NIM : 6211201164
Kelas :D
Mata Kuliah : Politik Global dan Regionalisme
Dosen Pembimbing : Taufan H. Akbar, S.IP., M.Si
BAB 6
Ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam bisnis kehidupan biasa. Ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana langka
yang memiliki kegunaan alternatif. (Lionel Robbins, An Essay on the Nature and
Significance of Economic Science, 1932:16)
Definisi berkaitan dengan mengadaptasi sarana untuk mencapai tujuan. Ekonomi di sini
didefinisikan lebih abstrak, dalam istilah metodologis. Ekonomi tidak mengacu pada jenis
kegiatan tertentu tetapi pada cara khusus mengadaptasi sumber daya untuk mencapai tujuan.
Pendekatan ekonomi terhadap politik mengharuskan kita untuk memutuskan gagasan bahwa
ekonomi politik melibatkan interaksi bidang, arena, atau subsistem politik dan ekonomi.
Ekonomi politik bukan tentang “apa yang terjadi” ketika fenomena politik dan ekonomi
bertabrakan; itu adalah penerapan penalaran ekonomi untuk proses politik. Konsepsi
substantif tentang politik dipertahankan, sementara ekonomi ditafsirkan secara formal sebagai
kesesuaian dengan aturan perilaku penghematan. Setelah mendefinisikan pendekatan
ekonomi terhadap politik, bab ini membahas tiga contoh: teori pilihan publik, analisis
ekonomi kebijakan, dan analisis ekonomi institusi.
.Inti dari pendekatan ekonomi terhadap politik adalah pilihan rasional dan efisiensi. Pertama-
tama kita harus mempertimbangkan apa itu penalaran ekonomi atau pendekatan ekonomi,
pertanyaan yang ternyata tidak mudah dijawab. Pendekatan ekonomi secara beragam
diidentifikasi dengan utilitas subjektif, pengejaran rasional kepentingan pribadi, biaya dan
kelangkaan, analisis marjinal, pemikiran keseimbangan parsial dan umum, dan efisiensi
alokatif. Sampai batas tertentu, konsep-konsep ini datang bersama sebagai ansambel yang
koheren. Pilihan dibuat diperlukan oleh kelangkaan dan pada gilirannya menyiratkan biaya
(biaya peluang jika tidak ada yang lain). Rasionalitas, utilitas, dan efisiensi juga terikat erat
dalam arti yang sama bahwa jadwal utilitas diperlukan untuk memotivasi tindakan rasional
dan efisiensi menyediakan tolok ukur untuk mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan.
BAB 7
Interaksi antara kekuasaan dan ekonomi dapat menjadi fokus pada kegiatan politik. Konsep
pasar sangat erat kaitannya dengan ide bahwa individu dapat memilih dan membuat kontrak
secara sukarela. Pasar adalah struktur pembeli dan penjual yang sifat impersonal dan tersebar
dimana para pembeli dan penjual ini bekerja secara independen didalam mengejar tujuan-
tujuan pribadi mereka sendiri-sendiri.
Paling mudah untuk dipahami dan diikuti adalah pandangan bahwa kekuasaan merupakan
kemampuan kita untuk mencapai tujuan ,maka untuk mencapai tujuan tersebut kita harus
melakukan suatu tindakan untuk mempengaruhi dan membuat suasana sesuai dengan
rencana. Ada tiga jenis kekuasaan, yaitu : kekuasaan untuk mencapai tujuan dengan
mengalahkan alam, kekuasaan terhadap orang lain dan kekuasaan bersama orang lain
(Kekuasaan terkait Institusi Pemerintah)
Max Weber, 1958:55 : Manusia didominasi oleh keinginan untuk mendapatkan uang, oleh
keinginan untuk mendapatkan kekayaan (acquistion) sebagai tujuan yang paling utama dalam
hidupnya. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan material (Tujuan mutlak).
Konsep kepentingan langsung (direct interest) bisa disebut juga sebagai kepentingan
“subjektif” atau kepentingan “behavioral”.
Konsep kedua sulit diterima para penganut behaviorisme dan utilitarianisme disebut sebagai
kepentingan “rill” atau kepentingan “objektif”
Pertukaran ekonomi dan kekuasaan cenderung untuk saling bertolak belakang satu sama lain.
Potensi kekuasaan (potential power) merujuk pada sumber daya dan sarana pengaruh yang
masih belum dimanfaatkan, atau dengan kata lain, belum pernah dipakai sama sekali.
Negara di pandang sebagai instrumen atau institusi yang dapat di manfaatkan oleh Individu
atau kelompok guna mencapai tujuan yang diinginkan .Pendekatan yang berpusat pada
negara ini dalam ekonomi politik adalah pendekatan yang memandang bahwa agenda dari
negara dan perekonomian juga merupakan agenda dari wilayah pribadi.
-Otonomi Negara
Merujuk pada kemampuan negara untuk bertindak secara independen dari faktor-faktor sosial
(terutama faktor-faktor ekonomi). Konsep otonomi negara disini memandang bahwa negara
adalah bebas dari pengaruh eksternal atau pengaruh masyarakat.memiliki tiga konsekuensi
(corollary).
(1)Negara yang dikatakan bebas akan mampu “menang dalam melawan” tekanan-tekanan
dari masyarakat sipil.
(2)Tindakan negara dipandang sebagai tidak dipengaruhi oleh satu kelompok mana pun atau
koalisi antarkelompok mana pun.
(3)Negara dianggap mampu menolak atau menahan tekanan dari luar, dan konsep seperti ini
sangat banyak dianut oleh para pemikir tentang masalah pengambilam kebijakan.
Negara kuat adalah negara yang mampu menolak tekanan dan menghasilkan inisiatif
kebijakan publik sendiri sementara negara lemah adalah negara yang “tunduk” pada tekanan
dari kepentingan-kepentingan ekonomi.
-Pendekatan Utilitarian
Dalam pandangan ini otonomi negara adalah berbentuk kemampuan dari para pejabat negara
untuk melaksanakan pilihan-pilihan mereka dengan cara meterjemahkan pilihan-pilihan itu
kedalam kebijakan publik, yang bisa selaras atau bisa juga bertentangan dengan pilihan-
pilihan dari orang lain yang bukan pejabat negara.
-Pendekatan-pendekatan Marxian
Pandangan bahwa negara adalah bentuk dari kepentingan-kepentingan pribadi dari para
kapitalis yang berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu Masalah
pendekatan instrumental adalah
(1)apakah kepentingan kapitalis itu adalah kepentingan dari individu-individu kapitalis yang
ada dalam kelas kapitalis ataukah kepentingan objektif yang dapat diimputasikan kepada para
individu ini berdasarkan posisi kelas mereka
(2) kalau benar memang bahwa negara bertindak demi kepentingan kelas kapitalis dan jika
benar bahwa kepentingan kapitalis itu bertenatangan dengan kepentingan para pekerja,
bagaimana caranya agar negara bisa mendapatkan kepatuhan dari mayoritas dari populasi
masyarakat seperti yang terjadi dalam negara-negara demokratis kapitalis
Statisme
Membalik hubungan sebab akibat yang disebutkan oleh teori-teori berbasis masyarakat.
Dalam teori-teori berbasis masyarakat (yaitu konsep negara dalam teori utilitarian dan teori
Marxis), yang menjadi faktor penyebab atau pemicu adalah pilihan pribadi atau kondisi
material yang dihadapi individu yang kemudian menyebabkan terbentuknya tuntutan politik
secara terorganisir yang disodorkan kepada negaraNegara adalah institusi atau sekumpulan
institusi yang bertanggung jawab untuk menetapkan nilai-nilai yang digunakan untuk
menentukan kegunaaan bagi masyarakat. Pendekatan ini memandang bahwa perbedaan
antara negara dengan masyarakat tidaklah paralel dengan pembedaan antara wilayah publik
dengan wilayah pribadi.
(1) Otonomi negara dipahami sebagai agenda negara yang berbeda dari agenda kepentingan
pribadi dan tidak bisa ditentukan berdasarkan kepentingan-kepentingan pribadi dari individu-
individu dalam masyarakat.
(2) Otonomi negara sejauh ini dianggap sebagai kemampuan negara untuk melaksanakan
kemauannya sendiri. Ini berarti otonomi negara ialah kemampuan untuk membuat tujuan dan
kemudian mencapai tujuan itu.
Ada dua jenis faktor penyebab yang terjadi, yaitu faktor penyebab yang terjadi didalam
negara itu sendiri dan faktor yangada diluar negara.
Pendapat :
Pendapat saya tentang penjelasan pada bab 6,7,dan 8 ini menjelaskan materi yang
sangat jelas dan mudah di pahami oleh pembaca Pada bab 6 berfokus pada pendekatan
ekonomi kepada politik, di bab ini di jelaskan bahwa hubungan ekonomi dekat dengan politik
bahkan sebenarnya dimana politik pasti ada kegiatan ekonomi yang akan di dapatkan.
Pendekatan ekonomi secara beragam diidentifikasi dengan utilitas subjektif, pengejaran
rasional kepentingan pribadi, biaya dan kelangkaan, analisis marjinal, pemikiran
keseimbangan parsial dan umum, dan efisiensi alokatif. Pendekatan ekonomi terhadap politik
mengharuskan kita untuk memutuskan gagasan bahwa ekonomi politik melibatkan interaksi
bidang, arena, atau subsistem politik dan ekonomi. Ekonomi politik bukan tentang “apa yang
terjadi” ketika fenomena politik dan ekonomi bertabrakan; itu adalah penerapan penalaran
ekonomi untuk proses politik. Konsepsi substantif tentang politik dipertahankan, sementara
ekonomi ditafsirkan secara formal sebagai kesesuaian dengan aturan perilaku penghematan.
Setelah mendefinisikan pendekatan ekonomi terhadap politik, bab ini membahas tiga contoh:
teori pilihan publik, analisis ekonomi kebijakan, dan analisis ekonomi institusi.
Sedangkan pada bab 7 ini membahas tentang Pendekatan Berbasis Kekuasaan dalam
Ekonomi Politik. Interaksi antara kekuasaan dan ekonomi dapat menjadi fokus pada kegiatan
politik. Konsep pasar sangat erat kaitannya dengan ide bahwa individu dapat memilih dan
membuat kontrak secara sukarela. Pasar adalah struktur pembeli dan penjual yang sifat
impersonal dan tersebar dimana para pembeli dan penjual ini bekerja secara independen
didalam mengejar tujuan-tujuan pribadi mereka sendiri-sendiri.Dan di bab ini juga
menjelaskan tentang penafsiran kekuasaan, Penafsiran tentang Kepentingan,Kekuasaan dan
Perekonomian Pasar,Kekuatan Pasar dari Perusahaan,Kekuasaan Terkondisi dan
Perekonomian..
Penjelasan yang diberikan oleh penulis sangat lengkap dan mudah dimengerti oleh
pembaca,akan tetapi ada bebebrapaistilah yang digunakan tidak familiar di kehidupan sehari-
hari.Buku ini pun menggunkaan Bahasa Inggris jadi akan sedikit sulit bagi pembaca yang
tidak menguasi bahasa inggris.