Anda di halaman 1dari 27

PERANG SALIB DAN PENGARUHNYA PADA DUNIA ISLAM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada semester keempat
Dosen Pengampu: Dr. Arif Zamhari Ph.D




Oleh Kelompok Kesebelas:
Ali Fitriana Rahmat
Zamzami Nurits


Prodi Tafsir dan Ulumul Quran


Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran Al-Hikam
Depok Jawa Barat
2014
1

DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 2
A. Latar belakang ............................................................................................. 2
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan makalah ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
PERANG SALIB DAN PENGARUHNYA PADA DUNIA ISLAM ..................... 4
A. Penyebab Perang Salib .............................................................................. 5
B. Periodesasi Perang Salib ......................................................................... 12
C. Pengaruh Perang Salib ............................................................................ 20
BAB III PENUTUP. .............................................................................................. 25
BIBLIOGRAFI ...................................................................................................... 26










2

BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Sejak awal mula adanya kehidupan di dunia ini mulai zaman Nabi Adam sampai malaikat
Israfil meniup terompetnya, pergulatan dan pertentangan antara hak dan batil akan selalu ada.
Tatkala agama Islam muncul dan dengan singkat menyebar ke segala penjuru Jazirah Arab, para
musuh Islam telah berupaya memeranginya dengan segala cara. Diawali oleh pasukan musyrikin
hingga tentara salib yang memerangi Islam atas nama agama.
Berbagai peperangan yang dilakukan oleh pasukan Islam di semua era bertujuan untuk
membawa bendera kedamaian dan keamanan untuk berbagai suku dan bangsa. Disamping itu juga
untuk memberantas kedzaliman dan kekejaman yang dilancarkan oleh dua kekuatan besar kala itu,
yakni Romawi dan Persia. Kedua negeri ini sudah saling berperang dan saling mengalahkan
sebelum kedatangan Islam sampai kemunculannya. Sampai-sampai perseteruan dua negeri
adidaya itu direkam dalam al-Quran tepatnya di ayat 2 dan 3 surah al-Ruum. Setelah Romawi
mengalami kekalahan, pada akhirnya kekuatan Persia dapat dilumpuhkan oleh pasukan Romawi,
demikian kurang lebih kandungan kedua ayat tersebut. Seiring berjalannya waktu kekuatan Persia
semakin melemah, sehingga setelah kedatangan, Islam kerajaan yang menganut agama majusi itu
menjadi mudah untuk ditaklukan.
Ketika kawasan Persia sudah tersentuh dengan kedatangan Islam, tinggal kekuatan adidaya
Romawi yang siap menghadang penyebaran agama Islam. Kekaisaran yang beragamakan Kristen
ini mulai memiliki lawan tempur baru dari Arab yakni agama Islam. Sejatinya kekuatan Islam dan
Romawi Kristen telah sering berjumpa di medan pertempuran. Bahkan menurut Sayyid Quthb,
pertempuran dua agama ini dimulai pada abad pertama Islam. Ketika Romawi mulai bisa
melupakan permusuhan mereka dengan Persia dan mengalihkan pertempuran mereka melawan
pasukan Islam dalam perang Mutah dan Yarmuk. Menariknya, penulis tafsir Fi Dzhilal al-Quran
ini menyebut kedua perang tersebut sebagai awal dari Perang Salib.
1
Hanya saja peperangan yang
dianggap suci oleh kedua belah pihak adalah ketika terjadi invasi besar-besaran dari pasukan

1
Sayyid Quthb, Fi Dzhilal al-Quran. Tp (ttp : tt) jld.4/hal.6
3

Kristen yang mencakup Romawi Timur dan Barat. Sehingga tidak mengherankan lagi jika perang
suci ini lebih dikenal dengan Perang Salib.
Perang Salib menjadi potret perseteruan antara agama Islam dan Kristen. Pertempuran
diantara keduanya berlangsung selama ratusan tahun. Bahkan beberapa pendapat masih
berlangsung hingga hari ini. Barangkali mengkaji dan menelaah ulang peristiwa besar pada abad
pertengahan ini adalah suatu hal yang patut untuk dilakukan oleh para calon sarjana muslim.
I.B. Rumusan Masalah
1) Faktor Penyebab Terjadinya Perang Salib
2) Periode Rangkaian Perang Salib
3) Pengaruh Perang Salib Bagi Islam Ketika Itu dan Masa Kini
4) Pengaruh Salib Bagi Eropa
I.C. Tujuan Makalah
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar para generasi umat Islam khususnya para
mahasiswa mampu mengenal sekaligus mengetahui sejarah dari perang terlama sepanjang sejarah
yaitu Perang Salib. Tentu perang antar dua agama ini memiliki latar belakang dan faktor yang
layak untuk dicermati dan diketahui. Sehingga dapat melihat rangkaian cerita sejarah secara utuh
dan juga bisa menilai misi dan motiv para pelaku sejarah ketika itu.
Perang yang berlangsung selama berabad-abad ini pastinya memiliki pengaruh dan dampak
yang bisa bisa dirasakan sampai dewasa ini. Menarik sekali jika kita mengulas sejarah disertai
dengan impact-nya secara jangka pendek maupun jangka panjang. Semoga tulisan ini mampu
memberikan penjelasan secara utuh dan bisa memberikan manfaat bagi para pembaca yang
budiman.





4

BAB II
PEMBAHASAN
PERANG SALIB DAN PENGARUHNYA PADA DUNIA ISLAM

Salib berasal dari bahasa Arab yakni shaliib yang berarti salib. Akar dari kata ini terdiri
dari huruf shad, lam, dan ba yang memiliki arti asal keras dan kuat. Kata shaliib sendiri juga
mempunyai arti tanda.
2
Bisa jadi kata salib diartikan sebagai tanda penuh kekuatan. Kata ini
kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata salib
mempunyai beberapa arti ; dua batang kayu yang bersilang, kayu bersilang tempat Yesus dihukum,
dan tanda silang.
3
Dari sini penulis menyimpulkan bahwa kata salib yang dimaksud dalam tulisan
ini berarti tanda silang yang menjadi simbol kebesaran umat Kristen.
Memang para sejarawan muslim sering menggunakan istilah Perang Salib. Akan tetapi
berbeda dengan sejarawan Barat yang lebih suka menamainya dengan gerakan salib atau
gerakan keagamaan. Sejatinya, istilah apapun yang digunakan untuk menggambarkan
pertempuran ini, semua berasal dari ahli sejarah. Karena para pelaku sejarah yang terlibat dalam
peperangan, tidak pernah menggunakan istilah itu semua. Para tentara salib mengistilahkan diri
mereka sebagai fideles Sancti Petri (Orang yang beriman dengan St. Peter) atau militer Christi
(tentara Yesus). Mereka menganggap diri mereka sedang melakukan haji dan perjalanan suci.
4

Para peneliti sejarah sepakat jika Perang Salib memiliki definisi gerakan yang muncul
dari umat Kristen Eropa Barat ketika abad pertengahan yang berorientasi pada penjajahan kawasan
umat Islam terutama menduduki Palestina. Kemunculan gerakan ini berasal dari berbagai
pemikiran, kondisi sosial, ekonomi dan keagamaan yang ada di Eropa Barat pada abad kesebelas
Masehi. Menjawab permohonan bantuan dari umat Kristiani di Palestina ketika itu menjadi alasan
terkuat mereka untuk melakukan perang suci atas nama agama.
5


2
Abu al-Husain Ahmad bin Faris, Maqaayis al-Lughah. Dar al-Hadits (Kairo : 2008) Hal. 491
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://ebsoft.web.id/08.34 WIB, 26/04/2014
4
M Roslan dkk, Perang Salib dan Kejayaan Salahudin. Tp (ttp : tt) hal. 63
5
Muhammad Ali al-Harfi, Syir al-Jihad fi al-Hurub al-Shalibiyah. Dar al-Maalim al-Tsaqafiyah. (Riyadh: tt) Hal.
27
5

Menarik sekali jika kita melihat pendapat beberapa sementara pakar yang menilai bahwa
Perang Salib tidak hanya terbatas pada abad pertengahan dan merebut kembali Baitul Maqdis.
Seperti pendapat Sayyid Quthb yang telah dikemukakan dalam pendahuluan. Senada dengan
beliau, beberapa sejarawan kontemporer juga memandang bahwa Perang Salib tidak berhenti pada
abad pertengahan saja. Akan tetapi terus berlanjut dengan nama dan kemasan baru yakni
kolonialisme terhadap negara-negara Asia dan Afrika khususnya yang berpenduduk Islam seperti
Indonesia. Bahkan sampai saat ini penjajahan masih terus terjadi di negara Palestina termasuk
fenomena Arab Spring yang dinilai oleh sementara orang menjadi Perang Salib modern.
Beberapa pihak juga menilai keberlangsungan Perang Salib pada dewasa ini dengan
bingkai baru dan lebih menarik dan mencekik. Perang fisik sudah tidak bisa menjadi senjata
andalan para kaum salib. Kaum salib yang dalam ini diperankan oleh semua negara Barat, telah
melakukan invasi besar-besaran di bidang kebudayaan, ekonomi, politik, pemikiran dan lain
sebagainya. Hal ini menjadi invasi terselubung mereka untuk memperbudak negara-negara
muslim.
Alhasil, penulis hanya membatasi pengertian Perang Salib pada abad pertengahan saja.
Adapun gesekan dan perang antara umat Islam dan Kristen pada pra dan pasca abad pertengahan
hanya menjadi faktor dan dampak dari Perang Salib.
II.A. Penyebab Perang Salib
Pada abad kelima tepatnya pada tahun 463/464 H atau 1071 M, terjadi peperangan antara
kekaisaran Romawi melawan Dinasti Saljuk Turki. Pecahnya pertempuran ini disebabkan amarah
Hermanos kaisar Romawi kepada Daulah Saljuk yang berupaya menyatukan kawasan Islam di
dunia mulai beberapa Asia kecil, Syam, Iraq hingga Iran di bawah khilafah Abbasiyah. Hal ini
memancing Romawi untuk melakukan penyerbuan terhadap Dinasti Saljuk. Peperangan yang
dinamakan dengan perang Manzikart
6
ini dimenangkan oleh umat Islam sehingga mayoritas
kawasan Asia kecil dapat direbut.
7

Pada peperangan tersebut Kaisar Hermanos menyusun kekuatan dahsyat hingga mencapai
kira-kira 35.000 pasukan yang berasal dari Romawi, Perancis Ghuz, al-Hajr, Armenia, dan Karkh.

6
Disebut juga dengan Malazgird.
7
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009) hal.16
6

Ditambah lagi dengan 200 ribu pasukan berkuda dan dilengkapi dengan amunisi yang luar biasa.
Sultan Alp Arslan sangat khawatir dan cemas untuk menghadapi jumlah pasukan musuh yang
tidak sedikit. Perang Manzikart terjadi pada hari Jumat usai ibadah shalat Jumat sebagaimana
usulan dari seorang faqih Abu Nashr Muhammad bin Abdul Malik. Pertempuran disengaja untuk
terjadi pada waktu tersebut agar para khatib jumat menyeru umat Islam untuk ikut andil berperang
melawan pasukan Romawi. Dengan pertolongan Allah swt, pasukan Islam berhasil memukul
mundur lawan hingga Kaisar Hermanos menjadi tawanan perang.
8

Pertempuran Manzikart ini menyisakan duka yang mendalam bagi kerajaan Romawi Timur
sehingga timbullah dari mereka rasa kebencian yang mendalam terhadap umat Islam khususnya
Dinasti Saljuk. Di tahun 471 H, kebencian umat Kristiani semakin menjadi-jadi setelah Dinasti
Saljuk sukses merebut Bait al-Maqdis dari tangan Dinasti Fathimiyah yang berpusat di Mesir.
9

Kebencian yang meluap-luap itu pastinya menyulut rasa dendam mereka terhadap umat Islam.
Bisa jadi ini menjadi salah satu faktor pecahnya Perang Salib.
Mungkin semua sejarawan hampir sepakat jika misi dari Perang Salib adalah menduduki
Baitul Maqdis.
10
Akan tetapi tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api, mungkin pepatah ini
tepat untuk Perang Salib. Tentunya perang akbar ini terjadi karena memiliki beberapa faktor dan
misi. Penulis akan menyebutkan beberapa faktor-faktor itu, diantaranya ;
Faktor Agama
Kekalahan telak pada perang Manzikart menyebabkan kekaisaran Romawi Bizantium
melapor kepada Paus Urbanus mengenai kekalahan itu. Mereka memohon bantuan segera dari
Paus Urbanus II. Kaisar Alexis menegaskan kepada Paus agar segera memerangi bangsa Turki di
dataran Asia sebelum mereka mulai merambah ke dataran Eropa Barat. Hal ini bisa dikatakan
sebagai penyebab awal munculnya Perang Salib. Ditambah lagi dengan desakan dan gagasan
seorang pendeta Perancis bernama Peter si pertapa. Ia mengusulkan kepada Paus Urban kedua
untuk melakukan invasi besar-besaran di bawah bendera salib. Gagasannya bermula dari kesan

8
Abu al-Fida Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah. Dar al-Hadits (Kairo : 2006) Hal. 96
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Rajagrafindo Persada (Jakarta : 2011) Hal. 76-77
10
Muhammad Ali al-Harfi, Syir al-Jihad fi al-Hurub al-Shalibiyah. Dar al-Maalim al-Tsaqafiyah. (Riyadh: tt) Hal.
27
7

buruk yang ia dapatkan ketika ia berkunjung ke Baitul Maqdis. Pendeta asal Perancis ini
diperlakukan dengan kasar dan semena-mena oleh pengunjung lainnya dari Turkmen.
Peter si pertapa memutuskan untuk kembali ke negaranya dan memprovokasi sang Paus
Urbanus untuk melakukan invasi militer demi menyelamatkan tanah suci Yerussalem. Provokasi
ini tidak hanya berhenti pada Paus, ia terus menggalAkkan dukungan massa dari Jerman, Perancis,
hingga Belgia.
11
Akhirnya Peter berhasil mengumpulkan massa yang berasal dari rakyat jelata dan
para perampok. Mereka pun berangkat ke Palestina mendahului pasukan reguler.
12

Sejarah mencatat pada tanggal 28 November 1095
13
Masehi Paus Baba Urban berdiri
berpidato di sebuah balkon gereja katedral dekat alun-alun Clairment. Clairment sendiri adalah
nama kota yang terletak 288 Km. sebelah selatan dari kota Paris Perancis. Pidato yang mengakhiri
perselisihan antara Romawi Barat (Latin) dengan Romawi Timur (Byzantium) ini menyedot ribuan
massa ribuan umat Kristen untuk berkumpul di alun-alun tersebut, bahkan tidak sedikit dari
pejabat-pejabat pemerintahan dan para uskup yang memenuhi gereja. Padahal ketika itu sedang
musim dingin, akan tetapi banyaknya yang hadir ketika itu membuat cuaca yang sangat dingin
menjadi tidak terasa.
Tiba saatnya Paus menyampaikan pidatonya di depan ribuan umat Kristiani. Ada empat
versi dan riwayat mengenai isi pidato Paus Urban. Tentunya empat versi itu tidak ada yang sama
persis dengan apa yang diorasikannya. Meskipun demikian, semua versi itu adalah pokok gagasan
dari maklumat Paus Urbanus kedua.
14
Salah satu versi dari isi pidatonya kurang lebih sebagai
berikut;
Dalam keadaan darurat seperti sekarang ini, saya Paus Urban, wakil dari Tuhan, mengumpulkan kalian
wahai hamba-hamba Tuhan untuk menyampaikan pesan dan perintah dari Tuhan Yesus. Wajib bagi kalian
semua untuk segera menolong saudara-saudara kalian di Timur yang telah lama memohon bantuan kalian.
Mereka semua sangat butuh pertolongan kalian. Orang-orang Arab dan Turkmen telah memerangi dan
menyerang kawasan Romawi Timur (Bizantium) hingga daerah Bosphorus. Penduduknya telah dipukul
mundur tujuh kali dalam peperangan hingga dihabisi dan dijadikan tawanan. Gereja-gereja dihancurkan.

11
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009) hal.18
12
Qasim A Ibrahim & M A Shaleh, al-Mawsuah al-Muyassarah fi al-Tarikh al-Islami. Zaman (Jakarta : 2014)
Hal. 573
13
Ada beberapa versi mengenai tanggal dikeluarkannya maklumat Paus Urbanus, ada yang berpendapat 17
November dan ada juga 18 November di tahun 1095 M.
14
Hans Mayer, Tarikh al-Hurub al-Shalibiyah. Tp (ttp : tt) Hal. 40
8

Kerajaan pun direbut. Orang-orang Arab dan Turkmen itu akan lebih memperluas lagi wilayah kekuasaan
mereka dengan menindas hamba-hamba Tuhan.
Oleh karena itu saya sangat berharap pada kalian. Pesan ini bukan dari saya, melainkan dari Tuhan atas
perantara lisanku. Saya sangat berpesan pada kalian semua, baik yang kaya maupun yang miskin untuk
segera mengusir orang-orang jahat dan bengis (umat Islam). Kalian harus menolong hamba-hamba Yesus
pada saat yang tepat. Sampaikanlah pesan Tuhan ini pada orang-orang yang tidak bisa hadir.
Semua yang ikut pergi berperang dan gugur di perjalanan ataupun di peperangan, dosa mereka akan
langsung diampuni. Aku telah mendapat mandat langsung dari Tuhan. Siapkanlah senjata kalian untuk
memerangi musuh kalian, kaum muslimin yang telah menguasai kota Quds. Bereperanglah di bawah
bendera Yesus.
Ingat wahai umat al-Masih, saudara-sauadara kalian di Palestina dan Kostantinopel telah dibantai oleh
manusia-manusia terlaknat. Mereka telah membakar gereja dan meluluhlantAkkan semuanya. Mereka juga
telah melewati kerajaan Yunani dan telah mencaplok beberapa kawasan yang luasnya tidak cukup untuk
ditempuh selama dua bulan.
Siapa lagi yang mampu mengembalikan daerah itu dan membalas kebengisan ini semua, selain kalian
wahai umat Yesus. Bersemangatlah untuk kembali merebut tanah kelahiran Tuhan Yesus. Tanah suci itu dan
daerah-daerah suci lain sekarang dikuasai oleh umat yang najis. Janganlah kalian tinggal diam.
Yerusalem adalah tanah suci yang tak tertandingi. Kota itu bagaikan surga dunia. Sekarang kota agung
yang terletak di tengah-tengah dunia sedang meminta pertolongan dari kalian untuk menyelamatkannya.
Pergilah kalian berperang dengan semangat, dosa kalian akan diampuni. Percayalah, kalian akan
mendapatkan kejayaan kelak nanti di surga.
15

Sejarah mencatat, bahwa hanya pidato Paus Urbanus II inilah yang memiliki pengaruh
sangat kuat bagi umat Kristen. Hingga membakar semangat mereka untuk melakukan melawan
umat Islam di Baitul Maqdis.
16
Para umat Kristiani yang hadir ketika itu menjawab pidato Paus
dengan teriakan Deus Vult (tuhan memberkati). Semua itu mereka lakukan demi
menyelamatkan tanah suci Yerussalem, tanah kelahiran Yesus yang disebutkan dalam al-Kitab
sebagai tanah subur yang diberkahi dan berlimpah susu dan madu.
17

Pada hari Jumat tanggal 15 Juli 1099, pasukan Salib menyerang Baitul Maqdis setelah
berhasil mengepungnya lebih dari 40 hari. Naasnya pasukan muslimin hanya mampu bertahan dan

15
Said Abdul Hakim Zaid, Waqi al-Alam al-Islami.Maktabah Wahbah (Kairo : 1997) Hal. 174-176
16
Asti Latifa Sofi, Peran Salahudin.... FIB UI, 2009. Hal. 23
17
Karen Amstrong, Jerussalaem: Satu Kota Tiga Iman, terj. Asnawi dan Koes (Surabaya : 2004) hal. 10
9

berlindung di Baitul Maqdis. Hal ini pun tidak disia-siakan tentara salib untuk lebih
menggencarkan serbuan mereka pada masjid. Hingga akhirnya tempat suci itu dijadikan tempat
pembantaian massal oleh pasukan salib. Korban nyawa pun bergelimpangan hingga mencapai
angka 70 ribu.
18

Invasi salib pertama ini mendapat dukungan luar biasa dari berbagai kalangan. Para
saudagar Italia menyumbangkan berlembar-lembar kain untuk dijadikan seragam pasukan.
Tepatnya pada tahun 1097 invasi salib dilaksanakan. Paus Urbanus memberi salib bagi para
pasukan sebagai simbol bagi para pasukan penyelamat tanah kelahiran Yesus. Dari sinilah invasi
ini dinamai dengan Perang Salib.
19

Faktor Politik
Salah satu faktor yang mendorong adanya Perang Salib adalah politik dari berbagai
kalangan. Yang pertama dari Paus Urbanus, ia ingin menyatukan umat Kristen dari berbagai
kerajaan mulai dari Romawi latin, Romawi Byzantium, Jerman, Inggris, Prancis dan lainnya untuk
patuh di bawah kekuasaannya.
20
Besarnya kekuasaan dan pengaruh Paus pada saat itu mampu
menjatuhkan sanksi pada raja yang membangkang dari perintahnya.
21
Di sisi lain, invasi salib
pertama ini adalah invasi jilid kedua setelah invasi mereka di tanah Andalusia. Karena umat
Kristen Eropa sendiri menyebut perang Spanyol itu dengan perang suci.
Romawi Timur dibawah kepemimpinan kaisar Alexis telah kehilangan beberapa kawasan
mereka di sekitar Asia Kecil. Ditambah lagi dengan tuntutan membayar pajak sebesar 300 ribu
dinar. Dengan adanya invasi salib ini kesempatan mereka untuk merebut kembali wilayah mereka
terbuka lebar.
Hal ihwal pewarisan tahta pada kerajaan Eropa lazimnya milik putra mahkota raja yang
paling besar atau dengan kata lain putra sulung raja. Sedangkan putra-putra raja lainnya yang
hampir pasti tidak memiliki peluang untuk mewarisi tahta kekuasaan akan sangat senang untuk
bergabung dengan pasukan salib. Disamping mereka juga memiliki spirit petualangan yang tinggi.

18
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009) Hal. 177
19
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009)
20
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.48
21
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013) hal. 235
10

Dengan Perang Salib, mereka berkeinginan untuk memiliki kekuasaan sendiri dengan mendirikan
kerajaan di tanah yang akan didudukinya jika mereka berhasil menaklukan wilayah baru.
22

Keberanian umat Kristen Eropa untuk menyerbu Baitul Maqdis semakin bertambah setelah
mengetahui perpecahan yang melanda umat Islam ketika itu. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan
oleh pasukan salib. Penulis memasukkan separatisme umat Islam ini dalam faktor konflik yang
akan dipaparkan secara khusus di bawah.
Faktor Sosial
Pada abad pertengahan, masyarakat Eropa terbagi dalam beberapa kasta ;
1. Golongan gereja.
2. Golongan bangsawan dan kesatria.
3. Golongan petani, budak dan rakyat jelata.
Kehidupan sosial Eropa saat itu dikuasai oleh golongan pertama dan kedua. Meskipun
kedua golongan itu termasuk minoritas dari sisi jumlah dan kuantitasnya akan tetapi mereka
memiliki ruang gerak yang cukup luas.
Berbeda halnya dengan golongan petani dan budak, walaupun jumlah mereka cukup
banyak atau mungkin bisa dikatakan sebagai golongan mayoritas masyarakat Eropa, mereka
menjadi bulan-bulanan dari penindasan kaum gereja dan bangsawan. Ironisnya kasta akar rumput
ini dipaksa untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan kaum elite. Hal inilah yang mendorong
para kaum petani dan budak untuk ikut berpartisipasi menjadi pasukan salib. Mereka sudah gerah
hidup dalam penindasan dan kehinaan. Bahkan mereka memilih mati ketimbang terus hidup dalam
ketidakmerdekaan.
23
Apalagi mereka dijanjikan dengan kebebasan dan kesejahteraan oleh pihak
gereja jika mampu memenangkan peperangan.
24

Salah satu faktor sosial yang menjadi penyebab terjadinya perang ialah kecenderungan
gaya hidup nomaden dan mengembara para pasukan dari suku Teutonik Jerman.
25
Seruan Perang
Salib dari pihak gereja, mereka sambut dengan senang hati.

22
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009)
23
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009) Hal. 22
24
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013) hal. 236
25
Mamdukh Budiman, Perang Salib III. Tp (ttp :tt) hal.7
11



Faktor Ekonomi
Boleh jadi faktor yang paling kuat adanya invasi salib ialah faktor ekonomi. Mengingat di
kala itu Paus Urbanus menyeru dalam pidatonya agar jangan sampai ada sesuatu yang menahan
kalian untuk tidak ikut berperang. Bagai gayung bersambut ketika kondisi Eropa saat itu memang
sangat kurang nyaman. Meledaknya penduduk tidak dibarengi dengan kestabilan ekonomi.
Akibatnya krisis pangan menyebar luas dengan cepat. Bahkan sebelum invasi, masyarakat
Perancis dilanda kelaparan yang sungguh luar biasa. Apalagi Paus dalam pidatonya mengiming-
imingi mereka dengan kesuburan tanah Yerussalem. Mereka pun semangat menjawab seruan Paus
saat itu. Mungkin inilah penyebab Perancis menjadi pemasok pasukan salib terbesar dibanding
negara lainnya.
Di sisi lain para saudagar Italia memiliki ambisi besar untuk menguasai perdagangan
Timur. Karena pasar di kawasan Timur sangat menjanjikan dengan segala kekayaan alam yang
dimiliki oleh wilayah itu. Jadi salah satu motif para relawan tempur dari Italia ialah ingin
memperluas jaringan bisnis mereka setelah menguasai pasar di kawasan Eropa.
26
Salah satu bukti
kentalnya faktor ekonomi dalam invasi Perang Salib adalah penolakan mereka terhadap
pemerintahan Sultan Kamil untuk menempati Baitul Maqdis dan meninggalkan kota Dimyath dan
kawasan pesisir Mesir. Mereka malah memilih menetap disana untuk membuat pelabuhan yang
menjadi pintu masuk perdagangan mereka di Mesir. Jika misi mereka memang murni karena
agama mereka tidak akan ragu untuk meninggalkan kota Dimyath.
27

Meledaknya kemiskinan di Eropa saat itu ditengarai karena adanya diskriminasi terhadap
golongan rakyat akar rumput. Mereka menggunakan hukum waris yang timpang. Karena harta
warisan hanya berhak dimiliki oleh anak tertua. Kalaupun anak tertua itu meninggal maka harta
warisan wajib diserahkan kepada pihak gereja. Bisa jadi hal inilah yang membuat kemiskinan
cepat menyebar di daratan Eropa.
28


26
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009) Hal. 24
27
Muhammad Ali al-Harfi, Syir al-Jihad fi al-Hurub al-Shalibiyah. Dar al-Maalim al-Tsaqafiyah. (Riyadh: tt) Hal.
28
28
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013) hal. 236
12

Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor penting ketika terjadinya Perang Salib III. Para
raja Eropa sengaja membebankan cukai dan pajak bagi rakyatnya yang tidak sedia bergabung
menjadi pasukan salib ketika itu. Berbeda dengan Perang Salib perdana yang faktor terkuatnya
adalah agama.
29

Faktor Konflik
Konflik yang melanda umat Islam di kawasan Arab ketika itu menjadi salah satu faktor
pertimbangan terjadinya Perang Salib. Separatisme beberapa Dinasti kecil menjadikan kekuatan
militer dan politik Islam semakin lemah. Sehingga hal ini menjadi peluang bagi orang-orang Eropa
untuk masuk menyerang tanah Palestina. Ditambah lagi kondisi Eropa saat itu masih berupa
kawasan geografis saja, pedesaan yang terbelakang dan tidak memiliki peradaban semaju
Byzantium dan Arab. Tentunya hal ini mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam Perang
Salib.
Konflik perpecahan saat itu dapat digambarkan dengan perebutan kekuasaan antara Dinasti
Saljuk di Asia Kecil dan juga kekuatan Dinasti Fathimiyah yang semakin rapuh. Sedangkan umat
Islam di Spanyol semakin terancam keselamatan mereka. Hal ini diperparah dengan adanya tiga
keKhalifahan berbeda ; Khalifah Abbasiyah di Baghdad, Khalifah Fathimiyah di Mesir dan Amir
Umayyah di Cordova. Demikian jelas Samsul Munir Anam dalam bukunya.
30

Byzantium yang menjadi gambaran kawasan Eropa Timur juga tidak lepas dari konflik.
Kekaisaran Eropa Timur ini mengalami konflik dengan pasukan muslim dalam perang Manzikart
yang berakhir pada kekalahan bagi Byzantium. Kekalahan inilah yang memancing dendam
kesumat mereka yang akhirnya disalurkan pada Perang Salib.
31

Salah satu faktor penting pecahnya Perang Salib adalah reaksi kebencian kaum Kristiani
terhadap Islam yang telah menduduki wilayah mereka berabad-abad sebelumnya.
32
Bisa jadi reaksi
mereka menjadi suatu pembalasan dendam terhadap apa yang dialami mereka.


29
Mamdukh Budiman, Perang Salib III. Tp (ttp :tt) hal.4
30
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013) hal. 235
31
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal. 48
32
Mamdukh Budiman, Perang Salib III. Tp (ttp :tt) hal.3
13


II.B. Periodisasi Perang Salib
Para ahli sejarawan berbeda pendapat dalam menentukan periodisasi Perang Salib. Prof.
Ahmad Syalabi dalam At-Tarikh Al-Islam wa Al-Hadharat Al-Islamiyyah, misalnya, membagi
periodisasi Perang Salib itu atas tujuh periode.
Sementara kebanyakan ahli sejarah menentukan periode Perang Salib dalam hal ini
diwakili oleh Dr. Badri Yatim, M.A, bahwa Perang Salib dapat dibagi dalam tiga periode
33
.
Menurut Phillip K. Hitti, dalam bukunya yang berjudul The Arabs A Short History,
pembagian Perang Salib yang lebih tepat adalah sebagai berikut
34
:
1. Periode penaklukan (1096-1144 M).
2. Periode reaksi umat Islam (1144-1192 M).
3. Periode perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran Perang Salib (1192-1291
M). Dikatakan perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran Perang Salib karena
periode ini lebih dipicu oleh ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang
bersifat materi daripada motivasi agama. Salah satu tujuan utama mereka adalah untuk
membebaskan Baitul Maqdis, hal ini dapat dicermati ketika pasukan salib yang
dipersiapkan menyerang Mesir ternyata berbalik arah menuju Konstantinopel
35
.
Secara garis besar menurut hemat penulis, pada umumnya Perang Salib dapat di bagi dalam tiga
periode sebagaimana yang disebutkan oleh Phillip K. Hitti maupun oleh Dr. Badri Yatim, M.A
Periode pertama
Perang Salib pada periode pertama ini disebabkan oleh banyak faktor. Fakta geografis
tentang perbedaan agama, kultur, maupun gaya hidup antara Barat dan Timur dapat
dipertimbangkan sebagai faktor penting terjadinya Perang Salib. Namun dalam kenyataannya,
Perang Salib secara khusus menggambarkan reaksi orang Kristen di Eropa terhadap Muslim di
Asia, yang telah berekspansi dan menguasai wilayah Kristen sebelum itu. Ekspansi tersebut tidak

33
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Rajagrafindo Persada (Jakarta : 2011) hal 77
34
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 205-225
35
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013) hal 237
14

hanya di Suriah dan Asia kecil, tetapi juga di Andalusia (Spanyol) dan Sisilia (Italia). Adapun
faktor lain yang menjadi sebab terjadinya Perang Salib, sebagian diantaranya yaitu kecendrungan
gaya hidup nomaden dan materialistik suku Teutonik-Jerman
36
.
Menurut Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi salah satu penyebab terjadinya Perang
Salib ialah pergeseran dominasi kekuatan di perairan Laut Tengah dikarenakan mereka kaum
kaum salib merasa kewalahan menghadapi serangan tentara Saljuk
37
dan beliau juga berpendapat
bahwa pergeseran tersebut diselubungi oleh motif Kristenisasi yang dalam hal tersebut di dalangi
oleh Paus Urbanus II
38

Secara kronologis perang ini terjadi karena adanya jalinan kerja sama antara kaisar Alexius
I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato
Paus Urbanus II pada konsili Clermont (26 November 1095). Menurut Phillip K. Hitti, pidato ini
kemungkinan besar merupakan pidato paling berkesan sepanjang sejarah yang telah di buat Paus
Urbanus II. Pidato ini menggema ke seluruh penjuru Eropa yang membangkitkan seluruh Negara
Kristen mempersiapkan berbagai bantuan untuk mengadakan penyerbuan. Gerakan ini merupakan
gerakan spontanitas yang diikuti berbagai kalangan masyarakat Kristen.
Hasan Ibrahim Hasan dalam Tarikh Al-Islam, mendeskripsikan gerakan ini sebagai
gerombolan rakyat jelata yang tidak memiliki pengalaman berperang, tidak disiplin, dan tanpa
persiapan. Gerakan ini dipimpin oleh Piere IErmite. Sepanjang perjalanan menuju kota
Konstantinopel, mereka berbuat onar, melakukan perampokan dan bahkan terjadi bentrokan
dengan penduduk Hongaria dan Bizantium. Akhirnya dengan mudah pasukan salib tersebut dapat
dikalahkan oleh pasukan Dinasti Saljuk.
Kemudian pasukan salib angkatan berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Boulion. Gerakan
pasukan salib ini merupakan gerakan yang lebih rapi dan terorganisir dari pasukan salib
sebelumnya.
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Prancis dan
pasukan yang dipimpin Norman berangkat menuju Konstantinopel, lalu kemudian ke Palestina.
Pasukan salib yang dipimpin Godfrey, Bohemond dan Raymond ini memperoleh kemenangan

36
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 811
37
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Shalahuddin Al-Ayyubi. Pustaka al-Kautsar (Jakarta : 2013) hal 45-51
38
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Shalahuddin Al-Ayyubi. Pustaka al-Kautsar (Jakarta : 2013)
15

besar pada tanggal 18 juni 1097 mereka berhasil menaklukan Nicea, kemudian pada tahun 1098
mereka berhasil menguasai Edessa. Disinilah mereka membangun Kerajaan Latin I dengan
Baldwin sebagai rajanya. Kemudian pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia
dan mendirikan Kerajaan Latin II di Timur, Bohemond Dilantik sebagai rajanya. Pada tahun
berikutnya Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis atau Yerussalem (15 Juli 1099 M) dan
mendirikan Kerajaan Latin III dengan Godfrey sebagai rajanya. Setelah penaklukkan Baitul
Maqdis, pasukan salib melanjutkan misinya dengan menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109
M), dan Tyre (1124 M). kemudian di Tripoli mereka mendiriakan Kerajaan Latin IV, dengan
Raymond sebagai Rajanya
39

Gambar rute Perang Salib I

Namun pada tahun 1127 M, muncullah Imadduddin Zanki seorang pangeran Mosul yang
menjadi pahlawan Islam kala itu yang telah mengalahkan pasukan salib di kota Aleppo dan Edessa
yang pada waktu itu kedua kota tersebut dianggap penting untuk di taklukkan kareana memiliki
letak yang strategis dan memiliki pemimpin yang berpengaruh terhadap pimpinan para raja kaum
salib di kota lainnya yang dikuasai oleh pasukan kaum salib
40
. Kemenangan tersebut merupakan
kemenangan awal dan penting yang kemudian disusul dengan kemenangan selanjutnya sehingga
pasukan salib merasakan kekalahan demi kekalahan. Imaduddin Zanki kemudian mendirikan

39
M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa. Tp (ttp : tt) hal 12-14
40
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Shalahuddin Al-Ayyubi. Pustaka al-Kautsar (Jakarta : 2013) hal 147-153
16

Dinastinya yakni Dinasti Zanki (1127-1262 M) di wilayah yang telah ia kuasai dari pasukan kaum
salib.
41

Akan tetapi pada tahun 1146 M, Imaduddin Zanki wafat
42
. Menurut ahli sejarah yang lain
berpendapat bahwa Imaduddin meninggal karena dibunuh oleh sekelompok orang dari aliran
kebatinan ketika sedang mengepung benteng Jabar, tuduhan tersebut diduga dari pengikut
kelompok aliran batiniah disebabkan mereka selalu mencerai-berai unsur-unsur Islam sejak abad
3 hijriah
43
.
Periode kedua
Setelah wafatnya Imaduddin Zanki, kemudian tonggak kepemimpinan digantikan oleh
putranya yaitu Nuruddin Zanki, ia kemudian melanjutkan tugas ayahnya yakni meneruskan
perjuangan membela agama. Ia tak kalah cakap dari ayahnya, Nuruddin Zanki berhasil merebut
kembali Antokhia pada 1149 M. dan menyempurnakan penaklukkan di wilayah Edessa (1151),
kemudian pada tahun 1154 ia dengan mudah menaklukkan Damaskus tanpa perlawanan.
Setelah Edessa jatuh di tangan kaum muslimin membuat pihak kaum Kristen tidak terima,
bahkan mereka menyerukan Perang Salib kedua. Serangan ini dikomandani oleh Louis VII dan
dibantu pula oleh Conrad III, kemudian mereka bergerak menuju syiria untuk dikuasainya, akan
tetapi, mereka kemudian dihadang oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki
damaskus.
Akan tetapi pada tahun 1153 pasukan muslimin yang selama setengah abad menahan
serangan pasukan salib di Yerussalem akhirnya jatuh ke tangan pasukan salib yang dipimpin oleh
Baldwin III
44
.
Pada tahun 1174 Nuruddin Zanki wafat, kemudian digantikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi
yang kemudian menyatakan kemerdekaannya, setelah melalui beberapa pertempuran. Ia juga
merebut Suriah dari tangan putra dari Nuruddin Zanki yakni Ismail, kemudian pada 1175,

41
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 822
42
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Rajagrafindo Persada (Jakarta : 2011) hal 78
43
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam. Zaman (Jakarta : 2014) hal 578
44
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 823
17

Shalahuddin Al-ayyubi secara pribadi meminta Khalifah Abbasiyah untuk melantiknya sebagai
penguasa wilayah Mesir dan sekitarnya.
Gambar rute Perang Salib II

Pada tahun 1185 Shalahuddin kembali melanjutkan misinya dan berhasil menaklukkan
Mesopotamia dan juga berhasil menuntaskan cita-cita Nuruddin Zanki yaitu dengan mengalahkan
pasukan salib diantara dua wilayah utama muslim (Suriah-Mesopotamia dan Mesir).
45

Untuk menegAkkan kekuasaan di Suriah, Shalahuddin berupaya untuk mempertahankan
daerah kekuasaan dengan melakukan perjanjian dengan kelompok Hasyasyin. Perjanjian
kerjasama dengan kelompok itu membuat Shalahuddin lebih leluasa untuk menyerang pasukan
salib dan mendapatkan kemenangan telak. Dua tahun kemudian (1187 M) ia merebut Tiberias
tidak lama kemudian disusul dengan pertempuran di Hitthin yang dimenangkan oleh Shalahuddin
dengan kemenangan yang telak, sementara pihak pasukan salib mengalami kekalahan yang sangat
telak pula. Tak ada yang selamat dari mereka, jika tidak terbunuh maka tertawan.
46


45
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 825
46
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam. Zaman (Jakarta : 2014) hal 607-608
18

Dengan kemenangan ini, Shalahuddin telah berhasil merebut kembali wilayah Yerussalem
dan dengan demikian berakhir pula Kerajaan Latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88
tahun itu.
Sementara itu, dengan jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum muslimin membuat pasukan
salib sangat terpukul. Mereka kemudian merencanakan serangan balasan. Namun kali ini pasukan
salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa (raja Jerman), Richard the Lion Hart (raja Inggris), dan
Phillip Augustus (raja Prancis). Di bawah kekuasaan mereka pasukan salib bertujuan menaklukkan
kembali Yerussalem dan pasukan ini bergerak pada tahun 1189. Kemudian menguasai Siprus dan
menjadikannya pertahanan terakhir, setelah itu mereka menuju kota Akka dan berperang melawan
Shalahuddin, akan tetapi kali ini kemenangan lebih memihak kepada pasukan salib yang kemudian
menjadikan kota Akka sebagai ibukotanya, akan tetapi mereka tidak berhasil menguasai
Yerussalem.
Pada tahun 1192, disepakatilah perjanjian damai antara pasukan salib dengan Shalahuddin,
dengan ketentuan bahwa daerah pesisir pantai menjadi milik Bangsa Latin, sedangkan daerah
pedalaman menjadi milik umat Islam, dan peziarah yang datang ke kota Baitul Maqdis tidak boleh
diganggu. Berselang dua bulan kemudian, tepatnya pada tahun 1193 Shalahuddin meninggal dunia
dalam usia 55 tahun.
47

Periode Ketiga
Pasukan salib kali ini dipimpin oleh Raja Frederick II (raja Jerman), namun kali ini mereka
memutuskan bergerak menuju Mesir dahulu sebelum bergerak menuju Yerussalem, dengan
pertimbangan memperoleh dukungan bala bantuan dari orang Kristen Qibti. Pada tahun 1219-1221
M pasukan salib bertempur dengan kaum muslimin yang dimenangkan oleh kuam muslimin dan
memaksa pasukan salib meninggalkan kota Dimyat
48
. Akan tetapi pada tahun 1229 pasukan salib
berhasil menduduki kota Dimyat. Pada saat itu raja Mesir masih dipimpin oleh Dinasti Ayyubiyah,
Malikul Kamil, yang kemudian membuat perjanjian dengan Frederick II yang salah satu isinya
ialah Frederick II bersedia melepaskan Dimyat, sementara Malikul Kamil melepaskan Palestina,

47
Phillip K. Hitti, The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013) hal 831-832
48
Ibid. hal 835
19

Frederick menjamin keamanan kaum muslimin disana dan tidak mengirim bantuan kepada kaum
Kristen di Syiria.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1247, Palestina dapat direbut kembali oleh
kaum muslimin pada masa pemerintahan Malikus Salih, raja Mesir yang menggantikan raja
sebelumnya. Ketika Mesir dikuasai Dinasti Mamalik, pengganti Dinasti Ayyubiyah, pimpinan
kaum muslimin dipegang Baybar dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali
kaum muslimin pada tahun 1291 M.
Gambar rute Perang Salib III

Dalam periode ini telah tercatat dalam sejarah munculnya pahlawan wanita Islam yang
terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Dur. Ia berhasil mengalahakan pasukan salib yang dipimpin
oleh raja Louis IX dan menangkapnya, bahkan kemudian dengan menunjukkan sikap yang bijak
ia akhirnya mengizinkan raja Louis IX kembali ke negerinya, Prancis.
Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak hanya berhenti di
Barat, di Spanyol, yang membuat umat Islam terusir dari sana.
Walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari pasukan salib,
namun kerugian yang mereka alami sangat banyak sekali, karena peperangan itu terjadi di wilayah
kaum muslim. Kerugian-kerugian ini menyebabkan kekuatan politik umat Islam melemah. Dalam
kondisi dan situasi demikian, mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah semakin terpecah belah,
banyak Dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyyah di Baghdad.
20

II.C. Pengaruh Perang Salib Bagi Dunia Islam
Berlangsungnya Perang Salib yang sangat panjang tentu memberi dampak dan pengaruh
bagi dunia Arab sebagai wilayah konflik dan dunia Islam sebagai penghuninya. Perang suci yang
terjadi selama berabad-abad ini tidak hanya berdampak pada kehancuran beberapa wilayah Arab.
Akan tetapi juga meninggalkan pengaruh pada peradaban. Hal ini mungkin bisa kita jumpai sampai
sekarang. Sejarawan Arab, Qasim Abduh Qasim, menerangkan beberapa pengaruh jangka pendek
dari Perang Salib yang terjadi pada masa-masa silam, diantaranya ; pengaruh politik, sosial,
ekonomi dan budaya.
49

Pengaruh Politik
Konflik suci yang terjadi di wilayah Arab khususnya negeri Syam, sangat memberi dampak
besar bagi kerugian umat Islam. Salah satu kerugian saat itu yang sangat terlihat ialah terpecahnya
pemerintahan Islam. Perpecahan ini menyebabkan tumbuhnya Dinasti-Dinasti kecil saat itu. Hal
ini ditengarahi oleh melemahnya kekuatan politik Dinasti Abbasiyah di mata daerah-daerah pasca
terjadinya peraang salib.
50

Pengaruh Sosial
Dari sudut pandang sosial kita akan mengetahui pengaruh Perang Salib bagi sebagain
Jazirah Arab terutama kawasan Syam begitu kentara. Di negeri Syam ini terdapat berbagai struktur
dan komposisi penduduk yang beragam atau lebih sering disebut dengan mosaik demografi.
51

Mosaik demografi ini mengindikasikan bahwa Syam menjadi museum bagi berbagai peradaban,
agama maupun suku. Sebelum terjadinya Perang Salib, komposisi penduduk Syam terdiri dari
orang Arab, Turki, Kurdi, Suryani, Armen, dan Byzantium. Akan tetapi Arab menjadi bagian
mayoritas penduduk Syam disusul orang Turki Saljuk. Orang-orang asal Turki itu mulai bertambah
peranan mereka ketika menjadi pasukan panglima keluarga al-Zanki. Sedangkan peranan orang-
orang Kurdi menjadi pasukan Shalahudin al-Ayubi. Sejarawan Barat yang ikut dalam peperangan
salib pertama, Fuchsia de Chartres, mengatakan bahwa ia melihat penduduk Syam dipenuhi oleh
berbagai etnis mulai dari Arab, Turki, Abbesina, Yunani, Suryani, Perancis, Inggris sampai Italia.
52


49
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.150
50
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Rajagrafindo Persada (Jakarta : 2011) Hal. 79
51
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.165
52
Ibid. Hal.165
21

Sebagai contoh, kita akan mendapati sedikit perbedaan antara orang-orang Syam dengan orang
Arab Saudi. Di wajah dan perawakan orang Syria, Lebanon sedikit memiliki kemiripan dengan
orang-orang Eropa. Hal ini dimungkinkan mereka masih memiliki pertalian darah dengan mantan
pasukan salib.
Invasi salib juga memberikan dampak buruk bagi berlangsungnya kehidupan masyarakat
Syam, terutama Palestina. Pasca kekalahan umat Islam pada invasi pertama, Baitul Maqdis
dikuasai pasukan salib dengan mendirikan tiga kerajaan. Konflik sosial pun tidak terhindarkan
lagi, perang saudara antara kaum sunni-syiah, antara pemimpin-pemimpin wilayah sampai orang
Turki dengan orang Kurdi. Tentunya konflik ini mengganggu kenyamanan hidup masyarakat.
Umat Islam menjadi masyarakat minoritas bahkan sebagian diantara mereka murtad dari Islam
lantaran takut disiksa pasukan salib.
53

Diantara pengaruh dalam bidang sosial ialah munculnya aliran sufi yang condong pada
pemikiran dan filsafat. Mereka mengadopsi filsafat yang dibawa oleh pasukan salib.
54
Kombinasi
antara tasawuf dengan filsafat ini melahirkan beberapa warna baru dalam ilmu tasawuf. Sehingga
menjadikan beberapa pihak khawatir dengan terobosan ini.
Pengaruh Ekonomi
Invasi salib membawa dampak tidak menentu di bidang keekonomian umat Islam ketika
itu. Ekonomi beberapa daerah meningkat pasca perang sedangkan daerah lainnya kekuatan
ekonominya melemah secara drastis. Jika kita telaah ulang, salah satu faktor pecahnya Perang
Salib adalah misi para saudagar Italia menguasai dunia perdagangan di wilayah Timur. Hal ini
berdampak pada beralihnya alat tukar perdagangan yang menggunakan mata uang Eropa. Bahkan
sektor pertanian juga terancam dengan menurunnya hasil panen.
55

Pengaruh Bagi Dunia Islam pada Era Sekarang
Secara langsung maupun tidak, perang terhebat sepanjang sejarah yang berlangsung selama
berabad-abad pasti memiliki dampak bagi dunia dewasa ini. Mungkin secara kasat mata, pengaruh-
pengaruh itu sudah kabur ditelan zaman. Akan tetapi jika ditelaah lebih mendalam, perang suci

53
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.170
54
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.173
55
Qasim Abduh Qasim, Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978) Hal.175
22

pada abad pertengahan itu melahirkan beberapa rangkaian pergerakan hingga kini. Beberapa
pengaruh itu antara lain ;
Menimbulkan benih kebencian dan fanatisme antara muslim dan Kristiani.
Bagi sebagian muslim, membaca sejarah Perang Salib membuat mereka semakin
membenci Kristen yang pada hal ini diwakiliki oleh Barat. Sehingga tidak mengherankan
lagi jika kita mendengar gaung suara yang menyerukan anti Barat ataupun anti Amerika.
Hal ini diyakini sebagai buah dari Perang Salib. Bahkan tidak hanya kebencian antara
agama Kristen dan Islam saja, Yahudi pun menjadi korban kebencian Kristen Eropa.
Terlebih lagi Islam yang dicap oleh mereka sebagai musuh abadi peradaban Barat yang
tidak terdamaikan.
56

Melahirkan orientalisme.
Orientalisme diyakini oleh sementara pakar bermula ketika Perang Salib. Ketika terjadi
kontak antara dunia Barat dan Timur, orang-orang Eropa mulai menggali rasa
keingintahuan mereka secara mendalam tentang dunia Timur khususnya wilayah Arab dan
negara-negara berpenghuni umat muslim.
Menumbuhkan imperialisme dan kolonialisme.
Barangkali tidak berlebihan jika kolonialisme disebut-sebut sebagai Perang Salib modern.
Sebagaimana Carole Hillebrand yang menyebut Perang Salib sendiri sebagai imperialisme
prermatur (istimar mubakkir).
57
Kolonialisme yang dilancarkan oleh pihak dunia Barat -
yang nota bene sebagai pusat agama Kristen- hampir seluruhnya ditujukan pada negara-
negara muslim. Salah satunya Indonesia yang nota bene menjadi negara dengan penduduk
muslim terbesar pernah mengalami penjajahan Barat selama tiga abad. Hal ini dirasa
sebagai lanjutan dari Perang Salib. Mereka datang dari Portugis, Inggris, Spanyol, Belanda,
Denmark hingga Perancis dengan motif ekonomi. Motif ekonomi inilah yang
menyelubungi motif lainnya yakni agama dan kekuasaan politik. Karena mereka
mempunyai trilogi yang menjadi semboyan mereka ; gold, glory, dan gospel.
58




56
Karen Amstrong, Holy War : The Crusades and Their Impact on Today World. Serambi ( Jakarta : 2007) hal. 12
57
Carole Hillebrand, The Crusade; Islamic Perspectives. Serambi (Jakarta : 2005) Hal. 718
58
Zainul Milal Bizawie, Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad. Pustaka Compass ( Tangerang Selatan : 2014 ) Hal.
22-23
23

Membakar semangat Kristenisasi.
Perang Salib dianggap sebagai batu loncatan untuk menyebarkan faham agama Kristen di
dunia Timur. Bagi sebagian kalangan Kristen, adalah suatu kewajiban menyiarkan agama
Kristen bagi yang belum mengenalnya.
Penyebab konflik di beberapa negara Arab (Arab Spring)
Karen Amstrong dalam bukunya Holy War : The Crusades and Their Impact on Today
World, meyakini bahwa Perang Salib menjadi salah satu penyebab meledaknya konflik di
beberapa negara di Timur Tengah dewasa ini.
59

Carole Hillbrand menambahkan bahwa Perang Salib juga mempengaruhi retorika politik,
literatur jihad dan cara pandang umat muslim di Timur Tengah.

II.D. Pengaruh Perang Salib Bagi Eropa
Perang Salib tidak hanya mempengaruhi keadaan dan kebudayaan duni Islam, wilayah Eropa pun
juga tidak luput mendapat pengaruh perang suci yang berlangsung selama berabad-abad ini.
diantara pengaruh itu antara lain ;
1) Pasukan salib masuk Islam dalam jumlah besar
2) Terpengaruh dengan adat dan etika umat Islam
3) Merubah paradigma umat kristiani terhadap Islam dan muslimin
4) Memperlakukan umat Islam yang dibawah kekuasaannya secara baik
5) Pengusiran umat Islam di Andalusia menjadi tertunda
60

6) Transformasi budaya, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik hingga peradaban. Memang
bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa yang tidak memiliki peradaban. Ketika itu mereka
berada pada era kegelapan dan keterpurukan. Bahkan mereka digambarkan sebagai bangsa
yang kotor yang jarang mandi. Setelah berinteraksi dengan kaum muslim secara intens,
mereka mulai mengenal peradaban. Di bidang peradaban, mereka mulai
mengkombinasikan seni arsitektur Eropa dengan arsitektur Arab. Tidak sedikit dari kosa
kata Arab yang mereka adopsi ke dalam bahasa mereka. Ekonomi mereka pun juga ikut

59
Karen Amstrong, Holy War : The Crusades and Their Impact on Today World. Serambi ( Jakarta : 2007) hal.18
60
Ali Muhammad al-Shalabi, Al-Ayyubiyun bada Shalahudin. Dar Ibn al-Jawzi ( Kairo : 2008 ) hal. 499-507
24

tumbuh berkat mereka membuka jaur perdagangan di Timur. Dengan transformasi ini
mereka membawa nilai-nilai peradaban yang membawa mereka pada era renaissance.
61

7) Menghubungkan dunia Barat dan Timur menjadi semakin dekat.




























61
Mamdukh Budiman, Perang Salib III. Tp (ttp :tt) Hal. 9
25

BAB III
PENUTUP

Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan-Nya.
Sehingga penulis mampu menyelesaikan rangkuman dan petikan dari sejarah Perang Salib serta
pengaruh-pengaruhnya. Tentu banyak sekali yang bisa kita ambil dari tulisan ini. Mulai dari
pelajaran dan kajian faktor serta dampak dari suatu sejarah hingga data-data sejarah itu sendiri.

Akhirnya penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih bagi pembaca khususnya kepada
dosen pengampu, Bpk. Arif Zamhari, Ph.D yang telah membimbing penulis menyelesaikan tugas
yang sangat berguna ini. Tentunya tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharap dengan sangat bagi para pembaca untuk mengoreksi dan memberikan saran
kritik agar dapat menjadi lebih baik lagi.


















26

BIBLIOGRAFI


Al-Harfi, Muhammad Ali. Syir al-Jihad fi al-Hurub al-Shalibiyah. Dar al-Maalim al-
Tsaqafiyah. (Riyadh: tt)
Al-Maghluts, Sami bin Abdullah. Athlas al-Hamalat al-Shalibiyah. Obekan (Riyadh:2009)
Al-Shalabi, Ali Muhammad. Al-Ayyubiyun bada Shalahudin. Dar Ibn al-Jawzi ( Kairo : 2008 )
Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Amzah (Jakarta: 2013)
Amstrong, Karen. Holy War : The Crusades and Their Impact on Today World. Serambi (
Jakarta : 2007)
Amstrong, Karen. Jerussalaem: Satu Kota Tiga Iman, terj. Asnawi dan Koes (Surabaya : 2004)
Ash-Shalabi, Ali Muhammad. Shalahuddin Al-Ayyubi. Pustaka al-Kautsar (Jakarta : 2013)
Ibnu Faris, Abu al-Husain Ahmad. Maqaayis al-Lughah. Dar al-Hadits (Kairo : 2008)
Bizawie, Zainul Milal. Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad. Pustaka Compass ( Tangerang
Selatan : 2014 )
Budiman, Mamdukh. Perang Salib III. Tp (ttp :tt)
Harun, M. Yahya. Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa. Tp (ttp : tt)
Hillebrand, Carole. The Crusade; Islamic Perspectives. Serambi (Jakarta : 2005)
Hitti, Phillip K. The Arab A Short Histori. Serambi (Jakarta : 2013)
Ibnu Katsir, Abu al-Fida. al-Bidayah wa al-Nihayah. Dar al-Hadits (Kairo : 2006)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://ebsoft.web.id
M Roslan dkk, Perang Salib dan Kejayaan Salahudin. Tp (ttp : tt)
Mayer, Hans. Tarikh al-Hurub al-Shalibiyah. Tp (ttp : tt)
Qasim, Qasim Abduh. Mahiyah al-Hurub al-Shalibiyah. Alam al-Marifah (Kuwait : 1978)
Quthb, Sayyid. Fi Dzhilal al-Quran. Tp (ttp : tt)
Shaleh, Qasim A Ibrahim dan M A. al-Mawsuah al-Muyassarah fi al-Tarikh al-Islami. Zaman
(Jakarta : 2014)
Sofi, Asti Latifa. Peran Salahudin.... FIB UI, 2009.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Rajagrafindo Persada (Jakarta :
2011)
Zaid, Said Abdul Hakim. Waqi al-Alam al-Islami.Maktabah Wahbah (Kairo : 1997)

Anda mungkin juga menyukai