Anda di halaman 1dari 5

Corak Penyelenggaraan Negara

Berdasarkan Ideologi Komunisme, Fasisme, Demokrasi, Dan Demokrasi Pancasila.

Rahiman Agus Salim, 030389525

PENDAHULUAN
Ideologi negara merupakan konsensus (mayoritas) warga negara tentang nilai-nilai
dasar negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan negara itu. Nilai-nilai dasar tersebut
disepakati sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan kenegaraan.
Oleh karenanya kita akan bahas pada tulisan ini gambaran serta penjelasan model
ideologi yang digunakan oleh beberapa negara serta corak atau kriteria seperti apa dan
bagaimana dari setiap ideologi ideologi politik tersebut. Karena setiap idoelogi memiliki
ajaran ke-khassannya sendiri juga mampu dijadikan sebagai ‘lensa’ untuk melihat dunia
politik.

TINJAUAN TEORETIK
dari penjelasan yang telah dijelaskan di atas, maka tinjauan teoretik dibahas sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud sebagai Ideologi Komunisme, Fasisme, Demokrasi, Dan
Demokrasi Pancasila?

PEMBAHASAN

A.     Komunisme
Faham yang lahir dari gagasannya Kalr Marx ini dan kemudian di dengungkan oleh
Marx dan sahabatnya Engel terlebih dalam karyanya yang paling terkenal adalah Manifesto
Komunis dan Das Kapital, sebuah manifesto politik yang diterbitkan pada tanggal 21
Februari 1884 yang kemudian menjadi satu gerakan massive di dunia.[1]
Komunisme ini juga merupakan koreksi terhadap kaum kapitalis yang mengekspansi
tenaga buruh pada industri. di awal abad ke-19, yang menganggap bahwa kaum buruh dan
pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan
ekonomi.
Dalam buku karya Sukarna yang berjudul : Ideologi Suatu Studi Ilmu Politik : Facisme,
Komunisme, Liberalisme, Pancasila, Islam dijelaskan ciri-ciri komunisme adalah sebagai
berikut :
a)      Faham yang menyuarakan terciptanya negara tanpa kelas sosial,
b)      Gagasan monoisme,  gagasan ini menolak adanya golongan-golongan di dalam masyarakat
sebab dianggap bahwa golongan yang berlainan aliran fikirannya merupakan perpecahan,
c)      Code of Behaviour on violence, kekerasan dipandang sebagai alat yang sah dan harus
dipakai untuk mencapai komunisme,
d)     Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Karena itu semua perangkat  aparatur
negara dipakai untuk diabadikan kepada tercapainya komunisme,
e)      Distrust of  the other reason,  tidak mempercayai kebenaran di luar Marx-Engels-Lenin cs.
Fikiran fikiran yang harus selaras dengan gagasan mereka dan memusat pada satu ajaran
yaitu komunist. Hal ini dilihat dalam (Manifesto-Komunis halamn 52).
f)       Distrust of God, tdak percaya kekuatan diluar kekuatan manusia. Hal ini tidak sejalan
dengan fikiran komunis, bahwa setiap masalah dalam kehidupan manusia dapat dipecahkan
dan diatasi.
g)      Dictatorial Mnagement, di mana otoritas tertinggi  dipegang oleh kelas proletariat . Sistem
yang  terpusat pada satu partai yaitu partai komunis.

B.    Fasisme
Fasisme adalah  ideologi  yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan dengan otoritas
absolut dimana pemerintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian Fasisme
juga merupakan paham politik kekuasaan abslut tanpa demokrasi,paham yang
mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.fasisme berusaha untuk
mengatur bangsa menurut perspektif korporatis,nilai dan sistem termasuk sitem politik dan
ekonomi.
Ada dua aliran fasisme  : perrama fasisme di negara Italia yang dipimpin oleh Benito
Mussolini (1883-1945), dan kedua fasisme jerman dibawah pimpinan Adolf Hitler (91998-
1945) yang dikenal dengan nazisme yakni singkatan dari national zozialisme bagi kedua
aliran ini negara adalah suatu organisasi yang sesungguhnya sedangkan individu-individu
hanya sebagai suatu yang harus tunduk kepada negara dalam segala hal jelasnya keduanya
dikenal sebagai sistem pemerintahan yang totaliter atau otoriter.[2]
Adapun ciri-ri fasisme, yaitu: Pertama, Pemerintah bersifat otoriter dan
totaliter. Kedua, Sistem pemerintah satu partai negara di jadikan alat untuk
mencapai  tujuan  , ketiga Adanya perbedaan antara pemerintah dengan yang di
perintah  antara elite dengan massa.

C.    Demokrasi
Secara historis, demokrasi sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yaitu pada masa
Negara kota (city state) di Athena sekitar abad ke-6 sampai abad ke-3 SM. Dimana Negara
kota (city state) di Athena ini merupakan sebuah daerah yang dikenal sebagai sebuah kota
yang menggunakan sistem demokrasi di dunia.[3] Adapun sistem demokrasi yang yang
berjalan atau yang dilaksanakan di kota ini adalah sistem demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana untuk membuat suatu keputusan-
keputusan atau kebijakan-kebijakan politik melibatkan langsung seluruh warganya yang
bertindak berdasarkan prosedur mayoritas.[4] 
Sesusai dengan perkembangannya, gagasan tentang demokrasi langsung yang terjadi
pada masa Yunani kuno hampir bisa dikatakan hilang dari sistem perpolitikan dunia pada
masa memasuki abad pertengan, dikarenakan bangsa Romawi yang merupakan bangsa
pewaris atau bangsa yang masih mengenal kebudayaan Yunani dikalahkan oleh bangsa
Eropa.[5] 
Mengenai ciri pokok dalam sebuah sistem demokrasi dapat kita ambil dari kesimpulan
Suryo Sakti Hadiwijoyo dalam bukunya  Negara, Demokrasi dan civil society (2012), yang
merupakan hasil dari simpulan beberapa tokoh ilmuwan seelumnya seperti: Joseph
Schumpeter, Robert Dahl, Samuel P. Huntington dan Hendry B. Mayo. Beliau mempunyai
kesimpulan bahwa ciri pokok dari sistem politik demokrasi adalah sebagai berikut:
Pertama, adanya partisipasi politik yang luas  dan otonom; dimana demokrasi pertama
mensyaratkan dan membutuhkan adanya keleluasaan partisipasi bagi siapa pun, baik individu
maupun kelompok, secara otonom. Yaitu dengan tanpa adanya unsur-unsur yang
mengintervensi dari pihak manapun.
Kedua, terwujudnya kompetisi politik yang sehat dan adil; semisal dalam konteks
demokrasi tidak langsung atau sekarang dengan adanya partai-partai politik yang
mengatasnamakan atas kepentingan masyarakat umum, maka mereka dalam berkompetisi
untuk meraih kekuasaan dan suara masyakarat haruslah melalui cara yang sehat dan adil,
bukan mengedepankan kepentingan partai akan tetapi lebih mengutaman kepentingan rakyat
yang diwakilinya secara umum.
Ketiga, adanya suksesi atau sirkulasi kekuasaan yang berkala terkelola, serta terjaga
dengan bersih dan transparan khususnya dengan melalui pemilihan umum. Jadi dalam sistem
demokrasi penguasa harus mengalami yang namanya pergantian secara berkala dengan
peroses pemilihan umum.
Keempat, adanya monitoring dan kontroling, serta pengawasan terhadap kekuasaan
( Eksekutif, Yudikatif, Birokrasi dan Militer) secara efektif, serta adanya mekanisme chek
and balances diantara lembaga-lembaga pemerintah.
Dan yang kelima, adanya tatakrama, nilai, norma yang disepakati bersama dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga akan tercipta suatu suasana yang harmoni.
[6]

E.    Demokrasi Pancasila
Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila. Dalam
demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau
dengan persetujuan rakyat. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga
tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah berjalan sesuai konstitusi.


2. Terdapat Pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak minoritas.
4. Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah.
5. Ide yang terbaik akan diterima ketimbang dari suara terbanyak.

KESIMPULAN
Berbagai tipe atau macam dari faham faham politik dunia ini adalah tidak lain merupakan
hasil akumulasi pergerakan dan pemikiran dari tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan hebat
dan dominasi yang kuat, baik faham komunis atau faham yang lainnya yang tersaji dalam
bahasan ini adalah berangkat dari maksud dan keinginan para tokoh mendapatkan atau
mewujudkan harapan atau ‘ambisi’ mereka untuk negaranya.
Kemudian dengan mengetahui faham faham politik ini, kita dapat mengidentifikasi dari
setiap negara sesuai dengan identitas ideologi apa yang negara itu fahami, dan bisa
menjabarkan pola pemerintahan seperti apa yang terlihat dari tiap-tiap negara. Karena
ideologi di sisi lain adalah sebagai visi satu negara tapi juga sebagai basis identitas bagi
negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sukarna. 1974. Ideologi Suatu Studi Ilmu Politik : Fasisme, Komunisme, Liberalisme, Pancasila,
Islam. Bandung : Alumni. 
Budiardjo, Miriam.2008.  Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sakti Hadiwijoyo, Suryo. 2012. Negara, Demokrasi dan civil society, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tower Sargent, Lyman. 1987. Contemporary Political Ideologies (Ideologi-Ideologi Politik

[1] Artikel ini diakses pada https://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme pada 29 Maret


2017.
[2] Ali Mudhofir, kamus teori dan Aliran dalam Filsafat, cet,1,
(Yogyakarta:Liberty,1988),hlm. 28-30
[3] Lih. Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi dan Civil Ssociety (Yogyakarta:
2012), cet.I, hlm.39
[4] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: 2008), cet.11, hlm.109
[5] Ibid.,hlm.109
[6] Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi dan civil society (Yogyakarta: 2012),
cet.I, hlm.37-38

Anda mungkin juga menyukai