MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam
DOSEN:
Prof. Dr. H. M. Athoullah Ahmad, MA
Oleh:
Liseu Taqillah
NIM: 182420106
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI (UIN)
“SULTAN MAULANA HASANUDIN”
BANTEN
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya maka Makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya,
sahabatnya dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
Liseu Taqillah
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
Bab II : Pembahasan
A. Sejarah Perang Salib 3
1. Faktor-faktor Terjadinya Perang Salib 4
2. Proses Berlangsungnya Perang Salib 5
3. Akibat terjadinya Perang Salib 12
B. Invasi Mongol 14
1. Asal Usul Bangsa Mongol 14
2. Serangan Tentara Mongol 15
Bab III : Penutup
Kesimpulan 19
Daftar Pustaka 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak Dinasti Saljuk merebut Baitul maqdis dari tangan dinasti
Fathimiyah, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah ke
sana karena penguasaan saljuk menetapkan sejumlah peraturan yang
dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitul
Maqdis. Sehingga menimbulkan kebencian orang-orang Kristen terhadap
umat Islam. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci
Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen
di Eropa supaya melakukan perang suci.1 Dengan tujuan untuk merebut kota
Palestina dari kaum muslimin yang kemudian dikenal dengan Perang Salib.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja mengakhiri khalifah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan
awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena baghdad
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan
khazanah ilmu itu ikut pula lenyap dibuminhanguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin Hulagu Khan.2
Berikut penulis akan jelasakan tentang sejarah Perang Salib dan
peristiwa Invasi Mongol.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan pemasalahan yang muncul
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Perang Salib?
2. Apa itu Invasi Mongol
1 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : Rajawali Pers.
2017), p. 77.
2 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 111.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah Perang Salib.
2. Untuk mengetahui peristiwa Invasi Mongol.
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar para mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui:
1. Sejarah Perang Salib.
2. Peristiwa Invasi Mongol.
BAB II
PEMBAHASAN
8 Eka Hendry Ar, Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi
Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies , (Pontianak:
STAIN Pontianak, 2011), p. 48.
9 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
11 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah,
(Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2014), p. 52.
12 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
25 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 147.
26 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
27 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 146.
28 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
29 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan : Perdana Publishing. 2016), p. 161.
30 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sicilia secara terpisah,
Richard menuju Cyprus dan mendudukinya dan selanjutnya menuju
Syam (Suriah).31 Sedangkan Philip langsung ke Akka disana
pasukannya berhadapan dengan pasukan Salahuddin al-Ayubi. Tidak
lama kemudian pasukan Rhicard datang. Maka gabungan pasukan
Philip dan Richard melakukan pertempuran sengit dengan pasukan
Salahuddin al-Ayyubi.32 Meskipun mendapat tantangan berat dari
Salahuddin al-Ayubi, namun mereka berhasil merebut Akka yang
kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. 33 Akan tetapi, mereka tidak
berhasil memasuki Palestina.
Pada tanggal 2 November 1192 M, dibuat perjanjian damai atau
gencatan senjata antara tentara salib dengan Salahuddin al-Ayubi yang
disebut dengan Shulh al-Ramlah. Inti perjanjian damai tersebut adalah:
daerah pedalaman akan menjadi milik umat Islam, dan umat Kristen
yang akan ziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya,
sedangkan daerah pesisir Utara, Acre dan Jaffa berada di bawah
kekuasaan tentara Salib.34 Tidak lama kemudian setelah perjanjian itu
disepakati Salahuddin al-Ayyubi wafat pada bulan Februari 1193 M. 35
Dari yang dijelaskan diatas dapat di ketahui bahwa pasukan Salib
kali ketiga tidak berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum
muslimin. Demikian juga kota-kota lainnya seperti Aleppo, Edessa,
Syria, Antoikia, dan Mesir dan hanya berhasil merebut kota Akka saja.
c. Periode Ketiga
Perang Salib III ini timbul sebab bangkitnya Mesir dibawah
pimpinan Salahuddin, berkat kesuksesannya menaklukkan Baitul
Maqdis dan kemampuannya mengatasi angkatan-angkatan perang
36 Eka Hendry Ar, Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi
Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies, p. 47.
37 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162.
38 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55.
39 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 79.
40 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162.
41 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55.
42 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
kaum muslimin tanpa terkecuali. Oleh sebab itu perang Salib telah
berakhir pada tahun 1291 M.43
KESIMPULAN
1. Penyebab terjadinya Perang Salib salah satunya adalah Ketika itu Ummat
Kristiani biasa berziarah ke Yerussalem. Namun, setelah kota tersebut diduduki
oleh orang-orang Islam, mereka menganggap sebagai bentuk penghinaan
terhadap kota suci mereka. Oleh karenanya, ketika Paus Urbanus II
mengatakan ingin merebut kembali kota suci, antusias dan semangat umat
Kristiani menjadi membara untuk merebutnya kembali dan terjadilah perang
Salib dalam 3 periode, yaitu:
Periode pertama : disebut periode penaklukan umat Kristiani yang
berlangsung dari tahun 1096-1144 M.
2. Jengis khan sebagai pemimpin bangsa Mongol pada waktu itu dianggap
sebagai manusia penakhluk terbesar dan terkuat, sehingga wajar saja bangsa
Mongol sebagai kekuatan raksasa yang paling ditakuti. Di samping karena
keberanian dan sikap ambisiusnya, Jengis Khan mempunyai antusias yang
sangat tinggi untuk meluaskan kekuasaannya ke negeri-negeri lain. Dan bahkan
dia bertekad untuk menguasai dunia, yakni dengan membentuk dan melatih
pasukan perang yang tangguh dan berdisiplin. Selanjutnya kekuasaanya di
teruskan oleh cucunya Hulagu Khan, Ia berhasil menguasai berbagai daerah
begitu juga daerah-daerah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Studies, 1, 44-57.
Syukur, S. (2014). Perang Salib dalam Bingkai Sejarah. Jurnal Rihlah, 2, 49-58.
Rajawali Pers.