Anda di halaman 1dari 115

TRANSPARANSI

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

OLEH
PROF. DR. SADU WASISTIONO
DIGUNAKAN DI :
PROGRAM MAPD STPDN/IPDN
PROGRAM MIP - UNIVERSITAS SATYAGAMA
PROGRAM MIP - UNIVERSITAS ACHMAD YANI

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN


OLEH : DR. SADU WASISTIONO, MS
PENGERTIAN ILMU :

Ilmu adalah seperangkat aturan dan bentuk guna penelitian yang diciptakan oleh
orang-orang yang menghendaki jawaban yang andal (hoover, 1998:4)

Ilmu
adalah
deskripsi
data
pengalaman
secara
lengkap
dan
dapat
dipertanggungjawabkan dalam rumus-rumus yang sederhana (Poedjawijatna, 1975:12)

ILMU < PENGETAHUAN

PENGETAHUAN ====//==== ILMU


Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri :
mempunyai objek tertentu
bersifat empiris
memiliki metode tertentu
sistematis
dapat ditransformasikan
bersifat universal dan bersifat bebas nilai

MEMPUNYAI OBJEK TERTENTU


Objek materia : Objek yang disorot
Objek Ilmu
Objek forma
: Sudut penyorotan
Locus
Focus

BERSIFAT EMPIRIS

dapat ditangkap oleh panca indera


terukur
teramati
dapat diverifikasi

MEMILIKI METODE TERTENTU


metode bersifat umum
metode bersifat khusus, yang berkaitan dengan objek forma ilmu
bersangkutan

.SISTEMATIS
Ilmu tersusun seperti sebuah limas, terdiri dari konsep-konsep,
proposisi-proposisi, teori-teori, dalil-dalil. Hubungan Antarunsur
dalam suatu ilmu bersifat fungsional sehingga terbentuk sebuah
kesatuan yang sistematis
Locus ilmu ------- berkaitan dengan science tree

DAPAT DITRANSFORMASIKAN
Sebagai pengetahuan yang sistematis dan metodis, ilmu harus
dapat ditransformasikan dari satu orang ke orang lain. melalui
transformasi tersebut ilmu dapat berkembang secara meluas

BERSIFAT UNIVERSAL DAN BEBAS NILAI


Ilmu bersifat universal dalam arti :
bebas ruang
bebas waktu
bebas nilai
2 Pandangan

Bebas Nilai Positive


Tidak bebas nilai
Pandangan Ideologis
(Van Peursen, 1985:4)

PENGETAHUAN YANG DICARI MELALUI ILMU


=========
PENGETAHUAN YANG BENAR
TIGA KRITERIA
KEBENARAN ILMIAH

1) KOHERENSI
2) KORESPONDENSI
3) PRAGMATIS

ETOS DARI ILMU SOSIAL : ADALAH MENCARI KEBENARAN YANG


OBJ EKTIF (THE OBJ ECTIVE TRUTH)
(Gunnar Myrdal, 1969, Objectivity in Social Research)

- - Muncul bias
pandangan karena :

1) Pengaruh warisan dari generasi


lama;
2) Pengaruh lingkungan politik
Sosial dan budaya;

1) Kepercayaan (belief)
Dua macam konsepsi
Tentang kenyataan
3) Penilaian (Valuation)
PENILAIAN :
TERGANTUNG PADA
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN DAN
PENILAIAN ---
MEMUNCULKAN
PENDAPAT (OPINION)

Method without data is


empty, data without method
is blind
(John dewey)

Objektivitas memerlukan
alasan-alasan yang benar,
bukan alasan-alasan yang
baik

Menurut John dewey, metodologi adalah Logic of


inquiry, yang didalamnya terkandung pengertian the
operations of the human understanding in solving problem.

Teknik
(Prosedur khusus)

Metoda
(Prosedur yang lebih
luas dan umum

Metodologi
(Studi mendalam & kritis
mengenai metoda dan
teknik)

Di dalam analisis kebijakan publik berkembang wawasan


yang dinamakan analycetric, yakni suatu perspektif
analisis kebijakan publik yang secara eksekutif memecah
masalah ke dalam bagian-bagian intinya, dan kemudian
menandainya dengan nilai-nilai numerik dengan tujuan
untuk memilih salah satu tindakan yang terbaik dalam
memecahkan masalah. Wawasan analisentrik menghindari
atau membatasi aspek-aspek politik, sosial, dan administratif
dari kebijakan publik.

2. ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI & AKSIOLOGI ILMU


Ontologi berbicara mengenai hakikat apa yang dikaji
Epistemologi membahas mengenai bagaimana caranya
memperoleh pengetahuan yang benar.
Aksiologi membahas mengenai mengapa ilmu itu ada serta
nilai kegunaannya bagi kehidupan manusia
Metodologi ilmu berkaitan erat dengan epistemologi
Cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan dasar-dasar serta pengandaianpengandaiannya

Menurut Mac Iver, R.M. The Web


of Government, 1959

Bidang kajian utama pemerintah


adalah mengenai:
Tipe-tipe pemerintahan;
Hubungan antara pemerintah dan
yang diperintah dalam keadaan
sejarah yang berlainan
Cara-cara pemerintah
melaksanakan fungsinya sesuai
dengan jenisnya.

Menurut Franciscus (1998)


Objek forma atau focus of interest ilmu
pemerintahan hanya pada kekuasaan
eksekutif saja.
G.A. Van Poelje (1953) mengemukakan
bahwa :
a. ajaran pemerintahan adalah ajaran
tentang perbuatan pemerintahan

b. I lmu pemerintahan mengajarkan


bagaimana mengatur dan memimpin
sebaik-baiknya dinas umum

Menurut Mc. I ver (1980)


Materi
yang
dipelajari
ilmu
pemerintahan adalah:
Asal mula terjadinya
pemerintahan;
Bentuk-bentuk pemerintahan;
Hubungan antara pemerintah dan
yang diperintah;
Mekanisme pemerintahan;
Kepemimpinan pemerintahan;
Fungsi-fungsi pemerintahan.

Menurut Samuel Edward Finer (1974) istilah


Government, paling sedikit mempunyai 4
(empat) arti yaitu :
a) menunjukkan
kegiatan
atau
proses
memerintah (The Activity or the process of
governing)
b) Menunjukkan hal ihwal kegiatan atau proses
kenegaraan (States Affairs);
c) Menunjukkan orang-orang yang dibebani
tugas-tugas untuk memerintah (people
Charges with the duty of governing)
d) Menunjukkan cara, metode atau sistem
dengan mana suatu masyarakat tertentu
diperintah (The Manner, Method or system
by Which a particular society is governed).

Intisari
Pemerintah
dan
Yang
Diperintah
Pendapat D. Simons yang disadur
Ateng Syafrudin (1978)
1) Hubungan antara pemerintah dan
yang diperintah dapat dibuktikan
dengan adanya Penerimaan, untuk
dimulainya pemerintahan dengan
wewenangnya oleh yang diperintah,
lebih daripada dengan jalan paksaan
dan ancaman dengan paksaan (h. 8);

2) 3 golongan yang diperintah :


a. sebagian besar masyarakat yang terdiri
dari sekumpulan kelompok kecil yang
mempunyai keyakinan penuh untuk taat
pada
pemerintah
dari
pemerintah
sekalipun bilamana tidak ada sanksisanksi (h. 8)
b. kelompok masyarakat yang kepatuhannya terbawa-bawa tanpa mengingat/
memperhatikan hal-hal yang pasti dari
permulaannya atau kemungkinan adanya
sanksi-sanksi;
c. kelompok masyarakat yang mengetahui
kemungkinan
adanya
sanksi-sanksi
sebagai faktor yang dipertimbangkan
namun juga dengan sukarela berkehendak
mentaati
perintah
dari
pemerintah.

Makna Pemerintahan ditinjau


dari Etika dan Kepemimpinan (2000)
(Pandangan Ryaas Rasyid)

1. Dibatasi keterlibatan pemerintah


Dua
Pandangan
2.Pemerintah harus dapat mengatur
sebanyak mungkin segi kehidupan
masyarakat

1.

Tugas-tugas
Pokok
Pemerintahan

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Menjamin keamanan negara dari


segala kemungkinan serangan dari
luar, dan menjaga agar tidak terjadi
pemberontakan dari dalam yang
dapat menggulingkan pemerintahan
yang sah melalui cara-cara
kekerasan;
Memelihara Ketertiban;
Menjamin diterapkannya perlakuan
yang adil kepada setiap warga
negara;
Melakukan pekerjaan umum dan
memberi pelayanan;
Meningkatkan kesejahteraan sosial;
Menerapkan kebijakan ekonomi
yang menguntungkan masyarakat
luas;
Menerapkan kebijakan untuk
pemeliharaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup

U. Rosental
(dalam Soewargono, 1995)
I lmu Pemerintahan adalah :
ilmu yang secara otonom
mempelajari bekerjanya
struktur-struktur dari prosesproses dari pemerintah negara,
baik secara internal maupun
secara eksternal.

Metode yang digunakan untu memahami


gejala pemerintahan
*)
Metodologi Fenomenologis

Metode
yang
digunakan
untuk
memahami ilmu pemerintahan terapan
Fraxeology I mpact Model

*)

Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkan


diri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N.
Kerlinger, 1973; 6-7)

I.

PENDAHULUAN
KNOWLEDGE
PEMERINTAHAN

KNOW - HOW

MERUPAKAN PROSES AKTIVITAS YANG BERKELANJUTAN


DAN MERUPAKAN SUATU KONTINUM
MASA LALU

MASA SEKARANG

MASA DATANG

III. HAKIKAT ILMU PEMERINTAHAN


RINGKASAN DARI PIDATO
PENGUKUHAN BESAR A.N PROF. DRS.
SOEWARGONO, MA TANGGAL 29 MEI
1995

- PENGARUH DARI PANDANGAN LEONARD D.


WHITE ADMINISTRATIVE BEGIN WHEN
POLITICS END.
A. VAN BRAAM (1977)
STUDI ILMU HUKUM

STUDI ILMU
POLITIK

GEJALA-GEJALA
PEMERINTAHAN

STUDI ILMU
EKONOMI

PERKEMBANGAN
PANDANGAN TERHADAP
ILMU PEMERINTAHAN

PANDANGAN
MONODISIPLINEIR

PANDANGAN
INTERDISIPLINEIR

PANDANGAN
MULTIDISIPLINEIR

G.H. SCHOLTEN & A. VAN BRAAM


MENEKANKAN
PERLUNYA
BASIC
KEILMUAN BAGI ILMU PEMERINTAHAN

PERGESERAN
KONSEP
NEGARA
PENJAGA MALAM (NIGHTWATCH STATE)

KE
ARAH
KONSEP
NEGARA
KESEJAHTERAAN
(WELFARE
STATE)
KONSEP NEGARA
PENJAGA MALAM

- PERAN & FUNGSI


PEMERINTAH
SANGAT
TERBATAS

KONSEP NEGARA
KESEJAHTERAAN
RAKYAT

- PERAN & FUNGSI


PEMERINTAH
SANGAT BANYAK &
KOMPLEK

STUDI GEJALA
PEMERINTAH
TERBATAS

A. VAN BRAAM

STUDI GEJALA-GEJALA
PERISTIWA
PEMERINTAHAN MELUAS
& KOMPREHENSIF

SASARAN STUDI ILMU


PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN INTERVENSI

MUNCUL HUKUM ADOLP WAGNER

Menurut Soewargono (1995), dilihat dari sifatnya, ilmu


pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam
yaitu:
1. Ilmu Pemerintahan Eklektis;
2. Ilmu Pemerintahan Integratif;
3. Ilmu Pemerintahan Terapan.

Ilmu Pemerintahan Eklektis :


Sebagian besar bahannya berasal dari ilmu-ilmu pembantu
seperti ilmu politik, sosiologi, ilmu hukum dlsb, kemudian
disusun secara berdampingan dan berurutan menampilkan
informasi2 yang bersifat paradigmatik konseptual, teoritis
ataupun normatif.
Ilmu Pemerintahan Integratif :
Informasi yang dipetik dari
berbagai disiplin yang
berbeda-beda, disaring dan dipertimbangan kemudian
diintegrasikan menuju ke arah yang terpadu. Pengetahuan
baru yang terintegrasi secara paradigmatik maupun secara
teoretis berbeda sama sekali dengan disiplin ilmu yang semula
merupakan induknya.

Ilmu Pemerintahan Terapan:


Ilmu pemerintahan terapan berkaitan erat dengan
praktek pemerintahan, dengan fungsi memperbaiki
praktek-praktek
penyelenggaraannya
menuju
pemerintahan yang baik. Ilmu pemerintahan terapan
merupakan pengetahuan
yang bersifat empiris,
dengan memperhatikan aspek normatif. Ilmu
pemerintahan terapan sangat terkait pada nilai-nilai
setempat.
Ilmu Pemerintahan Terapan tumbuh di dalam dan
melalui
praktek-praktek
penyelenggaraan
pemerintahan (Brasz, 1961)

BERANGKT
KONFLIK
CIRI-CIRI NEGARA
KEMAKMURAN

DARI

TEORI

KESEJAHTERAAN

&

A) FUNGSI YANG MENJADI TANGGUNG


JAWAB PEMERINTAH TIDAK HANYA
TERBATAS
PADA
BIDANG-BIDANG
KEAMANAN,
KETERTIBAN
DAN
HUBUNGAN LUAR NEGERI, SEPERTI
HALNYA FUNGSI PEMERINTAH PADA
MASA NEGARA PENJAGAMALAM.

A) PEMERINTAH
DARI
SUATU
NEGARA
KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN AKAN
MELAKUKAN
PENGATURAN
ATAS
ANEKA
BIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT, SEPERTI :
PENDIDIKAN,
KESEHATAN,
MASYARAKAT,
PERUMAHAN, TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI,
PERLINDUNGAN TERHADAP BURUH, ASURANSI
SOSIAL,
PEMBERANTASAN
KEMISKINAN,
PENYEDIAAN ENERGI, PENGATURAN TATA
RUANG, PENERAPAN TEKNOLOGI LAIN-LAIN.
B) FUNGSI
PEMERINTAH
TIDAK
HANYA
MELINDUNGI MASYARAKAT, AKAN TETAPI JUGA
MENGATUR, MEMBERI STIMULASI, MENDORONG
DAN MENGEMBANGKAN YANG MENJADI TUJUAN
ADALAH TERCAPAINYA KESEJAHTERAAN DAN
KEMAKMURAN HIDUP DAN WARGA.
(PROF. A. VAN BRAAM, 1988, HAL. 123-124)

HUKUM
TENTANG
SEMAKIN
MELUASNYA
KEGIATAN-KEGIATAN YANG BERSIFAT PUBLIK DAN
TERUTAMA AKTIVITAS-AKTIVITAS DARI NEGARA.
PLATEU
THEORY
(PEACOCK &
WISEMAN (1961))

KENAIKAN
PAJAK
DAN
PENGELUARAN
PEMERINTAH YANG DILAKUKAN DALAM SITUASI
EKONOMI DAN SOSIAL YANG STABIL, BIASANYA
AKAN MENDAPAT PENOLAKAN DARI RAKYAT.
SEBAIKNYA DI DALAM SITUASI SITUASI PERANG
ATAU SITUASI DI MANA TERDAPAT GANGGUAN
EKONOMI
ATAUPUN
KEGAGALAN
SOSIAL
LAINNYA, MAKA RAKYAT BIASANYA AKAN
MENERIMA KENAIKAN SEPERTI ITU. SETELAH
PERANG ATAU GANGGUAN TERSEBUT SELESAI,
MAKA PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAH
BIASANYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN,
NAMUN TETAP BERADA PADA TINGKATAN YANG
LEBIH
TINGGI
DIBANDINGKAN
DENGAN
KEADAAN SEBELUM TERJADINYA GANGGUAN

BERANGKAT DARI TEORI KONFLIK

CIRI-CIRI PEMERINTAHAN INTERVENSI


A. INTERVENSI YG LUAS LINGKUPNYA DARI
NEGARA ATAS KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL
DAN KULTURAL;
B. KEPEMIMPINAN
NEGARA
DALAM
PENGEMBANGAN BIDANG-BIDANG KEHIDUPAN
TERSEBUT TIDAK PERLU MENUNGGU INISIATIF
DARI SWASTA. NEGARA MENETAPKAN SENDIRI
ARAH YANG INGIN DITEMPUH, TERLEPAS DARI
KERJASAMA ATAUPUN SANDARAN YANG BERUPA
INISIATIF-2 DARI SWASTA

SIFAT-SIFAT TINDAKAN NEGARA


A. PRIMAIR;
B. PREVENTIF, NEGARA BERUSAHA UNTUK MENCEGAH KEJAHATA
DAN JUGA MENCIPTAKAN PERSYARATAN2 BAGI PERKEMBANGAN
YANG BERMANFAAT, YANG DIINGINKAN ATAUPUN YANG DIPILIH
OLEHNYA (ASAS PREVENSI). OLEH KARENA ITU SEBANYAK
MUNGKIN NEGARA AKAN BERTINDAK.
C. SISTEMATIS; DIPERKECIL KEMUNGKINAN TERJADINYA TINDAKANTINDAKAN YANG SERAHKAN KEPADA FAKTPR KEBETULAN DAN
OTOMATISME.OENYUSUNAN KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADA
HASIL ANALISIS KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADA HASIL
ANALISIS SECARA RASIONAL DAN DIARAHKAN KEPADA
PENGUASAAN SECARA SISTEMATIS ATAS STRUKTUR 2 DAN PROSES2
PELAKANAAN PEMERINTAHAN;
D. PERENCANAAN
DAN
PROSPEKTIF,
SECARA
SISTEMATIS
MENETAPKAN ARAH BAGI REALISASI MASA DEPAN YANG TELAH
DIPILIH SECARA SADAR (AAS PROSPEKTIVITAS).
(SUMBER : A. VAN BRAAM, 1998)

JENIS-JENIS INSTRUMEN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
1.PERUNDANG-UNDANGAN, PENGAWASAN, SANKSISANKSI NEGATIVE, JUGA PERUNDANG-UNDANGAN
SEMU;
2.INFRASTRUKTURASI: MENCIPTAKAN
PERSYARATAN2 DASAR BERSIFAT STRUKTURALMATERIAL BAGI PERKEMBANGAN2 YANG
DIKEHENDAKI (PEMBANGUAN PELABUHAN, JALAN
RAYA, BENDUNGAN DLSB)
3.PEMBERIAN SUBSIDI: MENCIPTAKAN
PERSYARATAN2 YANG BERSIFAT FINANSIAL DAN
FISKAL BAGI PERKEMBANGAN YANG
DIKEHENDAKI

4. PEMBERIAN
ANEKA
PELAYANAN:
PEMBERIAN ANEKA BARANG DAN JASA
OLEH LEMBAGA PEMERINTAH GUNA
MENJAMIN TERPENUHINYA KEBUTUHAN
YANG
DIKEHENDAKI,
PENCAPAIAN
TINGKAT KEHIDUPAN DAN TINGKAT
PERKEMBANGAN TERTENTU;
5. PEMBERIAN
INFORMASI
UNTUK
MENJAMIN
ATAU
MEMAJUKAN
PERKEMBANGAN
YANG
DIINGINKAN
ATAUPUN
UNTUK
MEMPERMUDAH
TERCAPAINYA TINGKAT PEMENUHAN
KEBUTUHAN TERTENTU.
(SUMBER : A. VAN BRAAM, 1998)

b. Aksiologi Ilmu Pemerintahan


Aksiologi ilmu adalah nilai kegunaan
suatu ilmu bagi kehidupan umat
manusia maupun bagi pengembangan
ilmu itu.
Aksiologi suatu ilmu sangat tergantung
pada kemajuan ilmu itu sendiri dan
para pendukungnya untuk menjalankan
5 (lima) fungsi ilmu yaitu :

Fungsi ilmu yang pertama samapai ke empat berkaitan


dengan gejala alam dan atau gejala sosial. Sedangkan fungsi
kelima berkaitan dengan ilmu itu sendiri dalam rangka
pengembangan dan upaya mempertahankan diri.
Semakin mampu menjalankan kelima fungsi di atas secara
simultan, sebuah ilmu menjadi semakin fungsional
Akan semakin banyak pendukungnya
Akan semakin banyak yang mengkaji dan mengeluarkan
teori-teori baru
Sebaliknya, apabila ilmu tidak mampu menjalankan
fungsi-fungsi keilmuwannya, maka lama kelamaan akan
ditinggalkan pendukungnya, dan akhirnya ilmu tersebut
akan mati.

MENGAPA ?
Kekurangan konsep dan teori sebagai alat analisis.
Kekurangan pendukung dan peminat yang memiliki
kepedulian untuk mengembangkan ilmu dan
kemahiran pemerintahan, sebab sebagian besar
pendukungnya berada di lingkungan birokrasi yang
terbelenggu oleh kultur yang tidak dinamis.
Tidak/belum meluasnya tradsi menulis bagi birokrasi
sebagai pengguna ilmu pemerintahan, sehingga
berbagai fakta empirik menjadi tidak bermakna.
Terdapat hambatan psikologis dan politis dalam
mengembangkan ilmu pemerintahan.
Masih kurangnya penghargaan terhadap keahlian di
bidang pemerintahan yang berbasis pada ilmu
pemerintahan.

BAGAIMANA CARA
MENGEMBANGKANNYA ?
Membentuk asosiasi yang bergerak di bidang ilmu
dan kemahiran pemerintahan yang berwibawa.
Menerbitkan jurnal ilmiah secara periodik
Mengadakan penelitian
Mengadakan seminar secara berkala dan merata
Memberikan bantuan biaya bagi pengembangan
ilmu pemerintahan kepada birokrat maupun
ilmuwan yang memiliki talenta dan perhatian
pada ilmu pemerintahan.

Pandangan Karl R.
tentang Epistemologi:

Popper

Epistemologi
Cabang filsafat yang berurusan
dengan
hakikat
dan
lingkup
pengetahuan,
dasar
dan
pengandaiannya.

Problem Epistemologi menurut Karl R. Popper :


a. apa berbedaan antara pengetahuan dan opini yang benar?
b. Bagaimana mencari pembenaran (justification) atas pernyataan
bahwa kita mengetahui sesuatu ?
c. Haruskah kita mengatakan bahwa seluruh apa yang kita ketahui,
pada suatu waktu tertentu, merupakan semacam struktur
yang mempunyai dasar apa yang kebetulan eviden secara
langsung pada waktu itu ?
d. Ada yang kitaketahui dan seberapa jauh rentangan pengetahuai
kita? Bagaimana kita memutuskan dalam suatu kasus partikular
apakah kita mengetahui dan apa kriteria pengetahuan kita?
e. Apa yang disebut sebagai kebenaran akal (truths of reason)
f. Prblematika metafisis
g. Problema kebenaran
(Alfons Teryad, 1989 : 21-24)

4. Hubungan

Metodologi
Keilmuan
dengan
Metodologi Penelitian
Meta = dunia dibalik yang nyata
Methodos
Hodos = jalan, cara
Metodologi
Logos = diskursus, kajian, ilmu

Metodologi Ilmu mempunyai hubungan


yang sangat erat dengan metodologi
penelitian. Keduanya bersifat saling
mengisi dan saling memperkuat.

Gambaran
hubungan
antara
keduanya dapat disederhanakan dalam
bentuk bagan sebagai berikut :
Metodologi
Ilmu

Masalah

Penelitian

Metodologi
Penelitian

Temuan
& Teori

Empat Metode untuk memahami Sesuatu


(Methods of Knowing) menurut Pierce (dalam
Kerlinger, 1973) yaitu :
1) The method of tenacity (wahyu);
2) The method of authority (otorita);
3) The a priory method (intuisi);
4) The method of science (metode ilmiah).
Penelitian termasuk ke dalam metode ilmiah,
sebagai metode memahami yang paling baik guna
memperoleh kebenaran ilmiah.

Menurut
Ndraha
(1997),
metodologi
penelitian adalah metodologi yang digunakan
untuk program dan kegiatan penelitian.
Sedangkan metodologi ilmu secara formal
terkait di dalam definisi ilmu yang
bersangkutan dan secara substantif ditunjukan
oleh aksioma, anggapan dasar, pendekatan,
model analisis dan model konstruk pengalaman
dan konsep.

Konsep adalah hasil akhir proses pembentukan


pengertian, mencakup baik nama, kata dan perangkat
peristiwa maupun ide kompleks yang membentuk
keseluruhan pengertian sebagaimana dimaksud
dengan kata/kalimat tersebut
Konstruk adalah konsep yang memiliki acuan empiris
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang
terdapat diantara dua term.
Teori adalah sekumpulan proposisi yang saling
berkaitan secara logis dalam bentuk penegasan
empiris mengenai kaitan sebab-akibat diantara
variabel-variabel.

1. GEJALA-GEJALA
PEMERINTAHAN
a. Pemerintah sebagai sebuah sistem
sosial;
b. Pemerintah sebagai sistem kekuasaan;
Sebagai suatu sistem sosial, pemerintah
adalah gejala yang berkaitan dengan suatu
peran, status dan organisasi sosial. Peran
dan status merupakan unsur sistem sosial
yang paling kecil.

Di dalam analisis nomotetis, proposisi


menjadi berkurang positifnya dan menjadi
bersifat probabilistik, semakin berkurang
ketepatannya,
dan
semakin
bertambah
ketidakpastiannya.
Analisis
nomotetis
menggunakan proposisi yang disarikan dari
waktu dan tempat.
Pada sisi lain, analisis idiografis berkaitan
dengan rincian yang kaya dari kasus-kasus
tertentu.

Di
dalam
menarik
kesimpulan
pengamatan gejala sosial, ada dua
pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
a. Pendekatan a-priori
b. Pendekatan a-posteriori
(Thomas Kuhn)

Metodologi untuk mempelajari


Ilmu pemerintahan

1) Tahap pertama,
Tahap pengamatan, dengan mengguna
pendekatan yang bersifat
heuristic*)

2) Tahap kedua,
Tahap pengalihan gejala-gejala yang
dipandang sebagai kenyataan-kenyata
pemerintahan melalui angket, wawanc
dsb;

3) Tahap ketiga,
Tahap deskripsi, analisis, penjelasan da
pemahaman

Metode yang digunakan untu memahami


gejala pemerintahan
*)
Metodologi Fenomenologis

Metode
yang
digunakan
untuk
memahami ilmu pemerintahan terapan
Fraxeology I mpact Model

*)

Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkan


diri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N.
Kerlinger, 1973; 6-7)

Pandangan Taliziduhu Ndraha


tentang Metodologi I lmu Pemerintahan
Ke dalam
MI P
Ke luar

Ke dalam

1) Sasaran heuristik
2) Kaitan antar ilmu
3) Model-model penerapan
Bangsa & negara
Rakyat & Pemerintah
Hubungan kerakyatan
Daerah

3 Generasi

MI P
Ke luar

4 Generasi

I
II
III
I
II
III
IV

Metodologi Mempelajari
lmu Pemerintahan
Menurut Prof. Soewargono

Memerintah
Suatu Negara

1. Menetapkan arah
2. Memberi bentuk
3. Memimpin
kekuatan
masyarakat

Menuju tujuan
yang telah
ditetapkan
oleh negara

A. Van Braam mengertikan fungsi


memerintah dilihat dari 3 (tiga) segi :
1) dari segi materiil,
memerintah berarti menetapkan kebijakankebijakan;
2) dari segi formal,
memerintah berarti membuat keputusankeputusan yang mengikat;
3) dari segi politik,
memerintah berarti melaksanakan kekuasaan

A. STUDI KASUS
LIHAT BUKU ROBERT K.Yin, 1996. Studi
Kasus desain dan Metode. Penerbit PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Soewargono (1995) menekankan bahwa salah
satu metodologi penting yang digunakan untuk
menganalisis gejala pemerintahan adalah metode
studi kasus

STUDI KASUS MENJAWAB PERTANYAAN


- HOW (BAGAIMANA ) ?
- WHY (MENGAPA) ?
- WHAT (APA) ?
DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA :
- STUDI KASUS TUNGGAL;
(Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yang
terbatas)
Contoh: Pengunduran diri seorang PNS
- STUDI KASUS BERGANDA;
(Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehingga
menjadi sangat rumit)
Contoh: Pengunduran diri Jaksa agung

A.1. Studi Kasus Ekplanatoris


- Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* MENGAPA ..?
* BAGAIMANA..?
A.2. Studi Kasus Ekploratoris
- Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi
terjadinya suatu kasus;
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* BERAPA BANYAKAH..?
* SIAPAKAH..?
A.3. Studi Kasus Deskriptif :
- Bersifat menggambarkan sesuatu kasus
- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :
* APAKAH..?
* SIAPAKAH..?

Untuk studi kasus, ada lima komponen desain


penelitian yang penting yaitu :
1) pertanyaan-pertanyaan penelitian;
2) proposisinya, jika ada;
3) unit-unit analisisnya;
4) logika yang mengitkan data dengan proposisi tersebut;
5) kriteria untuk menginterpretasi temuan.

Holistik
(unit analisis
tunggal)
Terpanang
(unit multianalisis)

Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus


Desain kaus Desain multikasus
tunggal
Tipe 1
Tipe 2
Tipe 3

Tipe 4

Enam sumber bukti untuk studi


kasus
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Dokumen;
Rekaman Arsip;
Wawancara
Observasi Langsung;
Observasi Peran Serta;
Perangkat Fisik.

Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan :


1) Penjodohan pola, terbagi atas :
a. variabel-variabel non-equivalen sebagai pola
b. penjelasa tandingan sebagai pola;
c. pola-pola yang lebih sederhana.
2) Pembuatan penjelasan, yang meliputi :
a. Unsur-unsur penjelasan;
b. Hakikat
perulangan
dalam
pembuatan
penjelasan;
c. Persoalan potensial di dalam pengembangan
penjelasan.
3) Analisis deret waktu, terdiri dari :
a. deret waktu sederhana;
b. deret waktu yang kompleks;

Bentuk-bentuk
Dominan :

Analisis

yang

Analisis unit-unit terpancang;


Observasi ulang;
Pendekatan survey kasus.

tidak

Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalah


membandingakan suatu institusi lainnya yang
sejenis. Di dalam pengertian perbandingan,
terkandung adanya unsur yang sama dan adanya
unsur yang berbeda.
Ridley (1975) menyarankan di dalam mempelajari
pemerintahan, lebih mudah apabila digunakan
pendekatan institusional (institusional approach). Sebab
pada dasarnya pemerintah adalah sebuah organisasi
formal yang kompleks (lihat pendapat Alfred Kuhn,
1974: The Logic of Social Systems).

Perbandingan kelembagaan pemerintah dapat


dilakukan dengan melihat aspek-aspek :
- Kedudukan & kewenangannya;
- Organisasinya;
- Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;
- Kinerjanya.

Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosial


dapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitu
sebagai berikut :
- Model evolusi

- Model lingkaran sentral


- Model interval
- Model tingkat perkembangan
- Model jangka panjang, menengah, pendek
- Model sistematik.

Model Evolusi
ruang
sosial

B
A
Waktu

Gambar: Model Evolusi

- Model Lingkaran Sentral


Waktu

F
E
D
C
B
A
Ruang sosial

- Model Interval
Waktu

A B C

A B C
A B C

C
Ruang sosial

- Model Jangka Panjang, Menengah, Pendek


Waktu

Ruang sosial

- Model Sistematis
Waktu
A B

C
Ruang sosial

Osborne dan Gaebler menawarkan


paradigma REGOM sebagai antitesis dari
paradigma birokrasi yang dikembangkan oleh
Max Weber. Intinya adalah pembaharuan
manajemen pemerintahan dengan menggunakan
sepuluh prinsip yang dipadukan dengan strategi
5 C.

Barzelay (1992) bekerjasama dengan Babrak


Armani
menawarkan
paradigma
PASCABIROKRASI
(Post-Bureaucratic
Paradigm), yang intinya mempengaruhi visi
dalam mengelola pemerintahan. (lihat tabel
perbandingan paradigma)

Alasan kita membutuhkan


berpikir sistem :
Meningkatnya kompleksitas di dalam
kehidupan kita
Tumbuhnya saling ketergantungan di
dunia
Terjadinya revolusi di dalam teori dan
praktek manajemen
Meningkatnya kesadaran global dan
lokal di dalam pengambilan keputusan
Meningkatnya pengakuan pembelajaran
sebagai kunci kapabilitas organisasional

Apa yang dimaksud dengan


berpikir sistem ?
Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yang
sedang berkembang untuk memahami
kompleksitas dan perubahan
Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu :
Paradigma;
Bahasa;
Metodologi.

Anda mungkin juga menyukai