Anda di halaman 1dari 19

12 th meeting

PERANG SALIB DAN MUNDURNYA


PERADABAN ISLAM
Makalah Sejarah Peradaban Islam
Disusun Oleh
Khalid Abdul Aziz
Rifqi Ardiansyah

Dosen Pengampu
Dr. Made Saihu, M.Pd.I
Pendahuluan
Konfrontasi antara kaum Muslimin dan Nasrani, sesungguhnya sudah terjadi jauh sebelum
peristiwa Manzikad. Jadi wajar saja, jika bibit permusuhan dan kebencian umat Nasrani terhadap
Islam sudah mengakar dan pertumbuhan kebencian mereka dipercepat dengan hadirnya kekuatan
Bani Saljuk yang menguasai Baitul Maqdis, daerah yang merupakan kebanggaan sekaligus tempat
suci umat Kristiani. Kehadiran Bani Saljuk di Baitul Maqdis Yerussalem telah menghilangkan
kemerdekaan Ummat Nasrani untuk berziarah ke sana.
Peristiwa di atas memberikan gambaran bahwa konfrontasi antara Kaum Muslimin dan
Nasrani kebanyakan dipengaruhi oleh unsur-unsur religius dan motif ini pula yang didengung-
dengungkan oleh Paus Urbanus II untuk mengerahkan seluruh umat Kristiani di Eropa dengan
memproklamirkan perang suci yang populer dengan sebutan “Perang Salib.”
Penyebab Terjadinya Perang Salib
Perang salib berlangsung selama kurang lebih dua abad,di mulai dari perang salib I sampai
perang salib VIII yaitu dari tahun 1095-1291. Perang Salib adalah penyerangan dari kefanatikan
Kristen yang dikoordinir oleh Paus yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina dari
tangan kaum Muslimin. Selain itu, perang ini  yang disebabkan oleh beberapa faktor lain  yakni
faktor agama,politik,sosial-ekonomi. 
Dalam buku lain disebutkan bahwa cikal bakal terjadinya Perang Salib adalah karena
kehawatiran orang Bizantium atas serangan Dinasti Seljuk yang ingin menyerang Bizantium yang
hendak menguasai pertanian di Bizantium. Sehingga kaisar Bizantium yakni Alexius Commenus
meminta bantuan Paus Urbanus II untuk menggerakkan kaum Kristen untuk. membantu mereka
menghalau kedatangan Seljuk. Paus Urbanus II ahirnya memenuhi permintaan kaisar Bizantium.
Paus Urbanus II kemudian mengumpulkan kaum Kristen untuk bersatu menyerang kaum Islam.
Faktor-factor terjadinya Perang salib

Faktor Agama Faktor Politik Faktor Sosial Faktor Ekonomi


Faktor Agama Faktor Politik

Direbutnya Baitul Maqdis (471 H/ 1070 M) oleh Kekalahan Bizantium (Constantinople/

Dinasti Seljuk dari kekuasaan Fathimiyah yang Istambul) di Manzikart pada tahun 1071 M,

berkedudukan di Mesir menyebabkan kaum dan jatuhnya Asia kecil dibawah kekuasaan

Kristen merasa tidak bebas dalam menunaikan Saljuk telah mendorong Kaisar Alexius I

ibadah di tempat sucinya. Karena Dinasti Seljuk Comneus (kaisar Bizantium) untuk meminta

menerapkan peraturan yang sangat ketat kepada bantuan Paus Urbanus II, dalam usahanya

para umat Kristiani ketika hendak beribadah di untuk mengembalikan kekuasaannya di

Tanah Suci (Baitul Maqdis). Hingga mereka yang daerah-daerah pendudukan Dinasti Saljuk.

baru pulang dari beribadah ke Baitul Maqdis Dilain pihak Perang Salib merupakan puncak

selalu mengeluh akan sikap buruk Dinasti Seljuk sejumlah konflik antara negara-negara Barat

yang terlalu fanatik.  dan negara-negara Timur, maksudnya antara


umat Islam dan umat Kristen.
Faktor Sosial Faktor Ekonomi

Stratifikasi sosial yang terdapat pada


masyarakat sosial Eropa yang terbagi Semenjak abad ke X, kaum muslimin telah
kepada tiga tingkat, yakni kaum gereja, menguasai jalur perdagangan di laut tengah,
kaum bangsawan, dan kaum rakyat jelata.
Rakyat jelata dianggap sebagai kaum dan para pedagang Eropa yang mayoritas
marginal dan tidak memiliki kedudukan Kristen merasa terganggu atas kehadiran
apapun dalam masyarakat, kehidupan
mereka sangat tertindas dan harus pasukan muslimin, sehingga mereka
mengikuti apa kata tuan tanah, sehingga mempunyai rencana untuk mendesak kekuatan
kehidupan mereka selalu dibayang-
bayangi rasa kehawatiran. Dengan adanya kaum muslimin dari laut itu.
seruan untuk Perang membuat mereka
bersemangat. Dengan harapan agar
mereka bisa memiliki kedudukan yang
lebih baik lagi, selain itu mereka diberi
janji untuk mendapatkan kebebasan dan
kesejahteraan yang lebih baik.
Periodisasi Perang Salib
01 04 07
Perang Salib I (1095-1099 M) Perang Salib IV (1202-1204 Perang Salib VII (1248–1254
M) M)

02 08
05
Perang Salib II(1147-1149 M) Perang Salib V (1217–1221 M) Perang Salib VIII (1270 M)

03 06 09
Perang Salib III Perang Salib VI (1228–1229 Perang Salib IX (1271–1291 M)
(1187– 1191M) M)
Perang Salib I (1095-1099 M) Perang Salib II(1147-1149 M)

Periode pertama Perang Salib disebut sebagai Perang Salib II juga terjadi sebab bangkitnya Bani
periode penaklukan. Jalinan kerja sama antara Seljuk dan jatuhnya Halab (Aleppo), Edessa, dan
Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II, berhasil sebagian negeri Syam ke tanganImaddudin Zanky
membangkitkan semangat umat Kristen, (1144 M). Setelah Imaduddin meninggal, ia digantikan
terutama akibat pidato Paus Urbanus II, pada oleh putranya yang bernama Nuruddin dan dibantu
consili clermont pada tanggal 25 November 1095, oleh Salahuddinhingga tahun 1147 M. Perang Salib II
Sambutan terhadap seruan Paus Urban itu ini dipimpin oleh Lode Wiyk VII atau Louis VII (Raja
sungguh luar biasa. Pada musim semi tahun 1096, Perancis), Bernard de Clairvaux dan Concrad III
berangkatlah lima pasukan yang terdiri atas dariJerman.
60.000 tentara. Gerakan ini merupakan gerakan Laskar Islam yang terdiri dari bangsa Turki, Kurdi dan
spontanitas yang diikuti oleh berbagai kalangan Arab dipimpin oleh Nuruddin Sidi Saefuddin Gazi dan
masyarakat Kristiani. Di sepanjang jalan menuju Mousul dan dipanglimai olehSalahuddin Yusuf ibn
Constantinople mereka membuat keonaran Ayyub. Pada tanggal 4 Juli 1187 terjadi pertempuran
bahkan terjadi bentrok dengan penduduk antara pasukan Salahuddin dengan tentara Salib di
Hongaria dan Byzantium. Hittin dekatBaitul Maqdis. Dalam pertempuran ini
kaum muslimin dapat menghancurkan pasukan Salib,
sehingga raja Baitul Maqdis dan Ray Mondtertawan
dan dijatuhi hukuman mati.
Perang Salib III (1187– 1191M) Perang Salib IV (1202-1204 M)
Setelah Salahuddin wafat, dan digantikan oleh Akan tetapi Perang Salib IV ini dilakukan atas
saudaranya Sultan Adil. Salahuddin wafat setelah kerja sama dengan Venesia dan bekas kaisar
berhasil mempersatukan umat Islam dan Yunani.
mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan umat Tentara Salib menguasai Konstatinopel (1204 M)
Islam. Periode ini lebih dikenal dengan periode dan mengganti kekuasaan Bizantium dengan
perang saudara kecil-kecilan atau periode kekuasaan latin disana. Pada waktu itu Mesir
kehancuran di dalam pasukan Salib sendiri. Hal diperintah oleh Sultan Salib, maka dikuatkanlah
ini disebabkan karena periode ini lebih perjanjian dengan orang-orang Kristen pada
disemangati oleh ambisi politik untuk tahun 1203-1204 M dan 1210-1211 M. Isi
memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat perjanjian itu adalah mempermudah orang
material, dari motivasi agama. Kristen ziarah ke Baitul Maqdis dan
menghilangkan permusuhan antara kedua belah
pihak. 
Perang Salib V (1217–1221 M) Perang Salib VI (1228–1229 M)
Perang Salib V tetap berada di Konstantinopel Perang Salib VI dipimpin oleh Frederick II dari
dan tidak henti-hentinya terjadi konflik dengan Hobiens Taufen, Kaisar Jerman dan raja Itali dan
pihak Kaisar. Perang Salib V dipimpin oleh kemudian menjadi Raja muda Yerussalem
Jeande Brunne Kardinal Pelagius serta raja lantaran berhasil menguasai Yerussalem tidak
Hongaria, meskipun pada tanggal 5 November dengan perang tapi dengan perjanjian damai
1219 kota pelabuhan Damietta mereka rebut, selama 10 tahun dengan Sultan Al-Malikul Kamil,
namun dalam perjalanan ke Kairo pada tanggal keponakan Salahuddin al-Ayyubi, namun 14
24 Juli 1221 mereka membuat kekacauan di Al tahun kemudian yakni pada tahun 1244
Masyura ( tepi sungai Nil) kemudian mereka kekuasaan diambil alih Sultan Al Malikul Shaleh
pulang kampung. Najamuddin Ayyub beserta Kallam dan Damsyik.
Perang Salib VII (1248–1254 M) Perang Salib VIII (1270 M)
Peperangan ini dipimpin oleh Raja Louis IX dari Dalam Perang Salib VIII yaitu pada tanggal 25
Perancis pada tahun 1248, namun pada tahun Agustus 1270 ini Louis IX telah binasa ditimpa
1249 tentara Salib berhasil menguasai Damietta penyakit (riwayat lain menyebutkan ia terbunuh).
(Damyat). Dimasa inilah pemimpin angkatan Akhirnya pada tahun 1492 Raja Ferdinad dan
perang Islam, Malikul Shaleh mangkat kemudian Ratu Isabella sukses menendang habis umat Islam
digantikan putranya Malikul Asraff dari Granada, Andalusia.
Muzafaruddin Musa. Ketika Louis IX gagal Riwayat lain juga menjelaskan bahwa Perang
merebut Antiock yang dikuasai Sultan Malik Salib VIII ini tidak sempat terbentuk karena kota
Zahir Bay Bars pada tahun 1267/1268, lalu hendak terakhir yakni Aere yang diduduki oleh tentara
merebut Tunis, ia beserta pembesar-pembesar Salib malahan berhasil dikuasai oleh Malikul
pengiringnya ditawan oleh pasukan Islam pada 6 Asyraf (putra Malikul Shaleh).
April 1250 dalam satu pertempuran di Perairan
Mesir, setelah mereka memberi uang tebusan,
maka mereka dibebaskan oleh Tentara Islam dan
mereka balik ke negerinya. 
Perang Salib IX (1271-1291 M)

Pada tahun 1219 M, meletus kembali peperangan yang dikenal dengan Perang Salib periode
keenam, dimana tentara Kristen dipimpin oleh raja Jerman, Frederik II, mereka berusaha
merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-
orang Kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil menduduki Dimyath,
raja Mesir dari Dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat penjanjian dengan
Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-Malik al-Kamil
melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak
mengirim bantuan kepada Kristendi Syria.
Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun
1247 M, pada masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir
dikuasai oleh Dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayyubiyyah, pimpinan perang
dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Pada masa
merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslim tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib
yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir
dari sana. 
Dampak perang salib terhadap
01. Politik
peradaban
02. Militer
islam 03. Perindustrian
Dalam bidang militer, dunia Barat Dalam bidang
Kekuatan politik umat Islam
menemukan persenjataan dan perindustrian, mereka
menjadi lemah. Dalam kondisi
teknik berperang yang belum menemukan kain tenun dan
demikian mereka bukan
pernah mereka temui sebelumnya peralatannya di dunia Islam,
menjadi bersatu, tetapi malah
di negerinya, seperti penggunaan kemudian mereka bawa ke
terpecah belah. Banyak dinasti
bahan-bahan peledak untuk negerinya, seperti kain muslin,
kecil yang memerdekakan diri
melontarkan peluru, pertarungan satin, dan damas. Mereka juga
dari pemerintahan pusat
senjata dengan menunggang menemukan berbagai jenis
Abbasiyah di Baghdad.
kuda, teknik melatih burung parfum, kemenyan, dan getah
merpati untuk kepentingan Arab yang dapat
informasi militer, dan penggunaan mengharumkan ruangan.
alat-alat rebana dan gendang
untuk memberi semangat kepada
pasukan militer di medan perang.
Dampak perang salib terhadap peradaban
islam 06. Ilmu Pengetahuan &
Kesehatan
04.Pertanian 05. Perniagaan
Orang barat memakai Ilmu astronomi yang
Sistem pertanian yang
sistem perdagangan Islam yang sudah dikembangkan oleh
sama sekali baru di dunia
menggunakan uang sebagai alat umat Islam sejak abad ke-9
Barat mereka temukan di
tukar dalam jual beli. Karena telah pula memepengaruhi
Timur-Islam, seperti model
sebelumnya mereka masih lahirnya berbagai
irigasi yang praktis dan jenis
menggunakan sistem barter. observatorium di Barat. Selain
tumbuh-tumbuhan dan buah-
itu bangsa barat juga meniru
buahan yang beraneka macam,
adanya rumah sakit,
termasuk penemuan gula.
sebagaimana sudah
berkembang lama di dunia
Islam.
Kondisi Pasca Perang Salib
Pada abad ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang
tinggi di masyarakat. Sesudah kota Acra jatuh untuk terakhir kalinya pada tahun 1291
M dan sesudah penghancuran bangsa Occitan (Perancis Selatan) yang
berpaham Catharisme pada Perang Salib Albigensian, ide perang Salib mengalami
kemerosotan nilai yang diakibatkan oleh pembenaran lembaga kepausan terhadap
agresi politik dan wilayah yang terjadi di Katolik Eropa. Orde ksatria Salib
mempertahankan wilayah adalah orde Knights Hospitaller. Sesudah kejatuhan Acra
yang terakhir, orde ini menguasai Pulau Rhodes dan pada abad ke-16 dibuang
ke Malta. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini akhirnya dibubarkan oleh Napoleon
Bonaparte pada tahun 1798 M.
Peninggalan dari Perang Salib
Politik dan Budaya
pada abad ke-14, perkembangan birokrasi yang terpusat (dasar dari negara-bangsa modern)
sedang pesat di Perancis, Inggris,Burgundi, Portugal, Castilia dan Aragon. Hal ini sebagian
didorong oleh dominasi gereja pada masa awal perang salib. Meski benua Eropa telah
bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui hubungan antara Semenanjung
Iberia dengan Sisilia, banyak ilmu pengetahuan di bidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur
diserap dari dunia Islam ke dunia Barat selama masa Perang Salib.
Bersama perdagangan, penemuan-penemuan dan penciptaan-penciptaan sains baru
mencapai timur atau barat. Kemajuan bangsa Arab termasuk perkembangan aljabar, lensa dan lain
lain mencapai barat dan menambah laju perkembangan di universitas-universitas Eropa yang
kemudian mengarahkan kepada masa Renaissance pada abad-abad berikutnya.
Peninggalan dari Perang Salib
Perdagangan
Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa yang sebelumnya tidak
mereka kenal atau amat jarang ditemukan dan sangat mahal. Barang-barang ini termasuk berbagai
macam rempah-rempah, gading, batu-batu mulia, teknik pembuatan barang kaca yang maju,
bentuk awal dari mesin, jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia lainnya dan banyak lagi.
Keberhasilan untuk melestarikan Katolik Eropa, bagaimanapun, tidak dapat mengabaikan
kejatuhan Kekaisaran Kristen Byzantium. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak
abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstantinopel pada tahun 1204 M, Byzantium
tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh pada tahun 1453 M.
Kesimpulan
Perang salib merupakan perang pertama antara agama islam dan nonmuslim, yang
bertujuan untuk memperebutkan salah satunya daerah yang dianggap suci oleh agama Kristen
yaitu palestina (yerusallem) yang pada saat itu dikuasai oleh kaum muslimin, dan perang ini
langsung di restui oleh pemimpin tertinggi dari agama Kristen yaitu Paus.
Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang Salib, namun mereka
telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka dapat berkenalan dengan
kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan
peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam menyebabkan lahirnya renaisans di Barat.
 
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai