Anda di halaman 1dari 10

KAIDAH-KAIDAH UMUM DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR'AN

ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tafsir

DOSEN PENGAMPUH :

Achmad Tasmi,S.Sos.I.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

M.nezard zharis (612020001)

Rio pajri. (612020004)

Srina junita (612020007)

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Tahun 2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................


B. Rumusan Masalah.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

A. Kaidah-Kaidah yang Digunakan Dalam Menafsirkan Al-Quran...............


B. Bentuk-Bentuk Kaidah Tafsir yang diterapkan pada penafsiran Al-
Quran...3
C. Hakikat Kaidah Tafsir Al-Qur’an.................................................................
D. Sumber-Sumber Kaidah Tafsir Al-Qur’an

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaidah tafsir dapat diartikan sebagai pedoman dasar yang


digunakan secara umum guna mendapatkan pemahaman atas petunjuk-
petunjuk Alquran. Oleh karena penafsiran merupakan suatu aktivitas yang
senantiasa berkembang, sesuai dengan perkembangan sosial, ilmu
pengetahuan dan bahasa, kaidah-kaidah penafsiran akan lebih tepat jika
dilihat sebagai suatu prosedur kerja. Dengan pengertian ini, kaidah tersebut
tidak mengikat kepada mufasir lain agar menggunakan prosedur kerja yang
sama. Setiap mufasir berhak menggunakan prosedur yang berbeda asalkan
memiliki kerangka metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penerapan kaidah tafsir bergantung pada kaidah yang digunakan oleh para
mufasir.
Dari berbagai kaidah tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yakni
kaidah dasar, kaidah umum dan kaidah khusus. Masing-masing kaidah
diterapkan sesuai dengan metode penafsirannya masing-masing. Pada era
kontemporer kaidah tafsir semakin berkembang seiring dengan
perkembangan intelektualitas para pemikir muslim dan juga sesuai dengan
perkembangan intelektualitas global. Para pemikir muslim
mengembangkan kaidah dan metode penafsiran sesuai dengan situasi
sosio-historis yang dihadapinya masing-masing.
Dalam membahas Ilmu Alquran, ada beberapa kaidah yang perlu
diperhatikan dengan baik, agar penafsir tidak salah memahami makna
kalam Allah, di antaranya: dhamīr(kata ganti), Ta’rif dan Tankir, mufrad-
jama`(tunggal-plural), `athaf(kata penghubung), dan yang berkaitan
dengannya. Pada pembahasan berikut, akan dikupas mengenai kaidah yang
berkaitan dengan hal-hal tersebut. Semoga tulisan ini bisa menjadi dasar
pijak bagi siapa saja yang hendak mendalami ilmu Tafsir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Kaidah-Kaidah yang Digunakan dalam Penafsiran
Al-Qura’n?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Kaidah Penafsiran Al-Quran?
3. Bagaimana Hakikat Kaidah Penafsiran Al-Qura’n?
4. Apa Saja Sumber-Sumber Penafsiran Al-Qura’n?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kaidah-Kaidah Yang Digunakan dalam menafsirkan Al-Qu’an

Kaidah-kaidah tafsir atau qawa>’id tafsir adalah sebuah undang-


undang yang disusun oleh ulama dengan kajian yang mendalam
untuk digunakan memahami makna-makna al-Qur‟an, hukum-hukum
serta petunjuk-petunjuk di dalamnya. Atau juga dapat didefinisikan
dengan ketetapan-ketetapan yang dapat membantu mufasir dalam
menarik makna-makna serta pesan-pesan yang terkandung di dalam
al-Qur‟an dan mengurai kemusykilan di dalamnya.1
Qawaid al-tafsir sangat berkaitan erat dengan beberapa kaidah
bahasa Arab yang dapat membantu penafsiran al-Quran. Oleh sebab
itu penguasaan terhadap kaidah-kaidah kebahasaan itu harus dikuasai,
sehingga penafsiran al-Quran mendekati makna yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan

Adapun kaidah-kaidah dasar yang digunakakan dalam


menafsirkan hadist adalah sebagai berikut Kaidah dasar penafsiran
yang dimaksud oleh penulis mencakup penafsiran al-Qur’an dengan
al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan hadis Nabi, penafsiran al-
Qur’an dengan pendapat sahabat, penafsiran al- Qur’an dengan
pendapat Tabi’in.

1. Penafsiran Al-Quran Dengan Al-Quran2


Al-Qur’an kita sudah ketahui bahwa beberapa ayatnya
ditafsirkan bagian ayat lainnya, adakalanya suatu ayat
menjelaskan ayat-ayat yang disebutkan secara ringkas dengan
ayat yang lebih luas, adakalanya suatu ayat menafsirkan makna
ayat yang global (mujmal) dengan yang terperinci
(mufashshal).
1
Husain al-Zahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassiru, (Jombang:Maktabah Mus’ab Bin ‘Umar, 2004) hlm
89
2
Al-Zikra .Terjemah dan Tafsir al-Qur’an dalam Huruf Arab dan Latin, Cet. 10; (Bandung:
angkasa, 2002) hlm 87
3. Penafsiran Al-Qur’an dengan pendapat Sahabat3
Sahabat termasuk orang yang mengetahui hal ihwal ketika al-
Qur’an dinuzulkan, karena mereka mempunyai kemampuan
untuk memahami al-Qur’an secara benar dan pengalaman yang
saleh.

Adapun instrumen yang dipergunakan sahabat dalam


menafsirkan al-Qur’an mencakup pengetahuan bahasa Arab,
pengetahuan tentang tradisi dan kebudayaan bangsa Arab,
pengetahuan tentang Yahudi dan Nasranidi Arab ketika itu, dan
kejeniusan mereka.contoh atsar sahabat yaitu penafsiran Ibn
Abbas tentang hubb ( ‫ ) بوح‬dalam QS. Al-Nisa’ ayat 2 dengan
8
dosa besar ( ‫) ميـظع مثإ‬.

4. Penafsiran al-Qur’an dengan Pendapat Tabi’in.


Penafsiran al-Qur’an dengan pendapat Tabi’in terdapat
perbedaan pendapat yang cukup tajam, sebagian pendapat
mengatakan bahwa penafsiran dengan pendapat Tabi’in
termasuk penafsiran4

3
Ibid hlm 88
4
Ibid hlm 89
B. Bentuk-Bentuk Kaidah Tafsir yang Diterapkan Dalam Penafsiran Al-
Qur’an
C. Hakikat Kaidah Tafsir Al-Qur’an
D. Sumber-Sumber Kaidah Tafsir
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Husain al-Zahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassiru, Jombang:Maktabah


Mus’ab Bin ‘Umar, 2004

Anda mungkin juga menyukai