Anda di halaman 1dari 18

company name jan 2024 name

MAKALAH MAZAHIB TAFSIR

Tafsir
Bil Ma'tsur
Pengertian Tafsir
Bil Ma'tsur
Pengertian tafsir bil ma’tsur secara bahasa adalah
berasal dari kata atsara artinya bekas.Tafsir
bilmat’sur disebut juga tafsir bir riwayah karena
berdasarkan riwayat-riwayat yaitu al-Qur’an,
Hadits dan lainnya. Tafsir bil ma’tsur disebut
juga tafsir bin-naqli, karena riwayatnya
Sedangkan menurut istilah, para ulama mendefinisikan
berdasarkan pemindahan dari satu orang ke orang
tafsir bil matsur diantaranya,menurut Manna’ Al-Qaththan
lain atau sesuatu yang ditransferkan.
tafsir bil-Ma’tsurialah tafsir yang berdasarkan al-Qur’an
atau riwayat yang shahih,yaitu menafsirkan al-Quran
dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat), al-Quran dengan
Sunnah, perkataan sahabat,karena merekalah yang
mengetahui kitabullah, atau dengan pendapat tokoh-tokoh
besar tabi’in. Pada umumnya mereka menerimanya dari
para sahabat.
Al- Zarkasyi
M E N G I S T I L A H K A N TA F S I R B I A L - M A’ T S U R YA I T U

"Tafsir bi al-Ma’tsur ialah tafsir yang berpegang kepada riwayat yang


Shahih, yaitu menafsirkan al-Qur’an dengan al -Qur’an, atau dengan sunnah
karena ia berfungsi menjelaskan kitabullah, atau dengan perkataan para
Sahabat karena merekalah yang paling mengetahui kitabullah atau dengan
apa yang dikatakan oleh tokoh-tokoh besar tabi’yn karena pada umumnya
mereka menerima dari para Sahabat”.
Sedangkan menurut Ali Al-Shabuniy

Tafsir Riwayat (ma’tsur) ialah rangkaian keterangan yang terdapat dalam al-
Qur’an, Sunnah, atau kata-kata sahabat sebagai penjelasan maksud dari
firman Allah, yaitu penafsiran al-Qur’an dengan Sunnah Nabawiyyah.
Dengan demikian, maka tafsir ma’tsur adalah tafsir al-Qur’an dengan al-
Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan Sunnah atau penafsiran al-Qur’an
menurut atsar yang timbul dari kalangan sahabat
Sejarah Munculnya Tafsir Bil Ma'tsur
Tafsir bil ma’tsur telah ada sejak zaman sahabat. Pada zaman ini tafsir bil ma’tsur dilakukan
dengan cara menukil penafsiran dari Rasulullah SAW, atau dari sahabat oleh sahabat,serta dari
sahabat oleh tabi’in dengan tata cara yang jelas periwayatannya, cara seperti ini biasanya
dilakukan secara lisan. Setelah itu ada periode dimana penukilannya menggunakan penukilan
pada zaman sahabat yang telah dibukukan dan dikodifikasikan. Pada awalnya kodifikasi ini
dimasukkan dalam kitab-kitab hadits, namun setelah tafsir menjadi disiplin ilmu tersendiri, maka
ditulis dan terbitlah buku-buku yang memuat khusus tafsir bil ma’tsur lengkap dengan jalur sanad
kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in

Pada perkembangan selanjutnya, ada banyak tokoh yang mengkodifikasikan


tafsir bil ma’tsur tanpa mengemukakan periwayatan sanadnya dan hanya
mengemukakan pendapat-pendapatnya sendiri serta tidak membedakan
periwayatan yang shahih dan yang tidak shahih. Karena adanya kecurigaan
pemalsuan, muncullah studi-studi kritis yang berhasil menemukan dan
menyingkap sebagian riwayat palsu sehingga para mufasir dapat berhati-hati.
Hal ini kita temukan ketika menafsirkan Al-Quran pada ayat yang mujmal
ditafsirkan oleh ayat lain yang mufasshal, ayat Al-Quran yang mutlaq dengan
ayat Al-Quran yang muqayyad
Namun perlu kita tekankan juga bahwa
dalam perkembangan tafsir bil ma’tsur
sendiri, tidak bisa terlepas dari unsur
ra’yi. Walaupun pada masa ini belum
begitu dikenal adanya tafsir bil ra’yi
tetapi mereka dalam melakukan
penafsiran bil ma’tsur tidak bisa lepas
dari unsur ra’yi secara tidak langsung.
Begitupun dalam penafsran bil ra’yi
mereka tidak serta lepas dari tafsir bil
ma’tsur
Karakteristik dan Macam-Macam Tafsir Bil
Ma’tsur
Macam-macam Tafsir bil Ma’tsur yaitu:

1 2 3

Tafsir Al-Quran Penafsiran Al- Penafsiran


dengan Al-Qur’an Qur’an dengan Sahabat
Sunnah
Tafsir Al-Qur'an Berdasarkan hal ini, maka seorang mufassir

dengan Al-Qur'an yang hendak menafsirkan Al-Qur’an


hendaklah melihat dahulu dalam Al-Quran,
mengumpulkan ayat-ayat yang bersama-sama
Al-Qur’an itu, sebagaimana diketahui,
menyangkut sebuah topik dan merujuk-
sebagian ayatnya merupakan tafsiran bagi
silangkan (crossreferencing) satu kepada
sebagian yang lain. Yang dimaksudkan ialah
bahwa sesuatu yang disebutkan secara yang lainnya untuk memperoleh keterangan
ringkas disatu tempat diuraikan ditempat yang mengenai sesuatu yang hanya disebut secara
lain; suatu ketentuan yang berbentuk mujmal ringkas, dengan bantuan berbagai ayat
(global) mengenai suatu masalah, dijelaskan tersebut; atau untuk memperoleh kejelasan
dalam topik yang lain; sesuatu yang bersifat tentang sesuatu yang mujmal; untuk
umum dalam sebuah ayat, ditakhsish menghubungkan sesuatu yang nampak mutlak
(dijadikan khusus) oleh ayat lainnya; sesuatu dengan keterangan yang tidak mutlak
yang berbentuk mutlak disatu pihak disusul (muqayyad), yang umum dengan yang
oleh keterangan lain yang muqayyad khusus, inilah maksud dan sifat dari apa yang
(terbatas) mengenainya di sebut “menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-
Qur’an
Tafsir Al-Qur'an dengan Sunnah
Jenis yang kedua dari tafsir bil ma’tsur ialah “tafsir Al-Qur’an dengan Sunnah”, yang dilakukan jika tidak
di peroleh penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Tafsir al-Qur’an dengan Sunnah adalah hadits nabi
yang menjelaskan makna suatu ayat atau kalimat al-Qur’an yang belum dipahami maknanya.
Tafsir Al-Qur'an dengan Sunnah
Jenis yang kedua dari tafsir bil ma’tsur ialah “tafsir Al-Qur’an dengan Sunnah”, yang dilakukan jika tidak
di peroleh penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Tafsir al-Qur’an dengan Sunnah adalah hadits nabi
yang menjelaskan makna suatu ayat atau kalimat al-Qur’an yang belum dipahami maknanya.

Penafsiran Sahabat
Apabila kita tidak menemukan tafsiran dalam Al-Qur’an maupun Sunnah serta hadits-hadits yang telah
ditetapkan dari Rasulullah SAW, maka hendaknya kita kembali kepada keterangan-keterangan yang shahih
dan yang telah ditetapkan dari para sahabat yang terkemuka, karena merekalah yang pernah bersama
Rasulullah SAW, bergaul dengan beliau dan menghayati petunjuk-petunjuk beliau. Mereka juga
menyaksikan turunnya wahyu dan turunnya al-Qur’an, serta mmengetahui asbabun nuzul. Mereka
mmempunyai tabiat jiwa yang murni, fitrah yang lurus dan berkedudukan yang tinggi dalam hal kefasihan
dan kejelasan berbicara mereka memiliki kemampuandalam memahami kalam Allah. Dan hal lain yang
ada pada mereka tentang rahasia-rahasia al-Qur’an sudah tentu melebihi orang lain.
Al-Hakim berkata:

“Kedudukan tafsir sahabat yang menyaksikan wahyu dan


turunnya al-Qur’an adalah marfu’. Tafsir tersebut mempunyai
kedudukan sebagaimana kedudukan hadis Nabi yang
silsilahnya sampai kepada Nabi. Karena itu tafsir sahabat
termasuk ma’tsur.”
Syarat-Syarat
Mufassir Bil Ma'tsur
#1 Akidah yang benar, sebab akidah memiliki pengaruh yang #4 Mencari penafsiran dari sunah, karena sunnah berfungsi
besar terhadap jiwa pemiliknya dan seringkali mendorongnya sebagai pensyarah al-Qur’an dan penjelasnya.
untuk mengubah nash, tidak jujur dalam penyampaian berita.

#5 Apabila tidak didapatkan penafsiran dari assunah, hendaklah


Bersih dari hawa nafsu, hawa nafsu akan mendorong menggunakan pendapat para sahabat
#2
pemiliknya untuk membela kepentingan madzhabnya,
sehingga ia menipu manusia dari kata-kata halus dan
keterangan menarik seperti yang di lakukan golongan
qadariyah. #6 Apabila juga tidak ditemukan penafsiran dalam al-Qur’an,
sunnah dan pandangan para sahabat, maka sebagian para
ulama merujuk pada para pendapat tabi’in.
Menafsirkan terlebih dahulu al-Qur’an dengan al-Qur’an,
#3 karena sesuatu yang masih global pada suatu tempat telah
terperinci di tempat lain dan dikemukakan secara ringkas di #7 Pengetahuan bahasa arab yang baik, karena al-Qur’an
tempat lain. diturunkan dalam bahasa Arab
jan 2024

Pandangan Ahli Tafsir\Ulama’


NAME

Tentang Tafsir Bil Ma’tsur


company name name

Para ulama sepakat bahwa tafsir bil-Ma’stur, terutama tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan tafsir Al-Qur’an
COMPANY NAME
dengan as sunnah al shahibah, bisa diterima sebagai hujjah sebab tidak mengandung titik kelemahan
ataupun keraguan, namun bila tafsir Al-Qur’an itu menggunakan as-asunnah dengan sanad, riwayat atau
matan yang salah, maka tafsirannya tidak bisa diterima.Sedangkan tafsir Al-Qur’an dengan riwayat sahabat
dan tabi’in, maka para ulama tidak sepakat menerima karena didalamnya terdapat cacat dan kelemahan
yang harus diperhatikan. Menurut Al-Dzahabi, setidaknya ada tiga sebab maksudnya cacat dan kelemahan
ke dalam tafsiran para sahabat dan tabi’in

3. Dihapuskan sistim isnad sehingga


1. Banyaknya Tafsiran Palsu
2. Masuknya Israiliyat tidak lagi diketahui dari siapa tafsiran
Yang Dinisbatkan Kepada
itu diriwayatkan.Tafsir palsu terjadi
Mereka
anatara lain ada-nya fanatisme
golongan
Tafsir Ibnu Tafsir As- Tafsr Ats- Tafsir Al-
Jarir Samarqandy Tsa'laby Baghawy

1 2 3 4

Karya-Karya Tafsir bil Ma’tsur


5 6 7 8

Tafsir Ibnu Tafsir Ibnu Tafsir Al- Tafsir Asy-


'Atiyah Katsir Jawahir Syuthi
Contoh Tafsir Al-Qur'an Bil Qur'an
Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an adalah satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan dengan
ayat yang lainnya. Contoh seperti dalam Surah Al-Maidah ayat 1 telah ditafsirkan oleh Surah Al-Maidah
ayat 3

ُ‫ِﺣﻠ ْﺖ ﻟَ ُﻜﻢ ﺑَﻬِﯿ َﻤ ُﺔ ا ﻧْ َﻌﺎ ِم اﻻ َﻣﺎ ﯾُ ْﺘﻠَﻰ َﻋﻠَ ْﯿﻜ ْﻢ‬


“Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu”, ayat ini ditafsirkan
oleh ayat 3 dalam surah yang sama.

ِ ْ َ ْ ُ ‫ﻤ‬ ْ ‫ﻟ‬ ُ َ
‫ُﺣ ّ ِﺮ َﻣ ْﺖ َﻋﻠ ْﯿﻜ ُﻢ ا َ ْ َﺘﺔ َواﻟﺪ ُم َوﻟ ْﺤ ُﻢ ا ْﻨ ِﺰﯾ ِﺮ‬
‫ﺨ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﯿ‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi...”
Contoh Tafsir Al-Qur'an dengan Hadits
Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW adalah satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan
dengan hadits Nabi. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Muslim dari Uqbah bin ‘Amir berkata : “Saya
mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar membaca Firman Allah:

ٍ‫َو ِﻋﺪو ْا ﻟَﻬُﻢ ﻣﺎ ا ْﺳ َﺘ َﻄ ْﻌ ُﺘﻢ ِّﻣﻦ ُﻗﻮة‬


Artinya:“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan
yang kamu miliki...”

kemudian Rasulullah bersabda :

ُ‫ٔﻻ ان اﻟ ُﻘﻮ َة اﻟﺮ ْﻣﻲ‬


“Ketahuilah bahwa kekuatan itu pada memanah”.
Contoh Tafsir Al-Qur'an dengan
Perkataan Sahabat
Tafsir Al-Qur’an dengan perkataan sahabat adalah suatu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an
ditafsirkan dengan perkataan sahabat. Karena para sahabatlah yang dekat dan bersama atau berkumpul
dengan Nabi SAW. Dan mereka mengambil dari sumbernya yang asli dan telah menyaksilan turunnya Al-
Quran, serta mengetahui asbabun nuzul.

Contohnya dalam penggunaan “aqwalush shahabah” dalam menafsirkan


Al-Qur’an atau berkata Ibnu Abbas atau sahabat yang lainnya. Untuk
melihat contohnya dapat diamati tafsir Ibn Jarir Ath-Thabari atau kitab
tafsir yang lainnya yang menggunakan tafsirnya dengan perkataan
sahabat. Contoh penafsiran ini tidak banyak ditemukan. Tafsir pada masa
sahabat yang terkenal adalah Ibnu ‘Abbas.
company name jan 2024 name

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai