Di susun oleh:
Nurhamni Ichwarti
1601114411
2018
REALISME
Realisme sering disebut dengan Power Politics, merupakan salah satu penedekatan yang
dominan dalam Hubungan Internasional baik dalam pemikiran akademik maupun para pembuat
keputusan dan diplomat.1 Paradigma realisme ini muncul pada era pasca PD II (1940-an) dan
secara umum adalah paradigma yang paling dominan, paling tidak dominasinya berlangsung
hingga dekade 1980-an. Kemunculan paradigma realisme ini juga tidak terlepas dari tampilnya
Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan pada era dan pasca PD II. Bahkan ada kecenderungan
pemerintah Amerika mendorong diperkuatnya kajian hubungan internasional untuk memetakan
tindakan negara adi daya ini kedepannya.2
Perspektif realis, atau realisme, muncul sebagai reaksi terhadap utopianisme, bersifat
normatif dan berorientasi pada produk atau kebijakan praktis (Environmental Politics, 1995:4).
Realisme berasumsi bahwa pada pokoknya tidak terdapat keharmonisan kepentingan diantara
negara-negara karena diantara mereka ada perbedaan komposisi kapabilitas (power). Perbedaan
ini terlihat tidak hanya dibidang militer tetapi juga pada tingkat teknologi, perekonomian, sumber-
sumber alam, faktor geografis, bentuk pemerintahan, kepemimpinan politik, ideologi, dan lain-
lain (Dahlan, 103-04). Dengan demikian kaum realis beranggapan bahwa prinsip-prinsip moral
tidak dapat menjadi acuan tindakan politik karena seorang negarawan yang bertindak secara
rasional atas nama kepentingan negara jelas mewakili standar tingkah laku yang berbeda dari
standar perilaku individual.3
1
Ambarwati dan Subarno Wijatmadja.2016.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.Malang : Intrans Publishing.
Hal.29
2
M. Saeri.2012.Teori Hubungan Internasional sebuah Pendekata Paradigmatik.[Online].Transnasional.
Vol.3.No.2.Februari 2012. Tersedia di : https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/view/70 [Diakses 06 Maret
2018]
3
Mutia Hariati Hussin.2012. Realisme dalam Pemikiran Ekologis.[Online]. Jurnal Hubungan Internasional.Vol.1.
No.1.April 2012. Tersedia di : http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/290/339 [Diakses 07 Maret
2018]
Paradigma Realisme
Pemikiran awal yang ditawarkan oleh paradigma realisme ini ada tiga prinsip. Pertama
adalah negara merupakan aktor terpenting dalam hubungan internasional. Kedua, terdapat
perbedaan yang tajam antara politik dalam negeri dan politik internasional. Ketiga, titik tekan
perhatian kajian hubungan internasional adalah tentang kekuatan dan perdamaian. Karya yang
dinilai fundamental dalam membangun paradigma realis ini adalah Politics Among Nations oleh
Morgenthau dan The Twenty Years Crisis oleh E.H. Carr.
Sebagai paradigma, realisme memiliki empat ide dan asumsi dasar.4 Pertama, Pandangan
pesimis atas sifat manusia. Kedua, Keyakinan bahwa hubungan internasional pada dasarnya
konfliktual dan bahwa konflik internasional pada akhirnya diseleseikan melalui perang. Ketiga,
menjunjung tinggi nilai-nilai keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara. Keempat,
skeptisisme dasar bahwa terdapat kemajuan dalam politik internasional seperti yang terjadi dalam
kehidupan politik domestik. Pemikiran dan asumsi ini mengendalikan pemikiran dari sebagian
teoritis HI realis terkemuka baik dimasa silam maupun mendatang.
Thucydides
4
Robert Jackson & Georg Sørensen, 2013.Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,hal.112.
5
Ambarwati,op.cit.,hal. 31-32
Niccolo Machiavelli
Hans J Morgenthau
6
Robert Jackson,op,cit.,hal.121
7
Amabrwati,op.cit.,hal.32
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Robert Jackson & Georg Sørensen, 2013.Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,
JURNAL