Operasional PT ABS secara ekologis akan berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat di lokasi studi, baik positif maupun negatif. Dampak positif perlu ditumbuh kembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan pengembangan daerah yang bersangkutan. Sedangkan dampak negatif sedapat mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama lingkungan sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi positif bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan maka kegiatan perkebunan kelapa sawit ini harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya. Dalam kaitannya dengan dampak-dampak terhadap komponen sosekbudkesmas yang akan terjadi, maka dalam studi ini akan dikaji rona awal komponen sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dalam rangka memudahkan dalam menganalisis perubahan sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang. Adapun uraian mengenai kondisi tersebut dapat dilihat berikut ini. 3.3.1. Demografi/Kependudukan Jumlah penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting dan menjadi patokan dalam memprediksi ketersediaan tenaga kerja. Diketahui jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Bumi Rapak (1556 jiwa), sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Desa Kholeq (967 jiwa). Berdasarkan tingkat kepadatannya dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan masing-masing desa termasuk dalam kategori tidak padat karena tiap Km 2 nya hanya dihuni 4,5 63,7 jiwa/Km 2 . Gambaran keadaan penduduk dapat dilihat pada uraian tabel berikut. Tabel 3.29. Keadaan Penduduk di Lokasi Studi No. Lokasi Jumlah Penduduk (Jiwa) Total (Jiwa) Luas (Km 2 ) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) Kriteria Lk Pr 1. Bumi Rapak 818 738 1556 299.8 5,19 Tidak padat 2. Bumi Etam 752 621 1373 305,1 4,5 Tidak padat 3. Cipta Graha 568 515 1083 170 63,7 Tidak padat 4. Kholeq 547 420 967 149,9 6,45 Tidak padat Sumber : Profil masing-masing desa, 2010 Keterangan : Lk (laki-laki) Pr (perempuan) Kriteria kepadatan penduduk menurut BPS tahun 1999 : 1. Jumlah penduduk < 200 jiwa/Km 2 : tidak padat 2. Jumlah penduduk 200-400jiwa/Km 2 : sedang 3. Jumlah penduduk > 400 jiwa/Km 2 : padat Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui dominansi penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan dan sebaliknya. Hasil perhitungan dari data yang diperoleh dari masing-masing desa diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Umumnya penduduk laki-laki merupakan pekerja. Oleh karena itu semakin banyak penduduk laki-laki (telah bekerja), diasumsikan tingkat pendapatan juga akan semakin meningkat. Selengkapnya sex ratio masing-masing desa disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.30. Sex Ratio Penduduk No. Lokasi Sex Rasio Keterangan 1. Bumi Rapak 111 Di Desa Bumi Rapak terdapat 110 laki-laki dalam setiap 100 orang perempuan 2. Bumi Etam 121 Di Desa Bumi Etam terdapat 121 laki-laki dalam setiap 100 orang perempuan 3. Cipta Graha 110 Di Desa Cipta Graha terdapat 110 laki-laki dalam setiap 100 orang perempuan 4. Kholeq 130 Di Desa Kholeq terdapat 130 laki-laki dalam setiap 100 orang perempuan Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 1. A. Struktur Penduduk Berdasarkan Usia Berdasarkan usianya penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif merupakan penduduk yang berada pada interval usia 15 64 tahun sedangkan penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 0 14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 64 tahun. Penduduk produktif disini diartikan sebagai kelompok manusia yang secara fisik telah mampu bekerja dan menghasilkan uang. Menurut data monografi dari masing-masing desa yang diperoleh disimpulkan bahwa sebagian penduduk di lokasi studi merupakan penduduk usia produktif (15 64 tahun). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa ketersediaan tenaga kerja di lokasi studi relatif banyak. Masih berdasarkan sumber yang sama, diketahui bahwa kelompok penduduk yang tidak produktif yang terbanyak merupakan kelompok penduduk muda (anak- anak). Berikut disajikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia. Tabel 3.31. Penduduk Berdasarkan Usia Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq 0 14 431 483 309 326 15 64 1055 843 690 578 > 65 70 47 84 63 Jumlah 1556 1373 1083 967 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Dominasi penduduk usia produktif pada suatu daerah menjadikan beban ketergantungan antara penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif menjadi semakin kecil. Hal tersebut tentunya akan berimplikasi terhadap akumulasi pendapatan keluarga dan meningkatnya taraf hidup. Berdasarkan analisis data primer diketahui bahwa beban angka ketergantungan penduduk pada masing-masing desa berkisar antara 0,57 hingga 2,11. Hal tersebut berarti bahwa tiap saru orang produktif harus menangung 1-2 orang tidak produktif. Selengkapnya beban ketergantungan penduduk di lokasi studi disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.32. Beban Ketergantungan Kategori Penduduk Desa Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Penduduk Produktif 1055 843 690 578 Penduduk Tidak Produktif 501 530 393 389 Angka Ketergantungan 2,11 0,63 0,57 1,49 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010. 1. B. Struktur Penduduk Berdasarkan Pendidikan Aspek kependudukan khususnya kualitas SDM memiliki peran yang sangat penting dalam progesifitas suatu daerah. Hal ini terkait erat dengan keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. SDM yang berkualitas merupakan modal utama bangsa dalam menjalankan pembangunan. Salah satu faktor penunjang terbentuknya SDM yang berkualitas adalah tingkat pendidikan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diasumsikan SDM orang yang bersangkutan akan semakin berkualitas. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di lokasi studi hingga saat ini masih didominasi oleh SD, namun ada pula yang belum sekolah, tidak pernah bersekolah maupun tidak tamat SD. Penduduk yang masuk dalam kelompok ini umumnya adalah balita, orang tua dan lansia, sedangkan pada kelompok penduduk muda saat ini tidak ada lagi yang tidak bersekolah maupun putus sekolah. Hal tersebut dapat diketahui dari makin meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah dan melanjutkan pendidikan dari tahun ke tahun. Data tingkat pendidikan penduduk di lokasi studi dapat dilihat pada table 3.33. Tabel 3.33. Tingkat Pendidikan Penduduk Tingkat Pendidikan Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) Belum Sekolah 87 211 44 46 Tidak Pernah Sekolah 62 76 105 102 Tidak Tamat SD 274 139 72 68 SD 232 267 235 134 Tidak Tamat SLTP 42 141 160 98 Tingkat Pendidikan Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) SLTP 91 100 75 60 Tidak Tamat SLTA 26 35 52 47 SLTA 144 61 116 113 Sarjana/Diploma 54 14 49 37 Jumlah 1.012 924 908 705 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden pada masing-masing desa diketahui bahwa 20,20% responden berpendidikan SD, sekitar 23,23% responden berpendidikan SLTP, sekitar 39,39% berpendidikan SLTA dan 6,06% responden berpendidikan Sarjana/Diploma. Berikut ini disajikan data responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Tabel 3.34. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) Tidak Sekolah 2 0 3 4 Tidak Tamat SD 0 0 2 0 SD 3 7 5 5 SLTP 1 8 7 7 SLTA 5 13 11 10 Sarjana/diploma 1 2 2 1 Jumlah 12 30 30 27 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Selain tingkat pendidikan faktor lain yang juga menentukan kualitas pendidikan adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah, buku serta tenaga pengajar. Dari data yang diperoleh disimpulkan sarana pendidikan yang tersedia kurang memadai. Hal tersebut tidak membatasi penduduknya untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut diketahui dari makin banyaknya jumlah penduduk yang bersekolah dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Penduduk di Desa Cipta Graha, Bumi Etam dan Kholeq lebih banyak menempuh pendidikan lanjutan (SLTP dan SMU) dan pada umumnya mereka lebih banyak pergi ke desa Bumi Rapak atau ke luar daerah seperti Sangatta, Bontang atau ke Samarinda, hal ini disebabkan di tiga desa tersebut tidak memiliki sarana pendidikan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sedangkan untuk menempuh jenjang pendidikan sarjana/diploma penduduk di empat desa yakni Bumi Rapak, Bumi Etam, Cipta Graha dan Kholeq pergi ke luar daerahnya yakni ke Sangatta atau ke Samarinda karena sarana pendidikan pada jenjang ini tidak tersedia di lokasi studi. Tabel 3.35. Sarana Pendidikan Fasilitas Pendidikan Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (unit) TK 1 1 1 1 SD 1 1 1 1 SLTP 1 0 0 0 SMU 1 0 0 0 Ponpes 0 0 2 0 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 1. C. Struktur Penduduk Berdasarkan Agama Kehidupan beragama di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 29 serta sila pertama pada Pancasila. Kehidupan beragama harus senantiasa dibina dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang, sehingga diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan sosial sebagai dampak globalisasi dewasa ini. Dari data monografi masing-masing desa diketahui bahwa dari keempat desa di lokasi studi tiga desa diantaranya Desa Bumi Rapak, Cipta Graha dan Kholeq didominasi oleh pemeluk agama Islam sedangkan untuk desa Bumi Etam didominasi oleh pemeluk agama Kristen Katolik. Data mengenai jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.36. Penduduk Berdasarkan Agama Desa Islam Kristen Katolik Hindu Budha Total Bumi Rapak 973 7 0 576 0 1556 Bumi Etam 621 1 751 0 0 1373 Cipta Graha 897 0 186 0 0 1083 Kholeq 908 0 59 0 0 967 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Sarana ibadah perlu dibangun dalam rangka mendukung aktivitas peribadatan dan merupakan eksistensi dari pemeluknya. Jenis sarana ibadah yang ada yakni berupa masjid, musholla, gereja dan pura. Jumlah sarana ibadah yang terdapat di lokasi studi diantaranya 10 unit masjid, 7 unit musholla, 3 unit gereja dan 3 unit pura. Berikut data lengkap sarana ibadah di lokasi studi. Tabel 3.37. Sarana Ibadah Desa Masjid Musholla Gereja Pura Jumlah (unit) Bumi Rapak 2 2 0 3 Bumi Etam 4 1 2 0 Cipta Graha 2 3 1 0 Kholeq 2 1 0 0 Sumber : Monografi masing-masing Desa, 2010 1. D. Aksesabilitas Akses transportasi menuju lokasi studi dapat ditempuh baik melalui darat menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, Kondisi badan jalan menuju lokasi studi adalah berupa tanah pengerasan yang apabila hujan keadaan jalan menjadi susah untuk dilalui karena licin. 3.3.2. Perekonomian Secara umum lokasi studi merupakan daerah perdesaan yang termasuk jarang penduduknya dengan bidang usaha yang ada dan berkembang bersifat homogen dan masih didominasi oleh pertanian. Sebagai daerah yang sedang berkembang, keberadaan PT Agronusa Bumi Sejahtera diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam bidang lainnya, khususnya perdagangan dan jasa. 1. A. Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk di lokasi pada umumnya adalah petani. Perkembangan sektor perdagangan di lokasi studi secara umum berjalan lambat. Berdasarkan pengamatan lapangan hal ini lebih banyak disebabkan oleh sulitnya aksesabilitas menuju lokasi studi. Berikut disajikan mata pencaharian penduduk di lokasi studi. Tabel 3.38. Mata Pencaharian Penduduk Mata Pencaharian Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) Wiraswasta 2 21 0 0 Petani 695 200 121 214 Karyawan swasta 59 90 75 80 Peternak 6 15 30 15 Nelayan 32 9 0 0 PNS 38 34 11 10 Pedagang 2 14 5 4 Buruh 49 350 22 25 Jasa 7 18 7 2 Jumlah 890 751 271 731 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Mata pencaharian responden yang berada di lokasi sebagian besar berada di sektor pertanian yakni sebagai petani padi, sayur-sayuran dan kelapa sawit, adapun di sektor perikanan sebagai nelayan. Hasil pertanian padi umumnya dikonsumsi sendiri (subsisten) kecuali jika padi dan sayur-sayuran yang dihasilkan jumlahnya melebihi jumlah yang dikonsumsi. Tabel 3.39. Mata Pencaharian Responden Mata Pencaharian Jumlah (orang) Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Petani 4 16 13 19 Nelayan 2 0 0 0 Karyawan /swasta 1 6 8 6 Pedagang 4 4 3 1 PNS 1 2 1 0 ABRI 0 0 0 0 Jasa 0 2 5 1 Jumlah 12 30 30 27 Sumber : Data Primer, 2010 1. B. Tingkat Pendapatan Salah satu indikator tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari seberapa besar kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin besar tingkat pendapatan, secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk tersebut semakin meningkat. Berikut hasil rekapitulasi tingkat pendapatan responden. Tabel 3.40. Tingkat Pendapatan Responden di Lokasi Studi Pendapatan (Rp) Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Total (orang) % < Rp 500.000,- 6 16 14 11 47 49,47 Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,- 4 4 6 8 22 23,16 > Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.000.000,- 2 6 5 6 19 20 > Rp 2.000.000,- 0 2 3 2 7 7,37 Sumber : Data Primer, 2010 Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan tingkat pendapatan < Rp 500.000,- merupakan yang terbanyak yakni mencapai 49,47% dari keseluruhan responden. Kelompok ini pada umumnya adalah petani, alasan mengapa pendapatan dari kelompok ini adalah karena sebagian besar hasil pertanian yang dihasilkan digunakan untuk dikonsumsi sendiri sedangkan apabila terdapat hasil yang lebih batu di jual ke pasar. Kelompok responden dengan tingkat pendapatan > Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,- merupakan yang terbanyak setelah responden yang bermata pencaharian sebagai Petani. Kelompok dengan pendapatan Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,-adalah penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani padi, nelayan dan bidang jasa dengan persentase sebesar 23,16%. Kelompok responden dengan tingkat pendapatan > Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.000.000,- adalah responden dengan mata pencaharian sebagai pedagang dan swasta, sedangkan Kelompok responden dengan tingkat pendapatan > Rp 2.000.000,- adalah responden dengan mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil. 1. C. Sarana Perekonomian Sarana perekonomian penting keberadaannya bagi perkembangan suatu daerah. Semakin tinggi mobilitas disertai oleh aksesabilitinya terhadap pusat-pusat perekonomian menjadikan perkembangan suatu daerah semakin cepat. Saat ini transaksi ekonomi di pasar tradisional (lokal) umumnya hanya dilakukan pada hari dimana pasar diselanggarakan. Kebutuhan pokok seperti beras dan ikan biasanya dipenuhi sendiri, sedangkan untuk kebutuhan sayur mayur penuhi dengan membelinya di pasar. Kebutuhan bahan pokok lainnya seperti gula, minyak goreng dll secara keseluruhan dipenuhi dengan membelinya di warung kelontong yang tersebar di wilayah desa. Keberadaan koperasi sebagai penunjang perekomian saat ini berupa koperasi simpan pinjam, namun dalam hal ini hanya dimiliki oleh desa Cipta Graha sedangkan ketiga desa lainnya belum memiliki koperasi. Tabel 3.41. Sarana Perekonomian yang Terdapat di Lokasi Studi Jenis Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Pasar Ada Tidak ada Ada Ada Toko/Kios/Warung Ada Ada Ada Ada Koperasi Simpan Pinjam Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada KUD Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Sumber : Profil masing-masing desa, 2010 3.3.3. Sarana Transportasi Keberadaan sarana transportasi bila dikaitkan dengan aksesabiliti suatu daerah mempunyai hubungan yang sangat erat. Semakin beragam jenis dan jumlahnya pada suatu daerah, dapat disimpulkan aksesabilitasnya semakin baik. Penduduk lebih banyak menggunakan transportasi darat seperti motor untuk beraktivitas sehari-hari maupun aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentunya juga sesuai dengan kondisi geografis lokasi studi yang sebagian besar berupa daratan. Tabel 3.42. Sarana Transportasi di Lokasi Studi No. Jenis Kendaran Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq 1 Mobil pribadi * * * 0 2 Truk 0 0 0 0 3 Sepeda motor 217 85 151 97 4 Sepeda 0 0 0 0 5 Perahu Motor 0 4 0 0 6 Perahu Dayung 0 0 0 0 7 Ojek 0 30 0 0 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 * : Data tidak diketahui 3.3.4. Sarana Komunikasi Keberadaan sarana komunikasi sebagai penunjang perekonomian juga sangat penting dalam kaitannya dengan keterbukaan dan percepatan arus informasi. Selain itu sarana komunikasi juga merupakan dasar dalam menilai kemajuan daerah yang bersangkutan. Jenis sarana komunikasi satu arah yang paling banyak dimiliki penduduk adalah televisi yang sebagian besar menggunakan Parabola sedangkan sarana komunikasi dua arah yang paling banyak dimiliki adalah Hand Phone (HP). Jenis sarana komunikasi lainnya adalah radio dan telepon umum. Sarana komunikasi yang terdapat di lokasi studi selengkapnya disajikan berikut ini. Tabel 3.43. Sarana Komunikasi di Lokasi Studi Jenis Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (unit) TV 135 177 160 44 Radio 4 3 6 2 Parabola 112 161 143 37 Wartel 0 0 0 0 Kantor Pos 0 0 0 0 HP 210 81 75 37 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Kecepatan informasi yang diterima oleh suatu daerah dipengaruhi oleh jenis sarana komunikasi yang tersedia. Semakin cepat informasi diterima akan semakin cepat pola pikir masyarakat berubah. Inilah yang merubah perkembangan suatu desa. Saat informasi yang efektif. Adanya telepon seluler memungkinkan realisasi terhadap informasi yang diterima berlangsung lebih cepat sehingga perkembangan desa terlihat secara nyata. 3.3.5. Sarana Umum Sarana umum merupakan sarana yang dapat digunakan oleh setiap penduduk. Dengan sarana ini penduduk dapat berolah raga, rapat dan menggelar acara kesenian sehingga kedekatan antar warga terjalin harmonis. Saat ini sarana umum yang tersedia di lokasi studi dapat dikatakan cukup memadai. Berikut ini data sarana umum yang terdapat di lokasi studi. Tabel 3.44. Sarana umum di Lokasi Studi Jenis Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (unit) Kantor BPD 0 1 0 0 Kantor Desa 1 1 1 1 Balai Desa 0 1 1 0 Lapangan Sepak Bola 1 1 1 1 Lapangan Bola Volly 1 1 1 1 Lapangan Bulu Tangkis 1 0 1 1 Lapangan Tenis Meja 0 0 1 1 KUD 0 0 0 0 Gedung PKK 1 1 1 0 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 3.3.6. Sarana Penerangan Sarana penerangan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu daerah, adanya penerangan akan membantu penduduk dalam aktifitas keseharian mereka, terutama malam hari. Sarana penerangan yang biasanya digunakan oleh penduduk di lokasi studi adalah genset dan lampu templok karena listrik PLN belum masuk di lokasi studi. 3.3.7. Sosial Budaya 1. A. Adat Istiadat Data dan informasi mengenai adat istiadat masyarakat setempat perlu diketahui. Hal tersebut terkait dengan penyelesaian konflik jika hal tersebut terjadi di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden diketahui bahwa suku yang terdapat di lokasi studi adalah Suku Flores, Jawa, Madura, Sasak, Dayak, Batak, Banjar, Bugis dan Bali. Tabel 3.45. Suku yang ada di lokasi Studi No Suku Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) 1. Batak 4 - - - 2. Jawa 270 217 175 256 3. Bugis 47 70 130 87 4. Banjar 12 - 135 113 5. Dayak Bahau 6 - - - 6. Sasak - 203 - - 7. Madura 48 71 - - 8. Flores - 756 205 90 9. Bali 643 - - - 10. dll 532 56 643 421 Sumber : Monografi masing-masing desa, 2010 Dari data di atas diketahui bahwa suku yang paling dominan pada Desa Bumi Rapak adalah Suku Bali sedangkan Bumi Etam Dan Cipta Graha adalah Suku Flores, dan di Desa Kholeq adalah suku Jawa. Oleh karena itu adat istiadat yang berkembang umumnya sesuai dengan golongan mayoritas suku yang ada di desa tersebut. Bahasa yang digunakan penduduk dalam kesehariannya adalah bahasa Indonesia, namun apabila berkomunikasi dengan penduduk satu suku umumnya mereka akan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Dengan melihat kondisi sosial budaya dan adat istiadat yang demikian, sebenarnya dapat dikatakan bahwa masyarakat di wilayah studi tidak sulit menerima inovasi dan pembaharuan dalam pembangunan, terutama yang menyangkut kesejahteraan dan kepentingan masyarakat banyak. Hal tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan remaja/pemuda dan perubahan terhadap orientasi jenis pekerjaan yang diminati. 1. B. Proses Sosial 1. 1. Proses Asosiatif Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok, berdasarkan potensi dan kekuasaan masing-masing. Proses sosial atau hubungan timbal balik dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerjasama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian atau pertentangan (conflict) dan akomodasi (acomodation). Lokasi studi dihuni oleh penduduk yang terdiri dari suku dan agama yang berbeda-beda namun diantara mereka telah terjalin interaksi yang harmonis. Sesuai dengan hasil analisis studi lapangan dimana sebagian besar penduduk menyatakan telah tinggal di lokasi studi lebih dari 5 tahun dengan lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan karena selain dekat dengan tempat kerja, hubungan antar tetangga juga terjalin dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses sosial tersebut sudah berlangsung cukup lama sehingga proses kerjasama dan tolong menolong mewarnai hubungan sosial penduduk. Kondisi tersebut didukung oleh seringnya mereka mengadakan kegiatan bersama-sama seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun dan memperbaiki fasilitas Desa, upacara adat, arisan, yasinan dan rapat RT. 1. 2. Proses Disosiatif Munculnya permasalahan sosiologis (sosiological problem) akibat kurangnya komunikasi antara penduduk setempat dengan pendatang atau adanya permasalahan yang mendasar perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil studi lapangan diketahui menurut responden cara penyelesaian yang terbaik bila terjadi konflik antara masyarakat dengan pemrakarsa, masyarakat memilih musyawarah secara kekeluargaan dan damai untuk mencapai mufakat atau melibatkan pemerintah desa dan atau kecamatan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Gangguan keamanan di lokasi studi selama kurun waktu satu tahun terakhir relatif sangat kecil. Apabila terjadi perselisihan, pada umumnya dapat diselesaikan dengan baik secara kekeluargaan. Namun tidak demikian dengan rencana beroperasinya perusahaan. Dari hasil wawancara terungkap adanya kekhawatiran masyarakat tentang kemungkinan terjadinya gangguan keamanan karena semakin banyaknya pendatang yang masuk untuk mencari kerja. Selain itu kekhawatiran lainnya konflik masalah kepemilikan lahan. 1. 3. Pranata Sosial/Lembaga Kemasyarakatan Dalam bidang pemerintahan kegiatan kemasyarakatan yang tumbuh mendukung kegiatan pemerintahan adalah BPD, sedangkan di bidang ekonomi kegiatan kemasyarakatan yang tumbuh untuk mendukung kegiatan ekonomi adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang saat ini hanya dimiliki oleh desa Cipta Graha. Saat ini penduduk masih sulit memasarkan hasil pertanian terutama perkebunan karena belum terbentuknya suatu lembaga untuk tujuan tersebut seperti adanya Koperasi Unit Desa (KUD). C. Persepsi Masyarakat Atas Rencana Perkebunan Kelapa Sawit oleh PT ABS Menurut hasil wawancara terhadap responden di lokasi studi diketahui bahwa sebagian responden (23,7%) tahu dan sebagian responden (76,3%) tidak mengetahui rencana perkebunan yang akan dilakukan oleh PT. ABS, mereka baru mengetahui hal itu pada saat pengisian kuisioner. Sebagian besar responden (84,6 %) setuju dengan rencana kegiatan tersebut. Namun ada beberapa responden (15,4%) yang tidak setuju dengan alasan sebagai berikut: 1. Menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. 2. Kehilangan lahan masyarakat sebagai mata pencaharian mereka. 3. Kegiatan tersebut akan mengganggu kenyamanan tinggal karena debu, bising dan mencemari air. 4. Terjadi konflik sosial antar penduduk akibat status kepemilikan lahan. 3.3.8. Kesehatan Masyarakat Kesehatan merupakan kebutuhan pokok sekaligus modal bagi setiap individu. Kesehatan merupakan kebutuhan yang dalam waktu segera harus dipenuhi. Selain itu sehat sebagai modal mempunyai arti dengan kesehatan individu dapat melakukan aktifitas sehingga individu dapat hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosial. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal harus didukung beberapa aspek diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, kondisi lingkungan tempat tinggal dan pola makan. Menurut teori H.L. Blum, faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat diantaranya adalah lingkungan fisik yang meliputi sumber air bersih, tempat berhajat besar, kondisi rumah, lokasi pembuangan dan pengolahan sampah. 1. A. Sumber Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi setiap penduduk. Air yang dimanfaatkan oleh penduduk hendaknya yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Keadaan rumah tangga menurut sumber air bersih masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.46. Sumber Air Bersih Untuk Keperluan Memasak dan Minum Sumber Air Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (KK) Sumur gali/ Sumur Bor 10 25 21 27 Sungai 2 0 0 0 Mata air terlindung 0 0 0 0 Air Tadah Hujan 0 5 9 0 PDAM/Ledeng 0 0 0 0 Sumber : Data Primer, 2010 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa sumber air untuk kebutuhan memasak dan minum di empat desa berbeda-beda namun pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa sumber air bersih yang digunakan untuk kebutuhan tersebut berstatus masih layak konsumsi. Dari ciri fisiknya kondisi air pada keempat sumber tersebut masih jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Untuk kebutuhan lainnya yakni mandi, cuci dan kakus responden dari keempat desa menggunakan sumber yang berbeda yakni air sungai, sumur gali/bor dan air tadah hujan. Tabel 3.47. Sumber Air Bersih Untuk Keperluan MCK Sumber Air Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (KK) Sumur gali/ Sumur Bor 10 25 30 27 Sungai 2 0 0 0 Air Tadah Hujan 0 5 0 0 PDAM/Ledeng 0 0 0 0 Lainnya 0 0 0 0 Sumber : Data Primer, 2010 1. B. Tempat Buang Air Salah satu kebutuhan sehari-hari manusia adalah membuang hajat/buang air. Oleh karena itu, sarana tempat buang air juga menjadi kebutuhan pokok. Sekret manusia merupakan limbah yang banyak mengandung mikro-organisme patogen sehingga harus dikelola dengan baik agar tidak menyebarkan penyakit. Gambaran tentang sarana buang air responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.48. Tempat Buang Hajat di Lokasi Studi Responden Jenis Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq jumlah (KK) Jamban di atas kali/ sungai 2 0 0 0 WC keluarga yang dilengkapi dengan septictank 10 30 30 27 WC Leher angsa disalurkan kesptictank 0 0 0 0 Sembarang tempat 0 0 0 0 Sumber : Data Primer, 2010 Secara keseluruhan sebagian besar responden yang telah memiliki WC keluarga dengan septictank sebagai sarana untuk membuang sekaligus menampung tinja. Tinja manusia banyak mengandung patogen sehingga harus dikelola dengan baik. Jika tidak dikelola apalagi dibuang ke sungai akan menyebabkan penyebaran mikroorganisme patogen semakin cepat. Dengan demikian semakin besar pula kemungkinan untuk menimbulkan penyakit. 1. C. Tempat Pembuangan dan Pengolahan Sampah Aktifitas rumah tangga sehari-hari menghasilkan sisa buangan berupa limbah domestik (sampah). Sampah hendaknya dikelola dengan baik dan di kelompokkan menurut jenisnya. Sampah rumah tangga dikelompokkan menjadi organik dan anorganik karena sampah organik lebih mudah terurai sedangkan sampah anorganik tidak mudah terurai namun dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Sampah harus dikelola dengan baik agar sampah tidak menjadi agent penularan penyakit, selain itu juga tidak menjadi tempat bersarangnya insekta dan rodensia. Karena kelompok tersebut bisa menjadi agent penyakit. Apabila sampah telah dikelola dengan baik, maka akan mendukung tercapainya kondisi lingkungan yang sehat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa seluruh responden sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Hal ini terlihat dari kebiasaan responden membuang sampah di lubang sampah ataupun bak sampah. Berikut ini disajikan data lokasi pembuangan sampah responden. Tabel 3.49. Tempat Membuang Sampah di Lokasi Studi Responden Tempat Buang Sampah Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (KK) Tong/Bak sampah 3 4 2 0 Lubang sampah 4 19 23 19 Sembarang tempat 3 7 5 11 Sungai/kali 2 0 0 0 Sumber : Data Primer, 2010 D. Sarana dan Prasarana Kesehatan Sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan disediakan oleh stakeholder. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai akan berdampak positif terhadap tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal karena semakin banyak sarana dan prasarana, berarti semakin mudah dan cepat dijangkau oleh masyarakat dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Sarana dan prasarana kesehatan yang mudah dijangkau memungkinkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat dapat lebih cepat teratasi. Saat ini prasarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan oleh warga di desa Bumi Rapak, Desa Bumi Etam dan Desa Cipta Graha adalah Puskesmas Induk Kecamatan Kaubun sedangkan untuk warga yang tinggal di Desa Koleq biasanya berobat di Puskesmas Induk Kecamatan Sangkulirang. Berikut disajikan jenis sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di lokasi studi. Tabel 3.50. Sarana dan Prasarana Kesehatan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Kaubun Kecamatan Sangkulirang Puskesmas 1 1 Puskesmas Pembantu 8 5 Posyandu 8 15 Praktek Dokter 1 3 Klinik 0 0 Ambulance 1 1 Sumber : Puskesmas Induk Kec. Kaubun dan Puskesmas Induk Kec. Sangkulirang, 2010 Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan di tengah-tengah masyarakat harus didukung dengan ketersediaan tenaga kesehatan. Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Kaubun adalah 1 : 184 sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Kaubun masih kurang. Sedangkan untuk tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Sangkulirang adalah 1 : 57 sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Sangkulirang dirasa cukup untuk melayani kesehatan warga desa Koleq. Data tenaga kesehatan yang tersedia di lokasi studi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.51. Tabel 3.51. Tenaga Kesehatan di Lokasi Studi Tenaga Kesehatan Puskesmas Induk Kecamatan Kaubun Puskesmas Induk Kecamatan Sangkulirang Dokter Umum 1 2 Dokter Gigi 0 1 Bidan 2 4 Perawat 8 10 Sumber : Puskesmas Induk Kec. Kaubun dan Puskesmas Induk Kec. Sangkulirang, 2010 E. Status Gizi Masyarakat Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas atau balita, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur dapat diketahui bahwa status gizi balita di Kecamatan Kaubun dan Kecamatan Sangkulirang adalah sebagai berikut : Tabel 3.52. Status Gizi Balita di Lokasi Studi No Status Gizi (BB/U) Kecamatan Kaubun Kecamatan Sangkulirang Jumlah (orang) 1 Jumlah Balita 457 290 2 Balita yang di Timbang 223 278 3 Balita yang Timbangannya Naik 201 225 4 Balita dibawah Garis Merah (BGM) 2 1 5 Gizi Kurang 8 1 6 Gizi Buruk 0 1 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, 2010 Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur dapat diketahui status gizi masyarakat di Kecamatan Kaubun terdapat 2 Balita di Bawah Garis Merah (BGM) dan 8 orang mengalami gizi kurang, sedangkan di Kecamatan Sangkulirang terdapat 1 Balita di Bawah Garis Merah (BGM), 1 orang yang mengalami gizi kurang dan 1 orang yang mengalami gizi buruk, dimana berdasarkan keterangan yang ada bahwa balita yang mengalami gizi buruk tersebut berasal dari Desa Kolek yang merupakan salah satu desa yang dikaji dalam AMDAL ini. Untuk mengatasi kasus kurang gizi maupun gizi buruk memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan harus terus diperhatikan oleh setiap orang tua dengan cara selalu memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup. F. Penyakit yang Diderita Masyarakat Status kesehatan masyarakat diantaranya dapat dinilai dari penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. Penyakit yang diderita dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada di sekitar masyarakat. Dari data Puskesmas Kecamatan Kaubun 2009 diketahui bahwa penduduk lebih sering menderita penyakit influensa, Malaria Klinis dan Diare. Berikut data lengkapnya. Tabel 3.52. Data 10 Besar Penyakit di Lokasi Studi No Puskesmas Induk Kec. Kaubun Puskesmas Induk Kec. Sangkulirang Jenis Penyakit Jlh % Jenis Penyakit Jlh % 1 Influensa 571 43,75 ISPA 371 37,06 2 Malaria Klinis 341 26,13 Gastritis 107 10,69 3 Diare 217 16,63 Malaria 96 9,59 4 Thypus Klinis 124 9,50 Gastroentritis 86 8,59 5 Diare Berdarah 27 2,07 Penyakit kulit (alergi) 75 7,49 6 TBC 7 0,54 Chikungunya 68 6,79 7 Gonorhoe 5 0,38 Reumatik 68 6,79 8 Kusta 5 0,38 Penyakit kulit (jamur) 53 5,29 9 Penyakit gusi 4 0,31 Penyakit kulit (infeksi) 44 4,40 10 Kencing Manis (DM) 4 0,31 Penyakit gigi 33 3,30 TOTAL 1305 100 TOTAL 1001 100 Sumber : Puskesmas Induk Kec. Kaubun dan Puskesmas Induk Kec. Sangkulirang, 2010 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit influensa, Malaria Klinis dan Diare. 1. 1. Penyakit Influensa Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah <a title=Penyakit menular href=http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_menular>penyakit menular burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut. Gejala yang timbul sebelum terserang penyakit influenza adalah demam mendadak, asma, pilek, sakit kerongkongan, batuk, sakit otot dan <a title=Sakit kepala href=http://id.wikipedia.org/wiki/Sakit_kepala>sakit kepala, bersin-bersin. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terserang penyakit influenza adalah: 1. Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun 2. Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun 3. Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk 4. Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa 5. Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi. Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa 6. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt mengandung banyak laktobasilus. 7. 2. Penyakit Malaria Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika,Asiadan Afrika. Adaempat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Tanda dan Gejala Penyakit malaria adalah Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh/pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan. Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak. Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan. Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan anti malaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine dan Dihidroartemisinin-piperquine. Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria. 1. 3. Penyakit Diare Penyakit Diare adalah suatu penyakit dengan adanya tanda-tanda perubahan pada tinja, yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi BAB (buang air besar) 3 kali atau lebih dalam satu hari. Faktor yang mempengaruhi diare adalah lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku masyarakat. Diare disebabkan oleh peradangan usus oleh agen penyebab: 1. bakteri,virus,parasit (jamur,cacing,protozoa) 2. keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun maupun bahan kimia kurang gizi. 3. alergi terhadap susu. 4. immuno defesiensi Cara penularan diare yaitu Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan /air minum yang terkontaminasi tinja/muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan. Tatalaksana penderita diare dirumah ialah meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur,larutan gula garam,oralit), meneruskan pemberian makanan lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra stelah diare, membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam tiga hari tidak membaik atau buang air besar makin sering dan banyak sekali, muntah terus menerus, rasa haus yang nyata, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, terdapat darah pada tinja. 1. 4. ISPA Penyakit ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian. Penyakit ISPA di kelompokkan menjadi 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. 1. Penyebab Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik. 1. Pengobatan - Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya. - Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. - Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari. 1. 5. Gastritis Gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain 1. Penyebab Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yana kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hari yang berat, septicemia atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. Gambaran yang sama tentang gasstritis ini disebut gastritis akut erosif. Kira- kira 90% pasien yang dirawat di ruang intensif menderita gastritis akut erosif ini. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya, penyakit Crohn, serta infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Gastritis ini paling sering terjadi pada alkoholis. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan. Pada gastritis atrofik, infiltrat menginflamasi lamina propria dengan menghilangnya kelenjar-kelenjar. Jika atrofi gaster menjadi komplit, elemen kelenjar berkurang atau hampir tidak ada, tetapi tidak terdapat sel radang, anemia pernisiosa dapat timbul pada gastritis jenis ini. 1. Pengobatan Pengobatan umum terhadap gastritis adalah menghentikan atau menghindari faktor penyebab iritasi, pemberian antasid dan simptomatik lain, dan pada gastritis atrofik dengan anemia pernisiosa diobati dengan B12 intramuskuler (hydroxycobalamin atau cyanocobalamin). Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik (misalnya amoksisilin dan klaritromisin) dan obat anti-tukak (omeprazol). Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan setelah penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi. Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat. Eradikasi Helicobacter pylori merupakan cara pengobatan yang dianjurkan untuk gastritis kronis yang ada hubungannya dengan infeksi oleh kuman tersebut. eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologi menjadi normal kembali. Eradikasi dapat dicapai dengan pemberian kombinasi penghambat pompa proton dan antibiotik. Antibiotik dapat berupa tetrasiklin, metronidasol, klaritromisin, dan amoksisilin. Kadang-kadang diperlukan lebih dari satu macam antibiotik untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid. Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan. Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12. Gastiritis karena penyakit Mntrier bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung. Sedangkan gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung. Tabel 3.53. Penyakit yang Sering diderita Responden No Jenis Penyakit Bumi Rapak Bumi Etam Cipta Graha Kholeq Jumlah (orang) 1. Influensa 7 18 14 13 2. Diare (sakit perut) 1 0 5 2 3. Penyakit kulit (gatal- gatal) 0 3 1 1 4. Magh 4 9 10 11 Sumber : Data Primer, 2010 Berdasarkan wawancara penyakit yang biasa diderita oleh responden adalah influenza, gatal- gatal (penyakit kulit), demam dan diare. Penyakit tersebut muncul diperkirakan akibat kondisi lingkungan dan kebiasaan masyarakat yang tidak sehat dan kondisi cuaca.
KUESIONER KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKATSTUDI AMDAL PENINGKATAN PRODUKSI AMDK PT WISATA JOGJA BARATKABUPATEN KULONPROGO, DIY Numerator : ............................ Desa : ............................. Kec : ......................... Kab : ............................... IDENTITAS RESPONDEN 1.
Nama 1 Inisial : .......................................2.
Umur : ............... tahun3.
Pendidikan terakhir : a. tidak tamat SD e. tamat D3 1 Akademib. tamat SD f. tamat S1 / Sarjanac. tamat SLTP g. tamat S2 1 Pasca Sadanad. tamat SLTA h. Lainnya ................4.
Pekerjaan Utama Pokok : a. PNS f. buruh pabrik (KK) b. pegawai swasta g. Petanic. wiraswasta h. buruh Tanid. guru i. Lainnya ................e. pedagang5.
Kalau Anda memiliki pekerjaan sampingan, pekerjaan apa yang menjadi penopang ekonomi keluarga :a. pegawai swasta e. buruh pabrik b. wiraswasta f. Petanic. guru g. buruh tanid. pedagang h. lainnya ............6.
Penghasilan sebulan : a. Utarna Rp ......................b. sampingan Rp ......................c. penghasilan lainnya dari rata-rata Rp ..................... / blnd. total penghasilan Rp .....................7.
Anggota keluarga yang tinggal serumah : jumlah ........... orang (termasuk KK)a.
Umur 0
4 tahun = ........... orangb.
umur 15
64 = ........... orang, bekerja .......... orangc.
umur > 65 = ........... orangd.
anggota keluarga yang bekerja = ........... orang8.
Daerah asal Bapak/ ibu : a. dusun ini e. kabupaten lain di Jawa Tengahb. desa ini f. Dari luar Jawa Tengahc. kecamatan ini g. luar Jawad. kabupaten ini h. lainnya ............9.
Seandainya bukan berasal dari dusun ini, sudah berapa lama Anda tinggal disini bulan/tahun10.
Alasan pindah ke sini (dusun ini) ? OQ....................................................................................................
KONDISI SOSIAL EKONOMI 11.
Rumah dan atau lahan yang dimiliki beserta status hukumnya (sertifikat hak milik, sertifikat HGB, leterC, leter D, tanah bengkok dan sebagainya:a. rumah : ................... m2 status ...........................................b.
halaman/Pekarangan : ................... m 2 status ...........................................c.
sawah : ................... m 2 status ...........................................d.
ladang/ tegalan/ kebun : ................... m 2 status ...........................................e.
kolam ikan : ................... m 2 status ...........................................12.
Kepemilikan lainnya, sepertia.
ternak, yaitu : ................... luas / kandang : ................. m 2 atau ......... ekorb.
perikanan, yaitu : ................... luas / kandang : ................. m 2 atau ......... ekor13.
Bangunan rumah terbuat dari apa ? (pengamatan)a.
Gedhegb.
Tembok c.
setengah tembok d.
lainnya sebutkan ....................14.
Lantai rumah terbuat dari apa ? (pengamatan)a.
Tanahb.
Ubinc.
Tegeld.
lainnya sebutkan ....................15.
Atap rumah terbuat dari apa ? (pengamatan)a.
Gentengb.
Asbesc.
Rumbaid.
lainnya sebutkan ...................16.
Berapakah uang yang dikeluarkan / dialokasikan untuk kebutuhan dalam sebulana.
lainnya sebutkan : ........................................17.
Rasio pendapatan dan pengeluaran per bulan = ( + ) / ( - ) ..................................(diisi oleh petugas)18.
Kepemilikan benda berharga (pengamatan)a. televisi e. Sepedab. radio f. sepeda motorc. tape g. mobil 1 colt 1 truk d. kulkas h. lainnya, yaitu ...................
Dosen memberikan penjelasan yang berkaitan dengan hal ihwal mata kuliah Pendidikan Agama Islam beserta role untuk mengikuti perkuliahan PAI.
I. STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang tujuan dan substansi adanya mata kuliah pendidikan agama Islam di perguruan tinggi dan dapat melaksanakan seluruh aturan dalam mengikuti kegiatan perkuliahan Pendidikan Agama Islam.
J. MATERI
1. Motivasi dan Apresiasi sebagai Mahasiswa baru.
2. Selayang Pandang tentang Unnur.
3. Hakikat, Tujuan dan kedudukan PAI di perguruan tinggi.
4. Penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan Tugas dan jenis-jenis evaluasi mata kuliah PAI.
L. SUMBER DAN BAHAN
1. Buku Pedoman Akademik Unnur
2. Pedoman Pelaksanaan PAI dari jurusan MKU Unnur
M. ALAT DAN MEDIA
1. LCD
2. NOTEBOOK
3. WhiteBoard, Spidol
Dosen memberikan penjelasan yang berkaitan dengan hal ihwal mata kuliah Pendidikan Agama Islam beserta role untuk mengikuti perku