Tafsir
Bil Ma'tsur
Pengertian Tafsir
Bil Ma'tsur
Pengertian tafsir bil ma’tsur secara bahasa adalah
berasal dari kata atsara artinya bekas.Tafsir
bilmat’sur disebut juga tafsir bir riwayah karena
berdasarkan riwayat-riwayat yaitu al-Qur’an,
Hadits dan lainnya. Tafsir bil ma’tsur disebut
juga tafsir bin-naqli, karena riwayatnya
Sedangkan menurut istilah, para ulama mendefinisikan
berdasarkan pemindahan dari satu orang ke orang
tafsir bil matsur diantaranya,menurut Manna’ Al-Qaththan
lain atau sesuatu yang ditransferkan.
tafsir bil-Ma’tsurialah tafsir yang berdasarkan al-Qur’an
atau riwayat yang shahih,yaitu menafsirkan al-Quran
dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat), al-Quran dengan
Sunnah, perkataan sahabat,karena merekalah yang
mengetahui kitabullah, atau dengan pendapat tokoh-tokoh
besar tabi’in. Pada umumnya mereka menerimanya dari
para sahabat.
Al- Zarkasyi
M E N G I S T I L A H K A N TA F S I R B I A L - M A’ T S U R YA I T U
Tafsir Riwayat (ma’tsur) ialah rangkaian keterangan yang terdapat dalam al-
Qur’an, Sunnah, atau kata-kata sahabat sebagai penjelasan maksud dari
firman Allah, yaitu penafsiran al-Qur’an dengan Sunnah Nabawiyyah.
Dengan demikian, maka tafsir ma’tsur adalah tafsir al-Qur’an dengan al-
Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan Sunnah atau penafsiran al-Qur’an
menurut atsar yang timbul dari kalangan sahabat
Sejarah Munculnya Tafsir Bil Ma'tsur
Tafsir bil ma’tsur telah ada sejak zaman sahabat. Pada zaman ini tafsir bil ma’tsur dilakukan
dengan cara menukil penafsiran dari Rasulullah SAW, atau dari sahabat oleh sahabat,serta dari
sahabat oleh tabi’in dengan tata cara yang jelas periwayatannya, cara seperti ini biasanya
dilakukan secara lisan. Setelah itu ada periode dimana penukilannya menggunakan penukilan
pada zaman sahabat yang telah dibukukan dan dikodifikasikan. Pada awalnya kodifikasi ini
dimasukkan dalam kitab-kitab hadits, namun setelah tafsir menjadi disiplin ilmu tersendiri, maka
ditulis dan terbitlah buku-buku yang memuat khusus tafsir bil ma’tsur lengkap dengan jalur sanad
kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in
1 2 3
Penafsiran Sahabat
Apabila kita tidak menemukan tafsiran dalam Al-Qur’an maupun Sunnah serta hadits-hadits yang telah
ditetapkan dari Rasulullah SAW, maka hendaknya kita kembali kepada keterangan-keterangan yang shahih
dan yang telah ditetapkan dari para sahabat yang terkemuka, karena merekalah yang pernah bersama
Rasulullah SAW, bergaul dengan beliau dan menghayati petunjuk-petunjuk beliau. Mereka juga
menyaksikan turunnya wahyu dan turunnya al-Qur’an, serta mmengetahui asbabun nuzul. Mereka
mmempunyai tabiat jiwa yang murni, fitrah yang lurus dan berkedudukan yang tinggi dalam hal kefasihan
dan kejelasan berbicara mereka memiliki kemampuandalam memahami kalam Allah. Dan hal lain yang
ada pada mereka tentang rahasia-rahasia al-Qur’an sudah tentu melebihi orang lain.
Al-Hakim berkata:
Para ulama sepakat bahwa tafsir bil-Ma’stur, terutama tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan tafsir Al-Qur’an
COMPANY NAME
dengan as sunnah al shahibah, bisa diterima sebagai hujjah sebab tidak mengandung titik kelemahan
ataupun keraguan, namun bila tafsir Al-Qur’an itu menggunakan as-asunnah dengan sanad, riwayat atau
matan yang salah, maka tafsirannya tidak bisa diterima.Sedangkan tafsir Al-Qur’an dengan riwayat sahabat
dan tabi’in, maka para ulama tidak sepakat menerima karena didalamnya terdapat cacat dan kelemahan
yang harus diperhatikan. Menurut Al-Dzahabi, setidaknya ada tiga sebab maksudnya cacat dan kelemahan
ke dalam tafsiran para sahabat dan tabi’in
1 2 3 4
ِ ْ َ ْ ُ ﻤ ْ ﻟ ُ َ
ُﺣ ّ ِﺮ َﻣ ْﺖ َﻋﻠ ْﯿﻜ ُﻢ ا َ ْ َﺘﺔ َواﻟﺪ ُم َوﻟ ْﺤ ُﻢ ا ْﻨ ِﺰﯾ ِﺮ
ﺨ ﻟ ﯿ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi...”
Contoh Tafsir Al-Qur'an dengan Hadits
Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW adalah satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan
dengan hadits Nabi. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Muslim dari Uqbah bin ‘Amir berkata : “Saya
mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar membaca Firman Allah:
Terima
Kasih