Anda di halaman 1dari 5

REALISME

Elemen-Elemen Realisme

Ide atau pemikiran dan asumsi kaum realis yang mengendalikan pemikiran dari Sebagian
teoritis Hubunga International realis terkemuka baik di masa lampau ataupun saat ini adalah:

1. Pandangan yang pesimis terhadap sifat manusia


2. Keyakinan bahwa hubungan international pada dasarnya konfliktual dan bahwa konflik
international pada akhirnya diselesaikan melalui perang
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara
4. Skeptisisme dasar bahwa terdapat kemajuan dalam politik international seperti yang
terjadi dalam kehidupan politik domestik

Kaum realis berfikir bahwa manusia dicirikan sebagai makhluk hidup yang selalu cemas
akan keselamatan dirinya dalam hubungan persaingan dengan yang lain, sehingga mereka
ingin selalu menjadi pengendali dan menjadi yang terkuat dalam hubungan dengan yang lain
termasuk hubungan international dengan yang lain. Pada abad ke-20 pemikir realis
terkemuka Hans Morgenthau menyatakan bahwa ia melihat bahwa laki-laki daan perempuan
memiliki “keinginan untuk berkuasa”, hal itu sangat jelas dalam politik terutama dalam
politik international yang menyatakan bahwa: “Politik adalah perjuan untuk memperoleh
kekuasaan atas manusia, dan apapun tujuan akhirnya, kekuasaan adalah tujuan terpentingnya
dan cara-cara memperoleh, memelihara, dan menunjukkan kekuasaan menentukan teknik
tindakan politik dan mereka meyakini bahwa perhatian utama aktivitas politik adalah tujuan
kekuasaan, alat-alat kekuasaan, dan penggunaan kekuasaan.

Dengan demikian kaum relais menggambarkan bahwa politik international adalah hal
yang paling utama atau politik kekuasaan: dimana dalam politik international terdapat suatu
arena persaingan, konflik,dan perang antar negara dimana masalah-masalah yang mendasar
dan sama setiap negara dalam mempertahankan kelangsungan hidup negara itu sendiri
secara terus menerus. Dan kaum realis berasumsi bahwa politik dunia berjalan dalam system
anarki internationalyaitu system tanpa adanya kekuasan yang berlebihan tanpa adanya
pemerintahan dunia dan negara adalah sebagai aktor utama dalam politik dunia dan dari sini
dapat di ambil kesimpulan bahwa inti terpenting kebijakan luar negeri adalah untuk
membentuk dan mempertahankan kepentingan negara dalam politik dunia. Tetapi setiap
negara tidaklah sama, terdapat hierarki international yaitu negara yang paling berkuasa
terhadap politik dunia adalah negara yang berkekuatan besar yang dipahami oleh kaum realis
adalah sebagai perjuangan antar negara berkekuatan besar untuk mendominasi dan menjaga
keamanan.

Fakta yang mnyatakan bahwa semua negara harus mengejar kepentingannya sendiri yang
berarti tidak akan pernah dapat diharapkan sepenuhnya, karena seluruh kesepakatan
international bersifat sementara dan kondisional atas dasar keinginan negara-negara untuk
mematuhinya. Dan satu-satunya tanggung jawab fundamental warga negara adalah untuk
memajukan dan mempertahankan kepentingan nasional. Denagn ini teori kaum realis
dianggap valid atau benar bukan hanya pada waktu tertentu saja tetapi sepanjang waktu
karena fakta poliyik dunia terdahulu tidak pernah berubah.

Realisme Klasik

Adalah salah satu pendekatan “traditional” pada hubungan international, yaitu


pendekatan yang bersifat normative dan memfokuskan pada nilai-nilai dasar politik dari
keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara.

Dan tokoh realis klasik yang terkemuka adalah (1) Thucydides “yang melihat hubungan
international sebagai konflik dan kompetisi yang tidak dapt dihindari antar negara. Ia juga
menekankan untuk berhati-hati dan bijaksana dalam menjalankan kebijakan luar negeri
dalam dunia international yang penuh dengan perbedaan, pilihan-pilihan bahaya yang
muncul tiba-tiba dan juga kesempatan, maka dari itu juka suatu negara ingin negaranya
bertahan hidup dan sejahtera mereka harus lebih memerhatikan ajaran-ajaran politik
fundamental atas hubungan international. Dan menurutnya keadilan bukanlah perilaku yang
sama terhadap semua pihak melainkan tentang mengetahui tempat yang tepat dan dan tentang
menyesuaikan realitas alami kekuatan yang berbeda”. (2) Machiavelli “ yang melihat
hubungan international yang menurutnya adalah kekuasaan dan penipuan adalah dua alat
yang penting dalam melaksanakan kebijakan luar negeri, dan menurutnya bahwa nilai politik
tertinggi adalah kebebasan nasional yaitu kemerdekaan dan tanggung jawab penguasa adalah
selalu berupaya mencari keunggulan dan mempertahankan kepentingan negaranya dan
menjamin kelangsungan hidupnya. Sutau negara harus menjadi kuat dan apabila tidak kuat
makai a akan mendorong negara lain untuk menghancurkannya, dan harus menjadi cerdik
dalam memanfaatkan segala kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya maupun
negaranya. Dan asumsi Machiavelli yang berlebihan adalah menganggap dunia adalah
tempat yang berbahaya namun juga sekaligus menguntungkan”. (3) Hobbes “yang yang
menyatakan bahwa kondisi hubungan international berpotensi untuk peang dan tidak aka
nada perdamaian permanen atau jaminan pedamaian anatar negara yang berdaulat.

Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa dasar yang dimiliki kaum realis secara
umum adalah, Pertama, menyetujui bahwa kondisi manusia adalah kondisi yang tidak aman
dan berkonflik yang harus di perhatikan dan dihadapi. Kedua, menyetujui bahwa terdapat
kumpulan pengetahuan politik,atau kebijaksanaan, untuk menghadapi masalah keamanan,dan
masing-masing mencoba untuk mengidentifikasi elemen-elemen pokoknya. Ketiga,
menyetujui bahwa tidak ada pelarian terakhir dari kondisi manusia yang merupakan kondisi
permanen manusia.

Morgenthau menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan merupakan binatang politik,


yang artinya mereka dilahirkan untuk mengejar kekuasaan dan memperoleh hasil dari
kekuasaan animus dominandi yang artinya adalah manusia “haus”akan kekuasaan. Bagi
Morgenthau, inti dari kenegaraan adalah pengetahuan yang jelas bahwa etika politik dan
etika pribadi tidak sama. Morgentahu membungkus teori politik realisme klasik dalam enam
prinsip:

- Politik berakar pada sifat manusia yang permanen dan tidak berubah yang pada dasarnya
mementingkan diri sendiri.
- Politik adalah wilayah tindakan otonomi dan oleh karena itu tidak dapat di reduksi kea
rah moral
- Kepentingan pribadi adalah fakta mendasar kondisi manusia
- Etika hubungan international adalah etika politik dan etika situasional yang sangat
berbeda dengan moralitas pribadi
- Kaum realis menentang pemikiran bahwa bangsa tertentu dapat menentang ideologi
bangsa lain dan dapat menggunakan kekuatannya untuk mendukung tindakan tadi
- Seni bernegara adalah aktivitas yang sederhana dan cenderung membosankan yang
menimbulkan suatu kesadaran penuh akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan manusia

Realisme Strategis

Memfokuskan kepada pembuatan kebijakan luar negeri , Ketika para pemimpin negara
menghadapi isu-isu diplomatik dan militer dasar, ia juga dituntut untuk berfikir secara
strategis yitu secara instrumental apabila mereka memang ingin berhasil.

Neorealisme

Menurut kaum neorealisme bentuk dasar hubungan international adalah struktur anarki
yang terdesentraliasasi diantar negara-negara serupa dalam semua hal fungsi dasarnya. Dan
yang seperti kita ketahi bahwa negara-negara yang sangat penting dalam menentukan
perubahan-perubahan dalam sturktur hubungan international adalah negara-negara yang
berkekuatan besar.

Mearshimer, Teori Stabilitas, Dan Hegemoni

Mearshimer mengungkapkan bahwa lebih terfokus pada stabilitas system bipolar jika
dibandingkan dengan system multipolar karena kedua konfigurasi ini dianggap menjadi
pengaturan structural utama atas kekuatan yang menjanjika di negara-negara. Dan ada tiga
alas an mengapa system bipolar lebih stabil dan lebih damai:

- Jumlah konflik negara-negara berkekuatan besar lebih sedikit dan hal itu mengurangi
kemungkinan perang negara-negara berkekuatan besar.
- Lebih mudah untuk menjalankan system penangkalan yang efektif sebab lebih sedikit
negara-negara berkekuatan besar yang terlibat
- Karena hanya dua kekuatan yang mendominasi system tersebut yang kesempatan salah
perhitungan dan salah tindakannya lebih rendah.

Realisme Neoklasik
Merupaka pendekatan realis dasar dengan berupaya untuk muncul dengan teori kaum
realis yang secara positif dapat merespon sebagian argument yang berhubungan dengan
liberalisme. Sperti yang ditunjukkan oleh kaum realis klasik yang berasumsi bahwa kondisi
yang mendasari hubungan international merupakan suatu anarki. Dengan ini kaum neoklasik
menganggap bahwa anarki memberikan cukup banyak keleluasaan dalam mendefinisak
kepentingan keamanannya, dan distribusi relative kekuatan sekedar menetapkan parameter-
parameter untuk strategi yang sangat bagus.

Dua Kritik Terhadap Realisme

Pertama, masyarakat international menganggap realisme sebagai teoti hubungan


international merupakan suatu dimensi yang fokusnya terlalu sempit. Kedua, masyarakat
international mengkalim bahwa realisme gagal mengungkap perluasan politik international yang
merupakan dialog aliran-aliran dan persfektif-persfektif hubungan international yang berbeda.
Sebenarnya teori hubungan international seharusnya menunjukkan bagaimana mereka
mengungkapkan bagaimana meraka dapat terbebas dari negara dan dari struktur politik dunia
kontenporer lainnya yang memiliki dampak menekan mereka dan dengan demikian mencegah
mereka untuk berekembang kearah yang tidak mereka inginkan. Dan peran teoretisi
emansipatoris hubungan internasional adalah menentukan teori yang benar untuk mengarahkan
praktik kebebasan manusia.

Prospek Dan Program Penelitian

Teori realisme adalah, pertama, tentang masalah keamanan negara-negara berdaulat


dalam anarki international, dan kedua tenatang masalah ketertiban international. Dasar normative
realisme adalah kelangsungan hidup negara dan keamanan nasional dan jika politik dunia terus
diselenggarakan atas dasar negara-negara merdeka denagan sekelompok kecil negara kuat yang
bertanggung jawab dalam membentuk peristiwa international yang paling penting, maka terlihat
jelas bahwa realisme akan terus menjadi teori hubungan international yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai