Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

SEJARAH PERANG SALIB

Dosen Pengampu: Dr. H Farhan Indra, M.A

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Semester I / Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 1 D

Muhammad Suthan Pahlevi ( 0403233265 )


Muhammad Huzaifah Harahap ( 0403233266 )
Muliyani ( 0403233267 )

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamddulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


Subhanallahu wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
nikmat kesehatan serta umur yang panjang sehingga kita dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa pula selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad Sallallahu `Alaihi wa Sallam, semoga kelak kita mendapatkan
syafaat Nya Amin ya Rabbal Alamin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah peradaban
Islam, dengan dosen pengampu Dr. H Farhan Indra, M.A. Penyusunan makalah
ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang relevan yang dimuat dari buku buku
maupun media internet yang membahas tentang peristiwa sejarah perang salib.
Kami berharap tulisan dalam makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca mengenai sejarah perang salib

Hingga pada akhirnya penulis mengembalikan segalanya kepada Allah


Subhanallahu wa Ta’ala Yang Maha memiliki segalanya seraya memohon semoga
makalah ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Medan, 2023

Kelompok 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sejarah peradaban manusia, pernah terjadi ketegangan konflik yang


berawal dari sebuah reaksi penduduk eropa yang kala itu hampir seluruh
penduduknya menganut agama kristen. Kemudian reaksi tersebut menggugah hati
para penduduk kristen di seluruh penjuru eropa untuk bersatu padu melakukan
perjalanan suci dan dilanjutkan dengan perang suci alias perang salib.
Akan tetapi hingga hari ini, perang salib tersebut keaslian niatnya semakin
lama semakin terlihat, bahwa tidak semua peristiwa perang besar suci bagi umat
kristen tersebut benar-benar karena dasar agama.
Maka dari itu, makalah kami ini hendak menjelaskan sedikit kurangnya
tentang kebenaran perang suci besar umat kristen tersebut. Sekalian menggali
kronologi perang salib yang sesuai tinta emas sejarah mengalami tiga tahapan,
tapi ternyata memiliki banyak jilid dan memiliki ciri khas. Namun pada kali ini,
makalah kami hanya membahas sebatas perang salib yang bersentuhan dengan
dunia islam.
Tahap pertama periode serangan orang orang Kristen (1096-1144 M) terjadi
dua kali, pertama gerakan gerombolan rakyat jelata, mereka kalah dan kedua
gerakan militer, mereka berhasil. Tahap kedua, (1144-1193 M) periode reaksi
umat Islam karena jatuhnya wilayah kekuasaan Islam ke pihak Kaum Salib dan
berhasil. Tahap ketiga, (1193-1291 M) periode kehancuran, kedua belah pihak
sepakat mengakhiri Perang Salib.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana timbulnya perang Salib


2. Apa penyebab terjadinya perang Salib
3. Bagaimana serangan Kristen dalam perang Salib
4. Bagaimana serangan balik Islam dalam perang Salib
5. Bagaimana kesudahan perang Salib

C. Tujuan Penelitian

1. Agar kita mengetahui bagaimana timbulnya perang Salib


2. Agar kita mengetahui penyebab terjadinya perang Salib
3. Agar kita mengetahui bagaimana serangan Kristen dalam perang
Salib
4. Agar kita mengetahui bagaimana serangan balik Islam dalam
perang Salib
5. Agar kita mengetahui bagaimana kesudahan Perang Salib

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Timbulnya Perang Salib

Perang Salib terjadi sebagai reaksi orang Kristen terhadap perlakuan jelek
Bani Saljuk kepada mereka yang berziarah ke Palestina setiap tahun, diantaranya
termasuk pendeta Feter Amins (Hermit) yang berkebangsaan Prancis. Dia
mengadukan hal itu kepada Paus Urbanus II dan bermohon untuk dilakukan
perang suci terhadap umat Islam, permohonannya diterima Paus.

Perang Salib adalah perang keagamaan yang berlangsung selama hampir


dua abad (1096-1291 M) yang terjadi sebagai reaksi orang-orang Kristen di Eropa
terhadap umat Islam di Asia yang dianggap sebagai pihak penyerang karena sejak
tahun 632 M. 1 (Masa pemerintahan Abu Bakar) sampai meletusnya perang Salib
sejumlah kota-kota penting di tempat suci umat Kristen telah diduduki oleh umat
Islam, seperti Palestina, Syria, Asia Kecil, Mesir, Sisilia, dan Spanyol. Disebut
perang Salib karena ekspedisi militer Kristen sewaktu melakukan perang
menggunakan Salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukkan bahwa perang
yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk membebaskan
Baitul Madis (Yerussalem) dari tangan umat Islam.

Maka, raja-raja Eropa para bangsawan dan rakyat jelata pada jenjang tahun
tersebut melakukan pertemuan pertama di Clermont Prancis tahun 1095 M dan
berhasil mengambil keputusan untuk memerangi umat Islam. Tahun 1096 M
Perang Salib pertama dimulai, mereka terdiri dari rakyat jelata tidak memiliki
kemampuan perang, tidak disiplin dan tidak ada persiapan matang hanya disulut
oleh api kebencian dan kemarahan, akhirnya pasukan Salib dapat dikalahkan oleh
pasukan Daulah Saljuk.

1
Tahun ini adalah awal dari pemerintahan Abu Bakar, pada saat ini Abu Bakar memberangkatkan
empat pasukan Islam ke Utara di bawah pimpinan Abu Ubaidah Bin Jarrah bersama 24.000 tentara
untuk memerangi tentara Binzantium

5
Pasukan Salib kedua dipersiapkan terdiri dari pasukan militer yang
berdisiplin, terbiasa berperang, terorganisir rapi yang dipimpin oleh Godfrey of
Bouilon, mereka menang akhirnya berdirilah empat kerajaan Kristen di dunia
Islam. Pertama kerajaan Baitul Magdis/ Yerusalem dengan rajanya Godfrey (1099
M), kedua kerajaan Edessa dan Aleppo dengan rajanya Baldwin (1098 M),
kerajaan Tripoli dengan rajanya (1109 M), dan kerajaan Antiokia dengan rajanya
Bohemond.

Singkatnya perang Salib ini apabila disederhanakan berlangsung dalam tiga


tahap. Tahap pertama, disebut sebagai periode serangan orang-orang Kristen
(1096-1144 M) yang terjadi dalam dua gerakan. Gerakan pertama disebut dengan
gerakan gerombolan rakyat jelata, mereka tidak disiplin dan tidak memiliki
pengalaman perang. Gerakan kedua merupakan ekspedisi militer, disiplin dan
mempunyai pengalaman perang sehingga mereka dapat mengalahkan umat Islam
dan berhasil mendirikan beberapa kerajaan Latin Kristen di dunia Timur.2

Tahap kedua, (1144-1193 M) disebut periode reaksi umat Islam karena


jatuhnya wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib sehingga Imaduddin
Zanki, Nuruddin Zanki dan Salahuddin Al-Ayyubi bangkit melakukan perlawanan
untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai orang Kristen. Perebutan
kembali Edessa menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib
kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh Raja
Perancis Louis VII dan Raja Jerman Codrad II. Keduanya memimoin pasukan
Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syiria. Namun, pasukan ini dihadang oleh
Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damascus. Louis VII dan
Codrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Nuruddin wafat pada tahun
1174 M. pimpinan perang kemudian digantikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.
Hasil peperangan Shalahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem
pada 2 Oktober 1187 M.

Jatuhnya Yerussalem ke pihak muslim sangat memukul tentara Salib sehingga


mereka menyiapkan serangan balasan. Kali ini pasukan ini dipimpin oleh

2
Tim penulis, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ikhtiar Baru), hlm. 240-241.

6
Frederick Barbarossa raja Jerman, Richar The Lion Hart raja Inggris, dan Philip
Augustus raja Prancis. Pasukan ini berhasil merebut Akka meskipun mendapat
tantangan dari pasukan muslim tanpa berhasil merebut Yerussalem (Palestina).
Dalam perang salib ini akhirnya pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk
melakukan gencatan senjata dan membuat pejanjian dengan nama Shulh Ar-
Ramlah. Inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan menjadi milik
kaum muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitulmakdis akan
terjamin keselamatannya. Adapun daerah pesisir utara, Arce, dan Jaita berada di
bawah kekuasaan tentara salib. Tak lama setelah perjanjian itu dibuat, sultan
Shalahuddin Al-Ayyubi wafat.3

Tahap ketiga, (1193-1291 M) yang dikenal dengan periode kehancuran di


dalam pasukan Perang Salib.4 Tujuan utama mereka untuk membebaskan Baitul
Maqdis seolah-olah terlupakan. Hal ini dapat dilihat ketika pasukan Slaib yang
dipersiapkan untuk menyerang Mesir ternyata membelokkan haluan menuju
Konstantinopel. Kota ini direbut dan diduduki lalu dikuasai oleh Baldwin sebagai
rajanya. Ia merupakan raja Roma-Latin pertama yang berkuasa di Konstantinopel.

Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin
yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia mampu menunjukkan
kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX, yang
telah ia tangkap dan hancurkan pasukannya, kembali ke negerinya, Prancis.

B. Penyebab Perang Salib

Penyebab utama terjadinya perang Salib adalah faktor agama, politik dan
sosial ekonomi. Faktor agama, semenjak Daulah Saljuk merebut Baitul Maqdis
3
Badri Yatim, Op.cit., h.239-240
4
Ibid, hlm. 242. Lihat juga Philip K. Hitti, Dunia Arab (Bandung: Sumur Bandung,1970, hlm 212

7
dari tangan Daulah Fatimiyah pada tahun 1070 M, pihak Kristen merasa tidak
bebas lagi menunaikan ibadah ke sana. Hal ini disebabkan para penguasa Saljuk
menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak
melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis. Bahkan mereka yang pulang ziarah sering
mengeluh karena mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Turki Saljuk yang
fanatik. Umat Kristen merasa perlakuan para penguasa Daulah Saljuk itu sangat
berbeda dengan para penguasa Islam yang pernah menguasai kawasan itu
sebelumnya.5

Perlakuan jelek dari orang-orang Saljuk yang fanatik terhadap umat Kristen
yang ziarah ke Baitul Maqdis dialami dan disaksikan sendiri oleh seorang pendeta
Kristen berkebangsaan Prancis bernama Feter Amins (Hermit). Feter Amins
mengadukan masalah yang dialaminya itu kepada Paus Urbanus II dan dia
mengajukan permohonan untuk dilakukan perang suci. Sementara itu dia sendiri
terus melakukan provokasi untuk melawan umat Islam. Dari sinilah rasa marah
dan antipati orang-orang Kristen terhadap umat Islam dibentuk sedemikan rupa
dikalangan umat Kristen.6

Provokasi Feter Amins baik di kalangan raja-raja Eropa, para bangsawan


maupun rakyat jelata berhasil mengadakan kongres pertama di Clermont Prancis
pada tahun 1095 M. Dalam pidato Paus Urbanus II dalam kongres itu,
mengatakan bahwa bagi mereka yang berangkat perang, harta benda dan
keluarganya dilindungi, dosa-dosanya diampuni dan apabila dia mati maka dia
mati suci.7

Dari sini dapat dilihat besarnya faktor agama dalam mengorbankan


semangat Perang Salib sebagai reaksi atas perlakuan jelek dari orang-orang Turki
Saljuk terhadap orang-orang Kristen yang berziarah ke Baitul Maqdis.

Faktor Politik, kekalahan Bizantium di Manziqart pada tahun 1071 M dan


jatuhnya Asia Kecil ke dalam kekuasaan Daulah Saljuk telah mendorong Kaisar
Alexius I Comnenus untuk meminta bantuan kepada Paus Urbanus II dalam

5
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ikhtiar Baru), hlm. 240.
6
K. Ali, A Study of Islamic History (New Delhi: Idarah Adabiyah, 1980), hlm 247.
7
Tim Penulis Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang: IAIN Alaudin, 1981/1982),
hlm, 211.

8
usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-deaerah pendudukan
Daulah Saljuk.

Paus Urbanus II bersedia membantu Bizantium karena adanya janji Kaisar


Alexius untuk tunduk di bawah kekuasaan Paus di Roma dan dengan harapan
untuk dapat mempersatukan gereja Yunani dan Roma.

Pada waktu itu Paus memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar
terhadap raja-raja yang berada di wilayah kekuasaannya. Karena ia dapat
menjatuhkan sanksi kepada siapa saja raja yang membangkang dengan perintah
Paus untuk mencopot pengakuannya sebagai raja.8

Faktor Ekonomi Sosial, Para pedagang besar yang berada di pantai Timur
Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venesia, Genoa, dan Pisa, berambisi
untuk menguasai sejumlah kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan Laut
Tengah untuk memperluas jaringan dagang mereka. Untuk itu mereka rela
menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan
tersebut sebagai pusat perdagangan mereka apabila pihak Kristen Eropa
memperoleh kemenangan. Hal itu dimungkinkan karena jalur Eropa akan
bersambung dengan rute perdagangan di Timur melalui jalur strategis tersebut.9

C. Kesudahan Perang Salib

Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh Raja Jerman Frederik II.
Tujuan utama mereka untuk membebaskan Baitul Maqdis sebelum mereka ke
Palestina. Mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu dengan harapan dapat
bantuan dari orang-orang Kristen Qibty pada tahun 1219 M. Mereka berhasil
menduduki Dimyat. Raja Mesir dari Dinasti Ayyubiyah saat itu adalah al-Malik
al-Kamil membuat perjanjian dengan raja Roderik II.

8
K. Ali, A Study Of Islamic History (New Delhi: Idarah Adabiyah, 1980), hlm. 247.
9
Ibid.., h. 236

9
Adapun isi perjanjian itu, antara lain. Pertama, Frederik II bersedia
melepaskan Dimyat dan al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina. Kedua, Frederik
II menjamin keamanan di Palestina. Ketiga, Frederik II tidak mengirim bantuan
kepada Kristen di Syria.10

Dalam perkembangan berikutnya Pelestina dapat di rebut kembali oleh


kaum muslimin pada tahun 1247 M dimasa pemerintahan Malik al-Saleh,
penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Dinasti Ayyubiyah berakhir di Mesir dan
dikuasai oleh kaum Mamalik pada saat itu Sultan Baybas dan Qalawun sekaligus
sebagai pimpinan perang. Mereka berhasil merebut kembali kota Akka dari tangan
orang Kristen pada tahun 1291 M11

Dengan demikian semua kota-kota yang pernah di rebut dahulu oleh


pasukan Salib, kini semua telah berhasil di rebut kembali oleh kaum muslimin
tanpa terkecuali. Oleh sebab itu perang Salib telah berakhir pada tahun 1291 M
setelah berlangsung hampir dua abad lamanya.

Namun meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam perang


Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yg sangat besar nilainya dari
perang Salib karena mereka dapat bekenalan dengan peradaban Islam yang sudah
maju. Bahkan peradaban yang mereka peroleh dari dunia Timur menyebabkan
mereka bangkit yang disebut dengan masa Renaisance di Barat.

Adapun peradaban Islam yang sudah maju yang berhasil mereka bawa ke
Barat dapat dirinci sebagai berikut; yaitu bidang militer, seni, perindusterian,
perdagangan, kesehatan, astronomi dan kpribadian. Dalam bidang militer dunia
Barat menemukan persenjataan dan tekhnik berberang yang belum pernah mereka
temukan sebelumnya di negaranya, seperti penggunaan bahan peledak untuk
melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda, serta
membangkitkan semangat militer dengan gendang dan rebana.

Dalam bidang perindustrian mereka banyak menemukan kain tenun


sekaligus peralatan tenun di dunia Timur. Untuk itu mereka mengimpor berbagai
jenis kain dari Timur ke Barat. Mereka juga menemukan berbagai jenis kemenyan
10
Badri Yatim, op.cit., h. 79.
11
Ibid., h. 79.

10
dan getah kayu Arab yang dapat mengharumkan ruangan. Dalam bidang pertanian
mereka menemukan model irigasi yang praktis dan jenis tumbuhan serta buah-
buahan yang beraneka ragam.

Dalam bidang perdagangan mereka melakukan hubungan dagang dengan


dunia timur yang memaksa mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar.
Pada hal sebelumnya mereka menggunakan sistem barter. Dalam bidang
astronomi mempengaruhi lahirnya berbagai observatorium di Barat. Dalam
bidang kesehatan mereka berhasil membawa dan menerjemahkan berulang kali ke
berbagai bahasa yang ada di Eropa karya Ibnu Sina yang berjudul al-Syifa tentang
ilmu kedokteran yang dijadikan rujukan di berbagai Universitas yang ada di Eropa
sampai sekarang ini.

Dan yang tidak kurang pentingnya adalah sikap dan kpribadian umat Islam
di dunia Timur pada waktu itu telah memberikan pengaruh positif terhadap nilai-
nilai kemanusiaan di Eropa yang sebelumnya tidak mendapat perhatian.372
Dengan demikian baik yang menyangkut mental maupun pisik melalui perang
Salib, orang barat menemukan nilai yang sangat berharga dari dunia Timur yang
membuat mereka bangkit di Eropa kemudian.

Sebaliknya apa yang di peroleh Islam dari perang Salib. Apalah yang di
harapkan dari penjahat, perampok, dan pembunuh kecuali dekandensi moral.
Karena waktu pasukan pasukan Salib datang ke dunia Timur sekaligus mereka
membawa pelacur dari Eropa yang menyertai mereka dalam peperangan. Maka
perang Salib menghabiskan asset kekayaan dan putera terbaik dunia Islam.
Akibatnya memerlukan waktu yang lama untuk memulihkannya kembali. Akibat
lain kemiskinan menimpa dunia Islam. Karena seluruh kekayaan negara habis
dialokasikan untuk biaya dan kepentingan perang. Demikianlah akhir dari perang
Salib yang telah memporakporandakan sendi-sendi kekuatan Islam di dunia Timur
dan melahirkan renaisance di dunia Barat.

D. Pengaruh Perang Salib Terhadap Dunia Islam

11
Pengaruh Perang Salib terhadap Islam, adalah lebih memantapkan dan
mengokohkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat dalam membela dan
mempertahankan eksistensi agama Islam. Pengaruhnya yang lain adalah
memperkenalkan dunia Islam yang mempunyai kebudayaaan tinggi kepada dunia
Barat.

Bagi umat Islam, Perang Salib tidak memberikan kontribusi bagi


pengebangan kebudayaan, malah sebaliknya kehilangan sebagian warisan
kebudayaan. Peradaban Islam telah diboyong dari Timur ke Barat. Dengan
demikian, Perang Salib itu telah mengembalikan Eropa pada kejayaan, bukan
hanya pada bidang material, tetapi pada bidang pemikiran yang mengilhami
lahirnya masa Renaisance. Hal tersebut dapat dipahami dari kemenangan tentara
Salib pada beberapa episode, yang merupakan stasiun ekspedisi yang bermacam-
macam dan memungkinkan untuk memindahkan khazanah peradaban Timur ke
dunia Masehi-Barat pada abad pertengahan.

Tidak hanya itu, Perang Salib telah menghabiskan aset kekayaan bangsa dan
mengorbankan putera terbaik. Ribuan penguasa, panglima perang dan rakyat
menjadi korban. Gencatan senjata yang ditawarkan terhadap kaum muslimin oleh
pasukan salib selalu didahului dengan pembantaian masal. Hal tersebut merusak
struktur masyarakat yang dalam limit tertentu menjadi penyebab keterbelakangan
umat Islam dari umat lain.
Walaupun demikian, di sisi lain Perang salib membuktikan kemenangan
militer Islam di abad pertengahan, yang bukan hanya mampu mengusir Pasukan
Salib, tetapi juga pada masa Turki Usmani mereka mampu mencapai semenanjung
Balkan (abad ke-14-15) dan mendekati gerbang Wina (abad ke-16 dan 17),
sehingga hanya Spanyol dan pesisir Timur Baltik yang tetap berada di bawah
kekuasaan Kristen.

12
13

Anda mungkin juga menyukai