Anda di halaman 1dari 15

PERIODESASI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Tri Winarsih, S.H.I.,M.H.I

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Ega Putri 2221020423

2. Farica Abellani 2221020384

3. Muhammad Annur Raihan 2221020431

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan
makalah Sejarah Peradaban Islam ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang
uraian mengenai "Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam". Laporan ini kami
susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu
kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan. Dalam penyusunan laporan tugas ini, tentu tak lepas dari pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka
penulis bisa menyelesaikan laporan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Laporan
tugas ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha
sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah


wawasan,ilmu pengetahuan,dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Bandar Lampung, 26 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. ISLAM PERIODE KLASIK..........................................................................................2
B. PERIODE PERTENGAHAN (1250-1800 M)................................................................6
C. PERIODE MODERN (1800 M)..................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah


Islam. Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi
Muhammad SAW. diangkat menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini,
selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW. tinggal di Mekah telah lahir masyarakat
muslim meskipun belum berdaulat.

Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai


sejak Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru
berdaulat ketika Nabi Muhammad SAW. tinggal di Madinah. Muhammad SAW.
tinggal di Madinah, tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai
pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam
Madinah. Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan
juga berbeda dalam menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam.
Periodesasi sejarah Islam yang dikemukakan oleh ulama Indonesia, Harun
Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah Islam menjadi tiga periode,
yaitu: Periode klasik (650-1250 M), Periode pertengahan (1250-1800 M), Periode
modern (1800-sekarang)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Islam Periode Klasik ?

2. Islam Periode Pertengahan ?

3. Islam Periode Modern ?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. ISLAM PERIODE KLASIK

Perkembangan Islam klasik ditandai dengan perluasan wilayah. Ketika


tinggal di Mekah, Nabi Muhammad SAW. dan para pengikutnya mendapat
tekanan dari kalangan Quraisy yang menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Karena tekanan tersebut, Nabi Muhammad SAW. terpaksa
mengirim sejumlah pengikutnya ke Abesinia yang beragama Kristen Koptis untuk
mendapatkan suaka. Itulah fase Mekah yang membuat Nabi Muhammad SAW.
bertahan di Mekah atas dukungan keluarga. Setelah itu, istrinya Khadijah
meninggal dunia dan tidak lama kemudian kepala sukunya meninggal yang
kemudian didorong oleh orang yang tidak simpati kepadanya 1. Dalam analisis
Harun Nasution, periode klasik ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, masa
kemajuan Islam I dan masa disintegrasi. Masa ini merupakan masa ekspansi,
integrasi, dan kekuasaan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad
SAW. wafat pada tahun 632 M., seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke
bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai pada
zaman khalifah pertama, Abu Bakar Al-Siddiq2.

1. Kemajuan Islam I

Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 632 M., tetapi dua tahun
kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dihabiskan untuk
menyelesaikan Perang Riddah, yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab
yang tidak mau tunduk lagi ke Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian
yang mereka buat dengan Nabi Muhammad SAW., dengan sendirinya tidak
mengikat lagi setelah dia meninggal. Mereka selanjutnya mengambil sikap
melawan Abu Bakar.
1
Jaih Mubarok & Atang Abd. Hakim. Metodologi Hukum Islam. Bandung: Rosdakarya, 2000, hlm.
144.
2
Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI-Press, 1985, hlm. 56.

v
Usaha-usaha yang telah dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah
kedua, Umar Ibn Al-Khaththab (634-644 M.). Pada zaman itulah, gelombang
ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh pada tahun 635 M. dan setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, daerah Suria
jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Suria sebagai basis, ekspansi
diteruskan ke Mesir dibawah pimpinan Amr Ibn Al-Ash dan ke Irak di bawah
pimpinan Sa'd Ibn Abi Al-Waqqas. Babilon di Mesir dikepung pada tahun 640 M.
Sementara itu, tentara Bizantium di Heliopolis dikalahkan dan Alexandria,
kemudian menyerah pada tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh pula ke
tangan Islam dan dari sana serangan dilanjutkan ke Al-Madain (Ctesiphon),
ibukota Persia, yang dapat dikuasai pada tahun itu juga.

Pada zaman Utsman Ibn Affan (644-656 M.) Tripoli, Ciprus dan beberapa
daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di sini.
Di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena soal pemerintahan dan
dalam kekacauan yang timbul, Utsman terbunuh. Sebagai pengganti Utsman, Ali
Ibn Abi Thalib menjadi Khalifah keempat (656-661 M.), tetapi ia mendapat
tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, Gubernur
Damaskus. Konflik politik antara Ali Ibn Abi Thalib dan Muawiyah Ibn Abi
Sufyan diakhiri dengan tahkim.

Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak
Muawiyah Ibn Abu Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat
mengalahkan Abu Musa Al-Asy'ari. Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, terpecah
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang secara terpaksa
menghadapi hasil tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali Ibn Abi Thalib.
Adapun kelompok kedua adalah kelompok yang menolak hasil tahkim dan
kecewa terhadap kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib dan akhirnya mereka
menyatakan diri keluar dari pendukung Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian
melakukan gerakan perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat tahkim
termasuk Ali Ibn Abi Thalib3.

3
M. Ali As-Sayis, op. cit, hlm. 95-99.

vi
Meskipun berbeda kepentingan, dua kelompok ini sepakat untuk
menentang kekuasaan Dinasti Bani Umayah. Khawarij menentang kekuasaan
Bani Umayah karena menurut mereka, Bani Umayah telah menyeleweng dari
ajaran Islam. Adapun Syi'ah menentang kekuasan Bani Umayah karena dalam
pandangan mereka, Bani Umayah telah merampas kepemimpinan Ali Ibn Abi
Thalib dan keturunannya. Dalam suasana pertentangan itulah, muncul ulama yang
berusaha netral politik. Mereka tidak berpihak kepada Syi'ah, Khawarij maupun
kepada yang lainnya.

Perluasan selanjutnya adalah Perancis, melalui pegunungan Pirance,


terutama dilakukan oleh Abd Ar-Rahman Ibn Abdullah Al-Ghafiqi, pada zaman
Umar Ibn Abd Al-Aziz. Ia menyerang Bordeau, Poitiers, dan dari Poitiers, ia
mencoba menyerang Tours. Akan tetapi, di antara kedua kota ini, ia ditahan oleh
Charles Martel, dan dalam pertempuran selanjutnya, ia mati terbunuh.

Ringkasnya, periode ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan
mempunyai pengaruh, secara tidak secara langsung, pada tercapainya peradaban
modern di Barat sekarang. Periode kemajuan Islam ini sebagaimana disebut
Christopher Dawson, bersamaan masanya dengan abad kegelapan di Eropa.
Memang, seperti diterangkan oleh H. Mc Neill, kebudayaan Kristen di Eropa di
antara 600 dan 1000 M. sedang mengalami masa surut yang rendah. Pada abad ke-
11, Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yang tinggi di timur dan
melalui Spanyol, Sisilia, dan Perang Salib, peradaban itu sedikit demi sedikit
dibawa ke Eropa. Eropa mulailah kenal pada rumah-rumah sakit, pemandian-
pemandian umum, pemakaian burung dara untuk mengirim informasi militer,
pada bahan- bahan makanan timur, seperti beras, jeruk, gula dan sebagainya.
Mereka kenal pada hasil-hasil tenunan timur, seperti kain muslin (berasal dari
kota Mosul), kain baldaclin (dari kota Baghdad), kain damask (dari kota
Damaskus) pada permadani, gelas, dan sebagainya4.

2. Masa Disintegrasi (1000-1250 M)

4
Harun Nasution, op. cit., hlm.68.

vii
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya mulai terjadi pada akhir
zaman Dinasti Umayah, tetapi memuncak pada zaman Dinasti Abbasiyah,
terutama setelah khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara
pengawal. Daerah-daerah yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan di
Damaskus dan Baghdad, melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan
timbullah dinasti-dinasti kecil. Di Maroko, Idris bin Abdullah berhasil mendirikan
Kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 M. sampai tahun 974 M., dengan Fas
(Fez) sebagai ibukota. Di Tunisia, Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M.
sampai 969 M.

Kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim Ibn Aghlab, gubernur yang diangkat
oleh Harun Ar-Rasyid. Masjid Qairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis
adalah peninggalan dari dinasti ini. Di Mesir, Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri
dari kekuasaan Baghdad pada tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai
tahun 905 M. Pada tahun 877 M., Ibn Tulun dapat meluaskan daerah
kekuasaannya sampai ke Suria. Di bawah pemerintahan dinasti ini, irigasi
diperbaiki, ekonomi meningkat, dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan
Islam.

Dalam periode ini terjadi pula Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya
Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan naik haji ke Palestina bagi umat Kristen
di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali, Pails Urban II
berseru kepada umat Kristen Eropa pada tahun 1095 M. supaya mengadakan
perang suci terhadap Islam. Perang Salib Pertama terjadi antara tahun 1096 M.
dan 1099 M. Perang Salib Kedua, antara tahun 1147 M. dan 1149 M. yang diikuti
lagi oleh beberapa Perang Salib lainnya, tetap tidak berhasil merebut Palestina
dari kekuasaan Islam. Pada tahun ke-20 inilah, Palestina jatuh ke tangan Inggris
sesudah kalahnya Turki dalam Perang Dunia Pertama.

B. PERIODE PERTENGAHAN (1250-1800 M)

viii
Masa ini juga dapat dibagi ke dalam dua masa, yaitu Masa Kemunduran I dan
Masa Tiga Kerajaan Besar.

1. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)

Pada zaman ini, Jengis Khan dan keturunannya datang membawa


penghancuran ke dunia Islam. Jengis Khan berasal dari Mongolia. Setelah
menduduki Peking pada tahun 1212 M., ia mengalihkan serangan-serangannya ke
arah barat. Satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangannya. Transoxania dan
Khawarizm dikalahkan pada tahun 1219/20 M., Kerajaan Ghazna pada tahun
1221 M., Azarbaijan pada tahun 1223 M., dan Saljuk di Asia Kecil pada tahun
1243 M. Dari sini, ia meneruskan serangannya ke Eropa dan ke Rusia. Serangan
ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Ia mengalahkan Khurasan di
Persia terlebih dahulu, kemudian ia menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Pada
permulaan tahun 1258 M. ia sampai ke tepi kota Baghdad. Ketika perintah untuk
menyerah ditolak oleh Khalifah Al- Musta'sim dan kota Baghdad dikepung,
akhirnya pada 10 Februari 1258 M.

Pada Masa Kemunduran I ini, disentralisasi dan disintegrasi dalam dunia


Islam meningkat. Pada zaman ini pula, terjadi kehancuran khilafah secara formal.
Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai
lambang persatuan dan ini berlaku sampai Kerajaan Utsmani mengangkat khalifah
baru di Istambul pada abad ke-16. Bagian yang merupakan pusat dunia Islam,
jatuh ke tangan non-Islam untuk beberapa waktu. Dan terlebih dari itu, Islam
hilang dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syi'ah menjadi
bertambah nyata. Demikian pula, antara Arab dan Persia. Dunia Islam terbagi ke
dalam dua bagian, yaitu bagian Arab yang terdiri atas Semenanjung Arabia, Irak,
Suria, Palestina, Mesir, Afrika Utara, dan Sudan dengan Mesir sebagai pusatnya
dan bagian Persia yang terdiri atas daerah Balkan, Turki, Persia, Turkistan, dan
India dengan Persia sebagai pusatnya. Demikian, kekuasaan pada umumnya
terletak di tangan dinasti- dinasti yang berasal dari suku-suku bangsa Turki.

ix
Kebudayaan Persia meningkat di dunia Islam bagian Persia serta mengambil
bentuk internasional dan mulai mendesak lapangan kebudayaan Arab.

2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M.)

Masa ini dapat pula dibagi ke dalam dua fase, yaitu Fase Kemajuan dan
Fase Kemunduran.

a. Fase Kemajuan (1500-1700 M.)

Fase Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga Kerajaan Besar
yang dimaksud adalah Kerajaan Utsmani di Turki. Kerajaan Syafawi di Persia dan
Kerajaan Mughal di India. Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M.) dari
Kerajaan Utsmani mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istambul
pada tahun 1453 M.

Dengan demikian, ekspansi ke arah barat berjalan lebih lancar. Akan


tetapi, pada zaman Sultan Salim I (1512-1520 M.) perhatian ke arah barat
dialihkan ke arah timur. Persia mulai diserang dan dalam peperangan, Syah Ismail
dipukul dan dipukul mundur. Setelah menguasai Suria, Sultan Salim merebut
Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M. Kemajuan-
kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M.). Sultan
Sulaiman adalah Sultan Utsmani terbesar.

Pada zamannya, Irak, Beograd, Pulau Rhodes, Tunis, Budapest, dan


Yaman dapat dikuasai. Winen ia kepung pada tahun 1529 M. Pada masa
kerajaannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Utsmani mencakup Asia Kecil,
Armenia, Irak, Suria, Hejaz, serta Yaman di Asia, Mesir, Libia, Tunis, serta
Aljazair di Afrika, dan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia , Albania, Hongaria, dan
Rumania di Eropa. Sementara itu, di Persia muncul satu dinasti baru yang
kemudian menjadi suatu kerajaan besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari
seorang sufi Syekh Ishak Safiuddin (1252-1334 M.) dari Ardabil di Azarbaijan.
Syekh Safiuddin beraliran Syi'ah dan mempunyai pengaruh besar di daerah itu.

x
Di sebelah barat, Kerajaan Syafawi berbatasan dengan Kerajaan Utsmani
dan di sebelah timur berseberangan dengan India yang pada saat itu berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Mughal. Kemajuan Islam II ini lebih banyak
merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari Kemajuan
Islam I. Pada saat yang sama, Barat mulai bangkit, terutama dengan terbukanya
jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui
Afrika Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Colombus pada tahun 1492 M.
Akan tetapi, sebagaimana diterangkan Mc Neill, dibandingkan kekuatan Eropa
pada waktu itu, kekuatan Islam masih lemah.

b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)

Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Utsmani tidak lagi mempunyai


sultan-sultan kenamaan. Kerajaan ini mulai memasuki fase kemundurannya pada
abad ke-17 M. Di dalam negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di
Suria di bawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze
Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara tetangga pun terjadi peperangan, seperti
Venitia (1645-1664 M.) Syah Abbas dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan
kepada tentara Utsmani juga berontak. Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan
Harem. Pada saat yang sama, di Eropa mulai pula timbul negara-negara yang kuat,
sedang Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi negara
yang maju.

Dalam peperangan dengan negara-negara ini, Kerajaan Utsmani


mengalami kekalahan-kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit
demi sedikit. Munania memperoleh kemerdekaannya kembali pada tahun 1829 M.
dan Rumania lepas pada tahun 1856. Yang lain-lain mengikuti, sehingga akhirnya
sesudah Perang Dunia I, daerah Kerajaan Utsmani yang demikian luas dahulu
hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur.
Kerajaan Utsmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki pada tahun
1924 M.

xi
Pada masa ini, kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Dagang
dan ekonomi umat Islam, dengan hilangnya monopoli dagang antara timur dan
barat dari tangan mereka jatuh. Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan
stagnasi. Tarikat-tarikat diliputi suasana khurafat dan superstisi. Umat Islam
dipengaruhi oleh sikap vatalistis. Dunia Islam dalam keadaan mundur dan statis.
Pada masa itu, Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan
laba yang timbul dari dagang langsung dengan Timur Jauh bertambah kaya dan
maju. Penetrasi barat, yang kekuatannya bertambah besar, ke dunia Islam yang
didudukinya, makin lama bertambah mendalam. Akhirnya, pada tahun 1798 M.,
Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting.
Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat, menginsyafkan dunia Islam akan
kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di barat telah muncul
peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam dan merupakan ancaman bagi
kehidupan Islam sendiri.

C. PERIODE MODERN (1800 M)

Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di


Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M., membuka mata dunia Islam, terutama
Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping
kemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan
mencari jalan untuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan
membahayakan Islam. Kontak Islam dengan barat sekarang berlainan sekali
dengan kontak Islam dengan barat Periode Klasik.

Pada waktu itu, Islam sedang menaik dan barat sedang dalam kegelapan.
Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam kegelapan dan barat sedang menaik.
Kini, Islam yang ingin belajar dari barat. Dengan demikian, timbullah apa yang
disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam.
Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya

xii
membuat umat Islam maju kembali sebagaimana yang terjadi pada Periode
Klasik. Usaha-usaha ke arah itu pun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam.
Akan tetapi, dalam hal itu, barat juga bertambah maju. Ide-ide baru yang
diperkenalkan Naopleon di Mesir adalah: a) sistem negara republik yang kepala
negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu; b) persamaan (egalite); dan c)
kebangsaan (nation) (Harun Nasution, 1992: 31-2).

Di Mesir, pembaharuan digagas dan dilakukan oleh para pembaharu, di


antaranya Rifa'ah Badawi Rafi' Ath-Thahthawi (1801-1873), yang menjadi
redaktur surat kabar Al-Waqa'i Al-Mishriyyah, Jamaluddin Al-Afgani (1839-
1897), Muhammad Abduh (1849-1905), dan Rasyid Ridha (1865-1935). Gagasan
mereka juga dipelajari oleh ulama Indonesia yang sempat menuntut ilmu di Mesir.
Demikian, sejarah Islam singkat yang pada kontak Islam dan barat pertama
menampilkan keunggulan peradaban Islam atas barat; sedangkan dalam kontak
berikutnya, menampilkan keunggulan peradaban barat atas Islam, dan peradaban
Islam sekarang masih tertinggal dari barat.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Periodisasi perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi 3 bagian:


periode klasik (650-1250M), pertengahan (1250-1800M), dan modern (1800M-
sekarang). Pada Periode Klasik, perkembangan Islam dibagi menjadi beberapa
fase, yaitu fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan, Pada fase ini kejayaan Islam
berhasil memperluas pengaruh Islam hingga Afrika Utara dan Spanyol bagian
barat. Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase,
yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar, pada fase ini perhatian
terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur
saat tiga kerajaan besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik
pun menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa
Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di
Eropa, sementara Mesir dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis, Pada
masa ini, tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat Islam.

Selain Arab dan Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan besar.
Periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam yang mulai sadar
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Ekspedisi Napoleon
di Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M membuka mata dunia Islam, terutama
Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja-raja dan para
pemuka Islam mulai memikirkan cara meningkatkan mutu dan kekuatan umat
Islam kembali.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriyadi, M.AG.Sejarah Peradaban Islam.Pustaka Setia

https://abahfachri.blogspot.com/2010/05/makalah.html#:~:text=PERIODISASI
%20PERKEMBANGAN%20PERADABAN%20ISLAM%201%201.%20Masa
%20Kemunduran,Masa%20Tiga%20Kerajaan%20Besar
%20%281500%20%E2%80%93%201800%20M.%29

xv

Anda mungkin juga menyukai