Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kirana Ayu Maharani Bachtiar

NIM : 6211201164
Kelas :D
Mata Kuliah : Politik Global dan Regionalisme
Dosen Pembimbing : Taufan H. Akbar, S.IP., M.Si

Theories of Political Economy.


James A. Caporaso & David P. Lenin

BAB 6

-Pendekatan ekonomi ke politik

Ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam bisnis kehidupan biasa. Ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana langka
yang memiliki kegunaan alternatif. (Lionel Robbins, An Essay on the Nature and
Significance of Economic Science, 1932:16)

Definisi berkaitan dengan mengadaptasi sarana untuk mencapai tujuan. Ekonomi di sini
didefinisikan lebih abstrak, dalam istilah metodologis. Ekonomi tidak mengacu pada jenis
kegiatan tertentu tetapi pada cara khusus mengadaptasi sumber daya untuk mencapai tujuan.

Pendekatan ekonomi secara beragam diidentifikasi dengan utilitas subjektif, pengejaran


rasional kepentingan pribadi, biaya dan kelangkaan, analisis marjinal, pemikiran
keseimbangan parsial dan umum, dan efisiensi alokatif.

Pertama-tama kita harus memperkenalkan beberapa konsep tambahan: preferensi (tujuan),


keyakinan, peluang, dan tindakan. Preferensi menggambarkan keadaan tujuan individu
sehubungan dengan lingkungan. Tujuan harus diatur dengan lemah, secara afektif, agar
preferensi yang konsisten ada. Kedua, keyakinan juga penting. Individu yang memilih harus
memiliki beberapa informasi tentang tujuan alternatif - misalnya, bagaimana mereka dapat
diperoleh, hubungan antara tindakan dan hasil yang berbeda, dan biaya, dalam hal
pengeluaran langsung sumber daya dan peluang yang hilang. Ketiga, ada sumber daya yang
mendefinisikan peluang dan kendala. Keempat, ada tindakan itu sendiri yang biasanya
dijadikan objek penjelasan. Untuk melihat mengapa masing-masing istilah ini penting untuk
penjelasan pilihan rasional, mari kita periksa masing-masing secara lebih rinci. Jika
tujuannya adalah untuk menjelaskan hasil perilaku (atau hanya tindakan), kita harus tahu apa
yang diinginkan agen, apa yang mereka yakini, dan apa sumber daya dan kendala mereka.
Preferensi harus mengasumsikan bentuk tertentu

Pendekatan ekonomi terhadap politik mengharuskan kita untuk memutuskan gagasan bahwa
ekonomi politik melibatkan interaksi bidang, arena, atau subsistem politik dan ekonomi.
Ekonomi politik bukan tentang “apa yang terjadi” ketika fenomena politik dan ekonomi
bertabrakan; itu adalah penerapan penalaran ekonomi untuk proses politik. Konsepsi
substantif tentang politik dipertahankan, sementara ekonomi ditafsirkan secara formal sebagai
kesesuaian dengan aturan perilaku penghematan. Setelah mendefinisikan pendekatan
ekonomi terhadap politik, bab ini membahas tiga contoh: teori pilihan publik, analisis
ekonomi kebijakan, dan analisis ekonomi institusi.

.Inti dari pendekatan ekonomi terhadap politik adalah pilihan rasional dan efisiensi. Pertama-
tama kita harus mempertimbangkan apa itu penalaran ekonomi atau pendekatan ekonomi,
pertanyaan yang ternyata tidak mudah dijawab. Pendekatan ekonomi secara beragam
diidentifikasi dengan utilitas subjektif, pengejaran rasional kepentingan pribadi, biaya dan
kelangkaan, analisis marjinal, pemikiran keseimbangan parsial dan umum, dan efisiensi
alokatif. Sampai batas tertentu, konsep-konsep ini datang bersama sebagai ansambel yang
koheren. Pilihan dibuat diperlukan oleh kelangkaan dan pada gilirannya menyiratkan biaya
(biaya peluang jika tidak ada yang lain). Rasionalitas, utilitas, dan efisiensi juga terikat erat
dalam arti yang sama bahwa jadwal utilitas diperlukan untuk memotivasi tindakan rasional
dan efisiensi menyediakan tolok ukur untuk mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan.

BAB 7

Pendekatan Berbasis Kekuasaan dalam Ekonomi Politik

Interaksi antara kekuasaan dan ekonomi dapat menjadi fokus pada kegiatan politik. Konsep
pasar sangat erat kaitannya dengan ide bahwa individu dapat memilih dan membuat kontrak
secara sukarela. Pasar adalah struktur pembeli dan penjual yang sifat impersonal dan tersebar
dimana para pembeli dan penjual ini bekerja secara independen didalam mengejar tujuan-
tujuan pribadi mereka sendiri-sendiri.

-Penafsiran tentang Kekuasaan

Paling mudah untuk dipahami dan diikuti adalah pandangan bahwa kekuasaan merupakan
kemampuan kita untuk mencapai tujuan ,maka untuk mencapai tujuan tersebut kita harus
melakukan suatu tindakan untuk mempengaruhi dan membuat suasana sesuai dengan
rencana. Ada tiga jenis kekuasaan, yaitu : kekuasaan untuk mencapai tujuan dengan
mengalahkan alam, kekuasaan terhadap orang lain dan kekuasaan bersama orang lain
(Kekuasaan terkait Institusi Pemerintah)

-Penafsiran tentang Kepentingan

Max Weber, 1958:55 : Manusia didominasi oleh keinginan untuk mendapatkan uang, oleh
keinginan untuk mendapatkan kekayaan (acquistion) sebagai tujuan yang paling utama dalam
hidupnya. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan material (Tujuan mutlak).

Konsep kepentingan langsung (direct interest) bisa disebut juga sebagai kepentingan
“subjektif” atau kepentingan “behavioral”.

Konsep kedua sulit diterima para penganut behaviorisme dan utilitarianisme disebut sebagai
kepentingan “rill” atau kepentingan “objektif”

-Kekuasaan dan Perekonomian Pasar

Manfaat yang diberikan adalah kemampuan menumbuhkan kekayaan dalam masyarakat.


Contoh dimana kekayaan bisa memberikan kekuasaan, yaitu :

(1)Hubungan produksi dalam perusahaan


(2)Kontrak tenaga kerja
(3)Kekuatan pasar yang dimiliki perusahaan

-Kekuatan Pasar dari Perusahaan

Pertukaran ekonomi dan kekuasaan cenderung untuk saling bertolak belakang satu sama lain.
Potensi kekuasaan (potential power) merujuk pada sumber daya dan sarana pengaruh yang
masih belum dimanfaatkan, atau dengan kata lain, belum pernah dipakai sama sekali.

-Kekuasaan Terkondisi dan Perekonomian

Kekuasaan terkondisi bersifat objektif.Dijalankan dengan kekuasaan dalam artian ini


maupun yang tunduk pada kekuasaan ini seringkali tidak menyadari bahwa kekuasaan itu
sedang dijalankan. Yang terjadi adalah bahwa penerimaan pada kewenangan tertentu,
kesediaan untuk tunduk pada orang lain diambil sebagai pilihan oleh mereka yang tunduk.
BAB 8

Pendekatan Berbasis Negara dalam Ekonomi Politik

Negara di pandang sebagai instrumen atau institusi yang dapat di manfaatkan oleh Individu
atau kelompok guna mencapai tujuan yang diinginkan .Pendekatan yang berpusat pada
negara ini dalam ekonomi politik adalah pendekatan yang memandang bahwa agenda dari
negara dan perekonomian juga merupakan agenda dari wilayah pribadi.

-Otonomi Negara

Merujuk pada kemampuan negara untuk bertindak secara independen dari faktor-faktor sosial
(terutama faktor-faktor ekonomi). Konsep otonomi negara disini memandang bahwa negara
adalah bebas dari pengaruh eksternal atau pengaruh masyarakat.memiliki tiga konsekuensi
(corollary).

(1)Negara yang dikatakan bebas akan mampu “menang dalam melawan” tekanan-tekanan
dari masyarakat sipil.

(2)Tindakan negara dipandang sebagai tidak dipengaruhi oleh satu kelompok mana pun atau
koalisi antarkelompok mana pun.

(3)Negara dianggap mampu menolak atau menahan tekanan dari luar, dan konsep seperti ini
sangat banyak dianut oleh para pemikir tentang masalah pengambilam kebijakan.

Negara kuat adalah negara yang mampu menolak tekanan dan menghasilkan inisiatif
kebijakan publik sendiri sementara negara lemah adalah negara yang “tunduk” pada tekanan
dari kepentingan-kepentingan ekonomi.

Pendekatan-pendekatan Berbasis Masyarakat

-Pendekatan Utilitarian

Dalam pandangan ini otonomi negara adalah berbentuk kemampuan dari para pejabat negara
untuk melaksanakan pilihan-pilihan mereka dengan cara meterjemahkan pilihan-pilihan itu
kedalam kebijakan publik, yang bisa selaras atau bisa juga bertentangan dengan pilihan-
pilihan dari orang lain yang bukan pejabat negara.

-Pendekatan-pendekatan Marxian
Pandangan bahwa negara adalah bentuk dari kepentingan-kepentingan pribadi dari para
kapitalis yang berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu Masalah
pendekatan instrumental adalah

(1)apakah kepentingan kapitalis itu adalah kepentingan dari individu-individu kapitalis yang
ada dalam kelas kapitalis ataukah kepentingan objektif yang dapat diimputasikan kepada para
individu ini berdasarkan posisi kelas mereka

(2) kalau benar memang bahwa negara bertindak demi kepentingan kelas kapitalis dan jika
benar bahwa kepentingan kapitalis itu bertenatangan dengan kepentingan para pekerja,
bagaimana caranya agar negara bisa mendapatkan kepatuhan dari mayoritas dari populasi
masyarakat seperti yang terjadi dalam negara-negara demokratis kapitalis

Statisme

Membalik hubungan sebab akibat yang disebutkan oleh teori-teori berbasis masyarakat.
Dalam teori-teori berbasis masyarakat (yaitu konsep negara dalam teori utilitarian dan teori
Marxis), yang menjadi faktor penyebab atau pemicu adalah pilihan pribadi atau kondisi
material yang dihadapi individu yang kemudian menyebabkan terbentuknya tuntutan politik
secara terorganisir yang disodorkan kepada negaraNegara adalah institusi atau sekumpulan
institusi yang bertanggung jawab untuk menetapkan nilai-nilai yang digunakan untuk
menentukan kegunaaan bagi masyarakat. Pendekatan ini memandang bahwa perbedaan
antara negara dengan masyarakat tidaklah paralel dengan pembedaan antara wilayah publik
dengan wilayah pribadi.

Pendekatan Transformasional terhadap Negara

-Otonomi negara dipahami dalam dua artian, yaitu :

(1) Otonomi negara dipahami sebagai agenda negara yang berbeda dari agenda kepentingan
pribadi dan tidak bisa ditentukan berdasarkan kepentingan-kepentingan pribadi dari individu-
individu dalam masyarakat.
(2) Otonomi negara sejauh ini dianggap sebagai kemampuan negara untuk melaksanakan
kemauannya sendiri. Ini berarti otonomi negara ialah kemampuan untuk membuat tujuan dan
kemudian mencapai tujuan itu.

Ada dua jenis faktor penyebab yang terjadi, yaitu faktor penyebab yang terjadi didalam
negara itu sendiri dan faktor yangada diluar negara.
Pendapat :

Pendapat saya tentang penjelasan pada bab 6,7,dan 8 ini menjelaskan materi yang
sangat jelas dan mudah di pahami oleh pembaca Pada bab 6 berfokus pada pendekatan
ekonomi kepada politik, di bab ini di jelaskan bahwa hubungan ekonomi dekat dengan politik
bahkan sebenarnya dimana politik pasti ada kegiatan ekonomi yang akan di dapatkan.
Pendekatan ekonomi secara beragam diidentifikasi dengan utilitas subjektif, pengejaran
rasional kepentingan pribadi, biaya dan kelangkaan, analisis marjinal, pemikiran
keseimbangan parsial dan umum, dan efisiensi alokatif. Pendekatan ekonomi terhadap politik
mengharuskan kita untuk memutuskan gagasan bahwa ekonomi politik melibatkan interaksi
bidang, arena, atau subsistem politik dan ekonomi. Ekonomi politik bukan tentang “apa yang
terjadi” ketika fenomena politik dan ekonomi bertabrakan; itu adalah penerapan penalaran
ekonomi untuk proses politik. Konsepsi substantif tentang politik dipertahankan, sementara
ekonomi ditafsirkan secara formal sebagai kesesuaian dengan aturan perilaku penghematan.
Setelah mendefinisikan pendekatan ekonomi terhadap politik, bab ini membahas tiga contoh:
teori pilihan publik, analisis ekonomi kebijakan, dan analisis ekonomi institusi.

Sedangkan pada bab 7 ini membahas tentang Pendekatan Berbasis Kekuasaan dalam
Ekonomi Politik. Interaksi antara kekuasaan dan ekonomi dapat menjadi fokus pada kegiatan
politik. Konsep pasar sangat erat kaitannya dengan ide bahwa individu dapat memilih dan
membuat kontrak secara sukarela. Pasar adalah struktur pembeli dan penjual yang sifat
impersonal dan tersebar dimana para pembeli dan penjual ini bekerja secara independen
didalam mengejar tujuan-tujuan pribadi mereka sendiri-sendiri.Dan di bab ini juga
menjelaskan tentang penafsiran kekuasaan, Penafsiran tentang Kepentingan,Kekuasaan dan
Perekonomian Pasar,Kekuatan Pasar dari Perusahaan,Kekuasaan Terkondisi dan
Perekonomian..

Pada Bab 8 menjelaskan Pendekatan Berbasis Negara dalam Ekonomi Politik.


Negara di pandang sebagai instrumen atau institusi yang dapat di manfaatkan oleh Individu
atau kelompok guna mencapai tujuan yang diinginkan .Pendekatan yang berpusat pada
negara ini dalam ekonomi politik adalah pendekatan yang memandang bahwa agenda dari
negara dan perekonomian juga merupakan agenda dari wilayah pribadi.Di Bab ini akan di
bagi menjadi beberapapenjelasan yaitu penjelasan tentang Otonomi Negara,Pendekatan
Utilitarian, Pendekatan-pendekatan Marxian,Statisme,Pendekatan Transformasional terhadap
Negara dengan sangat jelas. Bab ini berfokus pada mempertimbangkan pendekatan ekonomi
politik yang berpusat pada gagasan negara aktif yang agendanya tidak dapat direduksi
menjadi keinginan yang muncul dalam ruang privat.

Penjelasan yang diberikan oleh penulis sangat lengkap dan mudah dimengerti oleh
pembaca,akan tetapi ada bebebrapaistilah yang digunakan tidak familiar di kehidupan sehari-
hari.Buku ini pun menggunkaan Bahasa Inggris jadi akan sedikit sulit bagi pembaca yang
tidak menguasi bahasa inggris.

Anda mungkin juga menyukai