Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak kekuasaan Bani Abbasiyah didominasi oleh orang-orang Turki, Buwaihi
dan Saljuk, Otoritas kekuasaanya tidak mempunyai pengaruh politik sama sekali dan
dapat dikatan hanya sebagai boneka saja. Hal ini ditandai dengan melemahnya
kepatuhan dinasti-dinasti kecil yang berada dibawah taring kekuasannya. Perpecahan
dikalangan umat islam membuka jalan bagi rezim-rezim non-muslim seperti Mongol
dan pasukan dari Negara-negara Eropa untuk menguasai Negara Islam dan
peradabannya.
Perang salib menyebabkan banyak kerugian dikalangan umat Islam terutama
dalam aspek politik. Imeprium Islam dihancurkan secara sistematik. Belum lagi
kedatangan orang-orang Mongol yang membawa malapetaka dan bencana terhadap
umat Islam melalui pembantaian, sistem perbudakan dan bebean pajak yang tinggi.
Bahkan Baghdad sebagai pusat kebudayaandan peradaban islam yang sangat kaya
dengan khazanah ilmu pengetahuan takut pula dibumi hanguskan oleh Hulagu Khan
dan pasukannya.
Untuk mengetahui sejauh mana proses dan dampak yang ditimbulkan dari
serangan- serangan (invasi) bangsa Mongol dan perang salib tersebut, maka ini faktor
latar belakang kami sebagai pemakalah dalam menyusun makalah ini. Dan kami akan
mengurainya secara jelas.

A. Rumusan Masalah
1. Apa perang salib itu?
2. Apa saja faktor penyebab perang salib itu?
3. Apa sebab-sebab invasi bangsa mongol?
4. Apa dampak invasi mongol?

B. TujuanP embahasan
1. Untuk mengetahui apa itu perang salib
2. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya perang salib
3. Mengetahui apa saja sebab invasi bangsa mongol
4. Mengetahui dampak invasi bangsa mongol

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perang Salib
A. Timbulnya Perang Salib

Perang salib (The Crusader War) adalah serangkaian perang agama selama
hampir dua abad sebagai reaksi kristen eropa terhadap Islam asia. Perang ini terjadi
karena sejumlah kota dan tempat suci Kristen diduduki Islam sejak 632, seperti di
Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia. Militer Kristen menggunakan salib sebagai
simbol yang menunjukkan bahwa perang ini suci dan bertujuan membebaskan kota
suci baitul maqdis (Yerusalem) dari orang Islam.
Perang salib awalnya disebabkan adanya persaingan pengaruh antara Islam
dan Kristen. Penguasa Islam AIP Arselan yang memimpin gerakan ekspansi yang
kemudian dikenal dengan “Peristiwa Manzikart”.
Pada tahun 464 H (1071 M), tentara ALP Arselan yang hanya berkekuatan
15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara romawi yang
berjumlah 200.000orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr,
Prancis, dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan
kebencian orang-orang Kristen terhadap umat islam, yang kemudian mencetuskan
Perang Salip. Kebencian itu bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait Al-
Maqdis pada 471 H dari kekuasaan Dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir.
Menurut Phillip K. Hittin, Perang Salib adalah reaksi dunia Kristen di Eropa
terhadap dunia Islam di Asia. Dilihat dari sudut lain, maka faktor-faktor yang turut
menimbulkan perang salib ialah keinginan mengembara kemiliteran bangsa Tentonia.
Akan tetapi, yang merupakan penyebab langsung terjadinya perang salip ialah
permintaan kaisar Alexius Comnenus tahun 1095, kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari
Bizantium ini meminta bantuan dari Romawi, karena daerah-daerahnya yang tersebar
sampai ke pesisir laut Marmura ditindas-binasakan oleh Bani Saljuk. Bahkan, kota
Konstantinopel pusat kekuasaan Romawi diancam direbut oleh kaum muslimin.

B. Sebab-sebab Perang Salib

Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya perang salip. Adapun yang
menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya perang salib, ada tiga hal, yaitu
agama, politik, dan sosial ekonomi.
2
a) Faktor Agama
Sejak dinasti Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti
Fathimiyah pada tahun 1070 M, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi
menunaikan ibadah ke sana karena penguasa Saljuk menetapkan sejumlah
peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan
ibadah ke Baitul Maqdis. Umat Kristen merasa perlakuaan para penguasa
Dinasti Saljuk sangat berbeda dari para penguasa islam lainnya yang pernah
berkuasa di kawasan itu sebelumnya.

b) Faktor Politik1
Ketika itu dinasti Saljuk di Asia Kecil sedang mengalami perpecahan,
dan Dinasti Fathimiyah di Mesir dalam keadaan lumpuh, sementara kekuasaan
islam di Spanyol semakin goyang. Situasi yang demikian, mendorong para
penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu persatu daerah kekuasaan islam,
seperti dinasti kecil di Edessa dan Baitul Maqdis.
c) Faktor Sosial Ekonomi
Stratifikasi sosial masyarakat eropa ketika itu terdiri dari tiga
kelompok, yaitu kaum gereja, kaum bangsawan, serta kesatria, dan rakyat jelata.
Meskipun merupakan mayoritas dalam masyarakat, kelompok yang terakhir ini
menempati kelas yang paling rendah. Kehidupan mereka sangat tertindas dan
terhina. Oleh karena itu, mereka di mobilisasi oleh pihak-pihak gereja untuk
turut mengambil bagian dalam perang salib dengan janji akan diberikan
kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik apabila perang dapat
dimenangkan. Mereka menyambut seruan itu secara spontan dengan melibatkan
diri dalam perang tersebut.

C. Peradaban Islam Pada Masa Perang Salib

Para sejarawan berbeda pendapat dalam menetapkan periodisasi perang salib.

1
[1] Drs.Samsul Munir Amin,M.A, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Amzah,2010) hal.231
[2] Dr.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2008)hal. 77
[3] Prof.Dr.H.Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta:Prenada Media,2004)hal. 182
[4] Drs.Samsul Munir Amin,M.A, Sejarah Peradaban Islam, hal.234-236
[5] Ibid,hal. 137

3
Prof. Ahmad Syalabi dalam At-Tarikh Al Islami wa Al-Hadharat Al-Islamiyyah
misalnya, membagi periodisasi perang salib itu terbagi atas tujuh periode.
Sedangkan menurut Dr. Badri Yatim, M.A, bahwa perang salib dapat dibagi
dalam 3 periode. Menurut Phillip K. Hitti dalam The Arabs A Short History,
pembagian perang salib yang lebih tepat adalah sebagai berikut:
1. Perang Salib 1 (1096-1144M)
Periode pertama, disebut periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar
Alexius I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen,
terutama akibat pidato PausUrbanus II di Clermont (Perancis Selatan), 26 November
1095. Pidato tersebut membuat orang- orang Kristen, mendapat suntikan untuk
mengunjungi kuburan suci.
Hassan Ibrahim Hassan dalam buku Tarikh Al-Islam (Sejarah Kebudayaan
Islam) menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak
memiliki pengalaman perang, tidak disiplin, dan tanpa persiapan.
Gerakan ini dipimpin oleh Pierre I'ermite. Sepanjang jalan menuju
Konstantinopel, mereka membuat keonaran, melakukan perampokan, dan bahkan
terjadi bentrokan dengan penduduk Hongaria dan Bizantium. Akhirnya, dengan
mudah, pasukan Salib ini dapat dikalahkan oleh pasukan Dinasti Saljuk.

Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Bouillon. Gerakan ini


lebih merupakan militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota suci
Palestina (Yerusalem) pada 7 Juli 1099. Pasukan Godfrey ini melakukan pembantaian
besar-besaran terhadap umat Islam tanpa membedakan laki-laki dan wanita, anak-
anak dan dewasa, serta tua dan muda. Mereka juga membumihangus kan bangunan-
bangunan milik umat Islam. Sebelum menduduki Baitul makdis, pasukan ini terlebih
dahulu merebut Anatalia Selatan, Tarsus, Antiolia, Allepo, dan Ar-Ruba' (Edessa),
juga merebut Tripoli, Syam (Suriah), dan Arce. Kemenangan pasukan Salib pada
periode ini telah mengubah peta .dunia Islam dan berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-
Kristen di timur, seperti Kerajaan Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja
Godfrey, Edessa(1099) di bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah
kekuasaan Raja Reymond.

2. Perang Salib II (1144-1192 M)


Periode kedua, disebut periode reaksi mmlslam (1144-1192). Jatuhnya beberapa
4
wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib membangkitkan kaum muslimin
menghimpun kekuatan untuk menghadapi mereka. Di bawah komando lmaduddiu
Zangi, Gubernur Mosul, kaum muslimin bergerak maju membendung serangan
pasukan Salib. Bahkan, mereka berhasil merebut kembali Allepo dan Edessa (1144).
Setelah lmaduddiu Zangi wafat tahun1146,posisinya digantikan oleh putranya,
Nuruddin Zangi. Ia meneruskan cita-cita ayahnya yang ingin membebaskan negara-
negara Islam di timur dari cengkraman kaum Salib. Kota-kota yang berhasil
dibebaskan, antara lain Damaskus (1147), Antiolia (1149), dan Mesir (1169).
Kemenangan kaum muslimin ini, terutama setelah munculnya Salahuddin
Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitul makdis pada
2 Oktober 1187. Keberhasilan umat Islam inilah membangkitkan kaum Salib untuk
mengirim ekspedisi militer yanglebih kuat. Ekspedisi ini dipimpin oleh raja-raja besar
Eropa, seperti FrederikI (Barbarossa, Kaisar Jerman), Richard I (The Lion Hamed.
Raja Inggris), dan Philip II (Augustus, Raja Perancis). Ekspedisi Salib ini dibagi
beberapa divisi, sebagian mamah jalan darat dan sebagian lagi menempuh jalur laut.
Frederick yang memimpin divisi darat tewas ketika menyeberangi sungai Armenia,
dekat kota Ruba', (Edessa)Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang
terus melanjutkan perjalanannya di bawah pimpinan putra Frederick.
Dua divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sisilia. Mereka
berada di Sisilia hingga musim dingin berlalu. Karena terjadi kesalahpahaman,
akhimya mereka meninggalkan Sisilia secara terpisah. Richard menuju Ciprus dan
mendudukinya, kemudian melanjutkan perjalanan ke Suriah (Syam), sedangkan Philip
langsung ke Arce ,dan pasukannya berhadapan dengan pasukan Saladin, sehingga
terjadi pertempuran sengit. Namun, akhirnya pasukan Saladin memilih mundur dan
mengambil langkah untuk mempertahankan Mesir.
Dalam keadaan demikian, pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk
melakukan gencatan senjata dan membuat perjanjian. inti perjanjian damai itu adalah
daerah pedalaman akan menjadi milik kaum muslimin dan umat Kristen yang akan
berziarah ke Baitulmakdis akan terjamin keamanannya. Adapun daerah pesisir utara,
Arce, dan lain berada di bawah kebiasaan tentara Salib.

3. Perang Salib III (1193-1291M)

5
Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil-
kedia atauperiode kehancuran di dalam pasukan Salib. Hal ini disebabkan oleh ambisi
politik untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik daripada
motivasi agama. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum
muslimin yang terkenal gagah berani, yaitu SyajarAd-Durr. Ia berhasil
menghancurkan pasukan Raja Louis IX dari Perancis sekaligus menangkap raja
tersebut. Bukan hanya itu, pahlawan wanita yang gagah berani ini telah mampu
menunjukkan kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX
kembalike negerinya, Perancis.

D. Dampak Perang Salib

a) Di Eropa
Perang Salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia.
Perang Salib membawa Eropa kedalam kontak langsung dengan dunia muslim dan
terjadinya hubungan antara timur dan barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar
pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang maju memberi daya
dorong besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat.2
Keuntungan Perang Salib bagi Eropa adalah menambah lapangan
perdagangan, mempelajari kesenian, dan penemuan penting, seperti kompas pelaut,
kincir angin dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara
bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang lebih berkembang.
Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang-
barang timur. Orang barat mulai mnyadari kebutuhan akan barang-barang timur, dan
karena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat menjadi lebih
berkembang.

b) Dunia Islam
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Perang Salib dimenangakan oleh
umat Islam, akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perang salib sangat

2
[6]Dr.BadriYatim,Op.Cit,hal.77
[7] Prof.Dr.H.MusyrifahSunanto,Op.Cit,hal.184
[8] Ibid,hal. 79
[9] Ibid,241

6
banyak, termasuk dalam segi perekonomian, karena Perang Salib terjadi di daerah
kekuasaan Islam, meskipun umat Kristen juga tidak kalah merugi.
Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang Salib,
namun mereka telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka
dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah sedemikian
majunya. Bahkan kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam
menyebabkan lahirnya renaisans di Barat.
Selain Ekonomi, beberapa dampak negatif dan kerugian dunia Islam akibat
Perang Salib adalah sebagai berikut:
- Politik
Kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan
menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang
memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad
- Militer
Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik
berperang yang belum pernah mereka temui sebelumnya di negerinya, seperti
penggunaan bahan-bahan peledak untuk melontarkan peluru, pertarungan senjata
dengan menunggang kuda, teknik melatih burung merpati untuk kepentingan
informasi militer, dan penggunaan alat-alat rebana dangen dan guntuk memberi
semangat kepada pasukan militer di medan perang.
- Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan peralatannya
di dunia Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti kain muslin, satin, dan
damas. Mereka juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab
yang dapat mengharumkan ruangan.
- Pertanian
Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka temukan di
Timur-Islam, seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-
buahan yang beraneka macam, termasuk penemuan gula.
- Perniagaan
Orang barat memakai sistem perdagangan Islam yang menggunakan uang
sebagai alat tukar dalam jual beli. Karena sebelumnya mereka masih menggunakan
7
sistem barter.

- Ilmu Pengetahuan Dan Kesehatan


Ilmu astronomi yang sudah dikembangkan oleh umat Islam sejak abad ke-9
telah pula memepengaruhi lahirnya berbagai observatorium di Barat. Selain itu
bangsa barat juga meniru adanya rumah sakit, sebagaimana sudah berkembang lama
di dunia Islam.

B. Invasi Mongol
a. Sebab-Sebab Invasi mongol
Serangan-serangan yang dilakukan oleh Mongol memiliki latar belakang
yang menjadi motivasi mereka untuk melakukan penyerang tersebut. Maidir Harun
dan Firdaus memaparkan bahwaada beberapa hal yang menjadimotivasi
bagiMongoluntuk melakukan serangan, sebagai berikut:
1. Faktor Politik
Pada tahun 615 H. sekitar 400 orang pedagang bangsa Tartar dibunuh atas
persetujuan wali (gubernur) Utrar. Barang dagangan mereka dirampas dan dijual
kepada saudagar Bukhara dan Samarkand dengan tuduhan mata-mata Mongol. Tentu
saja hal ini menimbulkan kemarahan Jenghis Khan. Jenghis Khan mengirimkan
pasukan kepada Sultan Khawarizmi untuk meminta agar wali Utrar diserahkan
sebagai ganti rugi kepadanya. Muhammad Khawarizmi Syah memasukkan daerah
suku Qarahatun ke dalam kekuasaannya pada tahun 1210 M., sehingga wilayahnya
langsung berbatasan dengan wilayah kerajaan Jenghis Khan. Kedua, pembataian
pedagang Mongol disebabkan karena tiga orang Islam saudagar besar bersama
rombongan-nya dibunuh dan dirampas barang dagangannya oleh orang-orang Mongol
di Ibu Kota Qoraqarun. Oleh sebab itu, amir Ghayun Khan diperintahkan oleh Sultan
Alauddin agar membunuh 150 orang pedagang Mongol yang ada di Utrar.3
3
[10]Dedi Supriyadi, M.A,Sejarah Peradaban Islam(Bandung: Pustaka Setia, 2008) Hal. 177- 186
[11] Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang : IAIN-IB Press, 2002), Hal 107-
108
[12] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam,(Jakarta:PT.Ichtiar Baru, 2001),Hal 242
[13] Muhammad Masyhur Amin, Sejarah Peradaban Islam,(Bandung:Indonesia Spirit Foundation,
2004), Hal 171
8
2. Motif Ekonomi
Motif ini diperkuat oleh ucapan Jenghis Khan sendiri, bahwa penaklukan-
penaklukan dilakukannya adalah semata-mata untuk memperbaiki nasib bangsanya,
menambah penduduk yang masih sedikit, membantu orang-orang miskin dan yang
belum berpakaian. Sementara di wilayah Islam rakyatnya makmur, sudah
berperadaban maju, tetapi kekuatan militernya sudah rapuh.
3. Tabiat Orang Mongol yang Suka Mengembara
Tabiat mereka yang suka mengembara, diundang ataupun tidak diundang
mereka akan datang juga menjarah dan merampas harta kekayaan penduduk dimana
mereka berdiam. Penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh Jenghis Khan dengan
pasukan perangnya yang terorganisir, berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan
melakukan penaklukan. Para ahli pertukangan mereka bawa dalam pasukan batalion
Zeni (yon-zipur) untuk membuat jembatan dan menjamin melancarkan transportasi
dalam penyerangan. Para tawanan perang dimanfaatkan secara paksa untuk
memanggul perlengkapan perang dan makanan.Strategi perang Jenghis Khan yang
tidak ketinggalan juga adalah membariskan penduduk sipil yang telah kalah di depan
tentara sebagai tameng untuk menggetarkan musuh. Di samping itu, Jenghis Khan
membawa penasehat yang terdiri dari para rahib dan tukang ramal.
b. Dampak Invasi Mongol terhadap Dunia Islam
Ada dua dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya tentunya lebih
banyak bila dibandingkan dampak positifnya. Kehancuran jelas terjadi dimana-mana
akibat serangan mongol sejak wilayah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota
dengan bangunan yang indahdan perpustakaan-perpustakaan yang mengkoleksi
banyak buku memperburuk situasi umat Islam. Pembunuhan terhadap umat islam
terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu yang membunuh khalifah Abbasiyah dan
keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan oleh Argun, Khan keempat pada dinasti II
Khainiyah terhadap Takudar sebagai Khan ketiga yang dihukum bunuh karena masuk
Islam. Argun membunuh umat Islam dan mencopotnya dari jabatan-jabatan penting
negara
Ada pula dampak positif dengan berkuasanya Dinasti Mongol ini setelah para
pemimpinnya memeluk agama Islam. Antara lain disebabkan mereka berasimilasi dan
[14] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam,(Jakarta:PT.Ichtiar Baru, 2001),Hal 242-243
[15] MuhammadmasyurAmin,op.Cit.,hal169
9
bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka waktu yang panjang, seperti yang
dilakukan olehgazan Khan (1295-1304) yang menjadikan Islam sebagai agama resmi
kerajaanya, walaupun ia pada mulanya beragama Budha. Rupanya , ia telah
mempelajari ajaran agama-agama sebelum menetapkan keislamannya, dan yang lebih
mendorongnya masuk Islam ialah pengaruh seorang mentrinya, Rasyidudin yang
terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu berdialog dengannya, dan
nawruz, seorang gubernurnya untuk beberapa propinsi Siria.

10
BAB IIII
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perang salib bukanlah perang
karena agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah. Perang ini dinamakan perang
salib karena angkatan perang tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan mendapat
restu dari Paulus di Roma. Perang salib memakan waktu yang sangat lama. Membawa
pengaruh besar pada semaraknya lalu lintas perdagangan asia dan eropa. Mereka
banyak mengetahui hal-hal baru seperti adanya tanaman rempah-rempah dan lain-
lainnya.
Sesungguhnya invasi Mongol terhadap Negara-negara Islam adalah tragedi
besar yang tidak ada tandingannya sebelum dan sesudahnya kendati sebelumnya
didahului perang Salib, apalagi melihat peristiwa hancurnya ibu kota dinasti
Abbasiyah yaitu Bagdad.
Dari sini penulis menyimpulkan beberapa faktor mundurnya peradaban Islam
diantaranya adalah :
1. Terjadinya perpecahan dan konflik internal kaum muslimin
2. Setiap amir atau khalifah hanya perhatian kepada wilayahnya saja, tanpa beban ketika
ada suatu wilayah Islam lainnya jatuh ketangan musuh.

B. Saran
Berdasar pada rumusan kesimpulan di atas kami harapkan adanya saran dari
segenap pihak untuk memberikan kontribusi pemikiran yang konstruktif, akurat dan
argumentif terhadap masalah yang telah dipaparkan dalam pembahasan ini untuk men-
dapatkan hasil lebih komprehensif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Amzah

Sunanto,Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia

Yatim,Badri.2008.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Raja Grafindo Persada

Maidir Harun dan Firdaus, 2002. Sejarah Peradaban Islam, Padang : IAIN-IB Press. Dewan

Redaksi Ensiklopedi Islam,2001.Ensiklopedi Islam,Jakarta: PT.Ichtiar Baru

Muhammad Masyhur Amin,2004.Sejarah Peradaban Islam,Bandung:Indonesia Spirit


Foundation
https://tragedisosialdansejarah.blogspot.com/2018/04/periodisasi-tiga-periode-

terjadinya.html#

12

Anda mungkin juga menyukai