PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, ilmu-ilmu mengenai kitab suci umat islam, al-Qur’an al-Karim
sudah tidak terlalu diminati oleh kaum pemuda. Padahal, kaum pemuda saat inilah
yang akan menggantikan dan meneruskan estafet keilmuan pedoman umat islam
setiap aktivitas dalam masyarakat. Secara tidak sadar, ilmu al-Qur’an telah
menjad bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat muslim, namun
ditinggalkan.
Al-Qur’an sebagai pegangan hidup umat islam memegang peran yang sangat
sumber terbesa dan terpercaya dari seluruh disiplin ilmu pengetahuan baik agama
maupun umum. Maka, kajian terhadap al-Qur’an seharusnya menjadi hal yang
Salah satu kajian dalam disiplin ilmu ini ialah “munasabah”. Istilah tersebut
mungkin terdengar asing untuk kalangan awam, ataupun akademisi yang tidak
mufassir (ahli tafsir) masih mendapat kesulitan dalam menemukan tafsiran yang
tepat mengenai suatu ayat atau surat dalam al-Qur’an. Dengan mengetahui
Hubungan antara ayat ataupun surat dalam al-Qur’an tentulah tidak disususn
yang saling berkaitan dan sangat membantu dalam penafsiran al-Qur’an. Bahkan,
keterkaitan antar ayat, surat, maupun juz dalam al-Qur’an sehingga akan
ini dengan berpatokan pada tiga pokok pembahasan yang sesuai dengan Rumusan
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
Fulan, berarti si Fulan mempunyai hubungan dekat dengan si fulan itu dan
menyerupainya. Dan dari kata itu lahir pula kata an-Nasib, berarti kerabat yang
Istilah munasabah digunakan dalam ‘iIlat hukum dalam bab Qiyas yang
Artinya :
1
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (terj. Mabahis Fi ‘Ulumil Qur’an oleh
Mudzakir AS, Bogor : Litera Antar Nusa, 2009), Cet. 12, hal. 137.
2
Dr. Rosihan Anwar, Op Cit, hal. 82. mengutip dari jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan Fi
‘Ulumil Qur’an, Daar Al-Fikr, Beirut, t.t, Jilid I, hal. 108.
2. Menurut Ibn Al-Arabi :
ٌّ مـنتـظـمـ ٌِة المعـاني مـتّـسقــ ٌِة الـواحـد ٌِة الكـلمـة كا تـكون حـتى بـبـعـض بعـضـها الـقـرأن أ
ي إرتـبــاط
المـبــــاني,ٌعـظـيـــمٌ عـلم
Artinya :
Artinya :
ayat, atau antar ayat pada beberapa ayat atau antar surat didalam Al-
Qur’an”.
menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surat, baik korelasi itu
bersifat umum atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau imajinatif
(khayali) ; atau korelasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul,
ayat-ayat itu bukan tauqifi (tak dapat diganggu gugat karena telah ditetapkan
tentang munasabah atau korelasi antar ayat dengan ayat dan surat dengan
surat juga membantu dalam pentakwilan dan pemahaman ayat dengan baik
dan cermat. Oleh sebab itu sebagian ulama menghususkan diri untuk menulis
3
Ibid. hal. 83.
4
Manna’ Khalil Al-Qattan, Op Cit, hal. 138.
5
Ulama yang pertama kali menekuni dan menaruh perhatian pada masalah ini, menurut
As-Suyuthi, adalah Syaikh Abu Bakar An-Naisaburi (324 H), kemudian disusul beberapa ahli
tafsir seperti Abu Ja’far bin Jubair dalam kitabnya Tartib Suwaril Qur’an. Dan Syaikh Burhanudin
Al-Biqa’i mengarang kitab yang diberi judul Nudzumud Durar fi Tanasubil Ayat was-
Suwar. Naskah kitab ini terdapat di Darul Kutub Al-Misriyyah dalam bentuk manuskrip. As-
Suyuti sendiri dalam kitabnya Asrar Al-Tartib Al-Qur’an. Diantara ulama lain yang menulis dalam
bidang ini adalah Abu Ja’far Ahmad bin Ibrahim Ibn Zubair Al-Andalusi An-Nahwi Al-Hafiz yang
wafat pada 807 H. kitabnya berjudul Al-Burhan Fi Minasabati Tartibi Suwari Qur’an. Dalam
konteks ini, tafsir Al-Kabir yang ditulis oleh Fakhru Razi merupakan sebuah kitab tafsir yang
banyak mengemukakan sisi Munasabah dalam Al-Qur’an.
mufassir yang menganggap Al-Qur’an adalah Mukjizat secara keseluruhan
Ilmu Munasabah ini dapat berperan mengganti ilmu Asbabun Nuzul, apabila
seseorang tidak dapat mengetahui sebab turunnya suatu ayat, tapi seseorang dapat
mengetahui relevansi / hubungan ayat itu dengan ayat lainnya. Ada beberapa
Diantanranya ada yang berpendapat, bahwa setiap ayat atau surat selalu ada
relevansinya atau hubungannya dengan ayat atau surat lain. Sementara ulama
yang lain berpendapat, bahwa hubungan itu tidak selalu ada. Hanya memang
sebagian besar ayat-ayat dan surat-surat ada hubungannya satu sama lain. Selain
itu adapula yang berpendapat, bahwa mudah mencari hubungan antara suatu ayat
dengan ayat lain, tapi sukar sekali mencari hubungan antara suatu surat dengan
surat lain.7 Hal yang demikian ini tidak berarti bahwa seorang mufassir harus
mencari kesesuaian bagi setiap ayat, karena Al-Qur’anul Karim turun secar
lainnya dan terkadang tidak. Ketika tidak menemukan keterkaitan itu, ia tidak
menghasilkan kesesuaian yang dibuat-buat dan hal ini tidak disukai, pernyataan
6
Dr. Rosihan Anwar, Op Cit, hal. 81.
Drs. H. A. Chaerudji Abd. Chalik, ‘Ulum Al-Qur’an, (Jakarta : Diadit Media, 2007),
7
hal. 110.
Nama lengkapnya ialah Abdul ‘Aziz bin Abdus-Salam, terkenal dengan nama Al-’Izz,
8
seorang ulama, mujahid dan ahli Wara’ wafat 660 H. dikutip dari Manna’ Khalil Qattan, Op it,
hal. 139.
B. Macam-Macam Munasabah
bagaimana seorang ulama tersebut memandang suatu ayat, dari segi berbeda.
Diadit Media, 2007), munasabah dapat dilihat dari dua segi, antara lain :
jelas, karena kaitan kalimat yang satu dengan yang lain erat sekali,
sehingga yang satu tidak bisa menjadi kalimat yang sempurna bila
persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat lain, sehingga tidak
masing ayat/surat itu berdiri sendiri-sendiri, baik karena ayat yang satu
9
Cermati surat Al-Isra’ ayat 1 dan 2, munasabah dalam kedua ayat tersebut tampak jelas,
yaitu kedua-duanya Nabi Muhammad dan Nabi musa diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi dan
Rasul, dan keduanya diIsra’kan. Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedang
Nabi Musa dari Mesir, ketika ia keluar dari negeri tersebut dalam keadaan ketakutan menuju
Madyan.
10
Lihat surat Al-Baqarah ayat 189 dan 190. munasabahnya ialah ketika waktu haji umat
islam dilarang perang, tetapi jika umat islam diserang lebih dulu, maka serangan musuh itu harus
dibalas, walupun pada musim haji.
2. Dilihat dari segi materinya 11, yaitu :
a. Munasabah antar ayat, yaitu munasabah antara ayat yang satu dengan
yang lain.
surat yang satu dengan surat yang lain. Meliputi : pertama kesamaan
materi pada dua surat yang berbeda namun salah satu darinya bersifat
apabila korelasi itu halus maknanya, harmonis konteknya dan sesuai dengan asas-
asas kebahasaan dalam ilmu-ilmu bahasa arab, maka korelasi tersebut dapat
11
Lihat penjelasannya dalam buku Drs. H. A. Chaerudji Abd. Chalik, Op Cit, hal 114.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
dengan adat dan kebiasaan hidup yang berlaku di kalangan lawan bicara yang
tinggal di padang pasir, dimana kehidupan mereka bergantung pada unta sehingga
berlangsung kecuali bila ada air yang dapat menumbuhkan rumput di tempat
gembalaan dan diminum unta. Keadaan ini terjadi bila hujan turun, dan inilah
Kemudian mereka juga membutuhkan tempat berlindung, dan tidak ada tempat
rerumputan dan air, sehingga meninggalkan suatu daerah dan turun ke daerah lain,
dan berpindah dari tempat gembala yang tandus menuju tempat gembala yang
subur. Maka apabila penghuni padang pasir mendengar ayat-ayat diatas, hati
mereka merasa menyatu dengan apa yang mereka saksikan sendiri yang
Munasabah antara saatu surat dengan surat yang lain, misalnya pembukaan
Demikian juga hubungan antara surat Quraisy dengan surat Al-Fiil. Ini karena
Munasabah antara awal surat dengan akhir surat. Misalnya, apa yang terdapat
anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-
bahwa ia akan keluar dari Mekah dan dijanjikan akan kembali lagi ke Mekah,
pembicaraan yang awal dan akhirnya saling berkaitan. Maka bagi orang yang
kalimat atau antar ayat maupun antar surat, sehingga lebih memperdalam
12
Baca Surat Al-Qashash [28] ayat 17
13
Baca juga surat Al-Qashash [28] ayat 85-86
14
Dr. Rosihan Anwar, Op Cit, hal. 96. mengutip dari Abdullah Ad-Darraz, An-Naba’ Al-
’Adzim, (Mesir : Dar Al-’Urubah, 1974), hal. 159.
15
Ibid.
keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya.(Abdul Djalal, H.A,
1998: 165).16
suatu ayat dengan kalimat atau ayat yang lain, dimungkinkan seseorang
yang ingin menemukan korelasi/hubungan antar ayat atau antar surat, sangat
diperlukan kejernihan rohani dan rasio, agar terhindar dari kesalahan penafsiran
19
(Muhammad Chirzin, 1998 : 58). Serta membaca secara cermat kitab-kitab
tersebut.20
16
Drs. H. A. Chaerudji Abd. Chalik, Op Cit, hal. 122
17
Ibid.
18
Op Cit, hal. 123.
19
Ibid
20
Ibid
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Maka, mempeajari munasabah akan
Qur’an karena tanpa mempelajari dan mengetahui munasabah, akan sangat sulit
untuk menguak isi kandungan dalam setiap ayat karena tidak semua ayat bisa
Namun sayangnya, banyak yang tidak mengetahui ilmu ini dan terkesan
atas munasabah akan sangat membantu dalam penyimpulan dan penafsiran al-
Qur’an. Mempelajari munasabah tidak hanya akan menambah wawasan saja, akan
tetapi juga akan melatih kepekaan seseorang untuk melihat suatu kaitan dalam
berbagai hal.
DAFTAR PUSTAKA
Chalik, Drs. H.A. Chaerudji Abd., ‘Ulum Al-qur’an, Jakarta : Diadit Media, 2007.
Anwar, Dr. Rosihan, Ulum Al-Qur’an, Bandung : Pustaka Setia, 2008, cet. I.
Direktorat Pendidkan Madrasah. Tafsir untuk Kelas XII MAK. Aceh Besar. 2011.