Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Khodijah Nasution
Riska Ramadhani
Nur Aidah Nasution
MANDAILING NATAL
T.A 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanya milik Allah SWT.Dia-lah yang telah menganugerahkan Al-
Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan rahmat bagi segenap alam.Dia-lah yang
Maha Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an.Sholawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.utusan dan manusia pilihan-Nya.Dia-lah sebagai
penyampai,pengamal,dan penafsir pertama Al-Qur’an.
Wa’salammu’alaikum
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perang salib ialah peristiwa perang yang melibatkan antara umat kristiani
eropa (inggris, prancis, jerman dan byzantium) dengan umat islam.Dari pihak islam
yang terlibat langsung antara lin Amirat Qaniyah, Amirat Zunkia dan Amirat
Ayyubiyat (Palestina).Peristiwa perang salib terjadi pada masa daulah Bani
Abbasiyah IV dalam kekuasaan Turki Bani Saljuk.Perang salib berlangsung 200
tahun lamanya, dari mulai 1095-1293, dengan 8 kali penyerbuan. Perang tersebut
bertujuan untuk merebut kota suci palestin, tempat "tapak Tuhan berbijak", dari
tamgan kaum muslim.Perang salib bukanlah perang karena agama tetapi perang
perebutan kekuasaan daerah.Perang ini dinamakan perang salib karena angkatan
perang tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan mendapat restu dari Paulus di
Roma.Angkatan perang ini terjadi sebanyak 8 kali.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah Perang Salib?
2. Apa Sebab-sebab terjadinya perang salib?
3. Bagaimanakah periodesasi perang salib?
4. Bagaimanakh jalan terjadinya perang salib?
C. Tujuan Penulisan
1
. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Asek, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1985), h. 78.
Direbutnya Baitul Maqdis (471H/ 1070 M) oleh Dinasti Seljuk dari
kekuasaan Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir menyebabkan kaum
Kristen merasa tidak bebas dalam menunaikan ibadah di tempat
sucinya.Karena Dinasti Seljuk menerapkan peraturan yang sangat ketat
kepada para umat Kristiani ketika hendak beribadah di Tanah Suci (Baitul
Maqdis).Hingga mereka yang baru pulang dari beribadah ke Baitul Maqdis
selalu mengeluh akan sikap buruk Dinasti Seljuk yang terlalu fanatik.
Para pemimpin politik Kristen tetap saja masih berfikir keuntungan
yang dapat diambil dari konsepsi mengenai Perang Salib, dan untuk
memperoleh kembali keleluasaannya berziarah ke tanah suci
Yerussalem.Pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat
Kristiani di Eropa supaya melakukan perang suci.Seruan Paus Urbanus II
berhasil memikat banyak orang-orang Kristen karena dia menjanjikan
sekaligus menjamin, barang siapa yang melibatkan diri dalam perang suci
tersebut akan terbebas dari hukuman dosa.2
b. Faktor politik
Kekalahan Bizantium (Constantinople/Istambul) di Manzikart pada
tahun 1071 M, dan jatuhnya Asia kecil dibawah kekuasaan Saljuk telah
mendorong Kaisar Alexius I Comneus (kaisar Bizantium) untuk meminta
bantuan Paus Urbanus II, dalam usahanya untuk mengembalikan
kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Saljuk.Dilain pihak
Perang Salib merupakan puncak sejumlahkonflik antara negara-negara
Barat dan negara-negara Timur, maksudnya antara umat Islam dan umat
Kristen.Dengan perkembagan dan kemajuan yang pesat menimbulkan
kecemasan pada tokoh-tokoh Barat, sehingga mereka melancarkan
serangan terhadap umat Islam.Situasi yang demikian mendorong
penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu-persatu daerah-
daerah kekuasaan Islam, seperti Mesir, Yerussalem, Damascus, Edessca
dan lain-lainnya.Selain itu, kondisi kekuasaan Islam pada saat itu sedang
melemah.Sehingga orang-orang Kristen Eropa berani untuk melakukan
pemberontakan dengan cara Perang Salib, yakni ketika Dinasti Seljuk di
Asia Kecil sedang mengalami perpecahan, Dinasti Fatimiyah di Mesir
sedang dalam keadaan lumpun, sedangakan Islam di Spanyol semakin
goyah.Keadaan ini semakin parah dengan pertentangan segitiga antara
kholifah Fatimiyah di Mesir, kholifahAbbasiyah di baghdad, dan kholifah
Umayyah di Cordoba.
c. Faktor sosial
Stratifikasi sosial yang terdapat pada masyarakat sosial Eropa yang
terbagi kepada tiga tingkat, yakni kaum gereja, kaum bangsawan, dan
kaum rakyat jelata.Rakyat jelata dianggap sebagai kaum marginal dan
tidak memiliki kedudukan apapun dalam masyarakat, kehidupan mereka
2
. Philip K. Hitti, The Arab a Short History, terj. Ushuluddin Hutagalung dan O.D.P. Sihombing, Dunia Arab:
Sejarah Ringkas, (Cet VII; Bandung Sumur Bandung, t.th), h. 211.
sangat tertindas dan harus mengikuti apa kata tuan tanah, sehingga
kehidupan mereka selalu dibayang-bayangi rasa kehawatiran.Dengan
adanya seruan untuk Perang membuat mereka bersemangat.Dengan
harapan agar mereka bisa memiliki kedudukan yang lebih baik lagi, selain
itu mereka diberi janji untuk mendapatkan kebebasan dan kesejahteraan
yang lebih baik.
d. Faktor Ekonomi
Semenjak abad ke X, kaum muslimin telah menguasai jalur
perdagangan di laut tengah, dan para pedagang Eropa yang mayoritas
Kristen merasa terganggu atas kehadiran pasukan muslimin, sehingga
mereka mempunyai rencana untuk mendesak kekuatan kaum muslimin
dari laut itu.3Hal ini didukung dengan adanya ambisi yang luar biasa dari
para pedagang-pedagang besar yang berada di pantai Timur laut tengah
(Venezia, Genoa dan Piza) untuk menguasai sejumlah kota-kota dagang di
sepanjang pantai Timur dan selatan laut tengah, sehingga dapat
memperluas jaringan dagang mereka, Untuk itu mereka rela menanggung
sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu
sebagai pusat perdagangan mereka, karena jalur Eropa akan bersambung
dengan rute-rute perdagangan di Timur melalui jalur strategis
tersebut.Strata sosial juga berpengaruh pada faktor ekonomi. Hal ini
karena ada sebuah tradisi bahwa pewaris harta adalah anak tertua, ketika
anak tertua meninggal maka semua harta akan diserahkan kepada
gereja.Hal ini menyebabkan populasi kemiskinan di Eropa semakin tinggi,
sehingga ketika ada seruan untuk melakukan Perang Salib mereka
mendapatkan secercah harapan untuk perbaikan ekonomi.
Perang Salib merupakan perang suci bagi umat Kristiani, akan tetapi Perang
Salib sebagai perang suci hanyalah sebagai kedok pemimpin gereja Roma, karena
sebenarnya faktor dan tujuan Perang Salib adalah karena Politik dan
Ekonomi.Sehingga beberapa relawan Perang Salib juga tidak hanya perang atas nama
Tuhan, akan tetapi karena kepentingan masing-masing.Saat perang Salib, tentara
Kristen, Jerman, Yahudi membantai orang Islam di jalan-jalan.Berbalik 180 derajat
dengan perlakuan pasukan Islam terhadap pasukan Kristen.Padahal Islam biasanya
memperlakukan negara Kristen jajahanya dengan baik dan bahkan mereka diberi
jabatan dalam pemerintahan.
3
. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruhnya di Eropa, (Yogyakarta: Bina Usaha, 1987), h. 5.
dapat dikalahkan oleh pasukan Dinasti Saljuk.Pasukan Salib berikutnya dipimpin
oleh Godfrey of Bouillon.Gerakan ini lebih merupakan militer yang terorganisasi
rapi.Mereka berhasil menduduki kota suci Palestina (Yerusalem) pada 7 Juli
1099.Kemenangan pasukan salib pada periode ini telah mengubah peta dunia
Islam dan berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-Kristen di timur, seperti Kerajaan
Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1099) di
bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah kekuasaan Raja Reymond.
b. Periode II
Periode kedua atau disebut periode reaksi umat Islam (1144-
1192).Kemenangan kaum muslimin ini, terlihat jelas setelah munculnya
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan
Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187. 4 Dalam perang salib ini akhirnya pihak
Richard dan pihak Saladin sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan
membuat pejanjian.Inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan
menjadi milik kaum muslimian dan umat Kristen yang akan berziarah ke
Baitulmakdis akan terjamin keselamatannya.Adapun daerah pesisir utara, Arce,
dan Jaita berada di bawah kekuasaan tentara salib .
c. Periode III
Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara
kecil-kecilan atau periode kehancuran didalam pasukan salib.Dalam periode ini,
muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah
berani, yaitu Syajar Ad-Durr.Ia mampu menunjukkan kebesaran Islam dengan
membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX kembali ke negerinya, Perancis.
D. Jalannya Perang Salib
Perang Salib yang berlangsung dalam kurun waktu hamper dua abad, yakni
antara 1095-1291 M, terjadi dengan serangkaian peperangan.Pada tahun 490 H/ 1096
M, pasukan salib yang dipimpin oleh komamdan Walter dapat ditundukkan oleh
kekuatan Kristen Bulgia.Kemudian Peter yang mengomando kelompok kedua
pasukan salib bergerak melalui Hongolia dan Bulgaria.Pasukan ini berhasil
menghancurkan setiab kekuatan yang menghalanginya.Seorang penguasa negri Nicea
berhasil menghadapinya bahkan sebagian pemimpin salib berkenan memeluk Islam
dan sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.
Setahun kemudian pada tanggal 491 H/ 1097 M, pasukan Kristen di bawah
komando Goldfrey bergerak dari konstantinopel dan berhasil menaklukkan Antioch
setelah mengepungnya selama 9 bulan.Setelah berhasil menundukkan Antioch
pasukan salib bergérak ke Ma'arrat An-Nu'man, sebuah kota termegah di
Syria.Pasukan salib selanjubnya menuju Yerussalem dan dapat menaklukannya
danagn mudah, Selama terjadi peperangan tersebut, terjadi perselisihan antara sultan
saljuk hal ini memudahkan pasukan salib merebut wilayah islam.Dalam kondisi
seperti ini datanglah Muhammad yang berusaha mengabaikan komflik internal dan
menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib dan Baldwin
penguasa yerussalem penganti Goldfrey dapat di kalahkan.
4
. Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam, Juz IV, (Kairo: Maktabah AlNahdah Al-Misriyah, 1967), h. 248.
Sepeninggal Sultan Mahmud, Tampil seorang perwira muslim yang cakap dan
gagah pemberani.Ia adalah Imaduddin Zanki, seorang anak dari pejabat tinggi siltan
Malik Syah.Satu persatu Zanki meraih kemenangan atas pasukan salib, hingga ia
merebut wilayah Eddesa pada tahun 539 H 1144 M.Penaklukan Eddesa merupakan
keberhasilan Zanki yang terhebat, dalam penaklukan Eddesa Zanki tidak berlaku
kejam terhadap penduduknya sebagaimana tindakan pasukan salib.Dalam perjalanan
penaklukan Kalat Jabir, Zanki terbunuh oleh tentaranya sendiri.Kepemimpinan
Imaduddin Zanki digantikan olch putranya yang bernama Nuruddin Mahmud.la
segera memainkan peran baru sebagai penakluk, Keberhasilan Nuruddin
menaklukkan koto Damaskus membuat sang KHalifah berkenan memberi gelar
kehormatan Al-Malik Al-Adil. 5 Shalahuddin, putra Najamuddin Ayyub, lahir pada
tahun 1167 M.Ayahnya adalah pejabat kepercayaan pada masa Imanuddin Zanki , dan
masa Nuruddin.Shalahuddin memusatkan perhatiannya untuk menyerang Yerussalem,
di mana ribuan rakyat pasukan salib Kristen.Setelah beberapa lama terjadi
pengepungan, pasukan salib kehilangan semangat tempur dan memohon kemurahan
hati sang sultan.Jiwa sang sultan terlalu lembut dan penyayang untuk melaksanakan
dandamnya, schingga Sultan pun memaafkan mereka.Jatuhnya Yerussalem dalam
kekuasaan Shalahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh
Kristen.Sehingga Kaisar Jerman yang bernama Frendick Barbarosa, Philip August,
kaisar Pracis yang bernama Richrd.beberapa pembesar Inggris, membentuk gabungan
pasukan Salib.Pada tanggal 14 Sebtember 1189 M.Shalahuddin terdesak oleh pasukan
salib namun keponakannya bernama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib dari
posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre.Kota Acre kembali terkepung
selama hamper dua tahun.Sekalipun umat muslim menghadapi situasi yang serba sulit
selama pengepungan ini, namun mereka tidak patah semangat.Sultan Shalahuddin
merasa kepayahan menghadapi perang ini, selama itu pasukan muslim dilanda wadah
penyakit dan kelaparan.Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak
menuju Ascolan dipampin Jenderal Richrd.Bersama dengan itu Shalahuddin sedang
mengarahkan pasukannya dan tiba di Ascolon lebih awal.Ketika tiba di Ascolon,
Richrd menapat kota ini telah di kuasai oleh pasukan shalahuddin. Merasa tidak
berdaya mengepung kota ini, Richard mengirim delegasi perdamaian menghadab
shalhuddin.Akhirnya sang Sultan menerima tawaran damai tersebut dan mengakhiri
perang salib ke tiga, "Hari kematian Shalahuddin merupakan musibah bagi islam dan
umat islam, sungguh tidak ada duka yang melanda mereka setelah kematian empat
kholifah pertama yang melebihi dika atas kematian Sultan Shalahuddin.Dua tahun
setelah meninggalnya Shalahuddin juga berkobar Perang Salib atas inisiatif Paus
Celesti III.Namun, sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dan pasukan
Kristen telah berakhir dengan usainya Perang Salib tiga.Sehingga peperangan
berikutnya tidak dikenal.
5
. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 79.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Perang Salib adalah gerakan umat kristen di eropa yang memerangi umat
muslim di palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13,
dengan tujuan untuk merebut merebut tanah suci dari kekuasaan kaum muslim dan
mendirikan gereja dan kerajaan latin di timur.
Adapun sebab terjadinya perang salib yaitu:
a. Faktor agama
b. Faktor politik
c. Faktor sosial
B. Saran
Demikianlah Makalah ini kami buat, apabila ada kata atau penyampaian dari
kami kurang puas kami mohon kritik dan sarannya, karena itu bisa menjadi koreksi
bagi kami dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Harun, Yahya, 1987, Perang Salib dan Pengaruhnya di Eropa, Yogyakarta: Bina Usaha.
Hitti, Philip K. 2005. History of Arabs. Terjemahan Cecep Lukman Yasin. Jakarta:Serambi
Ilmu Semesta
Ibrahim Hasan, Hasan, 1967, Tarîkh al-Islâm, Juz IV, Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Misriyyah.
Nasution, Harun, 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jilid I, Jakarta:UI Press.
Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.