Anda di halaman 1dari 8

Persaingan Kekuatan Militer Amerika Serikat dan China Terkait

Pembentukan Pangkalan Militer di Dunia


Veronica Tasya ( 6091801051 ) – Kelas B
Universitas Katolik Parahyangan

ABSTRAK
Perang dingin menyisakan kekuatan hegemoni yang dipegang oleh Amerika Serikat. Menjadi
Great Power membuat ada tanggung jawab yang besar yang harus ditanggung oleh Amerika
Serikat, yaitu mempertahankan kekuatannya untuk menjaga Balance of Power dalam sistem
Internasional. Namun pada jumat 3 Mei 2019 yang lalu, China disebut akan membangun
jaringan pangkal militer di seluruh dunia, keputusan China untuk membangun kekuatan baru
merupakan ancaman yang harus dihadapi Amerika.Berdasarkan hal tersebut, maka dalam tulisan
ini akan dikaji mengenai bagaimana Persaingan Kekuatan Militer Amerika Serikat dan China
Terkait Pembentukan Pangkalan Militer di Dunia. Topik bahasan tersebut akan dianalisa dengan
konsep Blance of Power yang mana mengkaji proses sosial melalui tindakan dan interaksi
sehingga bisa dilihat bahwa fenomena adanya persaingan kekuatan militer antara Amerika
Serikat dan China merupakan bentuk dari penyeimbangan kekuatan anatara dua kekuatan
tersebut.

Keywords: Kekuatan, Militer, Amerika Serikan , China , Blance Of Power.

Pendahuluan
Menurut Henderson kekuatan adalah kapasitas suatu aktor untuk mengajak atau memaksa
aktor lain guna mengikuti kehendaknya.Kekuatan dan kekuasaan dibutuhkan oleh negara bukan
hanya untuk mengatur warganya, tetapi juga dibutuhkan untuk menjalin hubungan internasional.
Melalui kekuasaan, negara dapat menjangkau masyarakat secara global untuk mencapai
kepentingan nasional. Tidak hanya itu, kekuasaan atau kekuatan juga bisa menjadi alat untuk
mempengaruhi dan mengontrol aktor lain.1 Salah satu komponen kekuatan Negara adalah
terletak pada kekuatan militer yang dimilikinya.

1
Conway W Henderson, International Relations Conflict and Cooperation at the Turn of the 21st Century, (New
York: McGraw Hill International Editions, 1998),99.
Dampak dari berakhirnya Perang Dingin adalah perubahan tata kelola dalam sistem
global termasuk isu kemanan. Pada masa Perang Dingin dunia dikuasasi oleh kekuatan bipolar
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun dengan keruntuhan Uni Soviet secara otomatis
menciptakan situasi hegemon yang menjadikan Amerika Serikat segai kekuatan satu-satunya
yang menyandang gelar great power. Hal ini ditunjukkan Amerika Serikat dengan tersebarnya
paham liberalis ke seluruh dunia.2 Namun dengan adanya kebijakan pintu terbuka (open door
policy) yang menggerakkan modernisasi di China lewat empat sektor yang menjadi fokus
utamanya yaitu pada bidang pertanian, industri dan teknologi, pendidikan, serta pertahanan.
Khusus untuk bidang pertahanan, China mengalokasikan dana yang sangat besar demi
membangun armada militer yang kuat. Sejak awal tahun 2000, anggaran militer China yang
semula berjumlah 14,6 milliar dollar Amerika terus mengalami peningkatan hingga diperkirakan
akan mencapai 44,9 miliar dollar Amerika pada tahun 2009.3
Menurut berita yang diwartakan The Guardian pada jumat 3 Mei 2019 yang lalu, China
bahkan disebut akan membangun jaringan pangkal militer di seluruh dunia.Amerika Serikat
lewat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengiyakan hal serupa.4 Sehingga dari kasus
tersebut dapat menimbulkan pertanyaan Bagaimana persaingan kekuatan militer Amerika
Serikat dan China terkait pembentukan pangkalan militer di Dunia ? Pertanyaan itu muncul
mengingat pemerintah China sampai saat penulisan paper ini belum memberikan konfirmasi
terkait keinginannya membangun jaringan pangkalan mliter . Oleh karena itu apakah hal ini
benar adanya bahwa China memang memiliki keinginan untuk membangun jaringan pangkalan
militer dunia atau hanya strategi Amerika Serikat untuk menciptakan ketakutan agar banyak
negara menjadi waspada terhadap China. Strategi ini merupakan bentuk dari ketakutan Amerika
Serikat akan kekuatan China yang semakin menyainginya.

2
Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional Teori dan Pendekatan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005),359.
3
Dahlan Nasution, Politik Internasional: Konsep dan Teori, (Jakarta: Erlangga, 1991),33.
4
Ardi Priyanto Utomo, "China Disebut Bangun Jaringan Markas Militer di Seluruh Dunia",
https://internasional.kompas.com/read/2019/05/03/15390791/china-disebut-bangun-jaringan-markas-militer-di-
seluruh-dunia ,(diakses pada 8 Mei 2019).
Literature Review
Ada perbedaan pandangan dalam menggambarkan konsep power atau kekuatan.
Beberapa penulis memiliki fokus masing – masing dalam menggambarkan konsep power
terutama dalam membagi power kedalam dua klasifikasi yaitu hard power dan soft power.
Konsep soft power dipopulerkan oleh Joseph S Nye, seorang Dekan Harvard Kennedy
School of Government .Soft power menurutnya digunakan sebagai istilah pada teori hubungan
internasional untuk menjelaskan kemampuan badan politis, seperti negara untuk memperlihatkan
pengaruh atas tingkah laku dan kepentingannya melalui pengaruh budaya, kebijakan dan
ideologi.5 Soft power bergantung kepada kemampuan suatu Negara untuk mengatur agenda
politik yang bisa menjadi referensi bagi negara lainnya. Kemampuan untuk membuat preferensi
tersebut kemudian dapat dihubungkan dengan kekuasaan yang sifatnya tidak dapat dilihat
seperti: kebudayaan, ideologi dan institusi. Hal-hal yang seperti ini dapat menginspirasi negara
lain dan secara tidak langsung mengikuti nilai-nilai yang tidak dapat dilihat ini.6
Sedangkan hard power menurut Daryl Copeland dalam artikel yang berjudul “Hard
Power Vs Soft Power” menjaskan pengertian mengenai hard power adalah tentang bagaimana
meyakinkan musuh kita atau musuh suatu Negara untuk mematuhi kita yang dalam kasus ini
suatu Negara melalui ancaman dan penggunaan kekerasan. Teknik yang digunakan dalam hard
power salah satunya yaitu dengan memberikan sanksi terhadap ekonomi dan penggunaan senjata.
Hard power memiliki nilai yang bersifat bersifat mutlak (zero sum-game). Cara kerja hard
power itu sendiri yaitu dengan menimbulkan rasa takut, penderitaan, dan rasa saling curiga untuk
mencapai tujuan mengalahkan musuh.7
Dari (Grouping) Posisi yang paling sesuai untuk mendukung penulisan ini adalah
mendukung pendapat dari Daryl Copeland yang menekankan pada hard power sebagai suatu
cara untuk myakinkan musuh melalui ancaman dan kekuatan militer. Karena ini sesuai dengan
yang dilakukan Amerika Serikat dengan membangun pangkalan militer yang ada di berbagai
Negara di dunia. dan China yang mengarah pada keinginan yang sama.

5
Joseph S. Nye, Soft Power The Means to Success in World Politics, (New York: Public Affairs, 2005),10
6
Ibid,11.
7
Themark, “Hard Power Vs. Soft Power, 2 Februari 2010
http://www.culturaldiplomacy.org/youngleadersforums/pdf/hardpowercurrency.pdf,(diakses
8 Mei 2019)
Kerangka Pemikiran (Konsep Blance of Power)
Balance of Power atau perimbangan kekuatan menggambarkan usaha negara-negara
untuk saling berinteraksi dan saling mengimbangi dalam hal kekuataan. Balance of Power
pertama kali di perkenalkan oleh Ernst Haas pada tulisannya “The Balance of Power:
Prescription, Concept, or Propaganda” dalam jurnal World Politics.
Ernst Haas menyebutkan bahwa Balance of Power mempunyai beberapa pengertian, dan
salah satunya yaitu Balance dalam artian hegemony, yang mengatakan bahwa negara-negara
dalam meningkatkan kekuatannya bukan untuk mencari kesimbangan tapi hegemoni. Situasi
yang aman yaitu situasi ketika tidak ada Negara yang dapat menyaingi kekuatannya atau
kekuatan negara lain lebih kecil darinya. Balance of Power sendiri telah bergabung menjadi satu
konsep, konsep yang dalam terori Realism suatu kompetisi dunia international yang melegalkan
penggunaan kekuasaan tanpa hambatan atau batas tanpa melihat pertimbangan moral.8
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Palmer dan Perkins dalam buku The Blance Of
Power karya Michael Sheehan. Palmer dan Perkins meyakini bahwa besarnya kekuatan suatu
negara menjadikannya sebagai ancaman untuk negara lain. Oleh karena itu akibat dari merasa
terancam dari kekuatan dari negara tersebut, negara yang terancam kemudian membuat aliansi
dengan negara lain atau meningkatkan kekuatannya untuk menyeimbangkan kekuatan.9
Balance of Power memiliki tiga tipe. Pertama unipolarity yaitu kondisi ketika hanya satu
negara yang mempunyai kekuatan besar dibandingkan dengan kekuatan lain. Kedua bipolarity
adalah kondisi ketika terjadi pemusatan kekuatan di dua negara atau dua blok (aliansi). Ketiga
adalah multipolarity, yaitu kondisi ketika setidaknya terdapat tiga negara atau blok (aliansi) yang
mempunyai kekuatan yang sangat besar diantara kekuatan lainnya.10
Tujuan utama dari segala strategi penyimbangan ialah untuk mengurangi kapabilitas
pertarungan dari negara yang sangat kuat (great power) atau aktor yang mengancam, berbagai
arti yang lain ialah negara mengadaptasi selain meningkatkan kemampuan militer atau membuat
aliansi. Ada juga tiga strategi dari Balance of Power menurut Paul. Pertama hard balancing
adalah strategi yang dilakukan oleh suatu negara yang berada dalam kondisi persaingan yang
intens bersama negara lain. Negara yang bersaing akan meningkatkan kemampuan militernya

8
Ernst B. Haas,“The Balance of Power”. World Politics Vol. 5 No. 4. ( Cambridge : Cambridge University Press,
1953),447-455
9
Michael Sheehan, The Balance of Power,( London :Routledge, 1996),3
10
Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional Teori dan Pendekatan,116
dan juga atau membuat aliansi yang formal untuk menyimbangi lawannya.Kedua soft balancing ,
adalah pembangunan aliansi secara diam-diam. Ketiga adalah asymmetric balancing, adalah
usaha negara untuk menyimbangkan atau memberikan ancaman tidak langsung oleh sub-negara,
seperti kelompok teroris yang tidak mempunyai kemampuan untuk menantang angkatan perang
suatu negara secara kapabilitas ataupun strategi.11

Ketakutan Amerika Serikat dan Ambisi China


Amerika Serikat yang selama ini menjadi great power menekankan pada peningkatan
kekuatan yang dalam arti ini adalah kekuatan militer sebagai bentuk dari mepertahankan
posisinya sebagai kekuatan hegemoni. Tercatat pada situs Global Firepower , Amerika menjadi
kekuatan militer nomor satu di dunia menurut daftar 2018, Amerika memiliki jumlah pasukan
sebesar dua juta orang ,pesawat terbang sejumlah 13.362 buah dan pesawat tempur sejumlah
1.962 buah, tank tempur sejumlah 5.884 buah , kapal tempur dan angkutan serta kapal induk
yang berjumlah 415 buah dan 20 buah dan terakhir bujet anggran militer sekitar Rp9.500 triliun
atau US$647 miliar.12 dengan ditambah menurut David Vine dalam bukunya “Base Nation: How
U.S Military Bases Overseas Harm America and the World” Amerika Serikat juga memiliki 800
pangkalan militer resmi di 80 negara di dunia. Pangkalan tersebut berada di lima benua , serta
sedikit dari kepulauan pasifik .13 Pangkalan tersebut merupakan presensi kehadiran AS di dunia .
Pangkalan ini juga berfungsi sebagai penjamin keamanan AS di dunia internasional.
Munculnya China sebagai kekuatan ekonomi sudah membuat takut Amerika ini terbukti
dengan kekuatan militer China yang menduduki peringkat nomor tiga didunia , Ditambah dengan
China yang memiliki rencana untuk membeli empat buah kapan induk yang ditunjukkan sebagai
bentuk menyaingi kekuatan Amerika Serikat, menciptakan ancaman bagi kekuatan Amerika. 14
Hal ini membuat Amerika harus menemukan cara untuk meredam kekuatan China. Dan dalam
kasus ini Amerika menggunakan cara perpaduan strategi hard balancing dan asymmetric
balancing dengan membuat strategi yang dilakukan oleh suatu negara yang berada dalam kondisi
11
T.V. Paul, James J. Writz, and Michael Fortman, Balance of Power Theory and Practice in 21th Century,(Stanford :
Stanford University Press, 2004),2-3
12
Tempo, “Militer Indonesia Peringkat 15, Cina 3, Amerika 1” ,https://dunia.tempo.co/read/1148608/militer-
indonesia-peringkat-15-cina-3-amerika-1/full&view=ok ,(diakses pada 8 Mei 2019).
13
David Vine, Base Nation: How U.S. Military Bases Abroad Harm America and the World,(New York: Metropolitan
Books, 2015)
14
Muhaimin, “Saingi AS, China Hendak Bangun 4 Kapal Induk Nuklir Baru”,
https://international.sindonews.com/read/1376618/40/saingi-as-china-hendak-bangun-4-kapal-induk-nuklir-baru-
1549473377, (diakses pada 8 Mei 2019)
persaingan yang intens bersama negara lain dan memberikan ancaman tidak langsung. Strategi
persaingan ini dibuat oleh Amerika dengan membuat pernyataan yang dapat menjatuhkan China.
Dikatakan menurut laporan Pentagon, China akan membangun markasnya di negara yang
punya kesamaan kepentingan strategis dan sudah berhubungan erat seperti Pakistan, Timur
Tengah, Asia Tenggara, maupun kawasan barat Pasifik. Pentagon, dengan terang-terangan
mengatakan dan menhimbau untuk mencegah rencana China dengan cara meningkatkan
kewaspadaan negara lain terhadap kehadiran Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Mengingat bahwa Laporan itu muncul setelah Pentagon memperingatkan aktivitas China di
kawasan Arktik, seperti masuknya kapal selam. Pentagon juga mencatat Denmark mulai resah
dengan kepentingan China di Greenland, ketika Beijing mengajukan proposal seperti renovasi
bandara maupun membangun pusat penelitian. Ditambah dengan China yang memperkuat
militernya di Laut China Selatan yang menjadi kawasan sengketa internasional dengan negara
seperti Filipina. Washington Post juga memberikan pemberitaan tentang adanya tempat yang
menampung pasukan China di timur Tajikistan, dekat persimpangan strategis Koridor Wakhan.
Presiden Xi Jinping dilaporkan telah berambisi untuk mengamankan "halaman belakang" China
yang terletak di bagian timur serta tenggara Asia. Ambisi itu mencakup memperoleh teknologi
tinggi, menguatkan jaringan ekonomi dunia, dan memperkuat proyek militer baik di darat, laut,
udara, bahkan luar angkasa. Dikatakan juga bahwa pemimpin China memanfaatkan kekuatan
ekonomi, diplomatik, dan militer yang tengah tumbuh untuk untuk mendapat keunggulan
regional dan memperluas pengaruh internasional.
Hal ini merupakan rencana Amerika untuk menciptakan ketakutan dan mengembalikan
ancaman China dengan membuat ancaman baru melalui propaganda dan laporan yang dapat
dikatakan masih belum diketahui kebenarannya ini untuk mempengaruhi Negara lainnya agar
meningkatkan kewaspadaan dan kecurigaan terhadap pengaruh China baik itu dalam wilayah
regional maupun internasional. Dengan ini diharapkan China mendapatkan penolakan dari
Negara lainnya sehingga China tidak dapat meningkatkan kekuatannya. Sehingga diharpkan
Balance of power dengan Amerika sebagai kekuatan Hegemoni tetap tejaga.

Kesimpulan
Seperti yang sudah dikatakan. Ketika terdapat negara yang telah membangun kekuatan
baik secara sendiri maupun dengan membangun blok atau aliansi, maka hal tersebut akan
menjadi ancaman keamanan bagi negara-negara lain. Negara yang terancam inilah kemudian
akan membangun kekuatan untuk menjaga keamanan negaranya kemudian. Untuk menyimbangi
kekuatan yang membuat terasa terancam maka negara terancam kemudian akan membangun
kekuatannya sendiri atau bergabung dengan suatu blok demi menghilangkan ancaman atau
mengamankan diri sendiri.
Sudah jelas terbukti bahwa laporan pentagon menunjukkan keakutan dan usaha amerika
dalam meredam kekuatan china. Karena Pemerintah China pun belum mengkonfirmasi
kebenarannya.

Daftar Pustaka
Haas, Ernst. 1953.The Balance Of Power World Politics Vol. 5 Nno. 4.Cambridge University Press.

Henderson ,Conway.1998. International Relations Conflict and Cooperation at the Turn of the 21st
Century.New York: McGraw Hill International Editions.

Jackson,Robert & Georg Sorensen.2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional Teori dan Pendekatan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Muhaimin. Saingi AS, China Hendak Bangun 4 Kapal Induk Nuklir Baru.diakses pada 8 Mei
2019.https://international.sindonews.com/read/1376618/40/saingi-as-china-hendak-bangun-4-kapal-
induk-nuklir-baru-1549473377.

Nasution ,Dahlan.1991.Politik Internasional: Konsep dan Teori.Jakarta: Erlangga.

Nye ,Joseph. 2005.Soft Power The Means to Success in World Politics.New York: Public Affairs.

Paul, James Writz & Michael Fortman.2004. Balance of Power Theory and Practice in 21th
Century.Stanford : Stanford University Press.

Sheehan, Michael. The Balance Of Power . London: Routledge, 1996.

Tempo.Militer Indonesia Peringkat 15, Cina 3, Amerika 1. diakses pada 8 Mei


2019.https://dunia.tempo.co/read/1148608/militer-indonesia-peringkat-15-cina-3-amerika-
1/full&view=ok.
Themark. Hard Power Vs. Soft Power.2 Februari 2010.diakses 8 Mei 2019.
http://www.culturaldiplomacy.org/youngleadersforums/pdf/hardpowercurrency.pdf.

Utomo ,Ardi Priyanto. China Disebut Bangun Jaringan Markas Militer di Seluruh Dunia. diakses pada 8
Mei 2019).https://internasional.kompas.com/read/2019/05/03/15390791/china-disebut-bangun-
jaringan-markas-militer-di-seluruh-dunia .

Vine,David. 2015.Base Nation: How U.S. Military Bases Abroad Harm America and the World.New York:
Metropolitan Books.

Anda mungkin juga menyukai