Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERANG SALIB

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam 2

Dosen Pengampu:
Naufal Cholily, M.Th.I

Oleh:

FAZAT NADHIFATUL MAULIDA (07030320094)


IKAWA ROSYIDA (07010320013)

PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA


2021

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam 2 dengan
berjudul “Perang Salib”.

Saya berterima kasih kepada Bapak Naufal Cholily, M.Th.I Selaku dosen pengampu
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam 2. Tak lupa, saya juga berterima kasih kepada banyak
pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami terbuka atas segala kritik dan saran demi membangun kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 14 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1.Sejarah dan Penyebab Terjadinya Perang Salib...............................................................2
2.2 Periodisasi Perang Salib…………………………………………………………………4

2.3 Akibat dari Terjadinya Perang Salib…………………………………………………….5

2.4 Peninggalan - Peninggalan dari Perang Salib……………………………………...…...6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menciptakan perdamaian diantara pluralisme agama dan budaya, memang
merupakan cita cita bersama seluruh umat manusia seantero dunia. Karena itu,
konsep toleransi sebagai elemen penting dalam masyarakat ideal, selalu menjadi prinsip
kebersamaan. Meskipun demikian, fanatisme berlebihan dan loyalitas mendalam
terhadap agamanya, sering membuat mati hati umat manusia hingga melupakan
pentingnya kebersamaan diantara perbedaan.
Hal inilah yang melanda pemeluk agama Kristen dengan loyalitas tinggi pada
paus dan kaum muslim yang menjadikan semangat jihad sebagai pandangan hidup, lalu
berada pada posisi saing yang sama dalam merebut hegemoni. Konsekwensinya, konflik
berdasarkan kepentingan dan warisan sejarah pun tidak dapat dihindari yang dalam
sejarah dikenal sebagai Perang Salib.1
Penanaman peristiwa akbar ini , didorong oleh pertimbangan kondisional sekitar
terjadinya ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan
Muslim dalam periode 1095-1291 M. hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa
pihak kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan.
Selain itu, penamaan ini juga disebabkan atas penggunaan simbol salib pada saat terjadi
perang. Namun jika dicermati lebih mendalam akan terlihat adanya beberapa
kepentingan individu yang turut mewarnai Perang Salib ini, dapat dilihat dari beberapa
kondisi yang mengiringi sekaligus motif terjadinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Sejarah dan Penyebab Terjadinya Perang Salib ?
2. Apa Macam-macam Periodisasi perang salib ?
3. Bagaimana Akibat dari Terjadinya Perang Salib ?
4. Apa Saja Peninggalan dari Perang Salib ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Sejarah dan Penyebab Terjadinya Perang Salib.
2. Untuk mengetahui Macam-macam Periodisasi perang salib.
3. Untuk mengetahui Akibat dari Terjadinya Perang Salib.
4. Untuk mengetahui Peninggalan - Peninggalan dari Perang Salib.

1
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/perang-salib.html

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Penyebab Terjadinya Perang Salib.

2.1.1 Sejarah Terjadinya Perang Salib.


Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi
umat Muslim di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-
13, Perang ini juga merupakan kumpulan gelombang dari pertikaian agama
bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani, yakni pada periode 1096-1291. 2
Dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim
dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib,
karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda
salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.

Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi


selama abad ke-16 diwilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan
dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan
politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi
besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. “Perang
Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir
ketikaiklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama
masa Renaissance. Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan
perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan
tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan.

Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik,


ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa
2
Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam (Dirasah Islamiah II), (Jakarta: PT Raja Grafinda Persada, 2008).
h. 76.

2
kini. Karena konfilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-
kekuatan politik, beberapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang Salib
Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota-
kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium, Konstantinopel-kota yang paling maju
dan kayadi benua Eropa saat itu. Perang Salib Keenam adalah perang salib pertama
yang bertolak tanpa restu resmi dari gereja Katolik, dan menjadi contoh preseden
yang memperbolehkan penguasa lain untuk secara individu menyerukan perang
salib dalam ekspedisi berikutnya ke Tanah Suci. Konflik internal antara kerajaan-
kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuatan politik pun mengakibatkan persekutuan
antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan
Tentara Salib dengan Kesultanan Rumyang Muslim dalam Perang Salib Kelima.

2.1.2 Penyebab Terjadinya Perang Salib.

Sejumlah ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen


terhadap.kekuatan muslim dalam periode 1096 - 2073 M. dikenal sebagai perang
salib. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak Kristen dalam
melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan,selain itu
mereka menggunakan simbol salib. Namun jika dicermati lebih mehdalam akan
terlihatadanya beberapa kepentingan individu yang turut mewarnai perang salib ini.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang turut melatarbelakangi terjadinya
perang salib.
Pertama, bahwa perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik
antara negeri barat dannegeri timur, jelasnya antara pihak Kristen dan pihak
muslim. Perkembangan dan kemajuanummat muslim yang sangat pesat, pada
akhir-akhir ini, menimbulkan kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. Terdorong
oleh kecemasan ini, maka mereka melancarkan serangan terhadap kekuatan
muslim.
Kedua, munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil
setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan selanjutnya
Saljuk merebut Baitul Maqdis daritangan dinasti Fatimiyah tahun 1078 M.
Kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap sebagai halangan bagi
pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke Bait al-Maqdis. Padahal yang
terjadi adalah bahwa pihak Kristen bebas saja melaksanakan haji secara
berbondong- bondong. pihak Kristen menyebarkan desas-desus perlakuan kejam

3
Turki Saljuk terhadap jemaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat
Kristen-Eropa.
Ketiga, bahwa semenjak abad ke sepuluh pasukan muslim menjadi
penguasa jalur perdagangandi lautan tengah. Para pedagang Pisa, Vinesia, dan
Cenoa merasa terganggu atas kehadiran pasukan lslam sebagai penguasa jalur
perdagangan di laut tengah ini. Satu-satunya jalan untukmemperluas dan
memperlancar perdagangan mereka adalah dengan mendesak kekuatan muslim dari
lautan ini”
Keernpat, propaganda Alexius Comnenus kepada aus Urbanus ll. Untuk
membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa paus
merupakan sumber otoritas tertinggi di barat yang didengar dan ditaati
propagandanya. Paus Urbanus II segera rnengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada
26 November 1095 di Clermont, sebelah tenggara Perancis. Dalam pidatonya di
Clermont sang Paus memerintahkan kepada pengikut kristen agar mengangkat
senjata melawan pasukan musim.
Tujuan utama Paus saat itu adalah memperluas pengaruhnya sehingga
gereja-gereja Romawiakan bernaung di bawah otoritasnya. Dalam propagandanya,
sang Paus Urbanus ll menjanjikan ampunan atas segala dosa bagi mereka yang
bersedia bergabung dalam peperangan ini. Maka isu persatuan umat Kristen segera
bergema menyatukan negeri-negeri Kristen memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam
waktu yang singkat sekitar 150.000 pasukan Kristen berbondong-bondong
memenuhi seruan sang Paus, mereka berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar
pasukan ini adalah bangsa Perancis dan bangsa Normandia.

2.2 Periodisasi Perang Salib


Philip K. Hitti menyederhanakan periodisasi perang salib dalam tiga periode :
 Masa penaklukan (1009-1144)
 Masa timbulnya reaksi umat islam (1144-1192)
 Masa perang saudara kecil-kecilan yang berakhir sampai 1291 M.

Periode pertama disebut periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar Alexius I


dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen. Pidato tersebut
membuat orang-orang kristen mendapat suntikan untuk mengunjungi kuburan suci.
Hasan Ibrahim menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak
memiliki pengalaman perang, tidak disiplin dan tanpa persiapan. Gerakan ini dipimpin
oleh Pieera I’ermite. Pasukan salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Bouillon.
4
Mereka berhasil menduduki kota suci Palestina (Yerussalem) pada 7 juli 1099. Sebelum
menduduki Baitulmakdis, pasukan ini terlebih dahulu merebut Anatalia Selatan, Tarsus,
Antiolia, Allepo, dan Ar-Ruba’(Edessa), juga merebut Tripoli, Syam (Suriah), dan Arce.
Periode kedua, disebut periode reaksi umat islam . Jatuhnya beberapa wilayah
kekuasaan islam ketangan kaum salib membangkitkan kaum muslimin menghimpun
kekuatan untuk menghadapi mereka. Dibawah komando Imaduddin Zangi, Gubernur
Mosul, kaum muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan salib. Bahkan,
mereka berhasil merebut kembali Allepo Edessa. Setelah Imadudin Zangi wafat tahun
1146, posisinya digantikan oleh putranya, Naruddin Zangi. Ia meneruskan cita-cita
ayahnya yang ingin membebaskan negara-negara islam ditimur dari cengkraman kaum
salib. Kota-kota yang berhasil dibebaskan antara lain Damaskus (1147), Antiolia (1149),
dan Mesir (1169). Kemenangan kaum muslimin ini, terutama setelah munculnya
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan
Baitulmakdis pada 2oktober 1187. Ekspedisi ini dipimpin oleh raja-raja besar Eropa,
seperti Frederick I, Richard I, dan Philip II.
Frederick yang memimpin divisi darat tewas ketika menyeberangi sungai
Armenia, dekat kota Ruba’. Dua divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di
Sisilia. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Suriah (Syam). Dalam keadaan demikian
pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan
membuat perjanjian. Inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan menjadi
milik kaum muslimin dan umat kristen yang akan berziarah ke Baitulmakdis akan
terjamin keamanannya. Adapun daerah pesisir utara, arce, dan jaita berada dibawah
kekuasaan tentara salib.
Periode ketiga lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil-
kecilan (periode kehancuran) didalam pasukan salib. Ini disebabkan oleh ambisi politik
untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik daripada motivasi
agama. Dalam periode ini muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang
terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan Raja
Louis IX dari Prancis sekaligus menangkap raja tersebut.

2.3 Akibat dari Terjadinya Perang Salib.


Perang salib yang berlangsung lebih kurang dua abad membawa beberapa akibat
yang sangat berarti bagi perjalanan sejarah dunia.3 Perang salib ini menjadi penghubung
bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara lebih dekat yang berarti kontak
hubungan antara barat dan timursemakin dekat. Kontak hubungan barat-timur ini
mengawali terjadinya pertukaran ide antara kedua wilayah tersebut. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan tata kehidupan masyarakat timur yang maju menjadi daya dorong
pertumbuhan intelektual bangsa barat, yakni Eropa. Hal ini sangat-besar andil dan
peranannya dalam meahirkan era renaissance di Eropa.

3
https://id.scribd.com/doc/206932265/Sejarah-perang-salib

5
Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang
perdagangan dan perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Selama ini bangsa barat
tidak mengenal kemajuan pemikiran bangsa timur. Kemudian Orang barat mulai
menyadari kebutuhan akan barang-barang timur dan karena kepentingan ini perdagangan
antara menjadi lebih berkembang.4 Maka perang salib ini juga membawa akibat
timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan
penting dan berbagai penemuan yang telah dikenali ditimur. Misalnya, kompas kelautan,
kincir angin, dan lain-lain, Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang lebih
penting adalah mereka rnengenalisistem industri timur yang telah maju. Ketika kembali
ke negerinya, Eropa, mereka lantas mendirikan sistem pemasaran barang-barang produk
timur. Masyarakat barat semakin menyadari betapa pentingnya produk-produk tersebut.
Hal ini menjadikan sernakin pesatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan antara timur
dan barat. Kegiatan perdagangan ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan
pelayaran di laut tengah. Namun, pihak muslim yang semula menguasai jalur pelayaran
di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa menempuh rute
pelayaran laut tengah secara bebas.

2.4 Peninggalan - Peninggalan dari Perang Salib.

Diantara beberapa peninggalan dari hasil peperangan ini adalah :


1) Politik dan Budaya
Perang Salib amat memengaruhi Eropa pada Abad Pertengahan Pada masa itu,
sebagian besar benua dipersatukan oleh kekuasaan Kepausan, akan tetapi pada abad
ke-14, perkembangan birokrasi yang terpusat (dasar dari negara-bangsa modern)
sedang pesat di Perancis, Inggris, Burgundi, Portugal, Castilia dan Aragon. Hal ini
sebagian didorong oleh dominasi gereja pada masa awal perang salib. Meski benua
Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui
hubungan antara Semenanjung Iberia dengan Sisilia, banyak ilmu pengetahuan di
bidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur diserap dari dunia Islam ke dunia
Barat selama masa Perang Salib. Pengalaman militer Perang Salib juga memiliki
pengaruh di Eropa, seperti misalnya, kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan bahan
dari batu-batuan yang tebal dan besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi
menggunakan bahan kayu seperti sebelumnya. Sebagai tambahan, tentara Salib
4
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), h. 171-175.

6
dianggap sebagai pembawa budaya Eropa ke dunia, terutama Asia. Bersama
perdagangan, penemuan-penemuan dan penciptaan-penciptaan sains baru mencapai
timur atau barat.
Kemajuan bangsa Arab termasuk perkembangan aljabar, lensa dan lain lain
mencapai barat dan menambah laju perkembangan di universitas-universitas Eropa
yang kemudian mengarahkan kepada masa Renaissance pada abad-abad berikutnya.

2) Perdagangan
Kebutuhan untuk memuat, mengirimkan dan menyediakan balatentara yang
besar menumbuhkan perdagangan di seluruh Eropa. Jalan-jalan yang sebagian besar
tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat mengalami
peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang berniat mengembangkan usahanya.
Ini bukan saja karena Perang Salib mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi
lebih karena banyak orang ingin bepergian setelah diperkenalkan dengan produk-
produk dari timur. Hal ini juga membantu pada masa-masa awal Renaissance di Itali
karena banyak negara-kota di Itali yang sejak awal memiliki hubungan perdagangan
yang penting dan menguntungkan dengan negara-negara Salib, baik di Tanah Suci
maupun kemudian di daerah-daerah bekas Byzantium.
Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa yang
sebelumnya tidak mereka kenal atau amat jarang ditemukan dan sangat mahal.
Barang-barang ini termasuk berbagai macam rempah-rempah, gading, batu-batu
mulia, teknik pembuatan barang kaca yang maju, bentuk awal dari mesin, jeruk, apel,
hasil-hasil tanaman Asia lainnya dan banyak lagi. Keberhasilan untuk melestarikan
Katolik Eropa, bagaimanapun, tidak dapat mengabaikan kejatuhan Kekaisaran Kristen
Byzantium. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak abad ke-4.
Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstantinopel pada tahun 1204 M, Byzantium
tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh pada
tahun 1453 M.
Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Perang Salib lebih dapat
digambarkan sebagai perlawanan Katolik Roma terhadap ekspansi Islam, ketimbang
perlawanan Kristen secara utuh terhadap ekspansi Islam. Di lain pihak, Perang Salib
Keempat dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi
atas kedua pendapat di atas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma

7
utama dalam menyelamatkan katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi
Islam dan tujuan yang kedua adalah mencoba menyelamatkan kekristenan.
Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam.
Dimana persamaan antara bangsa Frank dengan Tentara Salib meninggalkan bekas
yang amat dalam. Muslim secara tradisional mengelu-elukan Saladin, seorang ksatria
Kurdi, sebagai pahlawan Perang Salib. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti
gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut
keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai perang salib. Perang Salib dianggap
oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.
Konsekuensi yang secara jangka panjang menghancurkan tentang Perang
Salib. Menurut ahli sejarah, Peter Mansfield, adalah pembentukan mental dunia Islam
yang cenderung menarik diri. Ilustrasi dalam Injil Perancis dari tahun 1250 M yang
menggambarkan pembantaian orang Yahudi (dikenali dari topinya yakni Judenhut)
oleh tentara Salib.Terjadi kekerasan tentara Salib terhadap bangsa Yahudi di kota-
kota di Jerman dan Hongaria, belakangan juga terjadi di Perancis dan Inggris, dan
pembantaian Yahudi di Palestina dan Syria menjadi bagian yang penting dalam
sejarah Anti-Semit. Meski tidak ada satu Perang Salib pun yang pernah
dikumandangkan melawan Yahudi. Serangan-serangan ini meninggalkan bekas yang
mendalam dan kesan yang buruk pada kedua belah pihak selama berabad-abad.
Kebencian kepada bangsa Yahudi meningkat. Posisi sosial bangsa Yahudi di Eropa
Barat semakin merosot dan pembatasan meningkat selama dan sesudah Perang Salib.
Hal ini memuluskan jalan bagi legalisasi Anti-Yahudi oleh Paus Innocentius III dan
membentuk titik balik bagi Anti-Semit abad pertengahan.

3) Pegunungan Kaukasus
Orang Armenia merupakan pendukung setia Tentara Salib. Di pegunungan
Kaukasus di Georgia, di dataran tinggi Khevsureti yang terpencil, ada sebuah suku
yang disebut Khevsurs yang dianggap merupakan keturunan langsung dari sebuah
kelompok tentara Salib yang terpisah dari induk pasukannya dan tetap dalam keadaan
terisolasi dengan sebagian budaya Perang Salib yang masih utuh. Memasuki abad ke-
20, peninggalan dari baju perang, persenjataan dan baju rantai masih digunakan dan
terus diturunkan dalam komunitas tersebut. Ahli ethnografiRusia, Arnold Zisserman,
yang menghabiskan 25 tahun (1842 – 1862) di pegunungan Kaukasus, percaya bahwa
kelompok dari dataran tinggi Georgia ini adalah keturunan dari tentara Salib yang
8
terakhir berdasarkan dari kebiasaan, bahasa, kesenian dan bukti-bukti yang lain.
Penjelajah Amerika Richard Halliburton melihat dan mencatat kebiasaan suku ini
pada tahun 1935 M.5

5
Maslani dan Ratu Suntiah, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: CV. Insan Mandiri, 2010). h. 137-138.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perang Salib (Perang Suci) merupakan peperangan antara tentara Islam
dengan Kristen. Hal ini terjadi bermula kebencian umat Kristiani terhadap masa
pemerintahan Dinasti Seljuk yang dapat menguasai kota suci mereka. Terlebih dinasti
menguasai Baitul makdis. Dalam peperangan ini tentara Salib memakai tanda salib di
pakaiannya sebagai tanda pemersatu umat Kristiani dan menunjukkan peperangan
suci.

Perang Salib dibagi ke dalam tiga periode, yaitu periode pertama yang disebut
sebagai periode penaklukkan. Kemudian periode kedua yang disebut dengan periode
reaksi umat Islam dan yang terakhir adalah periode ketiga disebut dengan periode
kehancuran.

Keuntungan perang salib bagi eropa adalah menambah lapangan perdagangan,


menambah kesenian, dan penemuan penting. Umat islam berhasil mempertahankan
daerahnya dari tentara salib namun kerugian mereka sangat besar kerugian itu
mengakibatkan kekuatan politik umat islam menjadi lemah.

Ada beberapa peninggalan dan dampak yang diakibatkan hasil dari Perang
Salib ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

 Politik dan budaya yang sangat berpengaruh pada masa abad pertengahan
Eropa yang dikenal dengan istilah Renaissance.
 Dengan mengenalnya perdagangan yang dilakukan oleh kaum muslimin,
berpengaruh pesat terhadap sistem perdagangan Eropa. Mereka bias
menemukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah mereka temukan.
 Kemajuan dibidang berperangnya juga merupakan salah satu dampak
peperangan ini. Orang-orang Kristen Eropa pada khususnya mengetahui
bagaimana caranya berperang, seperti menunggang kuda, cara menyemangati
ketika berperang, dan sebagainya.

10
3.2 Saran
Kami selaku insan biasa tak luput dari kesalahan, dan masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah, oleh karena itu saran dan masukan dari teman-teman akan sangat
membantu dalam penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Maslani dan Ratu Suntiah. 2010. Sejarah Peradapan Islam. Bandung: CV.
Insan Mandiri.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradapan Islam (Dirasah Islamiah II). Jakarta:
PT Raja Grafinda Persada.

Mufhima, Sani. 2014. “Sejarah Perang Salib”


https://id.scribd.com/doc/206932265/Sejarah-perang-salib diakses pada 14 November
2021 pukul 23.45

Wardah. 2014. “Perang Salib”


http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/perang-salib.html diakses pada 15
November 2021 pukul 00.05

12

Anda mungkin juga menyukai