MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam (SPI)
Oleh :
JURSAN MATEMATIKA
BANDUNG
2019 M
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................4
1.1 Latar belakang........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................6
2.1 Perang Salib............................................................................6
2.2 Periode Perang Salib..............................................................7
2.3 Jalannya Perang Salib............................................................8
2.4 Sebab-Sebab Perang Salib...................................................10
2.5 Pengaruh Perang Salib Terhadap Peradaban Islam.........14
BAB III...............................................................................................18
PENUTUPAN....................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................18
3.2 Saran......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................20
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat beserta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta mudah-mudahan
sampai kepada kita selalu umatnya. Aamiin.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tentunya bukan atas dasar usaha penulis saja, tetapi juga atas
dasar keterlibatan pihak lain terutama kepada dosen Mata kuliah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Sehingga saran dan kritik yang
membangun guna penyusunan yang lebih baik sangat penulis harapkan.Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk para pembaca.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Islam telah mencapai masa kejayaan yang luar biasa. Di mulai dari masa Khulafa’ur Rosyidin,
Dinasti Umayyah I hingga Abbasiyah II, kejayaan yang telah dicapai tidak hanya dalam aspek
sosial ekonomi saja, akan tetapi ekspansi wilayah kekuasaan Islam juga tidak kalah
menggemilangkan. Perluasan daerah Islam telah mencapai dataran Eropa yang saat itu berada pada
kekuasaan bangsa barat yang tidak bisa dianggap remeh.
Disintegrasi dibidang politik sudah muncul sejak berakhirnya pemerintahan Bani Umayah,
tetapi dalam sejarah politik Islam terdapat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayah dan
pemerintahan Abbasiyah. Perbedaan tersebut ialah masa pemerintahan Bani Umayah, wilayah
kekuasaan sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam (mulai awal berdiri sampai pada
masa kehancurannya).
Pada masa pemerintahan Abbasiyah, wilayah kekuasaannya tidak pernah diakui di daerah
Spanyol dan daerah Afrika Utara kecuali mesir yang bersifat sebentar-sebentar, bahkan pada
kenyataannya terdapat banyak daerah yang tidak dikuasai oleh Khalifah.Hal itu dikarenakan
seorang Khalifah dari Abbasiyah tidak mengurus daerah yang sudah ditaklukan, hanya sekedar
penaklukan dan pendirian saja. Selain itu para Khalifah Abbasiyah pada periode terakhir cenderung
hidup bermewah-mewah.1
Faktor-faktor di atas menyebabkan beberapa golongan yang tidak sepaham dengan Dinasti
Abbasiyah mendirikan negara ataupun kerjaan sendiri. Diantaranya adalah Thahiriyah di Khurasan,
Samaniyah di Transoxania, Buwaihiyah di Baghdad, Ayubiyah di Kurdi, Fatimiyah di Mesir, hingga
Seljuk yang menduduki lima daerah besar.2
Pada mulanya ketika Palestina berada pada kekuasaan Dinasti Fatimiyah, tidak ada
pertentangan dari penduduk pribumi. Karena kerajaan Fatimiyah memberikan kebebasan penduduk
pribumi yang notabene beragama Kristen, kebebasan yang diberikan berupa jaminan keselamatan
1Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003), hal 63
2Ibid, hal 65
4
dan jaminan kebebasan menjalankan ritual keagamaan mereka di kota suci Yerussalem. Akan tetapi
hal ini berbeda ketika Yerussalem telah ditaklukkan oleh kerajaan Seljuk.3
3Karen Amstrong, Islam:A Short History, Diterjemahkan oleh Ira Puspito Rini, Sepintas Sejarah Islam (Surabaya:Ikon
Teralitera, 2004), hal 113
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Philip K.Hitti Perang Salib adalah reaksi dunia kristen di Eropa terhadap dunia
Islam di Asia, sejak tahun 632 M yang merupakan pihak penyerang di Syiria dan Asia kecil,
tetapi juga di Spanyol dan Sisilia.
Perang ini terjadi karena sejumlah kota dan tempat suci kristen diduduki Islam sejak
632, seperti di Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sisilia. Militer Kristen menggunakan Salib
sebagai simbol yang menunjukan bahwa perang ini suci dan bertujuan membebaskan kota suci
Baitul Maqdis (Yerus Salim ) dari orang islam. Peristiwa Perang Salib terjadi pada masa daulah
Bani Abbasiyah IV dalam kekuasaan Turki Bani Saljuk.
Perang Salib awalnya disebabkan adanya persaingan pengaruh antara Islam dan Kristen.
Penguasa islam Alp Arselan yang memimpin gerakan ekspensi yang kemudian dikenal dengan
“Peristiwa Manzikart” pada tahun 464 H ( 1071 ) menjadikan orang – orang Romawi terdesak.
Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil
mengalahkan tentara romawi yang berjumlah 200.000. Peristiwa besar ini menanamkan benih
permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadab umat islam, yang kemudian
mencetuskan Perang salib.4
Pidato yang mungkin paling besar hasilnya dalam sejarah ialah pidato Pous Urbanus II
pada tanggal 26 November 1095 di Clemont (Prancis Selatan), orang-orang Kristen mendapat
suntikan untuk mengunjungi kuburan-kuburan suci dan merebutnya dari orang-orang bukan
Kristen serta menaklukan mereka. Seruan bersama “Tuhan menghendaki yang sedemikian”
menggelora di seluruh negeri dan memiliki pengaruh psikologis, baik di lapisan masyarakat
bawah maupun atas. Di musim semi tahun berikutnya, 150.000 orang yang terdiri dari sebagian
besar orang-orang prancis dan berkumpul di konstaninopel. Perang salib pertama pun dimulai.
Perang salib berlangsung 200 tahun lamanya, dari mulai 1095-1293, dengan 8 kali penyerbuan.
Perang tersebut bertujuan untuk merebut kota suci Palestin, tempat “tapak Tuhan berbijak”, dari
tamgan kaum muslim.5
Periode kedua atau disebut periode reaksi umat Islam (1144-1192). Kemenangan kaum
muslimin ini, terlihat jelas setelah munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di
Mesir yang berhasil membebaskan Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187.
Dalam perang salib ini akhirnya pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk
melakukan gencatan senjata dan membuat pejanjian. Inti perjanjian damai itu adalah daerah
pedalaman akan menjadi milik kaum muslimian dan umat Kristen yang akan berziarah ke
Baitulmakdis akan terjamin keselamatannya. Adapun daerah pesisir utara, Arce, dan Jaita
berada di bawah kekuasaan tentara salib
3. Perang Salib III
Periode ketiga (1193-1291) dikenal dengan periode perang saudara kecil-kecilan atau
periode kehancuran didalam pasukan salib.Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari
kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia mampu
Dalam pidatonya, Paus Urbanus II mengobarkan semangat umat kristen dengan cara
menyatakan bahwa dengan mengikuti perang salib maka dosa-dosa yang lalu akan diampuni
dan dijamin masuk surga, selain itu keluarga pejuang perang salib akan mendapat jaminan
hidup dan keselamatan.Sehingga para pejuang Perang Salib tidak hanya berasal dari daerah
Roma saja, akan tetapi berasal dari kerajaa-kerajaan di Eropa, mulai dari relawan rakyat biasa,
pedagang, petani, bahkan para perampok yang ingin masuk surga.10
3. Faktor Sosial
Stratifikasi sosial yang terdapat pada masyarakat sosial Eropa yang terbagi kepada tiga
tingkat, yakni kaum gereja, kaum bangsawan, dan kaum rakyat jelata. Rakyat jelata
dianggap sebagai kaum marginal dan tidak memiliki kedudukan apapun dalam masyarakat,
kehidupan mereka sangat tertindas dan harus mengikuti apa kata tuan tanah, sehingga
kehidupan mereka selalu dibayang-bayangi rasa kehawatiran. Dengan adanya seruan untuk
Perang membuat mereka bersemangat. Dengan harapan agar mereka bisa memiliki
kedudukan yang lebih baik lagi, selain itu mereka diberi janji untuk mendapatkan kebebasan
dan kesejahteraan yang lebih baik.
4. Faktor Ekonomi
Semenjak abad ke-10, kaum muslimin telah menguasai jalur perdagangan di laut tengah,
dan para pedagang Eropa yang mayoritas Kristen merasa terganggu atas kehadiran pasukan
muslimin, sehingga mereka mempunyai rencana untuk mendesak kekuatan kaum muslimin
dari laut itu.Hal ini didukung dengan adanya ambisi yang luar biasa dari para pedagang-
12
pedagang besar yang berada di pantai Timur laut tengah (Venezia, Genoa dan Piza) untuk
menguasai sejumlah kota-kota dagang di sepanjang pantai Timur dan selatan laut tengah,
sehingga dapat memperluas jaringan dagang mereka, Untuk itu mereka rela menanggung
sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat
perdagangan mereka, karena jalur Eropa akan bersambung dengan rute-rute perdagangan di
Timur melalui jalur strategis tersebut.
Strata sosial juga berpengaruh pada faktor ekonomi. Hal ini karena ada sebuah tradisi
bahwa pewaris harta adalah anak tertua, ketika anak tertua meninggal maka semua harta
akan diserahkan kepada gereja. Hal ini menyebabkan populasi kemiskinan di Eropa semakin
tinggi, sehingga ketika ada seruan untuk melakukan Perang Salib mereka mendapatkan
secercah harapan untuk perbaikan ekonomi.
Perang Salib merupakan perang suci bagi umat Kristiani, akan tetapi Perang Salib
sebagai perang suci hanyalah sebagai kedok pemimpin gereja Roma, karena sebenarnya
faktor dan tujuan Perang Salib adalah karena Politik dan Ekonomi. Sehingga beberapa
relawan Perang Salib juga tidak hanya perang atas nama Tuhan, akan tetapi karena
kepentingan masing-masing.
Saat perang Salib, tentara Kristen, Jerman, Yahudi membantai orang Islam di jalan-jalan.
Berbalik 180 derajat dengan perlakuan pasukan Islam terhadap pasukan Kristen. Padahal
Islam biasanya memperlakukan negara Kristen jajahanya dengan baik dan bahkan mereka
diberi jabatan dalam pemerintahan.
“Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami memenggal
kepala-kepala musuh; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah, sehingga mereka
berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan
memasukkannya ke dalam api menyala. Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di
jalan-jalan kota. Kami berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya
masalah kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara Sulaiman, tempat
dimana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana, para pria berdarah-darah
disuruh berlutut dan dibelenggu lehernya.”
Di atas adalah pernyataan dari Salahuddin al-Ayyubi yang menggambarkan tentang
keadaan pada Perang Salib.
13
2.5 Pengaruh Perang Salib Terhadap Peradaban Islam
Perang Salib yang terjadi sampai pada akhir abad ke-13 memberi pengaruh kuat
terhadap Timur dan Barat. Disamping kehancuran fisik, juga meninggalkan perubahan yang
positif walaupun secara politis, misi Kristen-Eropa untuk menguasai Dunia Islam gagal. Perang
Salib meninggalkan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan Eropa pada masa selanjutnya.
Akibat yang paling tragis dari Perang Salib adalah hancurnya peradaban Byzantium
yang telah dikuasai oleh umat Islam sejak Perang Salib keempat hingga pada masa kekuasaan
Turki Usmani tahun 1453. Akibatnya, seluruh kawasan pendukung kebudayaan Kristen
Orthodox menghadapi kehancuran yang tidak terelakkan, yang dengan sendirinya impian Paus
Urban II untuk unifikasi dunia Kristen di bawah kekuasaan paus menjadi pudar.
Perubahan nyata yang merupakan akibat dari proses panjang Perang Salib ialah bahwa
bagi Eropa, mereka sukses melaksanakan alih berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkembang
pesat di dunia Islam, sehingga turut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas peradaban
bangsa Eropa beberapa abad sesudahnya. Mereka belajar dari kaum muslimin berbagai
teknologi perindustrian dan mentransfer berbagai jenis industri yang mengakibatkan terjadinya
perubahan besar-besaran di Eropa, sehingga peradaban Barat sangat diwarnai oleh peradaban
Islam dan membuatnya maju dan berada di puncak kejayaan.
Bagi umat Islam, Perang Salib tidak memberikan kontribusi bagi pengebangan
kebudayaan, malah sebaliknya kehilangan sebagian warisan kebudayaan. Peradaban Islam telah
diboyong dari Timur ke Barat. Dengan demikian, Perang Salib itu telah mengembalikan Eropa
pada kejayaan, bukan hanya pada bidang material, tetapi pada bidang pemikiran yang
mengilhami lahirnya masa Renaisance. Hal tersebut dapat dipahami dari kemenangan tentara
Salib pada beberapa episode, yang merupakan stasiun ekspedisi yang bermacam-macam dan
memungkinkan untuk memindahkan khazanah peradaban Timur ke dunia Masehi-Barat pada
abad pertengahan.
Perang Salib memberi kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung pada
ditemukannya benua Amerika dan rute perjalanan ke India yang mengelilingi Tanjung Harapan.
Pelebaran cakrawala terhadap peta dunia mempersiapkan mereka untuk melakukan
penjelajahan samudera di kemudian hari. Hal tersebut berkelanjutan dengan upaya negara-
negara Eropa melaksanakan kolonisasi di berbagai negeri di Timur, termasuk Indonesia.
Bagi dunia Islam, Perang Salib telah menghabiskan aset kekayaan bangsa dan
mengorbankan putra terbaik. Ribuan penguasa, panglima perang dan rakyat menjadi korban.
14
Gencatan senjata yang ditawarkan terhadap kaum muslimin oleh pasukan salib selalu didahului
dengan pembantaian masal. Hal tersebut merusak struktur masyarakat yang dalam limit tertentu
menjadi penyebab keterbelakangan umat Islam dari umat lain.
Walaupun demikian, di sisi lain Perang salib membuktikan kemenangan militer Islam di
abad pertengahan, yang bukan hanya mampu mengusir Pasukan Salib, tetapi juga pada masa
Turki Usmani mereka mampu mencapai semenanjung Balkan (abad ke-14 sampai abad ke-15)
dan mendekati gerbang Wina (abad ke-16 dan abad-17), sehingga hanya Spanyol dan pesisir
Timur Baltik yang tetap berada di bawah kekuasaan Kristen.12
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Perang Salib dimenangakan oleh umat
Islam, akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh Perang Salib sangat banyak, termasuk
dalam segi perekonomian, karena Perang Salib terjadi di daerah kekuasaan Islam, meskipun
umat Kristen juga tidak kalah merugi. Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan
dalam Perang Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya
karena mereka dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah
sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam
menyebabkan lahirnya renaisans di Barat.
Selain Ekonomi, beberapa dampak negatif dan kerugian dunia Islam akibat Perang Salib adalah
sebagai berikut:
1. Politik
Kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan
menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri
dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.
2. Militer
Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik berperang yang
belum pernah mereka temui sebelumnya di negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan
peledak untuk melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda, teknik
melatih burung merpati untuk kepentingan informasi militer, dan penggunaan alat-alat
rebana dan gendang untuk memberi semangat kepada pasukan militer di medan perang.
3. Perindustrian
12http://armayant.blogspot.com/2012/06/perang-salib-dan-pengaruhnya-terhadap.html
15
Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan peralatannya di dunia
Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti kain muslin, satin, dan damas. Mereka
juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat
mengharumkan ruangan.
4. Pertanian
Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka temukan di Timur-Islam,
seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang
beraneka macam, termasuk penemuan gula.
5. Perniagaan
Orang barat memakai sistem perdagangan Islam yang menggunakan uang sebagai alat
tukar dalam jual beli. Karena sebelumnya mereka masih menggunakan sistem barter.
6. Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan
Ilmu astronomi yang sudah dikembangkan oleh umat Islam sejak abad ke-9 telah pula
memepengaruhi lahirnya berbagai observatorium di Barat. Selain itu bangsa barat juga
meniru adanya rumah sakit, sebagaimana sudah berkembang lama di dunia Islam.
7. Kesenian
Di bidang seni, kebudayaan Islam pada abad pertengahan mempengaruhi kebudayaan
Eropa. Hal itu terlihat pada bentuk-bentuk arsitektur bangunan yang meniru arsitektur gereja di
Armenia dan bangunan pada masa Bani Saljuk. Juga model-model arsitektur Romawi adalah
hasil dari revolusi ilmu ukur yang lahir di Eropa Barat yang bersumber dari dunia Islam.
16
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa perang salib adalah reaksi dunia
kristen di Eropa terhadap dunia Islam di Asia, sejak tahun 632 M yang merupakan pihak
penyerang di Syiria dan Asia kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Jadi Perang Salib
bukanlah perang karena agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah. Perang ini
dinamakan perang salib karena angkatan perang Tentara Nasrani menggunakan Tanda Salib
dan mendapat restu Paulus di Roma.
Cikal bakal terjadinya Perang Salib adalah karena kehawatiran orang Bizantium atas
serangan Dinasti Seljuk yang ingin menyerang Bizantium yang hendak menguasai
pertanian di Bizantium. Sehingga kaisar Bizantium yakni Alexius Commenus meminta
bantuan Paus Urbanus II untuk menggerakkan kaum Kristen untuk membantu mereka
menghalau kedatangan Seljuk.Paus Urbanus II akhirnya memenuhi permintaan kaisar
Bizantium. Paus Urbanus II kemudian mengumpulkan kaum Kristen untuk bersatu
menyerang kaum Islam.
Penyebab terjadinya Perang Salib dipengaruhi empat faktor yaitu faktor Agama, Politik,
Sosial dan Ekonomi. Dari faktor agama penyebabnya ialah direbutnya Baitul Maqdis oleh
Dinasti Seljuk dari kekuasaan Fathimiyah. Dari faktor Politik penyebabnya ialah
Kekalahan Bizantium (Constantinopel/Istambul) di Manzikart dan jatuhnya Asia Kecil
dibawah kekuasaan Saljuk. Dan faktor Sosial penyebabnya ialah adanya stratifikasi social.
Dan dari faktor ekonomi penyebabnya ialah kaum muslimin telah menguasai jalur
perdagangan di laut tengah, dan para pedagang Eropa yang mayoritas Kristen merasa
terganggu atas kehadiran pasukan muslimin, sehingga mendorongnya untuk memdesak
kaum muslimin agar meninggalkan kekuasaan jalur perdagangannya.
Perang salib memakan waktu yang lama. Membawa pengaruh besar yang semaraknya
lalu lintas perdagangan Asia dan Eropa. Mereka banyak mengetahui hal-hal baru seperti
adanya tanaman rempah-rempah dan lainnya.
17
3.2 Saran
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukkan dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
2.1
18
DAFTAR PUSTAKA
Yatim Badri.2003.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Amstrong Karen.2004.Islam:A Short History Diterjemahkan oleh Ira Puspito Rini Sepintas
Sejarah Islam.Surabaya:Ikon Teralitera.
K. Hitti Philip.2001.Sejarah Dunia Arab.Yogyakarta:Pustaka Iqra.
Munir Samsul, Drs.2010.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: AMZAH.
Bakri Syamsul.2011.Peta Sejaran Peradaban Islam.Yogyakarta: Fajar Media Press.
Su’ud Abu.2003.Islamologi.Jakarta: Rineka Cipta.
https://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-perang-salib_6.html
Diakses pada Sabtu 27 April 2019 pada pukul 10:53 WIB
https://www.rangkumanmakalah.com/perang-salib/
Diakses pada Sabtu 27 April 2019 pada pukul 12:25 WIB
http://armayant.blogspot.com/2012/06/perang-salib-dan-pengaruhnya-terhadap.html
Diakses pada Sabtu 27 April 2019 pada pukul 13:53 WIB
19