NPM : 2206122175
Program Studi : Kajian Ketahanan Nasional Peminatan Kajian Stratejik Imigrasi
BAGIAN 1
Teori dan Praktik Politik Internasional
Definisi Kekuatan
Kekuatan manusia atas pemikiran dan tindakan manusia lainnya,
fenomena atau gejala yang dapat ditemukan manakala manusia satu sama lain
hidup dalam hubungan atau pergaulan sosial.
1. Individu yang kita rujuk sebagai perwakilan negara akan bertindak atas
nama negara dalam menjalankan politik luar negeri sebagai organisasi
legal.
2. Simbol-simbol merupakan alat identifikasi individu dapat dengan kekuatan
negara, khususnya apabila hal itu mengacu kepada angkatan bersenjata dan
hubungannya dengan negara-negara lain.
3. Nasionalisme mengalami kemunduran dengan contoh nyata yang terjadi di
Eropa dengan timbulnya organisasi supernasional seperti EU.
4. Namun ada sebagian permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh satu
negara sendiri.
5. Kadang sejumlah negara mempunyai kepentingan bersama untuk
menyelesaikan masalah yang sama, dimana kepentingan mereka harus
tercermin dalam politik bersama yang melebihi kepentingan nasional.
2. Sumber Daya Alam
a. Pangan
Negara yang berswasembada mempunyai keuntungan dibanding
negara yang harus mengimpor bahan pangan. Negara yang tidak
swasembada harus dapat mengamankan jalur pelayaran (perdagangan
impor) bila tidak akan terjadi kelaparan yang mengancam negara. Negara
seperti Jerman yang dalam masa PD II hanya menghasilkan sendiri kurang
dari 30% pangan yang dibutuhkan harus mencapai tiga tujuan :
3. Kemampuan Industri
Berlimpahnya bahan baku perlu diseimbangi oleh kemampuan industri.
Bahan mentah tidak banyak manfaatnya apabila tidak dapat dikelola oleh
industinya sendiri. Industri baik secara kuantitas dan kualitas menjadi andalan
kekuatan suatu negara. Kualitas industri selain mencakup kualitas sumber
daya manusia dalam keterampilan, kemampuan inovasi dan pengelolaan
organisasi. Suatu negara harus mencapai swasembada industri yang menguasai
kapasitas teknologi yang sejajar dengan negara lain untuk menjadi kuat. Bila
tidak, kekuatan militer akan tergantung dengan deya beli serta ketersediaan
pemasok senjata.
4. Kesiagaan Militer
Faktor yang telah disebut seperti geografi, sumber daya alam dan
kemampuan industri akan menunjang kesiagaan militer yang akhirnya mampu
mendukung politik luar negeri. Kesiagaan militer termasuk teknologi
perperangan, kepemimpinan dan kuantitas dan kualitas angkatan bersenjata.
Kekuatan negara dari sisi militer tergantung pada kualitas orang dan senjata
serta pembagiannya diberbagai cabang pranata militer.
5. Penduduk
Besarnya jumlah penduduk tidak menjamin kekuatan negara. Di satu sisi,
jumlah penduduk yang besar dapat menguntungkan negara karena pengelolaan
industri dan melaksanakan perang memerlukan penduduk. Namun di sisi lain
jumlah penduduk yang besar juga dapat memiliki dampak negatif terhadap
kekuatan negara, karena banyak sumber daya yang langka harus dialihkan dari
pembanguan kekuatan nasional demi menjaga penduduknya.
Kualitas Diplomasi
Semua faktor yang menentukan kekuatan nasional adalah bahan baku
untuk menetukan bentuk kekuatan negara, kualitas diplomasi menggabungkan
faktor-faktor tersebut menjadi satu keseluruhan yang terpadu. Cara seorang
diplomat menjalankan hubungan luar negeri di masa damai untuk memperkuat
negaranya disamakan dengan taktik militer oleh para pemimpin militernya untuk
kekuatan negara di masa perang, yaitu untuk memaksimumkan daya pengaruhnya
atas masalah-masalah dalam pentas internasional yang langsung menyangkut
kepentingan negara, bila diplomasi adalah otak kekuatan nasional, moral adalah
jiwanya. Diplomasi negara harus dapat memanfaatkan seluruh komponen
kekuatan nasional yang tersedia dengan sebaik-baiknya demi mengatasi
kekurangan-kekurangan di bidang lainnya.
Kualitas Pemerintah
Pemerintah yang baik harus melakukan tiga hal :
1. Mengimbangi sumber daya dan politik
Menetapkan dan menempuh tujuan politik luar negrinya dengan
mempertimbangkan kekuatan yang tersedia demi mencapai hasil yang
maksimum.
2. Mengimbangi antara berbagai sumber daya
Mengabungkan unsur-unsur kekuatan nasional dalam kuantitas dan
kualitas yang cukup demi mendukung politik luar negrinya agar dapat
mendapatkan kemungkinan sukses yang maksimum.
3. Menyeimbangi dukungan rakyat
Pemerintah harus berpikir panjang, maju dengan sangat berhati-hati dan
membayar dengan kerugian yang kecil demi mendapatkan keuntungan
yang besar sedangkan rakyat sering kali ingin mendapat hasil yang cepat
walaupun hasil tersebut dapat merugikan dikemudian hari. Sehingga
pemerintah dihadapkan dengan dengan dilema antara politik luar negeri
yang baik dengan tuntutan opini umum yang buruk.
BAGIAN 4
Batas-batas Kekuatan Nasional : Perimbangan Kekuasan
Ekuilibrium Sosial
1. Perimbangan kekuasaan sebagai konsep universal
Perimbangan kekuasaan sebagai konsep universal adalah suatu konsep
universal tentang stabilitas dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa
kekuatan yang otonom. Apabila keseimbangan/ekuilibrium itu terganggu
oleh kekuatan luar (eksternal) atau karena adanya perubahan dari unsur-
unsur penyusun sistem (internal), maka sistem tersebut cenderung akan
mengembalikan diri pada kondisi semula atau mencapai ekuilibrium yang
baru. Asumsi dasar yang perlu dipertimbangkan:
Adanya unsur unsur yang perlu bagi masyarakat.
Tanpa ekuilibrium maka salah satu unsur akan mengungguli yang
lain kehancuran.
Tujuan ekuilibrium adalah menciptakan kestabilan sekaligus
melestarikan unsur-unsur yang ada dalam suatu sistem.
2. Perimbangan kekuasaan dalam politik dalam negeri
Parlemen perimbangan kekuasaan sistem multi partai representasi
dari golongan mayoritas dan minoritas (yang berkoalisi) menjadi
oposisi yang saling menyeimbangkan dan mewujudkan kondisi yang
selalu check and balance.
2. Pola Persaingan
Bangsa A dan B berusaha memenangkan persaingan dalam menguasai
bangsa C.