• Kekalahan Bizantium (sejak tahun 330 M disebut Constantinopel atau sekarang Istanbul
Turki) tahun 1071 M di Manzikart (Malazkird atau Malasyird, Armenia) dan Asia kecil jatuh
ke bawah kekuasaan Seljuk, mendorong Kaisar Alexius I Comnenus (Kaisar Constantinopel)
meminta bantuan seperti yang sudah dipaparkan di atas kepada Paus Urbanus II untuk
mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Seljuk. Sementara itu,
kondisi kekuasaan Islam sedang melemah sehingga orang-orang Kristen di Eropa berani
untuk ikut dalam Perang Salib. Dinasti Fathimiyah dalam keadaan lumpuh dan kekuasaan
Islam di Andalusia semakin goyah dengan dikuasainya Toledo dan Sicilia oleh Kristen
Spanyol.
3. FAKTOR POLITIK
• Pedagang-pedangan besar di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venezia,
Genoa dan Pisa berambisi untuk menguasai kota-kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan
Laut Tengah sehingga rela menanggung sebagian dana Perang Salib. Apabila pihak Kristen Eropa
menang, mereka menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka. Stratifikasi sosial
masyarakat Eropa terdiri dari tiga kelompok yaitu kaum gereja, kaum bangsawan dan ksatria dan
rakyat jelata. Ketika rakyat jelata dimobilisasi oleh pihak gereja untuk ikut Perang Salib dijanjikan
kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila menang perang, mereka menyambut secara
spontan dan berduyun-duyun terlibat dalam perang itu.
• Saat itu, di Eropa berlaku hukum waris bahwa anak tertua yang berhak menerima harta warisan,
apabila anak tertua meninggal maka harta warisan harus diserahkan kepada gereja. Oleh karena itu,
populasi orang miskin meningkat sehingga anak-anak yang miskin beramai-ramai mengikuti seruan
mobilisasi umum Perang Salib dengan harapan mendapatkan perbaikan ekonomi.
• inilah yang memberikan dukungan masyarakat kepada Perang Salib Pertama dan kebangkitan
keagamaan pada abad ke-12.
D. DAMPAK DAN AKIBAT DARI PERANG
SALIB
• Perang Salib yang terjadi sampai pada akhir abad XIII memberi pengaruh kuat terhadap Timur dan
Barat. Di samping kehancuran fisik, juga meninggalkan perubahan yang positif walaupun secara politis,
misi Kristen-Eropa untuk menguasai Dunia Islam gagal. Perang Salib meninggalkan pengaruh yang
kuat terhadap perkembangan Eropa pada masa selanjutnya.
• Akibat yang paling tragis dari Perang Salib adalah hancurnya peradaban Byzantium yang telah dikuasai
oleh umat Islam sejak Perang Salib keempat hingga pada masa kekuasaan Turki Usmani tahun 1453.
Akibatnya, seluruh kawasan pendukung kebudayaan Kristen Orthodox menghadapi kehancuran yang
tidak terelakkan, yang dengan sendirinya impian Paus Urban II untuk unifikasi dunia Kristen di bawah
kekuasaan paus menjadi pudar.
• Perubahan nyata yang merupakan akibat dari proses panjang Perang Salib ialah bahwa bagi Eropa,
mereka sukses melaksanakan alih berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkempang pesat di dunia Islam,
sehingga turut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas peradaban bangsa Eropa beberapa abad
sesudahnya. Mereka belajar dari kaum muslimin berbagai teknologi perindustrian dan mentransfer
berbagai jenis industri yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di Eropa, sehingga
peradaban Barat sangat diwarnai oleh peradaban Islam dan membuatnya maju dan berada di puncak
kejayaan.
• Bagi umat Islam, Perang Salib tidak memberikan kontribusi bagi pengebangan kebudayaan,
malah sebaliknya kehilangan sebagian warisan kebudayaan. Peradaban Islam telah diboyong dari
Timur ke Barat. Dengan demikian, Perang Salib itu telah mengembalikan Eropa pada kejayaan,
bukan hanya pada bidang material, tetapi pada bidang pemikiran yang mengilhami lahirnya masa
Renaisance. Hal tersebut dapat dipahami dari kemenangan tentara Salib pada beberapa episode,
yang merupakan stasiun ekspedisi yang bermacam-macam dan memungkinkan untuk
memindahkan khazanah peradaban Timur ke dunia Masehi-Barat pada abad pertengahan.
• Di bidang seni, kebudayaan Islam pada abad pertengahan mempengaruhi kebudayaan Eropa. Hal
itu terlihat pada bentuk-bentuk arsitektur bangunan yang meniru arsitektur gereja di Armenia dan
bangunan pada masa Bani Saljuk. Juga model-model arsitektur Romawi adalah hasil dari
revolusi ilmu ukur yang lahir di Eropa Barat yang bersumber dari dunia Islam.
• Perang Salib memberi kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung pada ditemukannya
benua Amerika dan route perjalanan ke India yang mengelilingi Tanjung Harapan. Pelebaran
cakrawala terhadap peta dunia mempersiapkan mereka untuk melakukan penjelajahan samudera
di kemudian hari. Hal tersebut berkelanjutan dengan upaya negara-negara Eropa melaksanakan
kolonisasi di berbagai negeri di Timur, termasuk Indonesia.
Bagi dunia Islam, Perang Salib telah menghabiskan asset kekayaan bangsa dan
mengorbankan putera terbaik. Ribuan penguasa, panglima perang dan rakyat
menjadi korban. Gencatan senjata yang ditawarkan terhadap kaum muslimin oleh
pasukan salib selalu didahului dengan pembantaian masal. Hal tersebut merusak
struktur masyarakat yang dalam limit tertentu menjadi penyebab keterbelakangan
umat Islam dari umat lain.
Walaupun demikian, di sisi lain Perang salib membuktikan kemenangan militer
Islam di abad pertengahan, yang bukan hanya mampu mengusir Pasukan Salib,
tetapi juga pada masa Turki Usmani mereka mampu mencapai semenanjung
Balkan (abad ke-14-15) dan mendekati gerbang Wina (abad ke-16 dan 17),
sehingga hanya Spanyol dan pesisir Timur Baltik yang tetap berada di bawah
kekuasaan Kristen.
KESIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perang salib bukanlah perang
karena agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah. Perang ini dinamakan
perang salib karena angkatan perang tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan
mendapat restu dari Paulus di Roma. Angkatan perang ini terjadi sebanyak 8 kali.
Perang salib memakan waktu yang sangat lama. Membawa pengaruh besar pada
semaraknya lalu lintas perdagangan asia dan eropa. Mereka banyak mengetahui
hal-hal baru seperti adanya tanaman rempah-rempah dan lain-lainnya.