Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

INVASI MONGOL DAN PERANG SALIB


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

DISUSUN OLEH:

HAMIDAH NURJANAH 20210510500025


HILAL AINUN FADILAH 20210510500010

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ata kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yan berjudul “ Invasi Mongol
Dan Perang Salib“ ini dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Dan kami
menyadari bahwa makalah “Invasi Mongol Dan Perang Salib” ini masih memiliki banyak
kekurangan , oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Terselesaikannya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam terbentuknya makalah ini, diantaranya adalah :

1. selaku dosen Mata Kuliah yang telah mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini.

2. Teman-teman kelompok 1 serta teman-teman seperjuangan kelas SPI yang sama- sama
berjuang untuk menyelasaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi pembacanya secara umum maupun secara khusus. Semoga dari makalah ini
dapat memberi manfaat bagi penulis lain.

Jakarta, 07 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 6
BAB II PEMBAHASAN 7
A. Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib8
B. Periodisasi Terjadinya Perang Salib 9
C. Asal Usul Bangsa Mongol Sehingga Menyerang Kekuasaan10
D. Asal Usul Bangsa Mongol Sehingga Menyerang Kekuasaan11

BAB III 12
PENUTUP 13
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perang Salib merupakan peristiwa berdarah yang memperebutkan satu kota
suci Agama Tauhid (Islam, Kristen dan Yahudi)1 yakni Baitul Maqdis (Jerussalem).2
Perang Salib juga merupakan perang terbesar sepanjang sejarah yang berlangsung
kurang lebih dua abad lamanya, yakni sejak tahun 1095 sampai 1291.3 Gelombang
Perang Salib yang dicetuskan oleh pihak Kristen Eropa (Barat) terhadap Umat
Muslim (Timur) karena keinginan kaum Kristen Eropa untuk menjadikan tempat
Suci Umat Kristen yakni Gereja Makam Suci Kristus (Church of the Holy Spulchure)
masuk ke dalam wilayah perlindungan mereka.
Istilah Perang Salib atau Perang Suci juga digunakan untuk
ekspedisiekspedisi tentara Kristen yang terjadi selama abad pertengahan di wilayah
Arab terhadap Non-Kristiani secara berulang-ulang, mulai abad ke 11 sampai abad
ke 13 (1097-1292 M), dengan misi untuk membebaskan Baitul Maqdis (Yerusalem)
dari kekuasaan Islam dan mendirikan Kerajaan Kristen Eropa di Wilayah Timur.
Istilah Perang Suci juga dikarenakan, tentara yang pergi menuju Yerusalem
(Baitul Maqdis) terdapat tanda Salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.
Tanda Salib ini merupakan lambang dari keyakinan mereka (Simbol kesucian atas
nama Ketuhanan)5. Perang Salib telah membangkitkan semangat perjuangan religius
Umat Kristen Eropa untuk pergi memenuhi panggilan tuhan guna melindungi
Yerusalem dari kekuasaan Islam (Turki Saljuk). Pembelaan kaum Kristen terhadap
Gereja Makam Suci Yesus Kristus (Church of the Holy Spulchure) di Yerussalem,
dalam kisahnya menceritakan bermula atas tindakan Khalifah Al-Hakim (Fatimiyah)6
penghancuran Gereja Makam Suci dan telah mendiskriminasikan penduduk Kristen
di wilayah (Yerusalem) tersebut pada tahun 1009-1010 M. Namun pada
kenyataannya, Perang Salib terjadi karena beberapa sebab yang melatar
belakanginya. Sebab-sebab yang menimbulkan terjadinya Perang Salib selama 2
abad lamanya telah melahirkan perseteruan antara Umat Islam dan Kristen.
Peristiwa Perang Salib terjadi karena pertama, bermula ketika kekalahan
Raja Romawi Timur (Bizantium) Romanos IV Diogenes dalam Perang Manzikert
(26 Agustus 1071 M) menghadapi Turki Seljuk di bawah pimpinan Alp Arselan yang
telah berhasil menguasai wilayah kekuasaan Byzantium 7. Dan kedua, karena
propaganda seorang Pendeta yang bernama Peter the Hermit dan para peziarah yang
mengadakan perjalanan ke tanah suci.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang menjadi penyebab Terjadinya Perang Salib ?
2. Bagaimana periodisasi Terjadinya Perang Salib ?
3. Bagaimana Asal-Usul Bangsa Mongol Sehingga Menyerang Kekuasaan ?
4. Apa Hikmah yang dapat kita ambil dari perang salib dan invasi mongol ?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Apa Yang menjadi penyebab Terjadinya Perang Salib
2. Untuk Mengetahui Bagaimana periodisasi Terjadinya Perang Salib
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Asal-Usul Bangsa Mongol Sehingga Menyerang
Kekuasaan
4. Untuk Mengetahui Apa Hikmah yang dapat kita ambil dari perang salib dan invasi
mongol

BAB II PEMBAHASAN
A. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERANG SALIB
1. Pertama, dengan kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil setelah
mengalahkan Byzantium di Mazikart tahun 1071 M kemudian Bani Saljuq
merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fatimiyah tahun 1078 M. Kekuasaan
Bani Saljuq di Asia Kecil dan Yerussalem dianggap sebagai halangan bagi pihak
Barat untuk melaksanakan ziarah ke Bait al-Maqdis. Namun sebenarnya yang
terjadi ialah bahwa pihak Kristen bebas melaksanakan ziarah secara bersama-
sama. Tapi ada isu yang mengatakan bahwa pihak Turki memperlakukan jama‟ah
Kristen dangan kejam. Sehingga dengan adanya desas-desus tersebut itulah yang
menimbulkan amarah kaum Kristen Eropa.
2. Kedua, semenjak abad X pasukan Muslim telah menguasai jalur perdagangan di
laut tengah, dan para pedagang merasa terganggu atas kehadiran pasukan Muslim
dan keberhasilannya di Laut Tengah tersebut, sehingga mereka mempunyai
rencana untuk mendesak kekuatan Muslim dari laut itu, sebab dengan jalan itulah
satu-satunya cara untuk memperluas dan memperoleh perdagangan.
3. Ketiga, propaganda Alexius Comnesus kepada Paus Urbanus II, untuk membalas
kekalahan dalam peperangan melawan Bani Saljuq, Paus Urbanus II segera
mengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada tanggal 26 November 1095 di Clermont
sebelah tetangga Perancis. Dalam pidatonya Paus memerintahkan untuk
mengangkat senjata melawan pasukan Muslim. Dengan tujuan memperluas
gereja-gereja Romawi supaya tunduk di bawah otoritasnya Paus. Dan
Propagandanya Paus menjanjikan ampunan peperangan ini.
B. PERIODISASI TERJADINYA PERANG SALIB

1. Periode Pertama (1096-1144 M).


Seruan Perang Salib yang menggoncang dunia ini, merupakan hasil kerja keras
Paus Urbanus II dalam kampanyenya di kalangan Keuskupan Agung. Di
samping itu didukung oleh kampanye yang sama dikalangan masyarakat luas
yang dilakukan oleh seorang penginjil bernama Peters Amin. Peters Amin sangat
gencar dan aktif melakukan kampanye dan boleh di katakan kampanyenya
sukses menggugah emosi keagamaan masyarakat Eropa. Hasil kerja keras dari
dua juru kampanye (jurkam) Perang Salib yaitu Paus Urbanus II dan Peters
Amin, maka dimulai pada 1096 tepatnya musim semi, berkumpullah sebanyak
150.000 tentara Eropa yang sebagian besar berasal dari Perancis dan Normandia.
Pasukan Perang Salib ini berkumpul di Konstantinopel. Dalam perjalanan
mereka menuju Palestina melalui Asia Kecil, banyak pasukan bergabung,
sehingga jumlah pasukan mencapai 300.000 orang.

Namun sangat disayangkan, pasukan sebanyak ini tidak dapat menjalankan


tugasnya dengan baik, mereka banyak melakukan perbuatan brutal, perampokan,
mabuk-mabukan dan perzinahan pada tempat-tempat yang mereka lalui.
Tindakan pasukan Salib ini menyebabkan kemarahan bangsa Bulgaria dan
Hongaria, yang segera memberikan serangan hingga pasukan Salib berantakan
dan sisanya dihadapi langsung oleh pasukan Bani Saljuk. Pada perang pertama
ini, rombongan tentara Salib seluruhnya binasa sebelum mereka dapat
membebaskan Baitul Maqdis.11 Reputasi pasukan Salib pertama ini menandakan
mereka tidak dibekali pengetahuan strategi perang dan etika perang, dalam hal
ini nampaknya Paus Urbanus II dan Peters Amin hanya membekali pasukan
Salib tersebut dengan kebencian dan dendam terhadap umat Islam.

2. Periode kedua (1144-1192 M)


Periode ini merupakan periode kebangkitan umat Islam setelah menderita
kekalahan melawan kekuatan tentara Salib yang dapat menguasai wilayah Syiria
dan Palestina pada tahun 1144 M. Dibawa pimpinan Imad al-Din Zanki, tentara
Islam berjuang dengan sungguhsungguh merebut kembali beberapa kota yang
jatuh ke tangan tentara Salib antara lain; Aleppo, Hamimah dan kota-kota lainnya
hingga Edessa.16 Pada tahun 1146 M Imad al-Din Zanki wafat, maka perjuangan
dilanjutkan oleh putranya bernama Nur al-Din Zanki. Dibawah pimpinannya,
beberapa kota di sekitar Antokia dapat dikuasainya pada tahun 1149 M. Dua
tahun kemudian Pasukan Islam merebut kembali kota di sekitar Edessa dan
bahkan tentara Islam sempat menangkap Emir Edessa. Selanjutnya pada tahun
1164 M Nur al-Din Zanki berhasil menaklukan kota Antokia dan menyandera
Emir Bahemond III dan sekutunya Raymond III. Keduanya dibebaskan setelah
membayar tebusan dalam jumlah besar.
Peperangan dilanjutkan dengan mengerahkan tentara Islam untuk membebaskan
Mesir dalam tahun 1196 M. Jatuhnya daerahdaerah kekuasaan tentara Kristiani ke
tangan umat Islam memancing emosi tentara Salib untuk mengobarkan Perang
Salib berikutnya, akan tetapi gerakan mereka mendapat perlawanan sengit dari
pasukan Nur al-Din Zanki Nasib pemimpin tentara Salib, Louis IV dan Condrad
II melarikan diri dan pulang ke negerinya.
Pada tahun 1174 M, pasukan Islam berkabung atas wafatnya pemimpin tentara
Islam terbaik, Nur al-Din Zanki, selanjutnya pimpinan perang di pegang oleh
Shalah al-Din al-Ayyubi (seorang pendiri Dinasti Ayyubiah di Mesir). Dibawa
pimpinannya tentara Islam semakin berjaya; keberhasilan pertama yang dicetak
pasukan Islam yaitu keberhasilannya mengembalikan Baitul Maqdis kepangkuan
umat Islam dalam tahun 1187 M, Mesjid Aqsa pun kembali mengumandangkan
Azan, sementara pasukan Salib banyak yang menjadi tawanannya.
3. Periode ketiga (1193-1291 M)
Skala prioritas pasukan Salib pada periode ini adalah menguasai Mesir.
Berdasarkan pertimbangan ekonomi, bahwa jika Mesir dapat di kuasai, mereka
dapat memperoleh keuntungan besar dalam peperangan, sebab dari Mesir akan
terbuka kesempatan untuk memasuki Laut Merah dan mengembangkan
perdagangan ke Hindia dan kepulauan Hindia sebelah Timur (sekarang
Indonesia).23 Beberapa tahun setelah pasukan Salib berhasil menduduki
Konstantinopel, pada tahun 1218 M, mereka menyerang Mesir, tetapi tidak
berhasil dan hanya dapat menguasai kota Dimyat sebagai pintu gerbang strategi
untuk memasuki Mesir. Dalam tahun 1229 M pimpinan tentara Salib Frederick
mengadakan perundingan damai dengan Malik al-Kamil penguasa Mesir dari
Dinasti Ayyubiah. Isi perjanjian tersebut adalah Baitul Maqdis diserahkan ke
tentara Salib dan sebagai gantinya Dimyat diserahkan kepada tentara Islam.24
Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, Baitul Maqdis kembali
kepangkuan pasukan Salib dengan Frederick II sebagai rajanya. Tetapi setelah
melalui beberapa pertempuran melawan tentara Salib, Baitul Maqdis dapat
direbut kembali oleh penguasa Dinasti Ayyubiah, al-Malik al-Shaleh putra
alMalik pada tahun 1247 M.
Perlawanan tentara Salib dilanjutkan oleh Dinasti Mamalik pada tahun 1263 M.
Al-Malik al-Zahir Baybars berhasil menaklukan kota-kota Caesarea dan Akka.
Keberhasilan yang sama juga terjadi dalam menaklukan Yaffa dan kota Antokia
yang merupakan benteng pertahanan tentara Salib dalam tahun 1271 M.26
Perjuangan Baybars dilanjutkan oleh Sultan Qalawun yang memerintah ditahun
1279-1290 M. Dibawa pemerintahannya Laziqiyah dan Tripoli dapat ditaklukan
dalam tahun 1289 M. Pada tahun itu pula Sultan Qalawun mempersiapkan
tentaranya untuk menaklukan daerah-daerah yang masih dikuasai tentara Salib,
namun dia meninggal sebelum usaha tersebut berhasil. Usahanya dilanjutnya oleh
putranya, Asyraf Khalil yang berkuasa dalam tahun 1290-1293 M. Pada tanggal 5
April 1291 M, ia menyerang dan mengepung kota Akka dan berhasil menguasai
kota tersebut pada tanggal 28 Mei 1291 M. Selanjutnya, kota-kota yang dikuasai
tentara Salib satu demi satu jatuh ke tangan pasukan Islam, termasuk Baitul
Maqdis. Tanggal 14 Agustus 1291 M kekuasaan tentara Salib sudah lenyap di
Timur Tengah.27Adapun sisa-sisa tentara Salib, selanjutnya melarikan diri
melalui jalan laut dan kebanyakan mereka mengungsi ke Ciprus.28 Kemenangan
demi kemenangan yang diraih tentara Islam pada periode terakhir ini, sangat
didukung oleh pimpinan perang yang tangguh dan berani; beberapa pemimpin
tentara Islam yang terakhir yaitu Malik al-Kamil, Shaleh al-Kamil, Sultan
Qalawun dan Asyraf Khalil berhasil memberikan kekalahan pasukan Salib. Di
samping itu tentara-tentara Islam juga merupakan pasukan-pasukan yang terlatih
di medan perang.

C. ASAL-USUL BANGSA MONGOL SEHINGGA MENYERANG


KEKUASAAN ISLAM

Jatuhnya Baghdad sebagai pusat kekuasaan dinasti Abbasiyah pada 10 februari 1258
oleh bangsa Mongol membuat dunia Islam menjadi porak-poranda dan mengakhiri
kekhalifahan Islam yang sudah berkuasa 5 abad lamanya. Dengan demikian,
peninggalan-peninggalan khazanah keilmuan yang pada masa puncaknya dijuluki
sebagai (golden age) masa keemasan peradaban dunia dan islam yang diciptakan
oleh dinasti Abbasiyah khususnya pada masa khalifah harun Ar-rasyid (786-809 M)
dan anaknya Al-Makmun (813-833 M) hilang seketika dibumi hanguskan oleh
pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan. Dengan dihancurkannya dinasti Abbasiyah
oleh bangsa Mongol, kekuasaan Islam mencapai titik-terendah dalam suatu
peradaban, Baghdad yang pada masa jayanya sebagai jantung dari peradaban dunia,
menjadi kota yang mengalami kehancuran dari berbagai arah.

Pembunuhan ratusan ribu penduduk yang tak berdosa, penghancuran bangunan-


bangunan penting, para ilmuwan-ilmuwan dan pelajar yang merasakan penghancuran
total dari keganasan tentara Mongol. Sebelum Baghdad ditaklukan, keganasan
bangsa Mongol sudah dirasakan oleh wilayah-wilayah Islam lain yang ditaklukannya
seperti daerah Turkistan pada tahun 1218, menaklukan Transoxania tahun 1219-1220
yang terdapat kota Bukhara di Samarkand, Balkh dan kota-kota lain yang
mempunyai peradaban Islam yang tinggi di Asia Tengah tidak luput dari
penghancuran.

Satu-satunya wilayah Islam yang terbebas dari kerusakan yang diakibatkan oleh
tentara Mongol adalah daerah Mesir dan berhasil menghalau serangannya adalah
dinasti Mamluk di Mesir yang dipimpin oleh Jenderal Baybars dan Qutuz.Berikutnya
pada tahun 1258 Baghdad menghadapi serbuan pasukan Mongol dibawah pimpinan
Hulagu Khan, cucu Jengis Khan. Perlawanan kaum muslimin dapat mereka
patahkan. Pasukan Tartar dibawah komando panglima Yagunus memasuki kota
Baghdad dari jurusan Barat, sedangkan pasukan lainnya dibawah pimpinan Hulagu
Khan masuk dari jurusan Timur.

Ketika khalifah Al-Mu’tasim bersama beberapa orang pembesar negara dan tokoh-
tokoh masyarakat keluar untuk menjumpai mereka (pasukan Mongol), semuanya
dipancung lehernya, termasuk Al-Mu’tasim sendiri yang setelah dibunuh lalu diseret-
seret dengan kuda. Pasukan Mongol kemudian membludak memasuki Baghdad lewat
semua arah. Tiga puluh empat hari lamanya pedang mereka merajalela, hanya sedikit
saja penduduk yang selamat. Kaum muslimin yang gugur akibat keganasan pasukan
Mongol jumlahnya lebih dari satu juta delapan ratus ribu orang. Setelah itu pasukan
Mongol menyerukan perdamaian. Peristiwa tersebut menjadikan dunia Islam hancur
berkeping-keping seperti ombak besar yang menyapu bersih daratan.

D. Hikmah yang dapat kita ambil dari perang salib dan invasi mongol
1. Bertempur dalam medan peperangan (jihad) selalu dan selalu membutuhkan
persiapan dan perencanaan yang panjang dan matang.
2. Keyakinan akan pertolongan Allah SWT kepada para hamba-Nya yang ikhlas
berjuang menegakkan Islam di muka bumi adalah faktor terpenting dari sekian
banyak faktor penentu kemenangan kaum Muslimin dalam Perang Salib.
3. Sabar menjalani serangkaian persiapan, perencanaan, dan peperangan yang
memakan waktu lama juga menjadi salah satu faktor penentu kemenangan kaum
Muslimin pada Perang Salib.
4. Perbaikan dan persatuan di tubuh kaum Muslimin menjadi syarat mutlak
keberhasilan setiap langkah dakwah dan jihad, di manapun dan kapanpun.
5. Penaklukan Baitul Maqdis adalah sebuah kemenangan yang mendekati
kesempurnaan, tanpa terlalu banyak darah yang tertumpah.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Perang salib ada perang yang terjadi pada masa dimana terdapat banyak daulah maupun
pemimpin yang sedang berkuasa. Adapun salah satu sebabnya dikarenakan orang-orang
kristen dibatasi untuk bersiarah ke baitul maqdis, sehingga terdapat peperangan yang
berlangsung selama tiga periode.
Jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa mongol menjadikan dunia islam hancur berkeping-
keping. Mereka membantai lebih dari satu juta orang yang tidak bersalah pada masa tersebut.

B. Saran
Terkait dengan materi tersebut yang merupakan suatu sejarah, diharapkan kita semua dapat
berusaha untuk kembali membacanya agar sejarah tersebut tidak hilang dari ingatan kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://m.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2020/05/02/71540/hikmah-
perang-salib/

Anda mungkin juga menyukai