Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAHAPAN DAKWAH DAN TANTANGAN DAKWAH RASULULLAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Siroh Nabawiyah
Dosen Pengampu : Ulfah Rahmawati, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Hilyatus Sa’adah 1810110131
2. Siti Ma’rufah 1810110137

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH KEGURUAN / PAI D
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT.Karena berkat
rahmat hidayah dan inayahnya makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang
tepat.Walaupun didalamnya masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan karena
minim dan terbatasnya pengetahuan yang kami kuasai.
Kedua, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari jurang kebodohan menuju dataran keilmuan seperti sekarang ini.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Siroh
Nabawiyah yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih baik.

Kudus, 2 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1. Latar Belakang.......................................................................................................
2. Rumusan Masalah..................................................................................................
3. Tujuan Pembahasan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Tahapan Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi.......................................................
2. Tahapan Dakwah secara Terang-Terangan.............................................................
3. Tantangan Dakwah yang Dihadapi Rasulullah......................................................
4. Analisis Mengenai Tahapan dan Tantangan Dakwah Rasulullah..........................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..............................................................................................................
2. Saran........................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa, dakwah bermakna penyiaran, propaganda. Sedangkan menurut istilah
dakwah adalah ajakan, seruan, undangan dan doa yang dilakukan oleh seorang muslim atau
lebih yang ditujukan kepada orang lain atau kelompok dengan tujuan agar mereka
memahami, meyakini dan kemudian menghayati serta mengamalkan ajaran Islam. Kegiatan
dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as
sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap, maksudnya ialah agama Islam
tidak menghapus adat istiadat masyarakat secara sekaligus akan tetapi berangsur-angsur
(evolusi) yang disesuaikan dengan keadaan dan wkatu, sehingga orang tidak merasa
keberatan menerimanya, tidak pula menjadi penentangnya lebih-lebih dalam hukum.
Dalam sirah diketahui bahwa tahapan demi tahapan yang ditempuh oleh Nabi SAW
dalam dakwahnya merupakan metode yang sangat jelas dalam rangka menegakkan Islam.
Metode itulah yang harus ditempuh sebagai kewajiban dari Allah SWT. Rasulullah SAW
dalam menyampaikan dakwah Islam menggunakan berbagai macam metode antara lain:
metode sembunyi-sembunyi, dakwah secara terang-terangan, politik pemerintah, surat-
menyurat, peperangan, pendidikan dan pengajaran agama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan dakwah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi?
2. Bagaimana tahapan dakwah Rasulullah secara terang-terangan?
3. Apa dan Bagaimana Tantangan yang dihadapi Rasulullah saat berdakwah?
4. Bagaimana analisis mengenai tahapan dan tantangan dakwah Rasulullah?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tahapan dakwah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi.
2. Untuk mengetahui tahapan dakwah Rasulullah secara terang-terangan.
3. Untuk mengetahui berbagai tantangan yang dihadapi Rasulullah saat berdakwah.
4. Untuk mengetahui analisis mengenai tahapan dan tantangan dakwah Rasulullah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahapan Dakwah Rasululah secara Sembunyi-Sembunyi


Sebagaimana diketahui, kota Makkah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Disana
terdapat para pengabdi ka’bah dan pengurus berhala serta patung-patung yang dianggap suci
oleh seluruh bangsa Arab. Sehingga untuk mencapai tujuan, yaitu perubahan di kota Makkah,
akan lebih sulit dan sukar jika dibandingkan apabila ha tersebut jauh darinya. Karenanya,
membutuhkan tekad baja yang tak mudah tergoyahkan oleh beruntunnya musibah dan
bencana yang menimpa. Maka, adalah bijaksana dalam menghadapi hal itu, memulai dakwah
secara sirri (sembunyi-sembunyi) agar penduduk Makkah tidak dikagetkan dengan hal yang
(bisa saja) memancing emosi mereka.1
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan Rasulullah selama tiga tahun. Hal ini
karena situasi dan kondisi yang belum memungkinkan bagi beliau untuk berdakwah secara
terang-terangan. Pada tahapan dakwah ini, dakwah tidak dilakukan secara terbuka di
pertemuan-pertemuan dan majelis-majelis umum. Tetapi dilakukan berdasarkan pilihan atau
seleksi. Pada tahapan ini gerak dakwah Nabi SAW telah berhasil merekrut semua lapisan
masyarakat: orang-orang merdeka, kaum budak, lelaki, wanita, pemuda, dan orang-orang tua.
Bahkan telah bergabung ke dalam Islam ini orang-orang dari segenap suku bangsa Quraisy,
sehingga hampir tidak ada keluarga di Makkah kecuali satu aatau dua orang anggotanya telah
masuk Islam.
Diantara orang-orang yang termasuk Assabiqunal Awwalun adalah : Khadijah, Zaid bin
Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Saad
bin Abi Waqash, Waraqah bin Naufal, Zubair bin Awwam, Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin
Anbasah, Sa’id bin Al-Ash, Abdurrahman bin Auf, Ummu Aiman, Arqam bin Abi Arqam,
Abdullah bin Mas’ud, Amr bin Yasir, Yasir, Saad bin Zaid, Amir bin Abdullah, Ja’far bin
Abu Thalib, Khabbab, Bilal bin Rabbah, Ummu Fadhl, Shafiyyah, Asma, Fatimah binti
Khattab.2
Ketika jumalah muslim mencapai 30 orang Rasulullah SAW memeilih rumah Arqam bin
Abi Arqam ra untuk dijadikan tempat bertemu dan belajar Islam. Mereka yang tergolong
Assabiqunal Awwalun berjumlah 40 orang laki-laki dan seorang perempuan. Sebagian

1
Syaikh Shafiyyurahman al-Mubakarkfuri, Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung
Muhammad, Terj. Hanif Yahya, (Jakarta: Darul Haq, 2016), hlm. 92
2
Muhammad Al-Ghazaly, Fiqhus Sirah, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 2001), hlm. 168-169
mereka berasal dari kalangan fakir dan rakyat jelatayang smaa sekali tidak memiliki
kedudukan apa pun ditengah masyarakat Quraisy.
Pada saat itu orang-orang Quraisy tidak ambil pusing terhadap komunitas baru ini karena
mengira mereka tidak berbeda dengan golongan hanif yang dianut oleh Zaid bin Amer bin
Naufal, Waraqah bin Naufal, dan Umaiyah bin Abu Shalt yang sekedar menghindarkan diri
dari menyembah berhala.
B. Tahapan Dakwah Rasulullah secara Terang-Terangan
Ketika turun surah al-Syuara ayat 214 yang berbunyi “ dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat”. Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi SAW setelah
turun ayat ini adalah mengundang bani Hasyim dan beberapa orang bani Muthalib bin Al-
Manaf. Nabi menyeru kepada kaumnya menyembah dan berserah diri kepada Allah. Namun
semua kerabatnya menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menetang. Dia
tidak masuk islam tapi dia mendukung dakwah nabi Muhammad dan melindunginya dari
gangguan kaum kafir quraisy. Setelah nabi merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu
Thalib untuk melindungi nabi dalam menyampaiakan wahyu Allah, maka beliau berdiri
diatas bukit Shafa lalu berseru “ wahai semua orang, apa pendapat kalian jika aku kabarkan
bahwa dibelakang ini ada sepasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya
kepadaku?” mereka menjawab “ benar kami tidak pernah melihat engkau kecuali kejujuran”
kemudian Nabi berkata “ sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum
datanhgnya azab yang sedih”. Seruan Rasullullah tersebut dibantah Abu Lahab dengan
berkata” celakalah engkau selama-lamanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami”
kemudian turunlah surat Al-Lahab ayat 1-5.3
Sejak itulah, dakwah nabi terdengar seluruh Makkah, kemudian turun surat Al-hijr ayat
94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan,

Artinya : “ maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
( kepadamu) dan berpalinglan dari orang-orang musyrik.”
Dengan turunnya ayat ini Rasulullah langsung bangkit dan menyerang berbagai
khurafat dan kesyirikan. Nabi terlebih dahulu menyeru penduduk Makkah, lalu penduduk

3
Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah Kurun Makkah, (Jakarta: Tema Publisher, 2005), hlm.
171
negeri-negeri lain. Beliau juga menyeru orang-orang yang datang berhaji ke Makah dari
berbagi Negeri untuk memeluk islam.
Dakwah Nabi tidak berjalan mulus, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh
Waraqah bin Naufal, sepupu khadijah yang beragama nasrani bahwa suatu saat Muhammad
akan dibenci oleh kaumnya, dinamakannya pembohong, dikucilkan bahwa diperangi.
Para pemuka Quraisy seperti Abu Lahab, Abu Sufyan, Abu Jahl, dan bangsawan
Quraisy terkemuka lainnya mulai merasakan bahwa ajaran Nabi Muhammad itu merupakan
bahaya besar bagi kedudukan mereka. Yang mula-mula mereka lakukan adalah
menyerangnya dengan cara mendeskreditkan dan mendustakan kenabiannya. Kaum Quraisy
mengutus Utbah bin Rabiah, seorang ahli retorika untuj membujuk Nabi. Mereka
menawarkan harta, tahta, dan wanita agar Nabi bersedia menghentikan dakwahnya. Semua
tawaran itu di tolak oleh Nabi. Sehingga Nabi berkata kepada pamannya, Abu Thalib “
paman, jika mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kirikju, aku
tidak akan berhenti melakukan dakwah ini, hingga agama ini menang dan aku binasa
karenanya. Abu Thalib pun tersenyum mendengar ucapan Rasulullah.
Banyak dikalangan orang-orang lemah dan budak yang mengikuti dakwah nabi
mendapat tantangan dan penganiayaan dari tuan-tuan mereka, diantaranya adalah keluarga
yasir, istri yasir, sumayyah harus menemui ajal setelah dibunuh oleh majikannya kerena
tidak mau melepaskan keislamannya.begitu juga siksaan yang dialami oleh bilal. Ia diseret
diatas padang pasir dibawah terik matahari dan dadnya ditidih dengan batu besar. Kaum
muslimin yang lain juga tak lepas dari penganiyaan , tidak terkecuali Nabi Muhammad,
beliau mengalami gangguan-gangguan meskipun sudah dilindungi oleh Bani Hasyim dan
Bani Muttalib. Misalnya, Ummu Jamil istri Abu jahl mlemparkan najis kedepan Rumah nabi,
dan waktu beribadah Abu Jahl melempari nabi dengan isi perut kambing yang sudah
disembelih untuk sesajen kepada berhala-berhala. Umat islam harus menerima kata-kata keji
kemana saja mereka pergi. Cukup lama hal itu terjadi tetapi umat islam tetap teguh dengn
keimanan mereka.
Orang- orang kafir quraisy juga melakukan pemboikotan, memutuskan segala bentuk
hubungan dengan orang-orang yang menerima dakwah nabi saw, tidak seorang pun penduduk
makkah diperkenankanmelakukan hubungan jual-beli dengan bani hasyim, persetujuan dibuat
dalam bentuk piagam dan di tanda tangani sepihak dan disimpan didinding ka’bah. Tindakan
pemboikotan ini dimulai pada tahun ketujuh kenabian dan berlangsung selama tiga tahun.4

4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 23
Penderitaan makin menjadi-jadi ketika Abu thalib dan siti khadijah yang selalu melindungi
dan membantu Rasulullah telah meninggal dunia. Peristiwa ini nterjadi pada tahun kesupuluh
kenabian, tahun ini dinamakan Am Al Huzn atau tahun kesedihan. Akhirnya nabi
memutuskan untuk berdakwah dan meminta perlindungan keluar Makkah, shingga nabi
memutuskan pergi ke Thaif, namun ketika di Thaif dakwah Nabi ditolak, beliau di caci dan
dilempari batu sampai terluka , nabi muhammad juga berusaha mencari dukungan kalangan
badui, namun sekali lagi usahanya tidak membawa hasil. Pada masa ini tidak ada seorangpun
yang menjadi pelindungnya, akhirnya nabi kembali ke Makkah, beliau diterima kembali
masuk Makkah karena diberi perlindungan oleh muth’im bin adi.5
Menurut Ahmad Syalabi, 5 faktor yang mendorong orang quraisy menantang dakwah islam:
1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasan, mreka mengira
bahwa tunduk kepada seruan nabi saw berarti tunduk kepada kepemimpinan bani abd-
almutallib
2. Nabi muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan an hamba sahaya.
Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan quraisy
3. Para pemimpin quraisy tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan berakar pada bangsa arab
5. Pemahat dan penjual patung memandang islam sebagai penghalang rezeki.6

C. Tantangan Rasulullah yang Dihadapi dalam Berdakwah


Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tidaklah berjalan mulus, banyak sekali
tantangan dalam berbagai bentuk cobaan yang dihadapi beliau, berikut adalah berbgai bentuk
cobaan tersebut:
1. Cobaan Fisik atau Siksaan
Siksaan fisik bermacam-macam bentuknya:
a. Ujian Rasul ketika dakwah ke Thaif, mereka menolak dakwah Nabi dan justru
sebaliknya, mereka menyiksa beliau dengan siksaan yang berat, sungguh beliau
belum pernah mendapatkan perlakuan buruk dari kaumnya yang melebihi apa
yang diterimanya ketika itu.
b. Dalam riwayat, Anas ra mengisahkan, “ kaum musyrikin memukul Rasulullah
hingga beliau jatuh pingsan. Maka Abu Bakar pun sontak berdiri seraya berteriak,

5
Ibid, hlm. 103-104
6
Samsu Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 68
“celakalah kalian, apakah kalian tega membunuh orang yang mengatakan,
“Tuhanku adalah Allah?” kaum msuyrikin saling bertanya, “siapakah orang ini?”
ada yang menjawab, “Si gila Abu Bakar.” Mereka lantas meninggalkan Nabi
SAW dan menghampiri Abu Bakar.
c. Urwah bin Zubair bertanya kepada Abdullah ibn Amr bin Ash, “kabarkan
kepadaku tentang perbuatan paling biadab yang pernah dilakukan kaum
musyrikin terhadap Rasulullah!” Abdullah ibn Amr bin Ash menjawab, “tatkala
Rasululah SAW berada di depan ka’bah, tiba-tiba Uqbah ibn Abu Mu’ith datang
dan langsung memegang pundak Rasulullah lalu ia mengikatkan bajunya ke leher
Rasulullah dan kemudian mencekiknya dengan keras, tak disangka Abu Bakar
tiba-tiba datang dan langsung menarik pundak Uqbah bin Mu’ith untuk
melindungi Rasululah SAW seraya berkata, “apakah kalian akan membunuh
orang yang hanya mengatakan, “Tuhanku adalah Allah,” sedang ia membawa
kebenaran dari Tuhan kalian. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dikisahkan suatu
ketika Nabi SAW shalat di dekat Ka’bah. Sementara itu Abu Jahal dan beberapa
kawannya duduk-duduk tak jauh dari beliau. Maka, Abu Jahal berkata, “siapakah
diantara kalian yang berani mengambil kotoran unta dari kandang bani fulan dan
kemudian meletakkannya dipunggung Muhammad ketika ia sedang sujud?”.
Sontak Uqbah bin Abi Mu’ith (orang yang paling bodoh dikalangan Quraisy)
bangkit mengerjakan tantangan itu. Lalu dengan membawa kotoran unta ia
berada di belakang Rasulullah, maka tatkala beliau sedangs sujud, Uqbah dengan
serta merta meletakkan kotoran itu diantara pundak beliau.
2. Cobaan dalam Bentuk Bantahan dan Dustaan
Cemoohan terhadap Nabi SAW kadangkala dilontarkan kaum musyrikin dengan
membantah atau mendebat dengan sesuatu yang bathil (tidak tepat dan salah).
Biasanya cara ini mereka gunakan untuk mengingkari suatu kebenaran yang
disampaikan Nabi SAW. Suatu kali Rasulullah pernah berkata kepada kaum
musyrikin “wahai sekalian kaum quraisy, tidak ada satu sembahan pun selain Allah
yang memiliki kebaikan”, waktu itu kaum Quraisy tahu, bahwa kaum nasrani
menyembah Isa putera maryam. Karena itu merekapun menjawab, “ wahai
Muhammad, bukankah engkau mengira bahwa Isa itu seorang nabi dan termasuk
hamba Allah yang shaih? Jika kamu benar, maka tuhan-tuhan mereka (umat Nasrani)
adalah seperti apa yang engkau katakan. Maka Allah menurunkan ayat, “ dan tatkala
putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy)
bersorakkarenanya”. (Q.S Al-Zukhruf:75). Ibnu Hisyam berkata” telah mengabari
kepadaku ahlul ilmu: sesungguhnya cobaan yang paling berat apa yang beliau temui
ketika keluar berdakwah pada kalangan quraisy yaitu tidaklah beliau menemui satu
pun dari manusia kecuali mereka mendustakan dan mencela Nabi saw, baik itu dari
kalangan merdeka maupun hamba sahaya. Akhirnya beliau pulang kerumah, dan
berselimut dari beratnya cobaan yang beliau alami. Maka turunlah firman Allah
dalam surat Al-muddasir ayat 1-2. Begitu juga ketika nabi saw dipasar Dzulmajaz,
beliau menyeru kepada orang-orang, “ wahai manusia katakanlah lailahaillallah maka
kalian akan beruntung”. Setelah itu manusia berkumpul dan disitu ada Abu Lahab,
paman nabi, kemudian paman Nabi saw berkta, dia hanyalah seorang pembohong
dan pendusta.
3. Cobaan dalam Bentuk Tuduhan yang Tak Layak dan Jelek, seperti Tukang Sihir,
Penyair Gila dan Dongeng Masa Lalu
Dalam Al-quran, disebutkan pula beberapa cara kaum musyrikin mencemooh Nabi
saw diantaranya, mereka menuduh Nabi saw telah mengada-ada (berbuat tipu daya),
menyapa beliau dengan berbagai julukan yang jelek dan melekatkan kepada beliau,
berbagai sikap yang tidak patut baginya;misalnya, mereka menyebut rasul sebagai
tukang sihir, penyair, gila, atau menerima wahyu dari orang asing, atau ajarannya
dikutip dari dongeng masa lalu.
4. Pemboikotan
Tekanan dan siksaan kaum quraisy mencapai puncaknya ketika mereka melakukan
pemboikotan secara material dan mental terhadap Rasulullah dan sahabat,serta
kerabat dekat yang selama ini membela kaum muslimin. Pemboikotan terhadap kaum
muslimin terjadi setelah kaum quraisy gagal mengupayakan agar umat islam yang
hijrah ke Habsyah kembali ke Makkah.
5. Pengusiran
Hal ini seperti yang diungkapkan rasul ketika meninggalkan Makkah menuju
Madinah karena pengusiran kaumnya, yaitu: “ demi Allah sesungguhnya engkau
(kota makkah) adalah benar-benar sebaik-baik bumi Allah dan yang paling dicintai-
Nya dan kalau lah aku tidak diusir darimu (makkah) maka aku tidak akan pergi
meninggalkanmu” (H.R Tirmidzi)
6. Tawaran Kafir Quraiys untuk Melencengkan Dakwah
Ternyata dalam dakwah, ujian bukan pada penyiksaan jiwa dan fisik saja, tetapi kafir
quraisy mengupayakan untuk melencengkan dakwah rasul dengan ujian pangkat,
wanita dan kedudukan kepada rasul melalui jalur tawar-menawar.7

D. Analisis mengenai Tahapan dan Tantangan Dakwah Rasulullah


1. Pendidikan
ajakan, seruan, undangan dan doa yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih
yang ditujukan kepada orang lain atau kelompok dengan tujuan agar mereka
memahami, meyakini dan kemudian menghayati serta mengamalkan ajaran Islam.
Jadi dalam berdakwah terdapat unsur pendidikan, karena dalam setiap ajakan atau
dakwah tersebut pasti mengandung sebuah pendidikan moral ataupun mengarah
kepada hal yang lebih baik, selain itu juga pada masa Nabi pengetahuan dan moral
amatlah buruk, maka dari itu dakwah bertujuan mendidik mereka.
2. Psikologi
Seorang dai adalah manusia, begitupun sasaran dakwah yang memiliki karakter
(kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Dengan demikian pendakwah
harus berpengetahuan dan memahami bidang psikologi, karena dengan pengetahuan
ini akan bersikap bijaksana dan pantang putus asa dalam menghadapi objek
dakwahnya yang beraneka ragam, sikap dan kepribadiannya. Rasulullah dalam
menyampaikan dakwah terlebih dahulu memahami karakteristik seseorang, sehingga
jika dalam berdakwah terdapat seseorang yang bersikap keras, Maka Rasulullah tetap
terus bijaksana dan tak putus asa.
3. Sosial
Bahwa dalam berdakwah terdapat interaksi sosial antara pendakwah dan objek
dakwah, dalam interaksi sosial yang dilakukan antara da’i dan mad’u dimana mereka
saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki prilaku satu sama lain. Seperti
halnya Rasulullah ketika berdakwah ini dengan tujuan mengubah umatnya menjadi
lebih baik dan mengajak umat ke agama kebenaran yakni agama yang dirahmati
Allah yakni agama islam. Dan dalam berdakwah ini Rasulullah menggunakan
metode “ Bil-hikmah” yaitu dengan kebijaksaan sehingga dalam berdakwah mudah
diterima dikalangan umat.

7
Muhammad Amahzun, Manhaj Dakwah Rasulullah, Qisthi Press, Cet.1, 2004, hlm.63-66
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada awalnya Nabi Saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi hanya mengajak
orang-orang terdekat saja. Orang pertama yang menerima dakwah Nabi adalah
Khadijah istrinya, kemudian Ali bin Abi Thalib sepupunya, Zaid bin Haritsah bekas
budaknya. Sementara laki-laki dewasa yang pertama memeluk Islam adalah Abu
Bakar. Lalu diikuti oleh beberapa orang sehingga jumlahnya menjadi 40 orang.
Kegiatan berdakwah dialihkan di rumah Arqam bin Abil Arqam untuk mendalami
berbagai ilmu keislaman. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan
Rasulullah selama tiga tahun.
2. Setelah perintah Allah turun melalui surat Al-Hijr ayat 94 Nabi SAW pun melakukan
dakwah secara terang-terangan (terbuka). Nabi Muhammad SAW mengumpulkan
keluarganya di rumahnya. Setelah selesai makan, beliau menyampaikan maksudnya.
Tiba-tiba Abu Jahal menghentikan pembicaraan Nabi dan mengajak orang-orang
untuk meninggalkan tempat. Gagal mengajak kerabatnya, Nabi pun mengalihkan
dakwahnya kepada masyarakat Quraisy. Beliau naik bukit shafa dan menyeru
manusia. Orang-orang berkumpul dan Nabi menyampaikan dakwahnya.
3. Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan perlawanan dari Quraisy. Nabi dan sahabt-
sahabatnya diejek, dicaci, dan disiksa. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga
membujuk Nabi dan menawarkan kekayaan, kehormatan, dan jabatan. Setelah
ejekan, siksaan dan ancaman tidak dapat mencegah dakwah Nabi, orang-orang
Quraisy memboikot Nabi dan sahabt-sahabatnya.

B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan
makalah di kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubakarkfuri, Syaikh Shafiyyurahman. 2016. Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup


Rasul yang Agung Muhammad. Diterjemahkan oleh: Hanif Yahya. Jakarta: Darul Haq

Hashem, Fuad. 2005. Sirah Muhammad Rasulullah Kurun Makkah. Jakarta: Tama
Publisher
Al-Ghazaly, Muhammad. 2001. Fiqhus Sirah. Bandung: PT Al-Ma’arif
Amahzun, Muhammad. 2004. Manhaj Dakwah Rasulullah. Qisthi Press. Cet.1
Amin, Samsu Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
Yatim, Badri. 1999. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai