Anda di halaman 1dari 15

STUDI SEJARAH ISLAM

MATA KULIAH STUDI KEISLAMAN

MAKALAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Keislaman

DISUSUN OLEH:

ATHIKA NUR AULIA SAHARY

NIM : 23742350001

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (HTN)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BUMI SILAMPARI KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Dzat yang menegakkan langit, membentangkan
bumi, dan mengurusi seluruh makhluk. Dzat yang mengutus rasulullah S.A.W
sebagai pembawa petunjuk dan menjelaskan syariat agama kepada setiap mukallaf
secara jelas dan terang.
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW. hamba dan utusan Nya yang
tercinta, sosok yang paling utama diantara seluruh makhluk. Beliau dimuliakan
dengan Al-Quran yang merupakan mukjizat serta sunnah yang menjadi
pembimbing bagi umat manusia. Rahmat dan keselamatan Allah SWT. semoga
selalu dilimpahkan kepada seluruh nabi dan rasul, kepada keluarga, dan para
shalihan.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak pembimbing yang telah membimbing
serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah
yang berjudul “Studi Sejarah Islam” dan juga terima kasih yang sebesar –
besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
terselesaikan makalah ini.
Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan
makalah ini, tentu masih banyak kekurangan. kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan, maka
dengan hal itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
sehingga ke depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan yang lebih baik demi
penyempurnaan makalah ini.

Lubuk Linggau, 2023

Athika Aulia Nur Sahary

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar..........................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Periodisasi Sejarah Islam..................................................................3
B. Proses Penyebaran Islam...................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................11
B. Saran..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, sebagai agama yang telah mengalami perkembangan
sejak abad ke- 14 yang masih memiliki permasalahan yang masih perlu untuk di
kaji yang berkaitan dengan ajaran dan kegiatan politik, ekonomi, social, dan
budaya. Sudut padang yang dimaksud yaitu kajian tentang sejarah islam. Apabila
sejarah dijadikan sesuatu pendekatan untuk mempelajari agama maka sudut
pandang yang digunakan dapat mengarah pada kejadian yang terjadi di masa
lampau. Penelitian berkaitan dengan dimensi waktu, bahkan pendekatan sejarah
bukan hanya melihat dari partumbuhan, pengembangan dan jatuhnya akan tetapi
melihat dari gejala-gejala stuktural yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
Sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarotun yang berarti pohon. Kata ini
berkembang kemudian menjadi akar, keturunan, asalusul, riwayat, dan silsilah.
Dalam bahasa inggris berarti history, yang berasal dari bahasa yunani yang berarti
ilmu. Menurut pengertian diatas bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau, baik social, pendidikan, dan
sesuatu yang bener terjadi. Dalam hal ini menyatakan bahwa pendekatan sejarah
dapat diartikan sebagai sebuah sudut pandang objek kajian yang akan diteliti
secara ilmiah berdasarkan sejarah. Sejarah islam adalah suatu peristiwa yang
terjadi di masa lalu yang berkaitan dengan agama islam. Pendekatan sejarah study
islam dapat diartikan sebuah sudut pandang objek kajian yang akan diteliti secara
ilmiah dengan berdasarkan sejarah. Sejarah yang diangkat kepermukaan adalah
sejarah terkait dengan kajian islam yang menjadi objeknya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja periodisasi Sejarah islam?
2. Bagaimana Proses Penyebaran Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Periodisasi Sejarah islam
2. Mengetahui Proses penyebaran islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERIODISASI SEJARAH ISLAM


1. Masa Sebelum Islam
Masyarakat Arab pra Islam adalah masyarakat yang memiliki bermacam-
macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan hidup. Begitu pun Islam
yang diturunkan untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia. Namun,
peraturan dan hukum-hukum Islam banyak berbeda dengan agama lain yang
telah dianut masyarakat Arab pra Islam, sehingga menimbulkan banyak
perlawanan Sebelum diturunkannya awal kesempurnaan Islam di Gua Hira
kepada Nabi Muhammad SAW, di sekitar Laut Tengah (Mediterania) abad
ke-6 masehi, ada dua kekaisaran adidaya, yaitu Kekaisaran Romawi dan
Persia. Sejak abad ke-6, laut Mediterania telah menjadi tempat persilangan
dimana perebutan pengaruh dan budaya etnis dan agama terjadi.

2. Periode Klasik (650-1250 M)


Periode ini dimulai sejak zaman Rasulullah Saw. hingga Dinasti
Abbasiyah Sejak kecil, Rasulullah dikenal sebagai orang yang berbudi pekerti
luhur. Beliau tidak pernah ikut-ikutan kebiasaan buruk masyarakat kala itu,
seperti minum khamr dan berjudi. Karena itulah Rasulullah Saw diberi
julukan al-Amin, yang artinya orang yang dipercaya Ketika Rasulullaah di
Mekah, dakwah fokus ke pengajaran tauhid, baru setelah hijrah ke Madinah
Rasulullah Saw, membina masyarakat dengan membangun tauhid.
Masyarakat Madinah lebih demokratis dibanding dengan masyarakat Mekah
Hal ini dibuktikan dari diadakannya Piagam Madinah. Ringkasan isi Piagam
Madinah oleh Syalabi meliputi:
1. Pengakuan terhadap hak pribadi, keagamaan, dan politik
2. Terjaminnya kebebasan beragama
3. Membantu secara moril dan materiil adalah kewajiban penduduk Madinah,
baik itu Muslim, Yahudi, maupun Nasrani

3
4. Pemimpin tertinggi Madinah adalah Nabi Muhammad Saw.

a. Khulafaur rasyidin
Setelah Rasulullah Saw. wafat, tonggak kepemimpinan dilanjutkan oleh
al-Khulafa al- Rasyidin Mereka juga membuat dasar-dasar pemerintahan
yang demokratis, membentuk departemen departemen, dan jabatan lain untuk
mengurus urusan publik. Abu bakar menjadi khalifah pada tahun 632 M.
tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia Masanya yang singkat banyak
dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah yang ditimbulkan oleh
suku suku bangsa arab yang tidak mau tunduk lagi kepada madinah. Mereka
menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan nabi Mukhamad
SAW dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Mereka
selanjutnya menentang Abu Bakar Kholid ibn Walid adalah jendral yang
banyak jasanya dalam mengatasi perang riddah ini Setelah selesai perang
dalam negri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan
ke luar arabia.
Khalid ibn Walid dikirim ke irak dan dapat menguasai Al- Hirrah tahun
634 M. ke Suria dikirim tentara dibawah pimpinan tiga jenderal, Amr Ibn Al-
Aas, Yazid Ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil Ibn Hasanah. Untuk memperkuat
tentara ini Khalid Ibn Walid kemudian diperintahkan untuk meninggalkan
irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalanı, delapan belas hari
kemudian dia sampai di Suriah.

b. Dinasti Umayyah
Setelah peninggalan masa Khalifah yang 4 berdirilah Dinasti Umayyah
pada tahun 661 Masehi di Damaskus, oleh Muawiyah bin Abu Sufyan, pada
masa ini perluasan wilayah islam semakin diperbesar Pada masa Dinasti
Umayyah kekuasaan islam sangat luas sampai ke daratan Spanyol, Afrika
Utara, Syria, Palestina, Persia, Irak, Jazirah Arab sebagian Asia kecil seperti
Afganistan, Pakistan, Purkmenia, Kirgiztan, dan Uzbekistan Dinasti
Umayyah juga melakukan perkembangan di bidang pembangunan dan

4
pengetahuan selain dari mempeluas willayah kekuasaan Tokok-tokoh yang
berperan penting pada masa ini diantaranya Al-Khalil bin Ahmad, Sibawaih,
Hasan al-Basri, dan Ibnu Syihab Az-Zuhri.

c. Dinasti Abassiyah
Dinasti Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad
ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas dan dimulai pada tahun 750-1258 Masehi.
Dinasti ini berdiri setelah setelah memenangkan pertarungan dengan Dinasti
Umayyah Banyak yang menyebutkan pada masa ini umat islam berada pada
puncak daya cipta penalaran, dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi yang akan menjadi referensi peradaban barat. Banyak rumah sakit-
rumah sakit yang didirikan menggunakan kekayaan negara, begitu juga
pendidikan kedokteran, farmasi, perpustakaan, dan pusat penerjemah.
Tokoh-tokoh yang berperan pama masa Dinasti Abbasiyah ini di antaranya
adalah al- Kindi, ar-Razi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawih dan Al-
Ghazali. Seiring berkembangnya zaman kemudian terjadi masa Disintegrasi,
dimana negara yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan, perlahan-lahan
melepaskan diri dan mulai muncul dinasti-dinasti kecil.

3. Periode Pertengahan (1250-1800 M)


a. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)
Pada masa kemunduran I ini, disentralisasi dan disintegrasi dalam dunia
islam meningkat. Pada zamn ini pula, terjadi kehancuran khilafah secara
formal. Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh seluruh
umat sebagai lambing persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan utsmani
mengangkat khalifah baru di Istambul pada abad ke- 16. Bagiana ayang
merupakan pusat dunia islam, jatuh ke tangan non- islam untuk beberapa
waktu. Dan terlebih dari itu, Islam hilang dari spanyol. Perbedaan anatara
kaum sunni dan kaum syi'ah menjadi berambah nyata. Demikian pula,
antara Arab dan Persia. Dunia islam terbagi kedalam dua bagian, yaitu
bagian arab yang terdiri dari semenanjung Arabia, irak suria, Palestina,

5
Meir, Afrika Utara dan Sudan dengan mesir sebagai pusatnya. Dan bagian
Persia yang terdiri atas daerah Balkan, Turki Persia, dan india dengan
pesia sebagai pusatnya Kebudayaan Persia meningkat didunia Islam
bagian Persia serta mengambil bentuk internasional dan mulai mendesak
lapangan kebudayaan arab.
Disamping itu pengaruh tarikat-tarikat bertambah mendalam dan
meluas didunia islam Perhatian pada ilmu- ilmu pengetahuan sedikit
sekali. Kedaerah Balkan, islam dibaawa oleh Utsman, kepala suku bangsa
turki yang menetap diasia kecil. Sofia ibu kota Rumelia berhasil diduduki
dengan demikian kesultanan kecil yang dibentuk utsman berubah menjadi
kerajaan besar yang kemudian dikenal oleh sejarah dengan nama kerajaan
Utsmani ( Ottoman Empire) Sultan Bayazid memperluas daerah kekuasaan
kerajaan Utsmani di eropa dengan menaklukan sebagian dari Yunani dan
daerah-daerah eropa timur sampai perbatasan Hongaria Salonika
Kemudian, oleh Sultan Murad II, wilayah kekuasaan kerajaan Utsmani
sampai ke Albania Kemajuan kemajuan lain pun dibuat oleh sultan- sultan
yang datang sesudahnya.

b. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)


1. Fase kemajuan (1500 1700 M)
Fase kemajuan ini merupakan kemajuan Islam II, Tiga kerajaan
besar yang dimaksud adalah Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan
Syafawi di Persia, Dan Kerajaan Mughal di India Sultan Mahmud Al-
Fatih ( 1451 1481 M) dari kerajaan Utsmani mengalahkan kerajaan
Bizantium, dengan menduduki Istambul pada tahun 1453 M. Masing-
masing dari ketiga kerajaaan besar tersebut mempunyai masa kejayaan
sendiri, terutama dalam bentuk Literatur dalam bahasa turki. Pada
masa- masa sebelumnya, pengarang-pengarang Turki menulis dalam
bahasa Persia. Dalam bidang Arsitek, sultan- sultan mendirikan istana
istana, masjid, benteng, dan sebagainya. Diantara masjid-masjid yang

6
terkenal ialah masjid Aya Sofia, yang pada mulanya gereja, tetapi di
ubah menjadi masjid.
Dan masjid Sulaimania di Istambul, masjid dalam bentuk arsitek
Ottoman didirikan juga diluar daerah Turki seperti masjid Mukhamad
Ali di katro. Di India, bahasa Urdu juga meningkat menjadi bahasa
literatur dan menggantikan bahasa persia, yang sebelumnya dipakai di
kalangan istana sultan- sultan Delhi Gedung-gedung bersejarah yang
ditinggalkan periode ini antara lain Taj mahal di Agra, Benteng
Merah, Jama Masjid, istana istana, dan gedung- gedung pemerintahan
di Delhi Sultan - sultan Dughal juga makam- makam yang indah
Persia juga mempunyai masjid-masjid indah yang didinkan pada
periode mi, seperti masjid besar Isfahan.

2. Fase kemunduran II (1700 - 1800 M)


Sesudah Sulaiman Al- Qanuni, kerajaan Utsmani tidak lagi
mempunyai sultan - sultan kenamaan Kerajaan ini mulai memasuki
fase kemunduranya pada abad ke-17 M. Pada masa ini, kekutan
militer dan politik umat islam menurun. Dagang dan ekonomi umat
islam, dengan hilangnya monopoli dagang antara timur dan barat dari
tangan mereka jatuh. Ilmu pengetahuan di dunia islam dalam keadaan
stagnasi Tarikat- tarikat diliputi suasana khurafat dan superstisi. Umat
isalam dipengaruhi oleh sikap Vatalistis. Dunia islam dalam keadaan
mundur dan statis.
Pada masa ini, Eropa dengan kekayaan- kekayaan yang diangkut
dari Amerika laba yang timbul dari dagang langsung dengan Timur
jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuatanya
bertambah besar, ke dunia islam yang di dudukinya, makin lama
bertambah mendalam Akhirnya pada tahun 1798 M. Napoleon
menduduki Mesir, sebagai salahsatu pusat islam yang terpenting.
Jatuhnya pusat islam ini ke tangan barat, menginsyafkan dunia islam
akan kelemahanya dan menyadarkan umat islam bahwa dibarat telah

7
muncul peradaban yang lebih tinggi dari pada peradaban islam dan
merupakan ancaman bagi kehidupan islam sendiri.

4. Periode Modern (1800 M)


Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di
mesir yang berakhir pada tahun 1801 M, membuka mata dunia islam terutama
Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat islam di samping
kemajuan dan kekuatan barat Raja dan pemuka-pemuka islam mulai berfikir
dan mencari jalan untuk menegembalikan balance of power, yang telah
pincang dan membahayakan islam.
Kontak islam dengan barat sekarang berlainan sekali dengan kontak islam
barat periodde klasık. Sekarang islam sedang dalam kegelapan dan barat
sedang menaik. Kini islam ingin belajar dari barat. Dengan demikian timbulah
apa yang dimaksud pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam
islam Pemuka pemuka islam mulai memikirkan bagaimana caranya membuat
islam lebih maju. Ide- ide baru yang diperkenalkan Naopleon dimesir adalah
Pertama, sistem negara republik yang kepala negaranya di pilih untuk jangka
waktu tertentu, kedua persamaan dan terakhir kebangsaan.
Timbulah gerakan pembaharuan yang dilakaukan diberbagai negara,
terutama Turki Utsmani dan Mesir Para pembaharu di Turki melahirkan
berbagai aliran pembaharuan: Utsmani Muda yang dipelapori oleh Ziya Pasya
(1825-1880 M) Dan Namık Kemal (1840 -1888 M), Turki Muda yang dimotori
oleh Ahmed Reza (1859-1931), Mehmed (1853 -1912 M), dan Sabahudin
(1877-1948 M) Disamping itu juga ada pembaharu lain, yaitu aliran barat yang
dimotori oleh Twfik Fikret (1867-1951 M), Aliran islam yang dimotori oleh
Mehmed Akif ( 1870- 1936 M), Dan aliran-aliran nasionalis yang dimotori
oleh Zia Gokalp (1875-1924 M).

B. PROSES PENYEBARAN AGAMA ISLAM


1. Perdagangan

8
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam
dari Arab, Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan
hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di
samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewaajiban
berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan
agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain.

2. Perkawinan
Para pedagang itu kemudian menikahi gadis–gadis setempat dengan syarat
mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan.
Misalnya, perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede
Manila, putri Tumenggung Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya
dengan putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah
yang pada akhirnya menjadi Raja Demak.

3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau
mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan
pondok – pondok pesantren. Dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda
pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama Islam. Yang jika
para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama Islam,
mereka mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang
diperolehnya kepada masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar
menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa
pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya
yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pesantren Sunan Giri
yang santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ).

4. Politik

9
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan
memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah
kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong-
bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja
dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka
akan diadakannya perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan
penyebaran agama Islam.

5. Kesenian
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan
(masjid), seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini
banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat
dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam yang
disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat
mungkin memanfaatkan tradisi local.

6. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka
selalu menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di Tengah-
tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu
masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu
diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Periodisasi Sejarah islam ialah, masa sebelum islam, periode klasik (650-
1250 M), Periode Pertengahan (1250-1800 M), Periode Modern (1800 M)
2. Proses Penyebaran Islam melalui, Perdagangan, perkawinan, politik,
Pendidikan, kesenian, dan Tasawuf

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami mengetahui banyak materi ini yang belum
sempurna. Oleh karena itu kami sangat terbuka untuk kritik dan saran yang
membangun dari pembaca makalah Studi Keislaman ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, I. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang Press.
Al-Usairyi, A. (2003). Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sejarah Peradaban Islam. 2006, Jakarta : Rajawali Pers
Sejarah Peradaban Islam. 2006, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Cetakan ke 2

12

Anda mungkin juga menyukai