A. Pendahuluan
1
dengan memberikan interpretasi rasional terhadap ayat-ayat al-Qur’an.
Dengan demikian, penafsiran rasional terhadap ayat al-Qur’an adalah hal
yang tak terhindarkan sesuai dengan perkembangan hidup dan akal pikiran
manusia.
Perkembangan ilmu-ilmu keislaman yang tumbuh sejalan dengan
perkembangan dan perluasan Islam, mempengaruhi pula perkembangan corak
dan metode tafsir. Setiap mufassir yang memiliki bidang keahlian tertentu
cenderung menafsrikan al-Qur’an berdasarkan latar belakang keahlian dan
ilmu yang dimilikinya. Muncullah kemudian corak tafsir yang bermacam-
macam. Misalnya, tafsir yang bercorak fiqih, filsafat, tasawwuf, keilmuan,
kebahasaan, teologis, dan sebagainya.
Salah satu pemikir muslim yang ikut menyumbang khazanah tafsir al-
Quran adalah Fakhruddin al-Razi, seorang ilmuwan yang menguasai berbagai
bidang keilmuan secara mendalam. Salah satu karya fenomenalnya adalah
Mafatih al-Ghaib sebuah kitab tafsir dengan gaya pembahasan yang berbeda
dengan kitab-kitab tafsir sebelumnya, yang dikenal sebagai kitab tafsir yang
mempunyai cirri-ciri penafsiran bi al-ra’y.
B. Rumusan Masalah
C. Pembahasan
2
kota kelahirannya yaitu Rayy. Beliau lahir di kota Herat, salah satu kota di
Rayy pada tanggal 25 Ramadhan tahun 544 Hijriyah. 1 Pendidikan awal
diterima dari orang tuanya bernama Dauddin, seorang ulama dan pemikir
yang dikagumi masyarakat Rayy. Selanjutnya ia belajar kepada ulama-
ulama besar lainnya. Filsafat dipelajarinya dari ulama besar bernama
Muhammad al-Bagawi dan Majdin al-Jilly.
1
Muhammad Husein al-Zahabi, Tafsir Wa al-Mufasrrun, Juz I, Daar al-Kitab, Beirut,
Libanon, Cet. II, 1976, hlm. 290
2
Team Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
1993, Cet. I, hlm. 328
3
din. Dalam pencariannya, ia selalu berpindah-pindah, sehingga ia sangat
menguasai dan dalam ilmunya serta mempunyai keahlian berdiskusi yang
meyakinkan tentang berbagai disiplin ilmu yang dimilikinya.3
Al-Razi meninggal dunia pada malam senin hari 'Id al-Fithri, tahun
606 Hijriyah dalam usia 63 tahun, sama dengan usia Rasulallah Saw.
Menurut satu pendapat, ia meninggal disebabkan karena diracun oleh
golongan Mu'tazilah di mana ia sering melakukan diskusi dengannya.
Kemudian mereka melakukan tipu daya dengan meminumkan racun
kepadanya. Sedangkan menurut pendapat yang lain, karena ia mencela
kelompok karamiyah dan membeberkan kesalahannya sehingga mereka
menculiknya, kemudian meminumkan racun kepadanya.5
3
Ali Hasan al-'Aridl, Sejarah Dan Metodologi Tafsir, Terj. Ahmad Akrom, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1994, Cet.II, hlm. 30
4
Ali Muhammad al-Umari, al-Imam Fakhr al-Din al-Razi; Hayatuhu Wa Asaruhu, Uni
Emirat Arab; al-Majlis al-A'la Li al-Syiun al-Islamiyah, Cet. III,1969, hlm. 14
5
Ali Hasan al-'Aridl, op. cit., hlm. 31
4
seru dan tajam. Di antara mereka ada yang menuduhnya sebagai seorang
yang telah merusakkan ajaran dasar Islam. Di samping menuduh intimidasi
dan penekanan terhadap dirinya, baik dengan cara menuduhnya sebagai
seorang kafir ataupun dengan membawa fitnah kepadanya terus
berlangsung.
5
c. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Ushul Fiqh, diantaranya .
1) Kitab al-Ma’allim fi Usul al-Fiqh.
2) Kitab al-Mahsul Fi Usul al-Fiqh.
3) Kitab al-‘Arba’in Fi Usul al-Fiqh
d. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Ilmu Kalam, diantaranya:
1) Kitab al-Mahsul Fi Nihayah al-‘Uql Fi ‘Ilm al-Usul
2) Kitab al-Bayan Wa al-Burhan Fi al-Raad ‘ala Ahl al-Zaig Wa al-
Tugyan.
3) Kitab al-Muhassal Fi ‘ilm al-Kalam (1 Jilid ).
4) Kitab al-Qada Wa al-Qadar.
5) Al-Arba’in Fi Ushul al-Din.
e. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Filsafat, diantaranya :
1) Kitab al-Mulakhkhas Fi al-Falsafah.
2) Kitab al-Matalib al-‘Aliyah Fi al-Hikmah.
3) Kitab Ta’jiz al-Falasiyyah.
4) Kitab Mabahis al-Masyriqiyyah.
f. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang ilmu Mantiq, diantaranya :
1) Kitab Mabahis al-Jadi.
g. Karya Ilmiah al-Razi dalam Bidang Kedokteran, diantaranya :
1) Al-Tasyrih min al-Rasail al-Haq.
2) Kitab al-Jami’ al-Kabir Fi al-Tibb .
3) Masail Fi al-Tibb
h. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Ilmu Kealaman (Kosmologi),
diantaranya:
1) Kitab Masadirat Iqlidas.
2) Kitab Fi al-Handasah
i. Karya ilmiah al-Razi dalam bidang Ilmu Bahasa dan Balagah,
diantaranya :
1) Syarh al-Mufassal Li al-Zamakhsyari Fi al-Nahwi.
2) Syarh Nahj al-Balagah.
3) Nihayah al-I'jaz Fi Dirayah al-I'jaz.
j. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Biografi (al-Manaqib) dan zuhud,
diantaranya :
1) Kitab Fadl al-Sohibah al-Rasyidah.
2) Kitab Manaqib al-Imam al-Syafi’i.
3) Kitab Fi al-Dunya.
k. Karya ilmiah al-Razi dalam Bidang Ilmu Musik, diantaranya :
1) Mausuh al-‘Ulum
6
tafsir tersebut di ilhami oleh sebuah ayat dalam al-Qur’an dalam surat al-
An’am ayat 59 yang berbunyi:
7
Cyril Classe, Ensiklopedi Islam (Ringkas), Terj. Ghufron A. Masadi, Raja Grafindo
Persada, 1996, Jakarta, Cet. I, hlm. 337
7
tuangkan pembahasan yang bersifat falsafi dan ayat-ayat yang
berhubungan dengan bidang teologi, beliau juga menuangkannya yang
bersifat teologis.
8
Asy- Syurbasyi, Studi Tentang Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an al-Karim, Terj.
Zufran Rahman, Kalam Mulia, Jakarta, 1999, Cet. I, hlm. 215-216
8
Tafsir Mafatih al-Gholib merupakan karya monumental Fakhr al-
Razi, dalam menafsiri surat al-Fatikhah yaitu berisi sanggahan-sanggahan
dan pendapat-pendapat ahli.
9
Imam Fakhr Al-Din Al-Razi, Tafsir al Kabir, Juz I, Dar al Fikhr, Beirut, 1990, hlm. 8-9
9
Dalam menjelaskan munasabah antara satu ayat dengan ayat yang
lain dan antara satu surat dengan surat yang lain sangat berbeda dengan
ahli tafsir yang lain Fakhr al-Razi tidak cukup menyebutkan satu
kesesuaian, tetapi disebut beberapa korelasi bahkan lebih banyak.10
Dilihat dari situ, maka corak yang digunakan Fakhr al-Razi adalah
tafsir bir-ra’yi (penjelasan al-Qur’an dengan jalan ijtihad) yaitu
memasukkan-pendapat ulama’ lain.
10
Muhammad Husain Adz-Dzahabi, Op. Cit., hlm. 294
11
Manna Kholil Al Qotton, Study Ilmu Al-Qur’an, Terj. Mudzakir. AS, Litera Antar
Nusa, Jakarta, 1992, hlm. 567.
12
Dr. Mahmud Basuni, Tafsir-Tafsir al-Qur’an, Pustaka, Bandung, 1987, hlm. 80.
10
Dari sekian banyak ulama yang meneliti tentang tafsirnya Al-Razi,
maka ditemukanlah beberapa keistimewaan yang terdapat dalam tafsirnya
antara lain:
c. Dia bisa menjelaskan tentang akidah yang yang berbeda dan bisa
mencocokkan di mana perbedaan itu.
Kitab ini juga tidak luput dari kritik para ulama’ dari zaman dulu
sampai sekarang. Beberapa kritik tersebut antara lain Rasyid Ridha dalam
tafsir al-Mannar banyak melontarkan kritikan terhadap cara penafsiran
ayat al-Qur’an yang dilakukan Fakhruddin, diantaranya Fakhruddin al-
Razi adalah seorang ahli tafsir yang sangat sedikit pengetahuannya tentang
sunnah, pendapat para sahabat, tabi’in dan pendapat tokoh-tokoh salaf.
Akan tetapi penulis kurang setuju dengan pendapat ini karena sedikitnya
sunnah Rasulullah SAW atau pendapat sahabat yang dipakai al-Razi bukan
karena sedikit pengetahuannya, akan tetapi karena luasnya ra’yu yang dia
gunakan sehingga ada kesan sunnah yang digunakan hanya sedikit sekali.
11
engkau nanti akan yakin bahwa pendapat yang menghujat metode yang
saya lakukan adalah pendapat yang salah”. Menurut Fakhruddin al-Razi,
metode yang ia lakukan itu lebih baik daripada menafsirkan al-Qur’an
dengan hanya berkutat pada pembahasan gramatika dan sastra suatu ayat.
D. Penutup
1. Kesimpulan
a. Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin al-Husein Ibn al-Hasan Ibn al-
Tammy al-Bikri al-Tibristani al-Razi, merupakan sosok reformis
pemikiran Islam pada abad 6 Hijriah. Banyak karya intelektual yang
telah beliau hasilkan, diantaranya yang termasyhur adalah kitab tafsir
Mafatih al-Ghaib.
12
c. Corak yang digunakan Fakhr al-Razi adalah dalam Mafatih al-Ghaib
adalah tafsir bir-ra’yi (penjelasan al-Qur’an dengan jalan ijtihad) yaitu
memasukkan-pendapat ulama’ lain.
2. Kata Penutup
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan al-'Aridl, Sejarah Dan Metodologi Tafsir, Terj. Ahmad Akrom, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Imam Fakhr Al-Din Al-Razi, Tafsir al Kabir, Juz I, Dar al Fikhr, Beirut, 1990.
Manna Kholil Al Qotton, Study Ilmu Al-Qur’an, Terj. Mudzakir. AS, Litera Antar
Nusa, Jakarta, 1992.
Team Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, 1993.
14