Anda di halaman 1dari 36

PERTEMUAN II

REALISME
What is realism? Who is realist?

 Egoism
 Anarchy
 State-centrism
Kritik terhadap kelompok idealis:
 Kelompok idealis terlalu memfokuskan
kepada penelitian tentang penyebab
perang dan mencari cara untuk
menghindari perang.
 Kelompok idealis melupakan peran

‘power’, terlalu percaya bahwa negara-


negara memiliki kepentingan yang
sama dan optimis manusia dapat
menghindari perang.
 Perang Dunia II terjadi.
 Kaum realis mengatakan bahwa

pendekatan yang digunakan oleh


kaum idealis tidak cocok untuk
mempelajari politik internasional.
Edward Hallett Carr
 Carr adalah seorang berkebangsaan
Inggris, lahir tahun 1892. Ia bekerja
sebagai tenaga pengajar di University
College of Wales, Inggris.
 The Twenty Years’ Crisis, diterbitkan

pertama kali pada tahun 1939.


 Optimisme mengenai keamanan kolektif

(Liga Bangsa Bangsa) adalah salah.


 Konflik antar negara diselesaikan melalui

cara negosiasi antar negara bukan melalui


penetapan prinsip-prinsip universal.
Jenis-jenis realisme
1. Realisme Klasik
1. Realisme klasik
Karakter negara yang egois dianalogikan
dengan sifat dasar manusia  keinginan
untuk memperoleh kekuasaan dan
mendominasi orang lain.

Sifat manusia inilah yang dipakai untuk


menjelaskan politik internasional yang
diwarnai oleh ketakutan dan kecurigaan
suatu negara terhadap negara lain.
1. Thucydides

 Thucydides adalah pemikir Yunani yang


terkenal melalui tulisannya tentang persaingan
antara sesama negara-kota di Yunani dan
dengan negara tetangga Yunani seperti
Macedonia dan Persia.
 Gambaran ttg posisi negara-negara: kekuatan

antara satu negara dengan negara lain tidak


sama. Kondisi ini dianggap sesuatu yang alami.
 Aristoteles: man is a political animal
 Thucydides: political animals are highly
unequal in their powers and capabilities
to dominate others and to defend
themselves. All states, large and small,
must adapt to that natural, given reality
of unequal power and conduct
themselves accordingly. If states do
that, they will survive and perhaps even
prosper. If states fail to do that, they
will place themselves in jeopardy and
may even be destroyed.
 Kesimpulan: terbatasnya pilihan-
pilihan negara, dan pengambil
keputusan harus
mempertimbangkan segala
sesuatu sebelum mengambil
keputusan.
Peloponnesian War (431-404 BC)
 Peloponnesian War adalah tulisan Thucydides
yang mendeskripsikan dialog antara bangsa
Melia sebagai negara kecil, dengan bangsa
Athena sebagai negara besar.
 Bangsa Melia memohon kepada bangsa

Athena untuk tidak menyerang mereka atas


dasar keadilan, yang bagi mereka diartikan
sebagai harga diri sebagai negara merdeka
yang harus dihormati.
 Bagi Thucydides keadilan bukan berarti
perlakuan yang sama untuk semua
orang. Yang terpenting adalah
kesadaran akan kekuatan diri sendiri
dan beradaptasi dengan kondisi di
mana kekuatan satu bangsa dengan
bangsa lain tidak sama.
 Hal ini ditulis Thucydides dalam balasan

bangsa Athena terhadap bangsa Melia:


 The standard of justice depends on the equality of
power to compel and that in fact the strong to do
what they have the power to do so and the weak
accept what they have to accept… this is the safe
rule– to stand up to one’s equals, to behave with
deference to one’s superiors, and to treat one’s
inferiors with moderation. Think it over again,
then, when we have withdrawn from the meeting,
and let this be a point that constantly recurs to
your minds– that you are discussing the fate of
your country, that you have only one country, and
that its future for good or ill depends on this one
single decision which you are going to made .
2. Machiavelli
Ajaran-ajaran politik Machiavelli:
 Nilai politik tertinggi adalah kebebasan 

kemerdekaan.
 Tanggung jawab utama seorang pemimpin adalah

untuk selalu mencari keuntungan, mempertahankan


kepentingan negaranya dan melindungi negara dari
serangan negara lain.
 Tanggung jawab tersebut bisa dipenuhi apabila

negara memiliki kekuatan (power). Seandainya negara


tidak memiliki power, negara tersebut akan mudah
diserang oleh negara lain.  the ruler must be a lion.
 Seorang pemimpin negara juga harus lihai dalam

mencapai kepentingan nasionalnya the ruler must


also be a fox.
 Dunia adalah tempat yang berbahaya
sekaligus tempat yang penuh dengan
kesempatan-kesempatan. Apabila
negara ingin bertahan hidup, negara
tersebut harus selalu waspada dan
mengantisipasi segala bentuk
ancaman. Apabil negara ingin
kemakmuran, maka negara harus
memanfaatkan segala kesempatan
yang ada dan harus dilakukan secara
cepat dan tepat.
 Machiavellian: Be aware of what is
happening. Do not wait for things to
happen. Anticipate the motives and
actions of others. Do not wait for others to
act. Act before they do. The prudent state
leader acts to ward off any threat posed by
his of her neighbors. He or she should be
prepared to engage in pre-emptive war
and similar initiatives. The realist state
leader is alert to opportunitie in any
political situation, and is prepared and
equipped to exploit them.
Machiavelli dan moral
 Apabilaseorang pemimpin
menggunakan pertimbangan
moral (mis. Agama), maka
negara akan kehilangan
banyak hal.
 If a ruler does not know or respect
the maxims of power politics, his
or her statecraft will fail, and with
it the security and welfare of the
citizens who depend absolutely
upon it.
 Yang penting di dalam kebijakan

luar negeri: keamanan (security)


dan bertahan hidup (survival)
3. Thomas Hobbes
 Thomas Hobbes menggambarkan
kehidupan manusia sebagai kehidupan
yang penuh dengan persaingan dan
masing-masing manusia menghadapi
ancaman dari manusia lain.
 Dalam kondisi terancam tersebut, manusia

akan bekerja sama membentuk aliansi


seperti pakta keamanan, untuk menjamin
keselamatan masing-masing.
 Personal security dilemma 
terciptanya negara
 Kondisi ‘security dilemma’ di dalam

dunia politik: sistem politik yang


anarki, masing-masing negara diliputi
kecemasan.
 States can also contract treaties with each
other to provide a legal basis for their
relations: international law can moderate
the international state of nature by
providing a framework of agreements and
rules that are of advantage to all states.
 Bagi Hobbes: penekanan ada pada

kekuatan militer dan hukum internasional.


Hukum internasional di sini adalah yang
berkenaan dengan masalah keamanan dan
upaya negara untuk bertahan (survival)
dalam sistem politik internasional.
Thucydides Machiavelli Hobbes
Political Political Political will
fate agility
Necessity Opportunity Security
and and security dilemma
security
Political Political Political
survival survival survival
Safety Civic virtue Peace and
4. Hans J. Morgenthau
 Morgenthau (1904-1980) mendapat julukan sebagai bapak
studi Hubungan Internasional, pemikir realis klasik abad ke
20.
 Morgenthau adalah pengungsi Yahudi yang lari dari Nazi
Jerman. Ia tiba di Amerika Serikat tahun 1937 dan bekerja
sebagai tenaga pengajar di beberapa universitas di AS.
 Bersama dengan Carr, Morgenthau dikenal sebagai seorang
pemikir yang mencoba untuk mengembangkan teori politik
kekuatan (power politics) yang komprehensif, dengan dasar
filosofi sifat dasar manusia (human nature), esensi politik,
perimbangan kekuatan (balance of power) dan peran etika di
dalam politik luar negeri.
 Fokus perhatian: Human nature not human relations
 Sifat manusia yang mencari kekuasaan dan egois
menjadi penyebab terjadinya konflik.
1. “International politics, like all politics, is a struggle
for power. Whatever the ultimate aim of
international politics, power is always the immediate
aim”
2. Tidak ada negara di atas negara, yang ada hanyalah
sistem di mana negara-negara berdaulat saling
berhadap-hadapan satu sama lain  sistem
internasional yang anarki
3. Siklus sejarah. Sejarah akan berulang: Setiap
generasi baru akan mengulangi kesalahan generasi
lama.
Politics Among Nations (1948)
 Politics Among Nations adalah buku Morgenthau
yang membahas secara mendalam tentang prinsip-
prinsip realis di dalam politik internasional.
 Walaupun menurut Morgentahu, prinsip-prinsip

tersebut bisa diterapkan oleh seluruh negara,


fokus penelitiannya adalah negara-negara besar,
karena ia percaya hanya negara-negara besar yang
dapat menentukan karakter politik internasional.
 Menurutnya, politik luar negeri memiliki pola yang

sama: menjaga perimbangan kekuatan (balance of


power), imperialisme dan politik prestis.
Realisme politik Morgenthau
1. Political realism believes that politics, like
society in general, is governed by objective
laws that have their roots in human nature.
2. The main signpost that helps political
realism to find its way through the landscape
of international politics is the concept of
interest defined in terms of power.
3. Realism assumes that its key concept of
interest defined as power is an objective
category which is universally valid, but it
does not endow that concept with meaning
that is fixed once and for all.
4. Political realism is aware of the
moral significance of political action.
5. Political realism refuses to identify
the moral aspirations of a particular
nation with the moral laws that
govern the universe.
6. The difference then, between
political realism and other school of
thought is real, and it is profound.
Politics is governed by laws
that are created by human
nature. The mechanism we
use to understand
international politics is
through the concept of
interests, defined in terms
of power.
2. Realisme Struktural
2. Realisme struktural (neorealisme)

Kelompok realis struktural setuju dengan kondisi


struggle for power, tetapi hal tersebut tidak
dipicu oleh sifat dasar manusia yang egois.

Kompetisi dan konflik antar negara disebabkan


oleh ketiadaan otoritas di atas negara dan
distribusi kekuasaan yang sifatnya relatif di
dalam sistem internasional.
Kenneth Waltz & Theory of International Politics (1979)

Fokus kajian Waltz adalah struktur sistem internasional


dan konsekuensi dari bentuk struktur sistem int’l tsb.

1. Struktur sistem int’l  anarki = tidak ada


kekuasaan di atas negara.
2. Sistem int’l terdiri dari unit2, yaitu negara2 yang
memiliki tugas dan fungsi yang sama.
3. Yg membedakan negara-negara ini adalah power dr
masing2 negara  relative capability.
Konsep inilah yg digunakan untuk menjelaskan
kondisi perang & damai, aliansi politik, dan balance
of power.
4. Bentuk sistem internasional (bipolar,
multipolar) bisa dipakai untuk menerangkan
hal2 seperti:
◦ [pada masa Perang Dingin] bagaimana
negara super power saling
menyeimbangkan kekuatan satu sama lain.
[Pasca Perang Dingin] negara-negara lain
berusaha menyeimbangkan/menyaingi
kekuatan AS.
 Negara kecil/lemah cenderung untuk
beraliansi dengan negara yang kuat.
Beda dengan realisme klasik yang
memandang manusia pada dasarnya
jahat, Waltz menyatakan bahwa
keinginan utk terus menambah power
dan meningkatkan keamanan,
disebabkan oleh bentuk dari struktur
internasional.
Esensi dari pemikiran kaum realis:
 Statism  (1) negara adalah aktor utama, aktor2
lain tidak penting, (2) kedaulatan negara
menunjukkan adanya suatu komunitas politik yang
independen.
 Survival  tujuan utama negara. Tujuan lain seperti
kemakmuran ekonomi adalah tujuan sekunder (low
politics).
 Self-help  Untuk bisa bertahan dalam sistem
internasional yang anarkis, negara tidak bisa
mengandalkan bantuan dari negara lain kecuali dari
negara itu sendiri.
Tipe Tokoh
Karya Utama Ide Dasar
Realisme Utama
Thucydides The International politics  an endless
(430-406 SM) Peloponnesian struggle for power  human nature
War
Keadilan, hukum dan masyarakat tidak
berfungsi atau tidak ada sama sekali

N. Machiavelli The Prince Realisme politik  nilai2 prinsip


Realisme (1532) membentuk kebijakan negara; pimpinan
Klasik negara harus bisa menerima &
(sifat beradaptasi thd perubahan politik dunia.
dasar
H.J. Politics Among Politik diatur oleh hukum-hukum yang
manusia)
Morgenthau Nations didasarkan pada sifat dasar manusia.
(1948)
Mekanisme yang dipakai untuk
memahami politik internasional adalah
melalui konsep kepentingan yang
diterjemahkan ke dalam konsep ‘power’
Tipe
Tokoh Utama Karya Utama Ide Dasar
Realisme
J. J. Rousseau The State of Sistem internasional yang anarkilah
(1750) War yang menimbulkan ketakutan,
kecurigaan, dan perasaan tidak aman.
Realisme
struktural K. Waltz (1979) Theory of Anarchy  self help  states
(sistem International maximize their security.
internasion Politics Sistem bipolar adalah sistem
al) distribusi power yang paling stabil.
J. Mearsheimer Tragedy of Sistem anarkis mendorong negara
(2001) Great Power untuk memaksimalkan posisi ‘power
Politics relative’ mereka.
F. Zakaria (1998) From Wealth to Analisa yang dilakukan oleh kaum
Power realisme struktural ttg dunia politik
berdasarkan bentuk sistem
Realisme internasional, belum bisa dikatakan
neoklasik sempurna. Variabel seperti
bagaimana kekuatan itu diperoleh
dan bagaimana kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai