BP :2010853003
MATKUL :TUTOR THI HI A
STRUCTURAL REALISM
Aktor utama dalam paham realis, memperhatikan dengan cermat seberapa besar kekuatan
ekonomi dan militer yang mereka miliki relatif satu sama lain. Tidak ada yang bisa dilakukan
untuk mengubah dorongan itu menjadi sangat kuat. Prespektif realisme memandang bahwa
sistem internasional yang ada didunia ini bersifat anarki yang berarti tidak ada kekuasaan atau
wewenang otoritas didunia ini yang melebihi sebuah negara. Sifat manusia tidak ada
hubungannya dengan mengapa negara menginginkan kekuasaan. Keseimbangan kekuatan
merupakan fungsi dari aset militer berwujud yang dimiliki negara, seperti divisi lapis baja dan
senjata nuklir. Di dalam jurnal ini mempertimbangkan secara lebih rinci penjelasan realis
struktural tentang mengapa negara mengejar kekuasaan, dan kemudian mengeksplorasi mengapa
realis defensif dan ofensif berbeda tentang seberapa banyak kekuasaan yang diinginkan negara.
Asumsi pertama adalah bahwa kekuatan besar adalah aktor utama dalam politik dunia
dan mereka beroperasi dalam sistem yang anarkis. Teori realis struktural memiliki pandangan
untuk mengabaikan perbedaan budaya diantara negara-negara dan perbedaan-perbedaan tiap
rezim, terutama karena sistem internasional menciptakan insentif dasar yang sama untuk
membentuk kekuatan besar. Yang kedua bahwa semua negara memiliki beberapa kemampuan
militer ofensif. ketiga adalah bahwa negara tidak pernah bisa yakin tentang niat negara lain.
Asumsi keempat adalah bahwa tujuan utama negara adalah kelangsungan hidup. Kelima adalah
bahwa negara adalah aktor rasional, yang mengatakan bahwa mereka mampu menghasilkan
strategi yang baik yang memaksimalkan prospek mereka untuk bertahan hidup.
Dalam sistem anarkis, di mana tidak ada penengah akhir, negara-negara yang ingin
bertahan tidak punya banyak pilihan selain berasumsi yang terburuk tentang niat negara-negara
lain dan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dengan mereka. Realis ofensif berpendapat
bahwa negara harus selalu mencari peluang untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan dan harus
melakukannya kapan pun tampaknya memungkinkan. Sementara realis defensif mengakui bahwa
sistem internasional menciptakan insentif yang kuat untuk mendapatkan tambahan kekuasaan,
mereka mempertahankan bahwa secara strategis adalah bodoh untuk mengejar hegemoni.
Beberapa realis defensif berpendapat bahwa ada keseimbangan serangan-pertahanan, yang
menunjukkan betapa mudah atau sulitnya menaklukkan wilayah atau mengalahkan pembela
dalam pertempuran. Realis defensif berpendapat bahwa keseimbangan serangan-pertahanan
biasanya sangat berbobot dalam mendukung pembela, dan dengan demikian setiap negara yang
mencoba untuk mendapatkan kekuatan tambahan dalam jumlah besar kemungkinan akan
berakhir dengan serangkaian perang yang kalah.