Anda di halaman 1dari 6

BALANCE OF POWER DALAM POLITIK INTERNASIONAL

Definisi Balance of Power Balance of Power merupakan suatu konsep paling tua dan yang paling kontroversial dalam HI,sudah di kenal setidaknya di zaman India dan Yunani kuno, walaupun secara formal tidak pernah di artikulasikan, secara formalnya menjadi teori politik internasional setelah diusung oleh Newtonian konsep tentang keseimbangan dalam alam semesta (Conception of Universe in Equilibrium) sehingga berkembang menjadi konsep BoP dalam HI.1 Tidak terdapat konsesus resmi definisi balance power2.Pengertian yang demikian banyak dan luas disebabkan konsepnya yang mudah dipahami serta banyaknya literatur antara lain sebagai berikut3 : a. b. c. d. e. f. Balance of power sebagai reaksi yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas keamanan regional antarnegara yang berdekatan. Balance of power sebagai kolektif reaksi untuk mencegah terbitnya satu kekuatan dominan yang berpotensi mendesak yang lemah. Balance of power sebagai strategi untuk menciptakan stabilitator regional melalui keikutsertaan dalam aliansi maupun kelompok kerjasama keamanan yang kolektif. Balance of power merupakan strategi alternatif melakukan atau mempengaruhi distribusi power. Balance of power sebagai tool efektif untuk melakukan check and balance posisi dan pemetaan power yang dimiliki masing-masing negara. Balance of Power: Sebagai suatu ekuilibrium, dimana variabel-variabel utamanya begitu erat, sehingga perubahan disatu variabel pasti akan menimbulkan perubahan di variabel lain. 20 Maksudnya suatu negara secara otomatis akan menyesuaikan diri kalau ada peningkatan kekuatan pada negara lain dalam sistem itu dengan cara meningkatkan sumbersumber kekuatan mereka sendiri.4

Dari berbagai pengertian di atas, tentunya menimbulkan permasalahan tentang bagaimana menggunakan konsep dan istilah balance of power dalam hubungan dan politik internasional. Beberapa diantaranya mengasumsikan power tidak hanya mengandung arti kekuatan militer, tetapi juga mengandung implikasi kekuatan politik dan ekonomi oleh realis disebut tradisional power. Bagi yang lainnya, power tidak hanya menyangkut aktivitas spesifik seperti tersebut di atas, tetapi juga kemampuan untuk mempengaruhi perilaku negara lain5

Dikutip dari buku contending theories of international relations , James E. Dougherty , tahun 2001 Emmers, Ralf. 2004. Cooperative Security and Balance of Power in ASEAN and The ARF. New York: Routledge Publishing. 3 Sheehan, Michael. 1996. The Balance of Power: History and Theory. New York : Routledge Publishing 4 Mohtar Mas oed, Ilmu hubungan internasional disiplin dan metodologi, Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta. 1990 5 Sheehan, Michael. 1996. The Balance of Power: History and Theory. New York : Routledge Publishing
2

Balance of Power dan Realisme Morgenthau seorang ahli realisme berpendapat bahwa balance of power dan politik luar negeri yang diciptakan untuk diraih dan dipelihara bukanlah hal yang tidak mungkin, lebih dari itu, merupakan mekanisme penting untuk menstabilkan komunitas internasional6 Menurut Bolingbroke, Gentz, Metternich dan Castlereagh Balance of Power bertujuan untuk pencegahan dari timbulnya kekuatan hegemoni,membuat suatu sistem, meyakinkan stability dan mutual security dalam system intertnasional. Metode dan teknik tradisional dalam memelihara ataupun mengembalikan keseimbangan tersebut diantara lain; kebijakan membagi (the policy of divide) dengan mengurangi kekuatan yang lebih kuat dengan beraliansi, bahkan kalau perlu dengan kekuatan yang lebih lemah untuk mengimbanginya, membuat buffer state, intervensi, diplomatic bargaining, pengurangan senjata ( armament ), arm race, dengan perang bila perlu demi menjaga atau mengembalikan balance7. Teori balance of power maka dari itu erat kaitannya dengan pandangan tradisional realis mengenai hubungan internasional.Teori balance of power sebenarnya merupakan konsep penting dalam menciptakan dan memelihara stabilitas komunitas internasional. Balance of power menjadi makin relevan Selama selalu ada kekhawatiran dan kecemasan pada setiap negara yang posisinya terancam dengan kekuatan yang lain.Oleh karena itu, negara kemudian berusaha berhadapan dengan kekuatan yang sejajar. Salah satu cara menjaga eksistensinya, setiap negara akan mengandalkan diplomasi yang didukung oleh kekuatan militernya 8 . Di samping itu, pandangan realis tentang kondisi politik internasional dan balance of power sebenarnya telah menjadi prediksi beberapa penulis seiring dengan paradigma keamanan politik yang kemudian berkembang menjadi security dilemma. Security dilemma memandang setiap negara secara signifikan berkompetisi, berkonflik, dan berselisih menyangkut isu tentang keamanan nasional. Implikasinya adalah bahwa negara kemudian harus melakukan segala cara yang dibutuhkan untuk bertahan dalam lingkungan anarkis dan ancaman. Secara berbeda, Morgenthau mengungkapkan bahwa teori balance of power hanya menawarkan solusi bagi permasalahan anarkis dan perubahan dalam sistem internasional. Perilaku negara yang demikian berdasarkan pandangannya karena negara mesti mengikuti supreriority of power9

Sheehan, Michael. 1996. The Balance of Power: History and Theory. New York : Routledge Publishing 7 contending theories of international relations, James E. Dougherty op.cit. hal.42 8 Emmers, Ralf. 2004. Cooperative Security and Balance of Power in ASEAN and The ARF. New York: Routledge Publishing. 9 Morgenthau, Hans J. 1949. Politics among Nations.

Kritik terhadap Teori Balance Of Power Kelemahan konsep dan teori balance of power secara praktikal antara lain balance of power sulit untuk dicapai karena negara selalu cenderung untuk menjamin secara individual melawan segala kekuatan yang mengancam dari lawan mereka, dengan cara memperoleh margin safety kapasitas maksimal menyaingi atau kapasitas minimal guna mengantisipasi ancaman dari pihak yang berlawanan (Kissinger, 1994. p.21.). Woodrow Wilson presiden AS selama PD I menganggap Balance of Power sebagai prinsip setan ( evil principle ) karena menyemangati states untuk mengancam negara, dia percaya bahwasanya BoP menyebabkan perang, defender Balance of Power mungkin bisa berargumen bahwa Balance of Power akan membuat damai akan tetapi bagaimanapun peace dan stability bukan suatu hal yang sama.10 Walaupun BoP mendapatkan tempat di realis akan tetapi pemuka realis, Morghenthau mengangap ada beberpa kelemahan : (1) Uncertain, karena sepenuhnya tidak bisa di percaya dalam mengukur (measuring), evaluasi (evaluating), dan komparasi power yang ada.(2) Unreal , karena pemimpin negara mencoba untuk memberi kompensasi dari ketidakjelasan dengan tujuan superioritas.(3) indequate (tidak cukup)dalam menjelaskan pengekangan nasional selama tahun 1648-1914 karena itu tidak memberi kredit yang cukup untuk mengendalikan kesatuan intelektual dasar dan moral consensus yang berlaku di Eropa. Kalau menurut realis, stabilitas terjadi ketika ada keseimbangan kekuatan,balance disini masih meimbulkan perdebatan lagi; apakah bipolar ataukah multipolar system. Satu pihak berpendapat bipolarsystem sangat rentan terhadap perang, karena mereka akan selalu berupaya unutuk saling menjatuhkan satu samalainya, mereka akan berjuang dalam mendapatkan hegemonic power, dengan kata lain kubu ini lebih mendukung multipolar system.Di pihak lain berpendapat malah multipolar system yang rentan terhadap perang. Dalam multipolarsystem,perang kecil pun mempuyai potensi besar menjalar ke yang lainnya, banyaknya polar yang ada menyebabkan semakin besar potensi musuh untuk mengkonfrontasi suatu negara, dan situasi ancaman yang timbul cukup sulit terdeteksi karena banyaknya polar tadi, tidak seperti bipolar yang fokus kepada kekuatan musuh11. Disisi lain berpendapat stabilitas akan terjadi apabila ada satu kekuatan yang ada (Unipolar system), sehingga yang lain tidak berani untuk menyerang dan cenderung patuh, dalam hegemony stability theory, imbalanced power produces peace. Ketika ada satu dominan power yang kuat maka stabilitas akan tercipta12. Akan tetapi permasalahannya ketika hegemonic power ini mulai tergelincir atupun ketika ada the new challenger rises, perang akan senantiasa terjadi. Bahkan sangat berpotensi sekali terjadi great power yang hebat, yang bisa membunuh banyak manusia demi terciptanya suatu tatanan dunia baru, dan itu akan berlangsung terusmenerus. Saat ini system internasional adalah unipolar system, dimana AS pemegang kekuatan tunggal.

Understanding International Conflict, Joseph S.nye, Jr, 2002.hal 57-58 Di kutipdanditerjemahkandari International Politic in a Changing World , Glenn P. hasted and Kay M. Knickrehm.Hal 173 12 Understanding International Conflict op.cit.hal 61
11

10

Pada akhirnya,Kekuatan tidak pernah bisa diseimbangkan, disesuaikan maupun dimanipulasi sebagai suatu respon dari aliran power di dalam suatu sistem. Dalam hal ini, balance of power bukan menjadi desain tandingan bagi perubahan yang damai, melainkan influence guna menstabilkan segala perkembangan selama stabilitas itu berlangsung. Konsep Balance of Power ditujukan untuk menciptakan stabilitas keamanan dengan mengedepankan aspek menentang hegemoni dan membatasi ruang geraknya supaya tidak mendesak negara lain yang lebih lemah maupun secara signifikan-insignifikan terancam, bukan lagi untuk menciptakan distribusi power secara paralel antarnegara sebagaimana pengertian tentang Balance of Power sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA y y y y y y y y y Dougherty,James E. 2001. contending theories of international relations ,5th Ed.New York:Longman Emmers, Ralf. 2004. Cooperative Security and Balance of Power in ASEAN and The ARF. New York: Routledge Publishing. Fortman, Michel and T.V. Paul, James J. Wirtz. 2004. Balance of Power: Theory and Practive in the 21st Century. California : Stanford University Press. Gilpin, R. 1981 War and Change in World Politics. Cambridge University Press, Cambridge. Junior,Joseph S.nye. 2002.Understanding International Conflict,6th Ed.New York : Longman Kaufman, Stuart J, Richard Little, and William C. Wohlforth. 2007. The Balance of Power in World History. New York : Palgrave Macmillan. Mas oed, Mokhtar.1990. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES Morgenthau, Hans J. 1949. Politics among Nations. (New York: Alfred A. Knopf) Sheehan, Michael. 1996. The Balance of Power: History and Theory. New York : Routledge Publishing.

BALANCE OF POWER DALAM POLITIK INTERNASIONAL

OLEH: RUTHMAYA NAPITUPULU 2010330271 KELAS A

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2011

Anda mungkin juga menyukai