Rezim Internasional
071411233027
Tita Yorinda
Rezim Internasional
071411233027
Tita Yorinda
Rezim Internasional
071411233027
self-help untuk tetap bertahan (Hasenclever et al., 2000). Oleh sebab itu kemudian
menurut pendekatan ini, negara-negara menjadikan rezim sebagai sebuah jalan bagi
negara untuk melakukan self-help tersebut. Akan tetapi, kaum realis dan pendekatan
berbasis kekuatan menekankan bahwa rezim-rezim internasional begitu sulit untuk
diciptakan dan dipelihara, berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh kaum
neoliberal dan pendekatan berbasis kepentingan (Hasenclever et al., 2000).
Seperti pendekatan lainnya, pendekatan berbasis kekuatan ini juga memiliki
kelemahan dalam menjelaskan atau memahami perilaku negara dalam sebuah rezim
internasional. Menurut Krasner (1982), pendekatan berbasis kekuatan, khususnya
teori stabilitas hegemoni tidak mampu menjelaskan perubahan dalam struktur
kekuatan dan perubahan dalam rezim-rezim internasional. Teori stabilitas hegemoni
dikritik karena tidak mampu menjelaskan asumsinya. Di tahun 1970, Amerika Serikat
(AS) mengalami penurunan, namun rezim-rezim internasional masih berjalan dan
bertolakbelakang dengan asumsi yang disebutkan oleh teori stabilitas hegemoni
bahwa penurunan atau kejatuhan negara hegemon akan ikut menghentikan rezimrezim internasional. Keohane menyatakan bahwa kerjasama dan rezim masih dapat
tercipta meski negara hegemon tengah mengalami kejatuhan (post-hegemonic
cooperation), seperti di tahun 1960 1970 ketika AS dalam keadaan terjatuh, situasi
tidak menyulitkan pembentukan dan efek dari rezim-rezim internasional baru. Sebagai
contoh, International Energy Agency yang dibuat di tahun 1973 setelah terjadi krisis
minyak. Kelemahan lain ialah eksistensi negara hegemon atau maju tidak selamanya
menjamin kelangsungan sebuah rezim, seperti GATT yang berakhir dan
bertransformasi menjadi WTO meskipun terdapat negara-negara hegemon atau kuat di
dalamnya. Selain itu, kelemahan pendekatan ini adalah setiap negara tidak hanya
selalu membawa kekuatan sebagai unsur utama ketika memasuki sebuah rezim, tetapi
terdapat kepentingan-kepentingan yang juga dibawa. Dengan artian, kepentingan dan
kekuatan selalu berdampingan satu sama lain. Kekuatan juga seringkali menimbulkan
dualitas di mana kekuatan dapat menjadi senjata meraih kepentingan nasional tetapi
juga sekaligus kekuatan dapat menjadi kepentingan nasional suatu negara.
Sebagai sebuah pendekatan, pendekatan berbasis kekuatan berfungsi sebagai
alat dalam memahami sebuah fenomena di dalam rezim-rezim internasional.
Pendekatan berbasis kekuatan dinilai sebagian kalangan sebagai pendekatan yang
Tita Yorinda
Rezim Internasional
071411233027
Tita Yorinda
Rezim Internasional
071411233027
Hasenclever, A., Mayer, P. & Rittberger, V., 1997. Theories of International Regimes.
Cambridge : Cambridge University Press.
Keohane, Robert, 1982. The Demand of International Regime. New Jersey:
Cambridge University Press. Ch. 6.
Krasner, Stephen D., 1982. Regimes and the Limits of Realism: Regimes as
Autonomous Variables. International Organization, 36 (2), pp. 497-510.