Kenneth Arrow dianggap sangat berjasa dalam menyebabkan paradigma pilihan rasional
(rational choice theory) mendapat tempat dalam ilmu ekonomi politik. Pendukung teori pilihan
rasional lainnya Anthony Downs dengan karyanya An Economic Theory of Democrazy (1957)
dan Mancur Olson dalam buku The Logic of Collective Action (1965). Secara umum teori
pilihan rasional berusaha mengembangkan aksioma-aksioma tentang pilihan terbaik dan
preferensi yang sudah digagas oleh pakar-pakar klasik dan neoklasik sebelumnya.
Kaum klasik sudah mengembangkan asumsi manusia rasional yang selalu berusaha
memilih alternattif terbaik dari berbagai pilihan yang tersedia. Kemudian pakar-pakar neoklasik
mengembangkan lebih jauh konsep rasionalitas tersebut ke proses-proses dan institusi-institusi
politik. Dalam perspektif ekonomi politik neoklasik tersebut, para penyelenggara negara
diasumsikan sebagai makhluk sosial yang didorong oleh kepentingan masing-masing. Baik
secara individu, kelompok atau partai. Namun sayangnya, mereka berhenti disitu. Disinilah
kemudian ekonomi politik baru memainkan peranannya, yaitu berusaha menjembatani ilmu
ekonomi yang lebih canggih metodologinya dalam menelaah fenomena-fenomena dan
kelembagaan nonpasar pada bidang politik, yang oleh pakar Neoklasik dianggap berada di luar
domain ilmu ekonomi.
Secara umum rasionalitas yang dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi politik baru,
terutama dalam pilihan rasional, terkait dengan konsep-konsep seperti kesukaan atau preferensi
(preference), kepercayaan (beliefs), peluang (opportunittes), dan tindakan (action).
Menurut Wiliam H. Riker dalam Political Science and Rational Choice (1994), model
pilihan rasional terdiri atas elemen-elemen berikut : (1) para aktor dapat merangking tujuan-
tujuan, nilai-nilai, selera, dan strategi-strategi mereka, dan (2) para aktor dapat memilih
alternative terbaik yang memaksimumkan kepuasan mereka. Dari elemen-elemen tersebut
komponen utama pilihan rasional adalah perangkingan.
Sebuah tindakan dikatakan rasional jika (1) dapat dibuktikan (secara ex-ante ketimbang
ex-post) sebagai tindakan terbaik yang mungkin dilakukan untuk memenuhi preferensi-
preferensi agen sesuai kepercayaan-kepercayaan, (2) bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut
rasional sesuai bukti-bukti yang ada, dan (3) bahwa jalan atau proses dan kualitas dari bukti-
bukti yang tersedia dapat dijustifikasi sesuai rasio biaya dan keuntungan. Kaum klasik
menegaskan bahwa manusia rasional adalah yang selalu berusaha memilih alternatif terbaik dari
berbagai pilihan ynag tersedia, sesuai kendala yang dan keterbatasan yang dimiliki.