Anda di halaman 1dari 15

Classical Realism(Ralisme Klasik)

PRESENTED BY SANDY FIRMAN R


What is Classical Realism

Realisme klasik, atau sering disebut juga dengan Realisme


adalah salah satu cabang dari teori Positivisme, yakni teori
yang percaya bahwa Ilmu HI, termasuk ilmu-ilmu sosial
lainnya dapat disetarakan dengan ilmu alam. Pokok
permasalahan yang ditimbulkan oleh teori ini menyangkut
hakikat dari politik. Sejarah dari pemikiran politik modern
adalah sebuah kisah perlombaan antara dua golongan yang
memiliki perbedaan konsepsi mengenai hakikat manusia,
masyarakat, dan politik.
Realis menyadari bahwa keinginan manusia itu besar dan
beragam, mereka mengedepankan aspek keegosisan dan aspek
dasar manusia lainnya untuk melakukan diplomasi. Sebagaimana
Machiavelli mengatakan jika dalam politik kita harus berperilaku
seolah-olah semua manusia adalah jahat dan mereka akan
melakukan hal jahat tersebut jika ada kesempatan. Pride, lust, dan
the quest of glory merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya perang antarsesama. Sehingga dapat disimpulkan akar
dari konflik dan perang adalah dari sifat manusia.
Realisme memiliki pandangan yang pesimistis mengenai
hubungan internasional, hal ini telah memberi suatu
formulasi sistematis yang berjalan dalam berbagai julukan
tentang “realisme, real politik, atau politik kekuasaan”.
Realisme.

Realisme politik ketika menganalisis hubungan internasional selalu


mendasarkan pandangan mereka pada realitas, pada apa yang ada, dan bukan pada
apa yang seharusnya, seperti yang diklaim oleh kaum idealisme politik. Di dunia
nyata, menurut kaum realis, konflik sudah diambang pintu karena sifat kekerasan
yang melekat di dalam diri manusia dan karena jalan yang dipilih oleh penduduk
dunia lebih tertarik untuk mengorganisasikan bentuk negara yang berdaulat dan
independen yang cenderung tidak menghormati otoritas di luar atau di atas
negaranya. Pemikiran kaum realis dengan demikian berlandaskan pada pencarian
kekuatan dan dominasi yang berasal dari sifat manusia sebagai alasan dasar bagi
konflik
History of Classical Realism
Peloponnesian War

The Peloponnesian War (Perang Peloponnesian) Dalam buku


Thucydides yang berjudul The History of Peloponnesian War,
disebutkan bahwa Perang Peloponnesian terjadi antara Kerajaan
Athena dengan Sparta pada 431 SM. Perang antara Athena dan
Sparta bermula dari sikap Sparta yang merasa terancam karena
Athena tengah mengembangkan kekuatan militernya, sehingga
dalam kasus ini menimbulkan security dilemma . Ditambah lagi,
imperialisme yang dilakukan Athena terhadap Pulau Melos yang
masih masuk kedalam kelompok Lakedaemon semakin membuat
keamanan Sparta terancam.

“The growth of the power of Athens, and the alarm which this inspired in Lacedaemon, made
war inevitable”
The Melians Dialogue

The Melians merupakan nama lain dari penduduk Pulau Melos yang terletak di
sebelah tenggara laut Aegean, dan tepatnya berada di sebelah timur dari
Kerajaan Sparta. Pulau Melos merupakan salah satu pulau yang menjadi target
imperialisme Kerajaan Athena. Imperialisme yang dilakukan oleh kerajaan
Athena terhadap penduduk Melians di dasari oleh beberapa hal. Salah satunya
adalah karena kerajaan Athena ingin menambah armada pasukan militernya
dengan mengajak penduduk Melians untuk bergabung di dalamnya
Pericles’ Funeral Oration

Pericles, merupakan salah satu pemimpin Athena pada periode sekitar


461 – 429 SM6 . Pada masa kepemimpinannya, Pericles menjalankan
satu perangkat konstitusi dalam bernegara. Jika pandangan sebelumnya
realisme sangat diperlihatkan di Athena, maka pada masa
kepemimpinan Pericles pandangan mengenai demokrasi mulai terlihat.
Dengan kata lain, sentuhan paham liberalisme mulai masuk ke Athena.
Pada masa kepemimpinannya, konstitusi dianggap Pericles dapat
berperan penting dalam mengatur kehidupan agar lebih baik.
Thucydides adalah sejarawan yang memberi dasar bagi perspektif realisme
karena ia dianggap memulai tradisi utama dari pemikiran realisme tentang
politik internasional. Dalam bukunya Thucydides menyimpulkan hal itu
setelah menceritakan perang Atena dan Sparta (sekitar 420 SM) yang
disebabkan peningkatan kekuatan Atena dan perasaan ketidakamanan dari
Sparta akibat peningkatan kekuatan Atena itu. Thucydides menyimpulkan
bahwa bukan agresivitas tetapi ketidakamanan yang menjadi sebab
adanya perang. Dasar pemikiran realismenya juga menonjol ketika ia
menekankan bahwa dalam menjelaskan politik, might lebih penting
daripada right .
 ClassicalRealism
Philosopher
Tokoh Pendahulu Tokoh Kontemporer

1 Heraclitus 1 E.H. Carr

2 Thucydides 2 Hans J Morgenthau


3 Machiavelli 3 Harold J. Mackinder
4 Thomas Hobbes
4 Nicholas Spykman
Classical Realism Perspective
(Asumsi Dasar)

 Asumsi dasar realisme klasik dan penerusnya:


1. Keadaan sistem dunia adalah anarki, dengan negara-negara
sebagai aktor-aktor yang memiliki kedaulatan dan tiadanya
entitas dalam sistem yang berkedudukan di atas negara (supra-
national entity). 
2. Negara adalah aktor yang paling utama dalam sistem dan
bertindak rasional sebagai suatu kesatuan.
3. Negara selalu bertindak untuk kepentingan sendiri.
4. Tujuan utama semua negara adalah bertahan hidup
5. Militeristik
Classical Realism Perspective
(Asumsi Dasar Realisme)

Isu Pandangan Terminologi


Sifat Dasar Manusia Egois, individualistik The selfish-
individualistic
assumption
Aktor Penting Negara The state-centric
assumption
Tindakan Negara Ibarat Manusia The state self
mementingkan diri interested manner
sendiri assumption
Petimbangan Negara Rasional demi The unitary rational-
kepentingan nasional actor assumption
Karakteristik Sistem Anarkis – negara The anarchy
Internasional berinteraksi dalam assumption
konteks anarki
Classical Realism and International Relations

Variabel Realisme

Aktor Negara

Pandangan tentang aktor unitary

Dinamika prilaku Negara aktor rasional, konsisten dalam


memaksimalkan tujuan melalui kebijakan luar
negeri

Isu utama keamanan

Proses yang berlangsung Kompetisi demi kepentingan nasional

Hasil (outcome) Ketertiban yang terbatas (limited order)

Stuktur internasional Negara sentris (state-sentric)

Sistem internasional Anarki-kompetisi demi kekuatan politik

Distribusi power Terfrakmentasi (distribusi tidak seimbang)


Critic of Classical
Realism

Pertama, adanya isu Kedua, bahwa sifat dasar manusia Ketiga, negara
tentang kekuasaan (power) adalah penyebab konflik. Dalam merupakan aktor utama.
dan kepentingan nasional sejarah, jelas dikatakan bahwa Pemahaman negara
(national interest) yang manusia mampu bertindak secara sebagai aktor utama
menjadi tujuan dari negara. bar-bar dan egois. Tapi tentu saja adalah sebagai alat untuk
Kedua hal ini membuat dengan akal dan pertimbangan, kita menjaga eksistensi dan
pemahaman kita tentang dapat memilih untuk lebih untuk bertahan
politik internasional mengedepankan kerjasama daripada (survival).
menjadi sangat sederhana. konflik, perasaan daripada
kekejaman.
Conclusion
Thanks for the
best attention

Anda mungkin juga menyukai