Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


FAKTOR PENENTU KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN
PEMERINTAHAN DINASTI UMAYYAH
DANRELEVANSINYA DENGAN PEMERINTAHAN SAAT
INI.
Dosen Pengampu:Waluyo Erry Wahyudi,M.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK :6


Fawaz Shufwan :2111010423
Isror Albar :2111010415

KLS L
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
NEGERI UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat yang luarbiasa, keteguhan, serta kekuatan sehingga kamibisa menyelesaikan
makalah ini.Shalawat beserta salam semoga tercurahkanlimpahkan kepada Nabi kita
semua Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya.Dalam penyusunan makalah
ini, kami telah berusaha semaksimal mungkindan tentunya dengan bantuan atau
rujukan dari berbagai sumber, sehingga dapatmemperlancar penyusunan makalah
ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikanbanyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu kami dalampembuatan makalah ini.Kami ucapkan
banyak terima kasih kepada Bpk Waluyo Erry Wahyudi,M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.Kami sadar betul bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Olehkarenanya penulis sangat
menghargai masukan atau kritik yang membagunsupaya bisa lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah kedepannya.

Bandar Lampung,Jum’at,24 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A.Latar Belakang ..................................................................................................1
B.Rumusan Masalah: ............................................................................................ 2
C.Tujuan Masalah: ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A.Faktor Kemajuan Dinasti Umayyah ..................................................................3
B.PRESTASI DINASTI UMAYYAH ..................................................................6
C. Kemunduran Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah .............................. 8
D.Relevansi Pemerintahan Dinasti Umayyah dengan pemerintahan saat ini .....10
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 12
A.Kesimpulan .........................................................................................................12
B.Saran ................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah,
merupakan pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi
monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh
melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara
terbanyak1
Kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan
seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah
bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia menyebutnya
“khalifah Allah” dalam pengertian “dalam pengertian “penguasa” yang diangkat
oleh Allah. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota
Negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa
sebagai gubernur sebelumnya. Kalifah – khalifah besar dinasti Bani Umayah ini
adalah Muawiyah ibn Abi Sufyan (661 – 680 M), Abd al – Malik ibn Marwan
(685 – 705 M), al Walid ibn Abdul Malik (705 – 715M), Umar ibn Abd al – Aziz
(717 – 720 M dan Hasyim ibn Abd al – Malik ( 724 – 743 M).
Kekuasaan Daulah Umayyah dapat bertahan karena ditopang oleh paham
kesukuan yang muncul sejak terjadinya tragedy terbunuhnya Utsman.
Kekuasaaan Daulah Umayyah ini selalu membawa bendera suku Quraisy yang
tidak dapat dilepaskan. Dan didukung pula adanya pribadi yang tangguh dalam
menghadapi berbagai kekacauan yang terjadi dan dapat mengontorol wilayah
yang jauh dari pusat kekuasaan. Pemerintahan ini juga mampu memposisikan
paham kekuasaan absolute dalam batas yang masih terkontrol2. Namun berdirinya
Daulah Umayyah (661-750) tidak semata-mata peralihan kekuasaan,namun
mengandung banyak

1
Muhammad ibn Jarir al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk (The History of the Prophets and
Kings).
2
Hitti, Philip K., History of the Arabs

1
implikasi, di antaranya adalah perubahan beberapa prinsip dan berkembangnya
corak baru yang sangat mempengaruhi imperium dan perkembangan umat Islam.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami kelompok 6 merumuskan masalah:

1.Apa faktor pendukung dan prestasi Dinasti Umayyah


2.Apa Faktor penyebab kemunduran Dinasti Umayyah
3.Apa relevansi pemerintahan Dinasti Umayyah dengan pemerintahan saat ini
C.Tujuan Masalah:
Adapun tujuan penyusunan maakalah ini sebagaai berikut

Dari latar belakang diatas kami kelompok 4 merumuskan masalah:


1.Untuk mengetahui faktor pendukung dan prestasi Dinasti Umayyah

2.Untuk mengetahui Faktor penyebab kemunduran Dinasti Umayyah


3.Untuk mengetahui relevansi pemerintahan Dinasti Umayyah dengan
pemerintahan saat ini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Faktor Kemajuan Dinasti Umayyah


Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut
Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan
Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang
sering disebut Daulah Abbasiyah3.
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya
wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat
dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik,
keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer4. 2
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini
meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial,
dan bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani
Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
a.Faktor internal antara lain:
Konsistensi dan istiqamahumat Islam kepada ajaran Islam,Ajaran Islam yang
mendorong umatnya untuk maju,Islam sebagai rahmat seluruh alam,Islam sebagai
agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi
da\nukhrawi.
b.Faktor eksternal antara lain seperti berikut:
1.Terjadinya Asimilasi

3
Khaled, Hanan, "The Umayyad Mosque: Examining the Art and Architecture of Damascus’
Greatest Monument," Archnet-IJAR: International Journal of Architectural Research, Volume 4,
Issue 2, 2010
4
Kennedy, Hugh, The Prophet and the Age of the Caliphates: The Islamic Near East from the 6th to
the 11th Century (2nd Edition), Pearson Education Ltd., 2004.

3
Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada
saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa
dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk
melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2.Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan
dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan
ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia,
dan sejarah.
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya
gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik
tersebut, antara lain seperti berikut:
Al-Usairy menyebut empat keutamaan Dinasti Umayyah yang dilupakan
sejarah.
a. Muawiyah seorang sahabat mulia. Walaupun melakukan kesalahan ijtihad
politik,yaitu tidak mengakui pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan
khalifah Ali,namun tetap ia berlaku adil karena semua sahabat adil. Marwan bin
Hakam, khalifah keempat Dinasti Umayyah adalah lapisan pertama tabi’in yang
banyak meriwayatkan hadis dari sejumlah sahabat besar. Abdul Malik seorang
ulama besar Madinah, sementara Umar bin Abdul Aziz dianggap sebagai kholifah
kelima khulafaur rasydin. Pernyaan ini ia perkuat dengan sebuah sabda
Rasulullah,“Manusia terbaik adalah manusia yang berada di masaku, kemudian
generasi setelahmereka, lalu generasi setelah mereka.”
b. Dinasti Umayyah selalu menghormati kalangan berilmu dan orang-orang
yang memiliki sipat-sipat utama.
c. Dinasti Umayyah melakukan terobosan besar di bidang politik kekuasaan
Negara dengan menguasai negeri dan daerah hingga sampai ke wilayah Cina di
sebelah timur, Andalusia (Spanyol), dan selatan Perancis di sebelah barat.

4
d. Dinasti Umayyah sukses menghidupkan tanah-tanah mati menjadi produktif
yang menjadi andalan hidup msyarakat, membangun infrastruktur yang megah di
berbagai daerah kekuasaan5.
Pernyataan Al-Usairy patut kita uji kebenaraannya. Hemat kami, poin ketiga
dan kempat bisa dipercaya karena bukti-bukti sejarah memang ada. Namun untuk
poin pertama dan kedua, tidak ada alasan untuk menyetuji tanpa melakukan kritik.
Kalau benar Umayyah pengikut setia Muhammad, Nabi akan kecewa dengan cara
berpolitik yang digunakan oleh Umawiyah dan sebagaian khalifah-khalifah
Dinasti Umayyah lainnya. Oleh karena itu, keadilan seorang sahabat dengan
sendirinya akan hilang karena dosa-dosa besar yang dilakukannya. Karena selain
Nabi tidak ada yang dima’shum, kecuali dalam tradisi teologi kaum Syiah.
Dalam sejarah Dinasti Umayyah, mayoritas khalifah-khalifahnya dan para
pembantunya tidak menghargai kalangan berilmu kecuali dari kelompoknya dan
yang bisa ditundukan. Ulama-ulama yang bukan dari kelompok mereka dan yang
tidak bisa ditundukan dikejar dan dibunuh atas perintah raja Dinasti Umayyah6.
karena itu kami akan merumuskan kemajuan-kemajuan Bani Umayyah, tanpa
melihat cara mereka mewujudkan kemajuan-kemajuan tersebut.Perluasan
wilayah sampai batas-batas terjauh. Wilayah Islam membentang dari Lautan
Atlantik dan Pyreness sampai ke Indus dan perbatasan Cina; dari pantai Biscay
hingga Indus dan
daratan Cina, serta dari laut Aral hingga sungai Nil. Pada masa kejayaan tersebut,
terjadi penaklukan Spanyol dan penaklukan kembali Afrika Utara. Jadi seratus
tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad, islam telah menyentuh wilayah yang
sangat luas7.
Mengenai kehebatan ekspansi Dinasti Umayyah ini, Karen Armstrong menulis
bahwa kaum muslimin telah mampu mendirikan imperium mereka di bawah
kepemimpinan Dinasti Umayyah. Imperium ini berkuasa hingga kawasan Asia
dan

5
Ibid,hlm 183
6
Rakhmat, Al-Mustafa; Pengantar, hlm. 27-28.
7
Hitti, The History of Arabs, hlm. 255

5
Afrika Utara. Ekspansi itu tidak saja diilhami oleh agama, tetapi juga oleh
semangant imperialisme Arab8.
Nasionalisasi atau arabisasi dalam bidang adminitrasi, yaitu diantaranya dengan
mengharuskan menggunakan Bahasa Arab dalam pelayanan administrasi
pemerintahan.
Pembentukan enam lembaga atau departemen di pusat pemerintahan.
a) Diwan al-Kharaj (Departemen Perpajakan) yang berwenang mengelola
seluruh keuangan negara, termasuk mengumpulkan pendapatan pajak dan
membagikannya untuk masyarakat
b) Diwan al-Rasa’il (Lembaga Korespondensi) yang bertugas mengkordinir
semua hal yang berkaitan dengan surat menyurat.
c) Diwan al-Khatam (Lembaga Pelayanan Stempel) yang berwenang untuk
membuat dan memelihara salinan dari setiap dokumen resmi Negara.
d) Diwan al-Barid (Lembaga Pelayanan Pos) bertugas untuk menyampaikan
berita-berita antara raja dan para pejabat, termasuk pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
e) Diwan al-Qudat (Lembaga Peradilan) yang bertugas memproses dan
memutus perkara
f) Diwan al-Jund (Angkatan Bersenjata) yang bertugas membentuk angkatan
bersenjata dan mengkordinirnya.
Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, termasuk pembangunan berbagai
monumen dan masjid-masjid, diantaranya Kubah Batu di Yerusalem dan Masjid
Muawiyah di Damaskus, dan perbaikan Masjid Nabawi di Madinah.Pembuatan
keping mata uang Arab pertama dalam sejarah pemerintahan islam yang
diberlakukan dalam transaksi perdagangan.
B.PRESTASI DINASTI UMAYYAH
Prestasi Dinasti Umayyah cukup besar dalam hal perluasan wilayah. Dinasti ini
berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai penjuru dunia, seperti

8
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan Yang Dilakukan oleh OrangOrang
Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4000 Tahun. Diterjemahkan dari The History of God oleh
Zainul AM (Bandung: Mizan. 2003), Cet. VI.

6
Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina,Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil
Asia, Persia, Afghanistan,Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Kirgis. Selain
keberhasilan dalam hal perluasan wilayah, dinasti ini juga memiliki keberhasilan
dalam bidang-bidang lainnya, yaitu:
1. Pemisahan kekuasaan
Pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (spiritual power) dengan kekuasaan
politik (temporal power). Hal itu dilakukan karena Muawiyah bukanlah seorang
yang ahli dalam soal-soal keagamaan, maka masalah keagamaan ia serahkan kepada
para ulama.
2.Pembagian wilayah
Pada masa khalifah Umar bin Khattab terdapat 8 propinsi.Maka pada masa
Dinasti Umayyah menjadi 10 propinsi. Tiap tiap propinsi dikepalai oleh gubernur
yang bertanggung jawab langsung kepada khalifah. Gubernur berhak menunjuk
wakilnya di daerah yang lebih kecil dan mereka dinamakan amil.
Bidang administrasi pemerintahan
Dinasti umayyah membentuk beberapa diwan (departemen) yaitu :
a. Diwan al Rasail, semacam sekretaris jenderal yang berfungsi untuk mengurus
surat-surat negara yang ditujukan kepada para gubernur atau menerima
suratsurat dari mereka.
b. Diwan al Kharraj, yang berfungsi untuk mengurus masalah pajak
c. Diwan al Barid, yang berfungsi sebagai penyampai berita-berita rahasia daerah
kepada pemerintah pusat
d. Diwan al Khatam, yang berfungsi untuk mencatat atau menyalin peraturan yang
dikeluarkan oleh khalifah
e. Diwan Musghlihat, yang berfungsi untuk menangani berbagai kepentingan
umum
4. Organisasi keuangan
Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan,
Walaupun pengelolaan asset dari pajak tetap di baitul mal.
5. Organisasi ketentaraan

7
Pada masa ini keluar kebijakan yang agak memaksa untuk menjadi tentara yaitu
dengan adanya undang-undang wajib militer yang dinamakan Nidhomul Tajnidil
Ijbary‖
6. Organisasi Kehakiman
Kehakiman pada masa ini mempunyai dua ciri khas yaitu:
a. Seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dengan ijtihad.
b. Kehakiman belum terpengaruh dengan politik.
7. Bidang seni dan sastra
Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa terjadi penyeragaman bahasa, yaitu
semua administrasi negara harus memakai bahasa Arab.
8. Bidang seni rupa
Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan kaligrafi sebagai
motifnya.
9. Bidang arsitektur
Telah dibangunnya kubah al sakhrah di Baitul Maqdis yang dibangun oleh
khalifah
Abdul Malik ibn Marwan.9
C. Kemunduran Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah
Kebesaran yang telah diraih oleh Dinasti Bani Umayyah ternyata tidak
mampu menahan kehancurannya,yang diakibatkan oleh beberapa faktor antara
lain:10
7 faktor penyebab kemunduran kekuasaan Bani Umayyah, yaitu :
1. Persoalan suksesi kekhalifahan
2. Sikap glamor penguasa, Krisis keuangan dan korupsi dalam pemerintahan.
3. Perlawanan kaum Khawarij
4. Perlawanan dari kelompok Syi’ah
5. Meruncingnya pertentangan etnis antara kelompok Arab dan non-Arab.
6. Timbulnya stratifikasi sosial

9
Kartika Sari,M.Hum,Sejarah Peradaban Islam,hlm 45-46
10
Nur, Muhammad. "Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan
Dan Kemunduran)." PUSAKA 3.1 (2015): 111-126.

8
7. Munculnya kekuatan baru.
Munculnya kekuatan baru Yang dipelopori oleh Abbas bin Abdul Muthalib
yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim,Syiah dan Mawali yang
merasa dikelas duakan oleh pemerintah Bani Umayyah (kemudian menjadi
cikal bakal berdirinya Dinasti Abbasiyah).
Sedangkan kemunduran atau bahkan kehancuran peradaban Islam pada masa
Bani Umayyah ini oleh karena 2 sebab, yaitu :
1. Hancurnya kekuasaan Islam di Andalusia dan rendahnya semangat para ahli
dalam menggali budaya Islam
Kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia pada 1492 M berdampak buruk
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Para ahli tidak
banyak memiliki motivasi untuk mengkaji ilmu pengetahuan lagi.Karena mereka
sudah merasa putus asa skibat serangan yang dilakukan oleh para penguasa
Kristen, dan tindakan para penguasa tersebut terhadap peninggalan peradaban
Islam di Andalusia, seperti penghancuran pusat-pusat peradaban Islam dan
sebagainya.
2. Banyaknya orang Eropa yang menguasai ilmu pengetahuan dari Islam
Di lembaga-lembaga pendidikan tinggi, tidak hanya orang-orang Islam yang
diberikan kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi juga kesempatan itu
diberikan kepada semua orang, termasuklah orang-orang Kristen Barat yang
tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh umat
Islam.
Ketertarikan karena metode ilmiah Islam, seorang pendeta Kristen Roma
anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon (1214 –1292 M)
datang belajar bahasa Arab di Paris antara tahun 1240 – 1268 M.Melalui
kemampuan bahasa Arab dan bahasa Latinnya itu, ia dapatmembaca naskah asli
dan terjemahan berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli
dan terjemahan dibawanya ke Inggris pada Universitas Oxford, lalu
diterjemahkannya dengan menghilangkan nama pengarang aslinya, yang
kemudian dikatakannya sebagai hasil karyanya sendiri. Sejak saat itulah mulai

9
banyak bermunculan orang Eropa yang menterjemahkan buku-buku yang
dikarang oleh tokoh-tokoh Islam sebagai hasil karya sendiri

D.Relevansi Pemerintahan Dinasti Umayyah dengan pemerintahan saat ini


Dalam bidang pemerintahan,budaya Arab pada masa Dinasti Umayyah
mengalami perubahan dan kemajuan.perubahan yang signifikan dan memiliki
pengaruh besar dikemudian hari adalah diubahnya system demokrasi atau syurah
(musyawarah untuk memilih kahlifah) dengan system monarki,pembentukan dewan
dewan,penetapan pajak dan kharaj,system pemerintahan profensial,dan kemajuan
dibidang militer.Pada masa dinasti ini juga dibentuk lima dewan dipusat
pemerintahan dewan militer (diwanul jund),dewan keuangan (dewan kharaj) dewan
surat menyurat (diwanul rasail),dewan pencapan (diwanul khatam) dan dewan pos
(diwanul-barid) (Ali,1995:23011
Relevansi pemerintahan Dinasti Umayyah dengan pemerintahan saat ini dapat
dipahami melalui beberapa aspek yang masih memiliki pengaruh atau keterkaitan
dalam sejarah dan budaya. Namun, perlu dicatat bahwa relevansi ini bisa bervariasi
tergantung pada konteks sejarah dan politik masing-masing negara. Berikut adalah
beberapa poin relevansi yang mungkin ada:asa pemerintahannya, Bani Umayyah
telah banyak membuat kebijakan politik, diantaranya12:
Pertama, Kekuasaan sentral: Dinasti Umayyah adalah kekhalifahan yang
memiliki kekuasaan sentral yang kuat. Pemerintahan saat ini di beberapa negara
masih memiliki struktur pemerintahan yang mirip dengan kekhalifahan, dengan
pemimpin pusat yang memiliki wewenang politik dan agama yang signifikan
Kedua, Warisan administratif: Dinasti Umayyah dikenal karena sistem
administratif yang terorganisir dengan baik. Mereka mengembangkan birokrasi
yang efisien dan sistem pajak yang canggih. Prinsip-prinsip administrasi dan
manajemen yang dikembangkan pada masa Dinasti Umayyah masih memiliki

11
Manshur, Fadlil Munawwar. "Pertumbuhan Dan Perkembangan Budaya Arab Pada Masa Dinasti
Umayyah." Jurnal Humaniora. UGM 15.2 (2003).
12
Patricia Crone, "The Nativist Prophets of Early Islamic Iran: Rural Revolt and Local
Zoroastrianism," Cambridge University Press, 2012.

10
relevansi dalam pemerintahan saat ini, di mana beberapa negara menerapkan sistem
administrasi yang terinspirasi dari sistem sebelumnya.

Ketiga, menumpas orang-orang yang beroposisi yang dianggap berbahaya


jika tidak bisa dibujuk dengan harta dan kedudukan dan menumpas kaum
pemberontak.
Keempat, membangun kekuatan militer yang terdiri dari tiga angkatan yaitu
darat, laut dan kepolisisan yang tangguh dan loyal.
Kelima, Pengaruh budaya dan arsitektur: Dinasti Umayyah mewariskan
pengaruh budaya Arab dan Islam yang penting dalam seni, arsitektur, dan sastra.
Gaya arsitektur masjid dan monumen Islam saat ini di berbagai negara masih
terinspirasi oleh warisan arsitektur Dinasti Umayyah, seperti Masjidil Haram di
Mekah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem.
Keenam, baik Muawiyah maupun para penggantinya membuat kebijaksanaan
yang berbeda dari zaman Khulafa Rasyidin.
Ketujuh, Muawiyah mengadakan pembaharuan dibidang administrasi
pemerintah dan melengkapinya dengan jabatan-jabatan baru yang sangat banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantium.
Kedelapan, kebijaksanaan dan keputusan politik penting dibuat oleh Khalifah
Muawiyah adalah mengubah sistem pemerintahan dari bentuk khalifah yang
bercorak Demokratis menjadi sistem Monarki dengan mengangkat putranya,
Yazid menjadi putra mahkota.
Kesembilan Pengaruh agama: Dinasti Umayyah memainkan peran penting
dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam.Pengaruh Islam masih terlihat
dalam pemerintahan saat ini di negara-negara mayoritas Muslim, di mana agama
tersebut masih menjadi faktor penting dalam kehidupan politik dan sosial. Sumber
hukum Islam, seperti Al-Quran dan Hadis, masih digunakan sebagai dasar untuk
membentuk kebijakan pemerintah di beberapa negara.
Dinasti Umayyah dalam keberhasilannya melakukan ekspansi kekuasaan
Islam jauh lebih besar daripada imperium Roma pada puncak kebesarannya.

11
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Secara umum, Dinasti Umayyah berhasil melahirkan peradaban Islam yang
luar biasa. Era Dinasti Umayyah ini menjadi catatan sejarah islam yang berhasil
membuktikanan kepada dunia bahwa bahwa kerajaan Islam mampu berdiri tegak
dan bersaing dengan dua kerajaan besar non muslim, yaitu Persia dan Bizantium.
Secara moralitas politik dan moralitas keagamaan, Dinasti Umayyah ini
mengalami kebobrokan moral. Kecuali Umar ibn Abdul Aziz, tidak satu pun dari
khalifahkhalifah Dinasti Umayyah ini yang mencontoh moralitas politik
Rasulullah SAW. Kelak kebobrokan moral ini menjadi salah satu pemicu
keruntuhan Dinasti Umayyah.
Relafansi pemerintahan Dinasti Umayyan dengan pemerintahan saat ini:
1. Diubahnya system demokrasi atau syurah (musyawarah untuk memilih
kahlifah) dengan system monarki,pembentukan dewan dewan,penetapan
pajak dan kharaj,system pemerintahan profensial,dan kemajuan dibidang
militer.
2. Pada masa dinasti ini juga dibentuk lima dewan dipusat pemerintahan dewan
militer (diwanul jund),dewan keuangan (dewan kharaj) dewan surat menyurat
(diwanul rasail),dewan pencapan (diwanul khatam) dan dewan pos
(diwanulbarid).
B.Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan,semoga pembahasan dalam
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.Apabila dalam
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam
pemaparannya,kami selaku pembuat makalah mohon maaf,kepada Allah kami
mohon ampunannya.Tidak lupa kami mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Diterjemahkan dari at-Tarikh al-Islam oleh Samson Rahman. Jakarta: Akbar Media
Eka Sarana.
Amstrong, Karen. 2003. Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan Yang Dilakukan
oleh Orang-Orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4000 Tahun.
Diterjemahkan dari The History of God oleh Zainul AM. Bandung: Mizan.
Dahlan, Syekh Ihsan Muhammad. Sirojuttholibin . Darul Ihya al-Kutubul
alArabiyyah.
Hitti, Philip K. 2008.The History of Arabs. Diterjemahkan dari The History of
Arabs; From The Earliest Times to The Present oleh R. Cecep Lukman Yasin
dan dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.Rahmat,
Jalaludin. 2002. Al-Mustafa; Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi Saw.
Bandung: Muthahhari Press.
Tibrizi, E. Abdul Aziz. Sejarah Kebudayaan Islam; Diktat II .Tangerang: Ponpes
Daarul elQalam.
Yatim, Badri. 1995. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sari Kartika ,M.Hum,Sejarah Peradaban Islam.
Patricia Crone, "The Nativist Prophets of Early Islamic Iran: Rural Revolt and Local
Zoroastrianism," Cambridge University Press, 2012.

13

Anda mungkin juga menyukai