Makalah Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Kitab Tafsir
Klasik
Dosen Pengampu: Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag
Disusun Oleh:
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan Makalah Madzahib at-Tafsir ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Kami juga memohon maaf apabila dalam makalah yang kami buat ini
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat membutuhkan kritik
dan saran dari para pembaca agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Pemakalah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu tafsir merupakan ilmu yang sangat penting dalam hal pengkajian ilmu-
ilmu al-Qur’an, karena bidang keilmuan ini berisi tentang bagaimana seseorang
memaknai apa yang menjadi kandungan isi dalam al-Qur’an. Ilmu tafsir itu
sendiri dikenal sejak zaman nabi Muhammad saw ketika masa turunnya al-
Qur’an. Kenyataan sejarah membuktikan bahwa tafsir selalu berkembang seiring
dengan perkembangan peradaban dan budaya manusia. Hal ini dikarenakan
adanya permasalahan-permasalahan yang terus berkembang yang pada masa Nabi
belum pernah ada. Jadi, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa keluar
dari aturan al-Qur’an, para ulama’ akhirnya membuat penafsiran al-Qur’an yang
nantinya bisa dijadikan hujjah untuk menyelesaikan problem masyarakat. Maka
dari itu, mau tidak mau, tafsir harus mengalami perkembangan dan bahkan
perubahan pada setiap perkembangan zaman, guna memenuhi kebutuhan manusia
dalam suatu generasi.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tafsir Nabi, sahabat, dan tabi’in
2. Urgensi tafsir Nabi, sahabat, dan tabi’in
3. Sumber tafsir Nabi, sahabat, dan tabi’in
4. Objek tafsir Nabi, sahabat, dan tabi’in
5. Kualitas tafsir Nabi, sahabat, dan tabi’in
BAB 2
PEMBAHASAN
Tafsir pertama kali ada sejak ayat-ayat al-Qur’an itu mulai di turunkan.
Dalam praktiknya, Rasulullah menerima wahyu berupa ayat al-Qur’an,
kemudian Rasulullah menyampaikan wahyu tersebut kepada sahabat dan
menjelaskannya berdasarkan apa yang beliau terima dari Allah swt. Penafsiran
Nabi Muhammad saw terhadap ayat Al-Qur’an adakalanya dengan ayat Al-
Qur’an pula dan adakalanya dengan Hadis/Sunnah, baik dengan sunnah
Tetapi, tafsir yang diterima dari Nabi Muhammad saw sedikit sekali.
`Aisyah bintu Abī Bakar, isteri Nabi sendiri mengatakan bahwa: Nabi
Muhammad saw menafsirkan hanya beberapa ayat Al- Qur’an sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Malaikat Jibril.
Abdullah ibn Abbas yang wafat pada tahun 68 H, adalah tokoh yang biasa
dikenal senagai orang pertama dari sahabat nabi yang menafsirkan al-Qur’an
setelah nabi Muhammad saw. Ia dikenal dengan julukan “Bahrul Ulum”
(Lautan Ilmu), Habrul Ummah (Ulama’ Umat), dan Turjamanul Qur’an
(Penerjemah Al-Qur’an) sebagaimana telah diriwayatkan di atas, bahwa nabi
pernah berdo’a kepada Allah agar Ibnu Abbas diberi ilmu pengetahuan tentang
ta’wil al-Qur’an (lafadz-lafadz yang bersifat ta’wil dalam al-Qur’an).
2
M. Sakti Garwan, Sejarah Perkembangan Tafsir Masa Nabi, Sahabat, Tabi’in Sampai
Sekarang, Yogyakarta, h. 2
Dalam berpendapat tentang tafsir dari suatu ayat, para sahabat juga tidak
menggunakan kehendak nafsunya sendiri, tidak mengistimbaṭkan hukum hanya
dengan menggunakan pikirannya saja dan tidak sesuai dengan ruh syari’at.
Akan tetapi sahabat dalam menafsirkan ayat tidak bertentangan dengan tafsir
ma’thūr. Selain itu penafsirannya harus berbentuk ijtihad muqayyad atau yang
dikaitkan dengan satu kaitan berpikir mengenai kitab Allah menurut hidayah
sunnah Rasul yang mulia.
Dalam menafsirkan ayat al-Qur’an, para shahabat juga memiliki metode dan
materi tafsir tersendiri. Adapun metode dan materi tafsir menurut mereka
adalah:
Yang paling banyak diterima tafsirnya dari kalangan khulafa’ ialah Ali ibn
Abi Thalib. Sedangkan yang paling banyak diterima tafsirnya dari kalangan
bukan khulafa’ adalah Ibnu abbas, Abdullah ibn Mas’ud dan Ubay ibn ka’ab.
Keempat mufassir Ṣahabi ini mempunyai ilmu dan pengetahuan yang luas
dalam bahasa Arab. Mereka selalu menemani saw yang memungkinkan mereka
mengetahui kejadian dan peristiwa-peristiwa nuzul al-Qur’an dan tidak pula
merasa ragu menafsirkan al-Qur’an dengan ijtihad.3
4
Amri, Tafsir Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad saw Hingga Masa Kodifikasi, vol.
20 no. 1, (Kendari: 2014), h.30
5
M. Sakti Garwan, Sejarah Perkembangan Tafsir Masa Nabi, Sahabat, Tabi’in Sampai
Sekarang, Yogyakarta, h. 6 & 7
masuk ke dalam kalangan umat Islam dari kelompok Islam yang
dahulunya Ahli kitab seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab Ahbar, Abdul
Malik bin Abdul Ajiz ibnu Jariz.
2) Tafsir pada jaman dahulu senantiasa terpelihara dengan metode talaqi
dan riwayat akan tetapi pada jaman Tabi’in metode dalam
periwayatannya dengan metode global sehingga tidak sama aseperti
dijaman Rasulallah dan Sahabat.
3) Munculnya benih-benih perbedaan mazhab pada masa ini, sehingga
implikasi sebagian tafsir digunakan untuk keperluan mazhab mereka
masing-masing. Sehingga tidak diragukan lagi ini akan membawa
dampak bagi tafsir itu sendiri. Seperti Hasan al-Basari telah menafsirkan
al-Qur’an dengan menetapkan qadar dan mengkafirkan orang yang
mendustainya.
4) Banyaknya perbedaan pendapat dikalangan para tabi’in didalam masalah
tafsir. Walaupun terdapat pula dijaman sahabat namun tidak begitu
banyak seperti dijaman Tabi’in.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pada masa Rasulullah, hanya beliau lah
yang diberi augerah oleh Allah tentang tafsiran Al-Qur’an sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Malaikat Jibril. Tafsir Al-Qur’an yang
disampaikan oleh Nabi tentu sangat penting mengingat tafsir Nabi ini kemudian
dijadikan rujukan oleh para sahabat untuk menafsirkan Al-Qur’an.
Sementara pada masa tabi’in, ada banyak mufassir yang terkemuka. Mereka
inilah yang merupakan sumber dari bahan-bahan tafsir. Hingga dalam periode ini
lahir seorang mufassir besar bernama Ibnu Jarir at-Tabari yang menjadi bapak
bagi para mufassir sesudahnya, yang dikenal dengan Tafsir at-Tabari.
6
Qosim Nursheha Dzulhadi, Urgensi Tafsir Sahabat Dalam Memahami Al-Qur’an, vol 1
no 1, Medan: 2017, h. 84
DAFTAR PUSTAKA
Amri. Tafsir Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad saw Hingga Masa Kodifikasi Vol
20 No 1. Kendari. 2014
Dzulhadi, Qosim Nursheha. Urgensi Tafsir Sahabat Dalam Memahami Al-Qur’an Vol 13
No 1. Medan. 2017
Garwan, M. Sakti. Sejarah Perkembangan Tafsir Masa Nabi, Sahabat, Tabi’in Sampai
Sekarang. Yogyakarta