UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 1 Deskripsi Materi Kedua membahas tentang: Asumsi atau Gagasan Utama Realisme Tipologi Realisme
PRODI ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2 Kompetensi Khusus (KK)
Menjelaskan asumsi atau gagasan
utama realisme dan Neo-realisme, serta Tipologi Realisme
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 3 Pertanyaan yang perlu dijawab Latar belakang Lahirnya Realisme Prinsip dasar/asumsi utama realisme Penyebab terjadinya perang Jelaskan Persamaan dan Perbedaan Tipologi Realisme: Classic, Neo dan Post Classic
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 4 Latar Belakang Lahirnya Realisme Kritikan yang ditujukan kepada teori idealisme (utopianisme) Realisme politik menolak beberapa asumsi dasar teori idealisme: 1. adanya keselarasan kepentingan otomatis dalam hubungan antar negara, 2. sangat pentingnya peran hukum dan organisasi internasional 3. adanya pengaruh opini publik yang cenderung suka damai Dalam upaya menjelaskan fenomena hubungan internasional berdasarkan pada kondisi yang sebenarnya terjadinya dan bukan pada keinginan yang seharusnya terjadi dalam hubungan internasional. JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 5 Asumsi-Asumsi Dasar Realisme 3 Prinsip dasar realisme politik (N. Machiavelli dalam “prince”):
Bahwa sejarah adalah suatu rangkaian sebab akibat yang terjadi,
yang dapat dianalisis dan dipahami melalui usaha intelektual dan bukan (seperti asumsi utopia) diarahkan oleh imajinasi. Teori tidak menghasilkan tindakan tetapi teori dihasilkan dari suatu tindakan (Practice Theory). Machiavelli mengatakan “nasehat yang baik akan lahir dari kebijaksanaan raja dan bukan kebijakan raja lahir dari nasehat yang baik“. Politik bukan suatu fungsi etika tetapi politik adalah “Etics of Politics“. Machiavelli mengakui pentingnya moralitas, tetapi moralitas akan berjalan efektif apabila ada otoritas yang efektif. Machiavelli menyebut moralitas sebagai hasil dari kekuasaan JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 6 Lanjutan… 3 sebab terjadinya perang secara terus menerus (Thomas Hobbes, “Leviathan”): Kehidupan manusia adalah hasrat abadi dan tak kunjung padam untuk meraih kekuasaan demi kekuasaan, dan akan berhenti dalam kematian. Oleh karena itu kekuasaan tidak bisa diperoleh tanpa konflik. Manusia berjuang untuk sumber-sumber yang langka, yang salah satunya adalah kekuasaan. Karl W. Deutch mengidentifikasi ada 7 sumber yang langka yaitu Power, Health, Deference, Enlightenment, rectitude, Security-order dan Freedom. Mereka harus mempertahankan diri mereka sendiri dan mencegah orang lain untuk merampas kekuasaan yang sudah mereka himpun (deffendence). Bahkan jika sumber-sumber tidak langka dan harta benda manusia terjamin, mereka mencari perasaan superioritas yang berasal dari pemilikan kekuasaan atas orang lain (kemuliaan) JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 7 Tipologi Realisme… ClassicRealism… Neo-Realisme… Post-Classic Realism…
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 8 Classic Realism Hans J. Morgenthau, Prinsip-prinsip realisme politik dalam buku Politics Among Nations, yang pertama kali terbit tahun 1948 pasca PD II: Politik dikendalikan oleh hukum objektif yang didasarkan pada hakekat manusia. Dengan objektifitas tersebut realisme menganggap bahwa teori terdiri dari pemastian fakta dan pemberian arti dan makna melalui kemampuan berpikir. Berdasar hal ini realisme menganggap bahwa tindakan yang diambil pembuat kebijakan bersifat rasional. Realisme politik menganggap bahwa dalam politik internasional, kepentingan nasional diartikan sebagai kekuasaan. Corak kepemimpinan dan makna kekuasaan ditentukan oleh konteks politik dan kebudayaan yang berkembang. Realisme menganggap bahwa setiap negara memiliki hukum sendiri- sendiri dengan cita-cita abstrak yang menolak memperhitungkan hukum-hukum tersebut. JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 9 Lanjutan… Realisme mempertahankan bahwa prinsip moral yang universal tidak dapat diterapkan pada tindakan- tindakan negara dan perumusan mereka yang abstrak, akan tetapi harus bersaing melalui keadaan, waktu dan tempat yang kongkrit. Realisme politik menolak mengidentifikasi cita-cita moral bangsa tertentu dengan hukum-hukum yang menguasai alam semesta. Secara intelektual, kaum realis mempertahankan politik yang mempunyai otonomi seperti bidang lainnya (hukum, ekonomi dan moral). Realisme politik tidak sependapat dengan pendekatan legalistik-moralistik terhadap politik internasional. JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 10 Neo-Realisme Neo-Realisme dikenal sebagai Realisme Struktural dengan tokohnya Kenneth Waltz yang menulis buku “The Origin of war in Neo-Realist Theory” Morgenthau memandang Power sebagai cara dan tujuan politik, sedangkan Neo-Realism melihat Power sebagai cara yang dapat berguna untuk mencapai tujuan. Bagi Neo-Realism Tujuan negara dalam Politik Luar Negerinya adalah bukan Power tetapi “Security“. Hubungan internasional tidak selamanya negara berada dalam keadaan perang tetapi suatu negara berada dalam kompetisi keamanan Neo-Realism berasumsi bahwa negara akan menggunakan “Persfektif terburuk“ (Perspective Worst-Case) dalam interaksi antara negara.
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 11 Lanjutan…. “Persfektif terburuk“: jaminan keamanan militer sebelum meningkatkan tujuan lain (Economy Capacity). Namun demikian Neo-Realism tidak melihat kapasitas ekonomi sebagai sesuatu yang tidak penting Pada dasarnya realisme klasik dan Neo-realisme memiliki kesamaan dalam melihat konflik internasional yang berasumsi bahwa tingkah laku negara dalam sistem internasional didasarkan pada konsep alamiah manusia yang khusus. Seperti Morgenthau mengatakan bahwa aktor negara dalam berinteraksi diarahkan oleh sifat “haus“ akan kekuasaan yang dilatar belakangi oleh sifat “agresif“. Sedangkan Neo-Realisme lebih menekankan pada naluri manusia akan perasaan “takut“ sehingga negara harus mempersiapkan kapabilitas militer untuk tidak diserang negara lain.
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 12 Neo-Realisme… DEFENSIVE OFFENSIVE Phenomena International International Explained outcomes & modes of outcomes & modes of behavior behavior Level of Analysis System System Anarchy Hobbesian Hobbesian Unit Level Attributes No differences across No differences across states states power Means not an end, Means not an end, seek sufficient power seek maximize power Conclusion about Enlightened national Seek Hegemonic state behavior interest, maintain the power balance power JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 13 Post-Classic Realism Tokoh-tokok realisme post classic adalah Robert Jervis, Stephen Krasner dan Robert Gilpin. Konflik internasional yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh kapabilitas militer tiap negara tetapi juga ditentukan oleh tiga factor lain yaitu teknologi, geografi dan tekanan ekonomi internasional. Gilpin memandang “Power“ bukan hanya didasarkan pada kemampuan militer (military capacity) tetapi merupakan perpaduan antara kemampuan militer, ekonomi (economic capacity) dan teknologi suatu negara. Classic Realism dan Post Classic Realism memiliki pandangan yang sama dalam melihat hubungan internasional yang terjadi. Mereka sependapat bahwa hubungan internasional merupakan pertarungan kekuasaan. Namun keduanya memiliki perspektif yang berbeda mengenai motivasi pembuat kebijakan dalam mencapai kekuasaan.
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 14 Lanjutan… Realisme klasik menganggap pembuat kebijakan dalam membuat keputusan didasari oleh usaha untuk mendominasi negara lain, sedangkan Post melihat bahwa pembuat kebijakan tidak untuk memaksimalkan kekuasaan, karena kekuasaan yang dilandasi oleh “ingin mendominasi“ tidak akan pernah selesai
Cara untuk meningkatkan kekuasaan: pertama, melakukan
perubahan dalam pola perdagangan internasional. Kedua, menciptakan lembaga-lembaga yang efisien untuk mengurangi biaya transaksi dan menjamin hak kepemilikan. Ketiga, menggunakan pengaruh ekonomi untuk mengamankan suplai barang mentah yang murah dan suplai yang berasal dari negara lemah. Keempat, dengan mengurangi pengeluaran yang tidak produktif dalam uapaya meningkatkan kemajuan bidang ekonomi
JURUSAN ILMU HI-FISIP
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 15 Post-Classic Realism… DEFENSIVE OFFENSIVE Phenomena State policy and behavior State policy and behavior Explained Level of Analysis State State Anarchy Benign, relatively peaceful Unclear, difficult to distinguish Unit Level Attributes Differences such as Distinction between geography, technology and status quo and revisionist knowledge are important state (there is a contradiction here with the assumption regarding power maximization) power Means not an end, maintain Means and an end, offensive/defensive balance maximization of power Conclusion about Great power corporate, Expansion JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 16 state behavior “buck passing” Tiga karakteristik utama Realisme pertama, aktor terpenting dan utama dalam hubungan internasional adalah negara, walaupun diakui bahwa batas antar negara semakin “kabur” sebagai akibat dinamika struktur internasional. Kedua, hubungan internasional bersifat konfliktual, artinya negara akan sangat sulit untuk membentuk kerjasama dimana ada sebagian hak-hak kedaulatan suatu negara yang diserahkan dalam kerjasama (rejim internasional) tersebut. Ketiga, motivasi utama negara dalam hubungan internasional adalah kekuasaan (power) dan keamanan (security) dengan tidak mengabaikan kepentingan ekonomi (economic capacity). JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 17 Teori-Teori Realis NEO-REALIS POST CLASSIC RELISM CLASSIC DEFENSIVE OFFENSIVE DEFENSIVE OFFENSIVE
•Hans J. • BOP (Kenneth • Hegemonic • Balance of • State-centred
Morgenthau telah Waltz) theory of war threat theory realism (freed secara eksplisit • Dynamic (Robert Gilpin) (Stephen waltt) zakaria) mengemukakan Differentials • Power • Domestic • Theory of war prinsip-prinsip theory (dale transition mobilization aims (eric labs) realisme politik Copeland) theory (AFK. theory (Thomas • Hegemonic dalam buku • Great Power Organski) C.) theory of Politics Among Cooperation • Theory of great • Offence foreign policy Nations Theory (Robert power politics defence (William •E.H. Carr, yang Jervis dll) (john theories wohlforth) menulis buku mearsheimer) (Stephen van dengan judul “The evera dll) Twenty Years Crisis“ pada tahun 1939.
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 19 Referensi Scott Burchill and Andrew Linklater, 1996, Theories of International Relations, London: Macmillan Press Ltd. Asrudin & Mirza Jaka Suryana (editor), 2009, Refleksi Teori Hubungan Internasional: dari Tradisional ke Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu Yulius P. Hermawan (editor), 2007, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi, Yogyakarta: Graha Ilmu John Baylis and Steve Smith, (editor), 2001, The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations, New York: Oxford University Press Robert O. Keohane, ed, 1986, “Realism and Neo-realism and the study of World Politics” dalam Neorealism and Its Critics, Columbia University Press, New York. JURUSAN ILMU HI-FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 20
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya