bidang lain misalnya membentuk dinas pos, membangun istana, serta
membentuk lembaga kemiliteran dan lembaga keuangan negara.

Dalam sejarah pemerintahan secara umum, muawiyah diakui sebagai pembaharu sistem
pemerintahan kekuasaan Islam. Dari uraian di atas dapat dipelajari bahwa

a. muawiyah bin Abi Sufyan merupakan salah satu sahabat Rasulullah shalallahu
wassalam. Yang mempunyai peran cukup penting. Pengalaman politiknya diawali
ketika ia ditunjuk sebagai pimpinan perang dalam upaya menduduki wilayah Palestina
Suriah dan Mesir yang berada dibawah kekuasaan Romawi.
b. ,muawiyah bin Abi Sufyan berkuasa selama 9 tahun dan berhasil mengangkat harkat
dan martabat kaum muslimin yaitu dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan
Islam hingga merambah ke daerah Afrika utara pulau kreta dan pulau arkabi.
c. Muawiyah bin Abi Sufyan juga mempunyai jasa-jasa di bidang sosial misalnya
membentuk dinas pos, mencetak mata uang, membangun madrasah-madrasah, dan
mengangkat hakim.

3. Usaha-usaha Abdul Malik bin Marwan

beberapa upaya yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan antara lain
meredam pemberontakan golongan Syi'ah pemberontakan Abdullah bin Zubair dan
pemberontakan golongan khawarij. satu meredam pemberontakan golongan Syi'ah berawal
dari pengingkaran perjanjian yang dilakukan antara muawiyah Hasan bin Ali agar
penentuan kedudukan khalifah dilaksanakan dengan cara musyawarah dan balas dendam
atas meninggalnya Husein bin Ali maka golongan Syiah melakukan pemberontakan yang
terjadi pada tahun 686 Masehi. Khalifah Abdul Malik bin Marwan yang memerintah ketika
itu berupaya meredam nya. Pasukan pemerintah kala itu berjumlah 3000 tentara di bawah
pimpinan Abdullah bin Zaid sehingga dengan mudah dapat mematahkan serangan pasukan
Syiah. Dua meredam pemberontakan Abdullah bin Zubair Abdullah bin Zubair sudah
sering mengadakan pemberontakan baik ketika pemerintahan dipegang oleh Khulafaur
Rasyidin hingga pada pemerintahan dinasti Umayyah. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
juga mengalami gangguan dan ancaman dari Abdullah bin Zubair ini. Dia mengadakan
pemberontakan setelah mencermati bahwa keadaan umat Islam dalam perpecahan dan
negara sedang kacau. dalam menangani gangguan dan ancaman itu Khalifah Abdul Malik
bin Marwan mengerahkan tentara berjumlah 2500 personel dibawah pimpinan Yusuf detik
pasukan Yusuf AS saqafi kemudian mengepung kota Mekah dan berhasil membunuh
Abdullah bin Zubair sehingga pemberontakan dapat diredam. Tiga memadamkan
pemberontakan golongan khawarij golongan khawarij mengalami kemajuan di Irak dan
melakukan pemberontakan di sekitar jazirah Arab akan tetapi pasukan dinasti Umayyah
berhasil menumpas pemberontakan golongan khawarij pemimpin golongan khawarij yang
terkenal saat itu adalah kata dari Ibnu hujjah dan Shahab Ibnu Syar.

4. Jasa-jasa Abdul Malik bin Marwan Khalifah Abdul Malik bin Marwan termasuk salah
satu khalifah tersohor pada masa kekuasaan dinasti Umayyah. dia juga banyak meninggalkan
jasa bagi kemajuan kaum muslimin. Jasa-jasa tersebut antara lain ;

1. membentuk mahkamah agung


mahkamah agung yang dibentuk itu merupakan lembaga yang bertugas mengadili para
pejabat yang korup sehingga merugikan negara.
2. menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
dengan ditetapkannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara maka peradaban Islam
berkembang pesat seiring dengan perkembangan agama Islam, ilmu pengetahuan
kebudayaan yang meliputi seni dan sastra Arab.
3. Mendirikan jawatan pos dengan didirikannya jawatan pos maka informasi dari pusat
ke daerah menjadi lancar. fungsi lain dari jawatan pos ini adalah mengawasi kinerja para
gubernur di berbagai provinsi.
4. mendirikan bangunan bangunan berbagai bangunan berhasil didirikan untuk menopang
stabilitas negara dan pemerataan kesejahteraan misalnya mendirikan pabrik senjata dan
pabrik kapal perang di Tunisia, membangun masjid Umar di Yerusalem dan merenovasi
Masjidil haram di Mekah.

Jasa-jasa lain kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan dari uraian tentang masa
kepemimpinan Khalifah Abdul Malik bin Marwan dapat diungkapkan jasa-jasa yang lain
sebagai berikut ;

1. mempertahankan keberlangsungan dinasti Umayyah

2. menciptakan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan administrasi negara

3. menyempurnakan mushaf Alquran

4. menguasai wilayah-wilayah yang berada dalam cengkraman non muslim

5. menata administrasi negara dalam rangka mengumpulkan dan meneliti dokumen-


dokumen penting milik negara

6. menunjuk orang-orang yang berkompeten untuk menduduki jabatan gubernur dan


penguasa di daerah-daerah yang dianggap penting 7 meredam gangguan dan ancaman dari
kelompok orang-orang yang merongrong kewibawaan negara.

5. Usaha-usaha Al Walid bin Abdul Malik

Al Walid bin Abdul Malik mengadakan usaha-usaha yang cukup berarti pada masa
pemerintahannya, antara lain di bidang sosial dan perluasan wilayah.
1. di bidang sosial
beberapa usaha yang dilakukan oleh Al Walid bin Abdul Malik di sosial, antara lain
sebagai berikut a membentuk panti asuhan anak yatim dan orang-orang jompo. b.
Menunjuk petugas khusus yang menuntun orang orang buta c membangun rumah sakit
khusus untuk orang-orang yang mengidap penyakit kusta d membuat sumur sumur di
sepanjang jalan raya yang selalu diperbaiki mendirikan gedung-gedung pemerintahan,
pabrik-pabrik, madrasah-madrasah dan masjid yang bagus.
2. perluasan wilayah Al Walid bin Abdul Malik memperluas wilayah kekuasaan Islam
hingga merambah ke wilayah barat dan wilayah timur.
a) wilayah barat Al Walid bin Abdul Malik memerintahkan maslamah bin Abdul Malik
beserta pasukannya untuk merebut amuriyah hiroklah, teluk konstatinopel, pulau Sisilia
dan. Daerah-daerah tersebut berhasil diduduki pada tahun 707 Masehi. Setelah itu pada
tahun 711 Masehi, memerintahkan Musa bin nushair untuk menguasai Afrika utara
kemudian berdakwah kepada masyarakat barbar sampai akhirnya Islam dapat
berkembang di daratan Eropa. Musa bin nushair berinisiatif mengerahkan pasukan di
bawah pimpinan Thariq bin ziyad untuk menduduki Andalusia yang akhirnya dapat
menaklukkan daerah tersebut pada tahun 711 Masehi.
b) wilayah timur wilayah timur Al Walid bin Abdul Malik mengerahkan pasukan Islam
di bawah pimpinan qutaibah bin Muslim Al bahili untuk menguasai tashkent,,,,
samarkand, talikan, dan kabul. Antara tahun 707 sampai 711 masehi daerah-daerah
tersebut berhasil dikuasai
1. Jasa-jasa Al Walid bin Abdul Malik Malik jasa-jasa Al Walid bin Abdul Malik tercatat
dalam sejarah sebagai bagian penting yang mengantarkan dinasti Umayyah pada tataran
yang tinggi diantara bangsa lainnya. Kekuasaan dinasti Umayyah meliputi wilayah yang
sangat luas mulai dari daerah indus di India hingga Andalusia di Spanyol. Dengan
perluasan wilayah itu maka perkembangan dakwah Islam sangat pesat, sebagai jasa
terbesar pemerintahan Al Walid bin Abdul Malik jasa lainnya yang juga penting adalah
mengembangkan kebudayaan sehingga karya seni bangunan yang bercorak Islam
menjadi kebudayaan tertinggi kalau itu melebihi seni bangunan ala Yunani yang sudah
ada ketika itu hah jasa dibidang sosial yang ditorehkan oleh Al Walid bin Abdul Malik
adalah membangun rumah sakit, merenovasi masjid haram, dan mengadakan perbaikan
makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

6. usaha-usaha Umar bin Abdul Aziz

Khalifah Umar bin Abdul Aziz seiring dengan pola hidup dan gaya kepemimpinannya,
khulafah Umar bin Abdul Aziz banyak meninggalkan hasil dari usaha-usahanya baik dalam
bidang agama, ilmu pengetahuan sosial politik ekonomi, politik, militer serta dakwah dan
perluasan wilayah.

A. Bidang agama ;

berikut adalah usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam bidang agama

1. menghidupkan kembali ajaran Alquran dan sunnah nabi

2. mengadakan kerjasama dengan ulama-ulama besar, seperti Hasan Al Bukhari dan


Sulaiman bin Umar.

3. Menetapkan hukum berdasarkan Syariah Islam dengan tegas.

4 mengupayakan pengumpulan hadis-hadis untuk dipilih antara hadis sahih dan palsu yang
dikerjakan oleh imam Muhammad bin muslim bin syihab az Zuhri.

B. di bidang pengetahuan ;

di bidang ilmu pengetahuan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz serius mengadakan pendalaman
berbagai ilmu pengetahuan. dia memindahkan sekolah kedokteran dari iskandariyah atau
Mesir ke antioksi dan saran atau Turki.

C. Bidang sosial politik ;


di bidang sosial politik Khalifah Umar bin Abdul Aziz melaksanakan gerakan besar-besaran
antara lain ;

1. mengutamakan perilaku politik yang berdasarkan nilai kebenaran dan keadilan

2. mengutus delegasi untuk mengawasi kinerja para gubernur di berbagai daerah agar tetap
menerapkan kebenaran dan keadilan dalam pemimpin.

3 menggeser kedudukan gubernur yang tidak melaksanakan perintah agama dengan kaffah
dan zalim rakyat

D. bidang ekonomi ;

upaya yang dilakukan Khalifah Umar bin Abdul Aziz di bidang ekonomi antara lain
meringankan pajak bagi rakyat, menerbitkan peraturan tentang pelaksanaan timbangan dan
takaran. Memberantas model kerja paksa. Memberdayakan lahan pertanian irigasi kuma
pembangunan sumur sumur dan jalan-jalan raya lirik memperhatikan fakir miskin dan anak
yatim.

E. di bidang militer ;

Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak mengutamakan bidang militer dalam kepemimpinannya
artinya ia tidak memiliki angkatan perang yang kuat. Hal itu disebabkan kepemimpinannya
berorientasi pada upaya menciptakan kesejahteraan rakyat sehingga ia lebih cenderung
memprioritaskan pembangunan dalam negeri.

F. bidang dakwah dan perluasan wilayah;

Sebagaimana orientasi pemimpinannya, maka Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkeyakinan
bahwa untuk memperluas wilayah lebih efektif bila dilakukan melalui

dakwah dan penekanan pada Amar ma'ruf nahi munkar, bukan menggunakan kekuatan
militer. Tradisi lama yang mencela Ali bin Abi Thalib beserta keluarganya pada setiap
khutbah salat Jumat tidak dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz karena menurut hal
itu tidak baik. Ia lebih suka membacakan firman Allah subhanahu wa ta'ala yang tercantum
dalam Al Quran surat an-nahl ayat 90 yang artinya "sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari
perbuatan keji dan mungkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada Mu agar
kamu dapat mengambil pelajaran".

7. Jasa-Jasa Umar bin Abdul Aziz

a. Menumbuhkan rasa perdamaian berdasarkan pada syariat Islam

b. Menciptakan kesejahteraan rakyat

c. Menjujung tinggi hak-hak asasi manusia


d. Menerbitkan undang-undang tentang pertanahan berdasarkan keadilan.

e. Membukan lahan pertanian yang disertaidengan sistem

irigasi.

f. Mendirikan masjid-masjid sebagai sarana dakwah.

g. Menganggarkan Dana bagimasyarakat yang kurang

mampu

h. Membukan banyak sekali hadist-hadist Rasulullah

saw.3

D. Peninggalan Dinasti Umayyah

Seni bangunan (arsitektur) pada zaman Umayyah bertumpu pada bangunan sipil berupa kota-
kota dan bangunan agama berupa masjid-masjid4.Pada masa Walid bin Abd al-Malik
dibangun pula masjid agung yang terkenal dengan nama “Masjid Damaskus” atas kreasi
arsitektur Abu Ubaidah bin Jarrah5. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga menyediakan
dana 10.000 dinar emas untuk memperluas dan menyempurnakan perbaikan masjid al-
Haram. Begitupula masjid Nabawi, juga diperindah dan diperluas dengan arsitektur Syiriah
dibawah pengawasan Umar bin Abdul Aziz.Masjid Umayyah di Damaskus mengekspresikan
tema lain. Masjid ini dibangun dengan penyerapan motif klasik Romawi, Hellenistik dan
motif Kristen menjadi sebuah bangunan baru yang khas sebagai arsitektur muslim.
Termasuk penggunaan seni mosaik.

3
Drs. H. T. Ridwan, M,Ag, (SEJARAH PERADABAN ISLAM), 30003 , hlm, 50-65.
4
Siti Maryam (ed), Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, 2004), 75.

5
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975)
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Daulah Umayyah adalah negara Islam yang memiliki sejarah besar dan pengaruh yang luas
dalam penyebaran agama Islam. Daulah ini berhasil mempersatukan wilayah dari Cina
hingga Prancis bagian Selatan di bawah satu naungan kekhalifahan Islam, Kekhalifahan Bani
Umayyah.

Masa ini adalah masa keemasan Islam, masa dimana generasi terbaik Islam hidup bahkan di
antara mereka menduduki kursi pemerintahan. Masa ini adalah masa dimana para sahabat
Nabi masih hadir membimbing umat. Masa ini adalah masa berkumpulnya tiga generasi
terbaik; sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اس قَرْ نِي ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم‬
ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian


generasi berikutnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dari negeri-negeri taklukkan, Daulah Umayyah lahirlah putra-putra terbaik Islam semisal
Imam Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Tirmidzi, Ibnu Khaldun, ath-Thabari, adz-Dzahabi, dan
tokoh-tokoh lainnya.

Semestinya hal ini cukup membuat orang-orang setelah mereka memuji mereka dan
mendoakan kebaikan untuk mereka atas jasa yang telah mereka usahakan untuk Islam dan
kaum muslimin.

System penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi
Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengatutrannya tidak jelas. Ketidakjelasan
system enggantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat
dikalangan anggota keluarga istana. 2. Latar belakang terbentuknya dinasti Umayah tidak
bias dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali. 3. Pada masa bani
Umayah, pertentangan etnis antara suku Arabia (Bani Qays) dan Arabia selatan (Bani Kalb)
yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing. 4. Lemahnya pemerintahan
daulat Bani Umayah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga
anak-anak khalifah tidak sanggu memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi
kekuasaan. 5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayah adalah
munculnya kekuatan yang di pelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib.

B. SARAN

Penulis menyarankan beberapa hal terkait dengan proses pembelajaran diatas antaralain:

 Menciptakan alat peraga sederhana agar pembelajaran dapat dilakukan dengan luas
sehingga tercipta wawasan-wawasan yang profesional.
 Untuk pengembangan dan meluaskan pengetahuan mengenai sejarah islam.
 Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah dikemudian
hari.

Anda mungkin juga menyukai