Anda di halaman 1dari 2

Realisme Pilihan Rasional

Realisme merupakan pemikiran yang dominan digunakan oleh para ilmuwan HI untuk
mengkaji berbagai hal yang terjadi dalam dunia internasional dan telah berulang kali digunakan
untuk mendefinisikan dan menjalankan asumsi-asumsi inti dari paradigma realisme. Realisme
dalam melihat terjadinya perang dunia 1 dan perang dunia 2 yang dimana pada tahun itu para
penguasa atau pemimpin-pemimpin negara ingin menguasai dunia dengan kekuatan militernya
sehingga terbentuklah aliansi-aliansi dari berbagai negara. Maka dari itu Realisme memfokuskan
diri pada kekuasaan dan power. Ketika kaum realis politik menganalisis hubungan internasional,
mereka selalu mendasarkan pandangannya pada realitas, pada apa yang ada, dan bukan pada apa
yang seharusnya terjadi, seperti yang diklaim oleh kaum idealis politik. Menurut kaum realis,
dalam dunia nyata, sifat kekerasan yang melekat pada diri manusia dan jalan yang dipilih oleh
masyarakat dunia menghasilkan bentuk negara yang berdaulat dan mandiri yang cenderung tidak
menghormati otoritas atau otoritas eksternal atas negaranya. Oleh karena itu, pemikiran realis
didasarkan pada pencarian kekuasaan dan kendali, yang bersumber dari sifat manusia sebagai
akar penyebab konflik. Kaum realis juga percaya bahwa prinsip-prinsip moral tidak dapat
diterapkan untuk memahami perilaku politik suatu negara. Seperti yang disampaikan
Morgenthau, ``Realisme politik tidak memerlukan pembenaran moral, namun memerlukan
pembedaan yang jelas antara apa yang diinginkan, apa yang mungkin, dan apa yang diharapkan
di segala waktu dan tempat”. Pahami perilaku politik masing-masing negara. Morgenthau
menegaskan bahwa “realisme politik tidak memerlukan pembenaran moral, namun memerlukan
pembedaan yang jelas antara apa yang diinginkan, apa yang mungkin, dan apa yang diharapkan
pada segala waktu dan tempat.”1

Teori realisme kontingen Charles Glaser

Teori glaser menyebutkan bahwa dalam usahanya untuk bergantung pada diri sendiri.
Negara akan membutuhkan kerja sama sebagai alat menyelesaikan masalah dilemma keamanan
yang dihadapinya. Realisme kontingen kemudian berfokus pada keseimbangan serangan-
pertahanan suatu negara, yang didefinisikan sebagai perbandingan biaya/beban melakukan
serangan terhadap biaya peningkatan kemampuan pertahanan. Menurut teori realisme kontingen,
semakin suatu negara fokus pada kemampuan pertahanannya, maka semakin kecil kebutuhan
senjatanya. Realisme bersyarat mengatakan bahwa upaya defensif lebih penting dari pada upaya
ofensif. Teori Realisme kontingen ini berbeda dengan realism klasik yang melihat hubungan
internasional terdiri dari konflik dan bersifat egois. Sementara teori kontingen melihat tidak
hanya konflik dan perilaku egois tetapi juga terdapat hubungan kerja sama dan kolaborasi antar

1
Saeri, M. (2012). Teori hubungan internasional sebuah pendekatan paradigmatik. Jurnal
Transnasional, 3(02).
negara. Teori realisme kontingen menganggap bahwa negara akan mengambil keputusan yang
berdasarkan strategi dan kekuatan negara lain maupun interes tiap negara.2

Teori realisme yang berpusat pada negara zakaria

Teori realisme yang berpusat pada negara zakaria merupakan mazhab teori hubungan
internasional beranggapan bahwa manusia merupakan makhluk jahat yang egois serta
menganggap bahwa perdamaian bias tercapai dengan peperangan. Teori realism klasik. Kajian
hubungan internasional sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai banyak teori dan perspektif yang
sering digunakan dalam kajian ilmu ini sendiri. Salah satu yang terbesar adalah realisme. Teori
realis sering disebut sebagai ``spektrum gagasan.'' Spectrum of Ideas / Sebagai sebuah ide,
realisme juga mencakup empat postulat inti: kolektivisme politik, egoisme, anarki internasional,
dan politik kekuasaan. Asumsi realisme terdapat dalam tradisi hubungan internasional dan fokus
pada empat gagasan utama, yaitu :

1. Sistem internasional bersifat anarkis. Tidak ada entitas yang dapat mengatur interaksi
tersebut lebih dari negara. Setiap negara harus menjalin hubungan tersendiri dengan
negara lain yang tidak diatur oleh otoritas yang lebih tinggi. Sistem Internasional selalu
berada dalam keadaan permusuhan (lihat Anarki Internasional ).
2. Negara adalah aktor terpenting. Semua negara di dalam sistem adalah aktor tunggal
yang rasional.
3. Negara cenderung mengejar kepentingan individu. Kelompok mencoba mengumpulkan
sumber daya sebanyak mungkin (lihat) Keunggulan Relatif). Masalah utama bagi negara
mana pun adalah kelangsungan hidup (survival).
4. Negara membangun kekuatan militer untuk bertahan hidup sehingga mampu
menciptakan dilema keamanan.3

2
https://www.scribd.com/document/24674552/Perkembangan-Perspektif-Realisme-Dan-Liberalisme-Sebuah-
Refleksi-Kritis-Pada-Perkembangan-Realisme-Dan-Liberalisme-Serta-Signifikansinya-Pada-Fenome
3
https://www.academia.edu/34026163/MAZHAB_REALISME_DALAM_HUBUNGAN_INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai