Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

TUGAS 1 IPEM4208
1. Istilah desa merupakan suatu istilah umum yang diberikan kepada setiap persekutuan
hukum yang terendah di Indonesia, istilah tersebut telah dikenal jauh sebelum
pemerintahan kolonial Belanda berkuasa di indonesia. Namun desa yang kita kenal saat
ini pada awalnya berbeda-beda satu daerah lainnya, serta mengalami perubahan dan
intervensi dengan regulasi.
Dari pernyataan tersebut silakan kemukakan persamaan dan perbedaan regulasi yang
mengatur tentang desa, dengan menggunakan tabel, dengan regulasi sebagai berikut
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 1977 tentang Penetapan Jumlah
Desa di seluruh Indonesia
2. Menurut UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa
3. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. Menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa),
(Skor 40)
2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan
pengaturannya kepada Desa adalah urusan pemerintahan desa yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
Dari pernyataan tersebut silakan Anda memperjelas perbedaan dan persamaan dengan
menggunakan tabel terkait urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di desa. Dari regulasi menurut
UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang
Desa (Skor 30)
3. Penyelenggaraan pemerintahan desa akan terlaksana secara optimal apabila desa memiliki
kapasitas keuangan yang memadai sehingga penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya terlaksana dengan baik, pendapatan desa meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun
anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
Dari pernyataan tersebut silakan Anda dapat memperjelas pendapatan desa berdasarkan
regulasi tentang desa, menggunakan table. Rujuk dengan regulasi sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 1977 tentang Penetapan Jumlah
Desa di seluruh Indonesia
2. Menurut UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa
3. Menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa),
(Skor 30)
NAMA : NOVEGA NANCY KODJA
NIM. : 043169123
MATA KULIAH : IPEM / 4208 SISTEM PEMERINTAHAN DESA

JAWABAN :
1. Perkataan/istilah Desa adalah suatu istilah umum yang diberikan kepada setiap
persekutuan hukum yang terendah di Indonesia, istilah tersebut telah dikenal jauh
sebelum pemerintah kolonial Belanda berkuasa di Indonesia. Perkataan desa berasal
dari bahasa Sanskerta yang berarti "tanah tumpah darah". Pengertian secara formal
mengenai desa dapat dilihat dari beberapa peraturan perundang-undangan di bawah ini.

1. Dalam surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 1977 tentang
Penetapan Jumlah Desa di seluruh Indonesia dinyatakan bahwa: Desa ialah kesatuan
organisasi pemerintahan yang terendah, mempunyai batas wilayah tertentu, langsung
di bawah kecamatan, dan merupakan kesatuan masyarakat hukum yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya.
2. Menurut UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, Pasal 1 menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 huruf (o)
dijelaskan bahwa desa atau yang disebut nama lain selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten.
4. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud desa
adalah suatu masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) disahkan pada
tanggal 15 Januari 2014 di akhir masa pemerintahan Presiden DR. H. Susilo
Bambang Yodhoyono disusun dengan semangat penerapan amanat konstitusi yaitu
pengaturan masyarakat hukum adat yang sesuai dengan ketentuan Pasal 18B ayat (2)
UUD Tahun 1945 untuk diatur dalam susunan pemerintahan sesuai ketentuan Pasal
18 ayat (7) UUD Tahun 1945. UU Desa yang ada saat ini lahir dengan konstruksi
menggabungkan fungsi self governing community dengan local self
government. Dengan konstruksi yang demikian, maka diharapkan kesatuan
masyarakat hukum adat yang selama ini merupakan bagian dari wilayah desa ditata
sedemikian rupa menjadi desa dan desa adat. Pada dasarnya desa dan desa adat
melakukan tugas yang hampir sama hanya saja terdapat perbedaan dalam hal
pelaksanaan hak asal-usul, terutama berkaitan dengan pengaturan dan pengurusan
wilayah adat, pelestarian sosial desa adat, sidang perdamaian adat, pemeliharaan
ketenteraman dan ketertiban bagi masyarakat hukum adat, serta pengaturan
pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli.

2. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya,
Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(sebelum perubahan) menyebutkan bahwa “Dalam territori Negara Indonesia terdapat
lebih kurang 250 “Zelfbesturende landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti
desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan
sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan Asli dan oleh karenanya dapat
dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia
menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara
yang mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut”.
Oleh sebab itu, keberadaannya wajib tetap diakui dan diberikan jaminan
keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa
mengalami banyak perubahan aturan namun belum dapat mewadahi semuanya
sebagaimana banyak perubahan dalam sejarah pengaturan Desa, telah ditetapkan
beberapa pengaturan tentang Desa, yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948
tentang Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang
Desa Praja Sebagai Bentuk Peralihan Untuk Mempercepat Terwujudnya Daerah
Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok- Pokok Pemerintahan di Daerah, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1979 tentang Pemerintahan Desa, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Dalam perjalanannya Desa mendapatkan pengakuan
dengan adanya Undang-Undang Desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 15 Januari
2014. UU 6/2014 tentang Desa diundangkan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 dan Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495 hari itu juga oleh Menkumham Amir Syamsudin pada
tanggal 15 Januari 2014 di Jakarta.
3. Pendapatan Desa menurut regulasi:
Regulasi : Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 1977 tentang Penetapan
Jumlah Desa di seluruh Indonesia
Pendapatan Desa : Tidak diatur

Regulasi : UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa


Pendapatan Desa : Pasal 16 ayat (1): Pendapatan desa terdiri dari penerimaan daerah
dan penerimaan dari pihak lain. Penerimaan daerah meliputi hak asal usul, hasil usaha,
dan lain-lain penerimaan yang sah. Penerimaan dari pihak lain meliputi sumbangan,
hibah, dan lain-lain penerimaan yang sah.

Regulasi : UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


Pendapatan Desa : Pasal 85 ayat (1): Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha desa,
hak asal-usul, hasil penjualan barang milik daerah dan hasil kekayaan alam yang
terdapat di dalam tanah, air dan udara serta sumbangan orang atau badan lain yang
tidak mengikat.

Regulasi : UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


Pendapatan Desa : Pasal 69 ayat (1): Pendapatan asli desa yang sah terdiri atas hasil
usaha desa, hak asal-usul, hasil penjualan barang milik daerah dan hasil kekayaan alam
yang terdapat di dalam tanah, air dan udara serta sumbangan orang atau badan lain yang
tidak mengikat.

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan desa terdiri dari penerimaan
daerah dan penerimaan dari pihak lain, serta hasil usaha desa, hak asal-usul, hasil
penjualan barang milik daerah, hasil kekayaan alam, dan sumbangan dari orang atau
badan lain yang tidak mengikat. Namun, definisi dan pengaturannya berbeda-beda
tergantung pada regulasi yang berlaku.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendapatan Desa adalah penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa untuk
mengumpulkan dana guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan
rutin/pembangunan.

SUMBER:
BMP IPEM / 4208 SISTEM PEMERINTAHAN DESA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan


Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyerahan Urusan
Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Desa;

Anda mungkin juga menyukai