Anda di halaman 1dari 5

PERANG SALIB

UMULAILATUL HASANAH

Berikut ini adalah ringkasan pembacaan historis mengenai Perang Salib berdasarkan
buku Cara Mudah Memahami Sejarah Islam yang ditulis oleh Dr. Ahmad Choirul Rofiq,
M.Fil.I.1

1. Penamaan perang salib


Peristiwa ini dinamakan dengan perang salib karena lambang salib (atau shalib
dalam bahasa Arab) banyak dipergunakan oleh orang-orang Kristen yang ikut
dalam pelaksanaan ekspedisi militer untuk merebut Jerusalem. penyebutan perang
salib dengan istilah crusade yang sering ditulis dengan bentuk pluralnya, yaitu
crusades, karena ekspedisi militer oleh umat Kristen ke wilayah umat Islam itu
dilakukan berkali-kali, sedangkan dalam bahasa Arab disebut al-hurub al-
shalibiyyah. Pemakaian lambang salib tersebut menunjukkan bahwa umat Kristen
secara umum memandang perang salib sebagai perang suci dan panggilan untuk
rela mengorbankan diri mereka demi kepentingan agama Kristen, sebagaimana
telah diperlihatkan oleh Yesus yang berkorban bagi umatnya di tiang penyaliban.
2. Penyebab perang salib
Penyebab perang salib bersifat multikausal, di antaranya faktor politik, faktor
agama, faktor sosial, dan faktor ekonomi. Motif politik dalam perang salib sangat
tampak ketika Kaisar Bizantium (Byzantine) bernama Alexius I Comnenus
(Alexios I Komnenos) mengirimkan permohonan bantuan militer kepada Paus
Urbanus (Pope Urban) II Upaya perebutan wilayah melatarbelakangi tindakan
Alexius itu karena dia merasa tidak mampu menghimpun kekuatan besar tanpa
bantuan pemimpin tertinggi umat Kristen untuk menghadapi Dinasti Saljuq. Paus
Urbanus II juga melihat adanya peluang di depan matanya untuk menunjukkan
superioritasnya di hadapan para penguasa Kristen serta sekaligus mempersatukan
raja-raja Kristen agar tidak saling berperang di antara sesama orang-orang Kristen
dan sebaliknya mengalihkannya kepada perang melawan umat Islam. Mobilisasi
umat Kristen untuk berperang dapat mudah dilakukan dengan
mempropagandakan bahwa perang yang mereka ikuti adalah untuk membebaskan

1
Ahmad Choirul Rofiq, Cara Mudah Memahami Sejarah Islam (Yogyakarta: IRCiSoD,
2019),Hal 1-28
1
Bayt al-Maqdis, meskipun sebenarnya Alexius lebih mengutamakan perebutan
kembali wilayah yang dikuasai oleh Dinasti Saljuq.
motif keagamaan dari orang-orang Kristen yang bergabung dalam ekspedisi
perang salib demi pembebasan Jerusalem. dipropagandakan mengenai kondisi
para peziarah Kristen yang dipersulit oleh Dinasti Saljuq. penghancuran Makam
Suci di Jerusalem tahun 1009 pada masa pemerintahan Khalifahal-Hakim (996-
1021) dari Dinasti Fathimiyyah. Aspek keagamaan itu semakin dipertebal oleh
pihak pimpinan umat Kristen dengan mengatakan kepada masyarakat Kristen
bahwa orang-orang yang mengikuti perang salib akan diampuni dosa-dosanya
dan mendapatkan jaminan masuk surga sehingga tertanam di benak mereka
tentang keutamaan perang suci tersebut.
Motif ekonomi yaitu Para pedagang yang berada di pantai Laut Tengah atau
Laut Mediterania (yakni pedagang-pedagang Venesia, Genoa, dan Pisa) memiliki
ambisi kuat untuk menguasai sejumlah kota dagang yang berada di sepanjang
pantai timur dan selatan Laut Tengah agar dapat memperluas jaringan dagang
mereka.guna meningkakan meningkatkan status sosial agar tidak lagi tertindas
oleh para tuan tanah yang sering bertindak sewenang-wenang. Perang salib terjadi
antara 1096 sampai 1291, meskipun sebenarnya jumlah durasi waktu peperangan
umat Kristen melawan umat Islam itu lebih sedikit daripada waktu jeda yang
tidak dipakai untuk berperang.
3. Dinasti-dinasti yang menghadapi pasukan salib
perang salib itu dialami oleh beberapa dinasti dari umat Islam yang semuanya
memperlihatkan semangat jihad dalam menghadapi pasukan salib. Di antara
dinasti-dinasti Islam tersebut adalah Dinasti Fathimiyyah, Dinasti Saljuq, Dinasti
Zanki,Dinasti Ayyubiyyah, dan Dinasti Mamluk. Dinasti Fathimiyyah berhasil
meraih kekuasaan di Tunisia pada 297 H (909 M). Keberhasilan ekspansi dicapai
Fathimiyyah pada 358 H (969 M) berkat persiapan matang, penyediaan logistik
sepanjang rute antara Afrika Utara sampai Mesir. masa pemerintahan Dinasti
Fathimiyyah antara 297-567 H (909-1071 M)telah terwujud keberhasilan di
bidang intelektual dengan kemunculan ilmuwan-ilmuwan berkualitas. Periodesasi
pemerintahan Dinasti ‘Abbasiyyah, bahwa keberhasilan Saljuq dalam menggapai
kekuasaan dicapai ketika Thughril-Beg ibn Mika'il ibn Saljuq pada tahun 447 H
(1055M) mendapat pengakuan Khalifah al-Qa'im dari Dinasti ‘Abbasiyyah di

2
Baghdad. Dinasti berikutnya yang berperan dalam pengusiran pasukan salib
adalah Dinasti Zanki (the Zangids). Peranannya dalam menghadapi pasukan salib
dibuktikan dengan keberhasilannya merebut Edessa pada 539 H (1144 M), satu
dari empat kerajaan Kristen. Dinasti Mamluk pada 1250 M. mamluk sebenarnya
telah dimulai pada masa Dinasti Umawiyyah, tetapi pengerahannya secara besar-
besaran dilakukan oleh khalifah al-Mu‘tashim (217-227 H / 833-842 M) dari
Dinasti ‘Abbasiyyah yang membentuk pasukan mamluk dari orang-orang Turki
untuk mendukung pemerintahannya.
4. Periodesasi perang salib
Periode pertama perang salib diawali oleh pertemuan umat Kristen di
Clermont,Perancis pada tanggal 18 – 27 Nopember 1095 yang dipimpin oleh Paus
Urbanus (Pope Urban) II untuk merespon permintaan kaisar dari Bizantium
bernama Alexius I Comnenus yang meminta bantuan militer demi membebaskan
Yerusalem.peride kedua yaitu Kekalahan pasukan salib di Edessa yang
merupakan kerajaan Kristen itu menjadi pukulan hebat baagi umat Kristen, maka
pada tahun 1145 Paus Eugenius III (1145-1153) berhasil memberangkatkan
pasukan salib yang dipimpin Conrad III (raja Jerman) dan Louis VII (raja
Perancis) untuk merebut kembali Edessa. Kemenangan Shalah al-Din merebut
Yerusalem mengakibatkan kemarahan umat Kristen. Kemudian Paus Clement III
memberangkatkan pasukan salib yang dipimpin Frederick I Barbarossa, raja
Jerman (1152-1190), Richard I, raja Inggris (1189-1199),dan Philip II Augustus,
raja Perancis (1123-1180) dalam perang salib periode ketiga. pada 1200 terdapat
keinginan orang-orang Kristen dipimpin Paus Innocent III (1198-1216) untuk
menguasai Mesir dan kemudian merebut Yerusalem. Pemegang komando perang
salib keempat ialah Bonafice dari Montferrat. Pada 1215 Paus Innocent III
mempropagandakan perang salib kelima, Pada 1228 Frederick II, raja Jerman,
berangkat dengan pasukannya melancarkan perang salib keenam. pada 29
Pebruari 1229 tercapai kesepakatan untuk menghindari peperangan antara umat
Islam dan Kristen, yaitu Yerusalem diserahkan kepada pasukan salib.pada 1245,
Paus Innocent IV mengirimkan pasukan salib yang dipimpin Louis IX,untuk
melakukan perang salib ketujuh. Pada tahun 1270 Louis IX masih punya
keinginan perang salib sehingga dia memulai perang salib kedelapan. Selanjutnya

3
pada tahun 1271 Edward I dari Inggris memimpin pasukan menuju Acre dalam
perang salib kesembilan.
5. Peranan Shalahuddin al-Ayubi dalam perang salib
pada 1175 Shalah al-Din berhasil mendapatkan legitimasi dari kekhilafahan
‘Abbasiyyah sebagai pemimpin wilayah Mesir dan Syam.. Keberhasilan terbesar
Shalah al-Din terwujud setelah Yerusalem dikuasainya pada tahun 579 H (1187
M).Shalah al-Din bersama pasukan Islam berhasil merebut kembali Yerusalem
yang telah diduduki pasukan salib sejak 1099 M. Shalah al-Din berjasa besar
pada keberhasilan Nur al-Din dalam menggabungkan Damaskus ke wilayahnya.
6. Dampak perang salib bagi umat Islam dan Kristen
pasukan salib dalam membantai ribuan umat Islam dengan tidak membeda-
bedakan sasaran korbannya antara pria, wanita, tua, muda,maupun anak-anak,
maka sudah dapat dibayangkan betapa besarnya dampak negatif yang diderita
umat Islam saat itu.dampak lainya yaitu banyaknya para ilmuan seperti Adelard
dari Bath yang banyak menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab dalam bidang
astronomi dan geometri karena dia pernah berkunjung ke Antokia dan Tarsus
pada awal abad ke-12M. Dalam bidang pertanian, perdagangan, dan
industri,pasukan salib semakin banyak mendapatkan keuntungan. Dampak lain
yang ditimbulkan oleh perang salib ialah adanya percampuran ras antara orang-
orang Eropa dengan penduduk asli di Suriah, Lebanon, dan Pelestina.
 Menurut saya, penjelasan yang terdapat di buku Cara Mudah Memahami
Sejarah Islam itu sangat cocok dijadikan sebagai refrensi dan dapat
ditambahkan sebagai rekomendasi litrasi mengenai sejarah tentang terjadinya
perang sallib.penjelasan yang ada pada buku tersebut simple,padat,dan cukup
jelas.dari materi yang saya bahas di atas memiliki beberapa dampak yang
sangat merugikan pada umat islam karena perilaku kejam yang dilakukan
umat kristen kepada umat islam.dampak negatif yang di timbulkan dari
perang salib lebih banyak terjadi pada umat islam diantaranya runtuhnya
kerajaan islam dan hilangnya beberapa kebudayaan islam,namun perang salib
ini memiliki banyak dampak positif bagi umat kristen diantaranya kemajuan
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.perang salib ini terjadi dikarenakan
hilangnya kebebasan dan keamanan umat kristen dalam beribadah di
yarusalem,dan kebijakan yang dibuat dinasti saljuq untuk membatasi umat

4
kristen yang akan beribadah di yarusalem,sehingga umat kristen berkobar
untuk mengambil kekuasaan yarusalem dari islam dan munculah perang
salib.dan perang salib ini dikatakan sebagai perang agama antara umat kristen
dan umat islam.

Anda mungkin juga menyukai