Anda di halaman 1dari 23

KEBANKSENTRALAN

“Bank Sentral dan Kebijakan Perdagangan Internasional”

OLEH:
KELOMPOK 6

Ni Ketut Febri Anggreni 1807531112

I Komang Andrian Utama Putra 1807531121

I Gede Chandra 1807531177

PROGRAM MERDEKA BELAJAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................i
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 1
I. Konsep dan Struktur Neraca Pembayaran Internasional ........................................ 1
A. Pengertian Neraca Pembayaran Internasional ...................................................... 1
B. Kegunaan Neraca Pembayaran Internasional ....................................................... 2
C. Konsep Neraca Pembayaran Internasional ............................................................ 3
D. Jenis-Jenis Transaksi Internasional dalam Neraca Pembayaran Internasional . 4
E. Struktur Neraca Pembayaran Internasional .......................................................... 4
II. Peranan Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran .................................................... 5
a. Menjaga Stabilitas Moneter ..................................................................................... 5
b. Menciptakan Kinerja Lembaga Keuangan yang sehat ......................................... 5
c. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran .................................... 6
d. Fungsi Riset dan Pemantauan .................................................................................. 6
e. Jaring Pengaman Sistem Keuangan ........................................................................ 6
III. Analisis Keterkaitan Neraca Pembayaran Internasional, Neraca Bank
Sentral, dan Bank Umum dalam Keseimbangan Ekonomi ............................................. 6
A. NPI dalam Keseimbangan Perekonomian .............................................................. 7
B. Bank Sentral dalam Keseimbangan Perekonomian............................................... 8
C. Bank umum dalam Keseimbangan Ekonomi ......................................................... 9
STUDI KASUS ................................................................................................................... 11
A. Perang Dagang dan Dampaknya Pada Perekonomian Negara Lain ..................... 11
a. Definisi Perang Dagang .............................................................................................. 11
c. Kronologi Perang Dagang AS-CHINA ..................................................................... 12
B. Kebijakan Bank Sentra di Indonesia Terhadap Perang Dagang Amerika Dan
China ................................................................................................................................... 14
a) Strategi Moneter Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang AS-China..... 14
b) Dampak Perang Dagang AS-China bagi Indonesia ............................................. 16
C. Strategi Cina Dalam Menghadapi Perang Dagang Dengan Amerika Serikat ...... 18
a) KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT ................................................................... 18
b) KEBIJAKAN CHINA ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21

DAFTAR ISI

i
PEMBAHASAN

I. Konsep dan Struktur Neraca Pembayaran Internasional


A. Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Pengertian neraca pembayaran internasional atau Balance of Payment(BOP) menurut
Balace of Payment Manual (BPM) adalah:
“A statement that systematically, for spesific time period, the economic transactions
of an economic with the rest of the world. Transactions, for the most part between residents
and non residents, consist of those involving goods, services and income: those involving
financial claim on assets and liabilities to, the rest of the world: and those (such gift)
classified as transfers, which involve offsetting entries to balance in an accounting sense-one
set transactions”.
Secara umum definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut:
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara
sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer
keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest
of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran internasional
merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang
dikenal sebagai “double entry bookkeeping” sehinga setiap transaksi internasional yang terjadi
akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debet. Dengan
sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran internasional secara overall akan
selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif atau negatif.
Adapun tujuan dari neraca pembayaran internasional adalah memberi informasi
kepada pemerintah mengenai posisi atau kedudukan internasional negara tersebut dan
membantu pemerintah untuk merumuskan kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan.
Sedangkan penerapannya dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
1. Sisi Makroekonomi
Neraca pembayaran internasional memberikan petunjuk langkah apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai keseimbangan eksternal.
2. Sisi Mikroekonomi Neraca pembayaran internasional digunakan untuk:
a. Menganalisis peranan ekonomi dari rekening barang dan jasa.
1
b. Mengkuantifikasikan variasi sifat dan arah arus modal.
c. Mengidentifikasikan sumber-sumber penggunaan valuta asing
B. Kegunaan Neraca Pembayaran Internasional
Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna
sebagai berikut:
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara
penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu
negara.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun struktur
keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu negara
menunjukkan angka surplus, berarti negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor
barang daripada melakukan impor barang. Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus
pada neraca pembayan suatu negara berarti tidak terlalu banyak investor asing yang
menanamkan investasinya di suatu negara. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan
adanya investor, secara otomatis akan semakin banyak barang yang diimpor guna
memenuhi kebutuhan investor tersebut.
5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara
donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan
neraca pembayaran internasional.
Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai
patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga
pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan
negara asing terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi
adalah sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil. Hal
tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran yang
defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit.
Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam
pengembalian dana pinjaman.

2
6. Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi
perekonomian khususnya yang berkaitan dengan negara asing adalah juga digunakan
sebagai indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin
kita ketahui bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan
ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi
perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui
bahwa suatu negara tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki
sebuah kekuatan ekonomi.
Bagi para Manajer dan Investor, Neraca pembayaran internasional berguna karena
a) neraca pembayaran internasional membantu meramalkan potensi pasar suatu
negara (jangka pendek)
b) neraca pembayaran internasional merupakan indicator penting adanya tekanan
terhadap nilai tukar suatu negara
c) negara yang mengalami defisit neraca pembayaran internasional secara terus
menerus dapat dijadikan petunjuk akan terjadinya kontrol modal
C. Konsep Neraca Pembayaran Internasional
Konsep Penyajian Neraca Pembayaran Internasional Ada 2 (dua) bentuk penyajian
neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard presentation) dan penyajian analitis
(analytical presentation).
a. Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut
panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca
pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
b. Penyajian Analitis
Disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional, Secara umum dapat dibagi
menjadi empat konsep ke seimbangan neraca pembayaran di antaranya sebagai berikut :
3
a. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction(transaksi
yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang
sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau
defisit kedua transaksi tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain
diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan
(income) dan transfer.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionse lain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan
jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen
transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
D. Jenis-Jenis Transaksi Internasional dalam Neraca Pembayaran Internasional
Ada 5 jenis transaksi yang dicatat dalam neraca pembayaran:
1. Pertukaran barang dan jasa dengan barang dan jasa lain(barter)
2. Pertukaran finansial “item” dengan finansial “item” yang lain
3. Pertukaran barang dan jasa dengan finansial “item” dan pertukaran finansial “item”
dengan barang/jasa
4. Pemberian barang/jasa yang tanpa menimbulkan hak dan penerimaan barang dan jasa
yang tanpa menimbulkan kewajiban5 Pemberian finansial “item” yang tanpa
menimbulkan hak dan penerimaan “item” yang tanpa menimbulkan kewajiban.
E. Struktur Neraca Pembayaran Internasional
Dilihat dari strukturya Neraca Pembayaran Internasional dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok besar, yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Masing-masing komponen
dalam kelompok terdiri dari sisi kredit dan debet. Sisi kredit mencatat transaksi-transaksi
yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dan sisi
debet mencatat transaksitransaksi yang menimbulkan kewajiban membayar bagi penduduk

4
suatu negara terhadap penduduk negara lain. Struktur Neraca Pembayaran Internasional
terdiri dari beberapa komponen yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Transaksi berjalan (current account)
a) Perdagangan barang (trade)
 Ekspor (exports)
 Impor(imports)
b) Jasa-jasa (services)
c) Penghasilan (income) : Transfer
2. Transaksi modal dan keuangan (capital and financial account)
a) Transaksi modal (capital account)
b) Transaksi keuangan di luar cadangan devisa (financial account)
 Penanaman modal langsung (foreign direct investment)
 Investasi surat berharga (portfolio investment)
 Investasi lainnya
c) Perubahan cadangan devisa (changes in reserves)
d) Selisih perhitungan (errors and omissions)
II. Peranan Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran
Berikut ini adalah fungsi dan peran bank sentral beserta penjelasannya dikutip dari
situs Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia.
a. Menjaga Stabilitas Moneter
Peran bank sentral dalam kebijakan moneter berfungsi untuk menjaga stabilitas moneter,
antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank sentral harus
mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang, mengingat adanya
gangguan stabilitas moneter dengan dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
Stabilitas moneter menjadi penting, karena jika suku bunga terlalu ketat bisa mematikan
kegiatan ekonomi dan jika terlalu rendah maka memiliki dampak buruk lain. Disinilah peran
bank sentral menjadi penting untuk menjaga stabilitas moneter di suatu negara.
b. Menciptakan Kinerja Lembaga Keuangan yang sehat
Bank Indonesia selaku bank sentral juga memiliki peran untuk menciptakan kinerja
lembaga keuangan yang sehat, khususnya dalam bidang perbankan. Hal ini dilakukan
melalui mekanisme pengawasan dan regulasi dan sudah diterapkan di banyak negara,
termasuk di Indonesia. Sektor perbankan memang memiliki pangsa pasar yang dominan
5
dalam sistem keuangan sebuah negara. Untuk itu sistem pengawasan dan kebijakan
perbankan harus dilakukan secara efektif dan efisien, agar tetap stabil dan tidak
mengganggu perekonomian nasional.
c. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Peran bank sentral dalam sistem pembayaran menjadi penting dan krusial. Bank
Indonesia selaku bank sentral mengembangkan kebijakan berupa mekanisme dan
pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin
meningkat. Jika terjadi gagal bayar pada salah satu peserta dalam sistem pembayaran, maka
resiko serius dapat mengganggu sistem dan menimbulkan gangguan menular secara
sistematik, sehingga resiko tersebut harus dikurangi. Sebagai otoritas dalam sistem
pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi
risiko potensial dalam sistem pembayaran.
d. Fungsi Riset dan Pemantauan
Bank sentral juga memiliki peran dalam riset dan pemantauan di bidang moneter dan
ekonomi nasional. Bank Indonesia selaku bank sentral yang berwenang di Indonesia
dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
Monitorisasi dilakukan untuk mengetahui kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi
potensi kejutan yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Diharapkan riset-riset
yang dilakukan bank sentral menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi otoritas terkait
terkait langkah-langkah yang harus diambil ke depannya.
e. Jaring Pengaman Sistem Keuangan
Peran bank sentral dalam perekonomian juga penting sebagai jaring pengaman sistem
keuangan terkait fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Hal ini berarti
bank sentral mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.
Peran ini mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun saat terjadi krisis
dan hanya diberikan pada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu
terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Tentu banyak pertimbangan dan persyaratan yang
harus dipenuhi sebelum peran bank Indonesia ini dijalankan.
III. Analisis Keterkaitan Neraca Pembayaran Internasional, Neraca Bank Sentral, dan Bank
Umum dalam Keseimbangan Ekonomi
Negara-negara di dunia menggantungkan pada perdagangan internasional dan neraca
pembayaran untuk kesejahteraannya. Kenyataan ini membuat negara-negara sedang berkembang
6
mengutamakan hubungan perdagangan dan neraca pembayaran ekonomi domestik (Killick,
1981:5). Kebanyakan negara-negara sedang berkembang cenderung defisit dan neraca
pembayaran sangat penting untuk kemajuan ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas, keseimbangan neraca pembayaran perlu diwujudkan. Mengingat
keseimbangan neraca pembayaran merupakan salah satu dari tujuan ekonomi makro selain
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh (full employment), stabilitas tingkat harga umum
(price level stability), dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (long-term economic growth)
(Prasetyo P Eko, 2009:163).
Keadaan defisit pada neraca pembayaran menunjukan kekuatan impor yang lebih besar
dibandingkan ekspor. Jika negara terus melakukan impor dalam jangka waktu yang lama, tanpa
menggairahkan kegiatan ekspornya dapat membahayakan saldo neraca transaksi berjalannya,
yang berimbas pada saldo neraca pembayaran secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi
cadangan devisa negara. Jika perkembangan ekspor suatu negara baik, itu menggambarkan peran
ekspor sebagai penggerak kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang baik, memberikan dampak
positif kepada negara. Negara yang memiliki ekonomi yang stabil dan kondusif mampu menarik
para investor asing untuk melakukan investasi di negara tersebut. Meski berbagai pihak menilai
defisit transaksi berjalan merupakan hal yang normal dalam perekonomian sebuah negara yang
sedang bertumbuh, defisit transaksi berjalan Indonesia sudah memasuki level yang
membahayakan jika terus didiamkan.
A. NPI dalam Keseimbangan Perekonomian
Neraca pembayaran internasional memiliki peranan penting sebagai indikator
fundamental perekonomian suatu negara. Hal ini karena neraca pembayaran berkaitan dengan
kemampuan suatu negara dalam menyerap devisa dan pembayaran luar negeri. Secara teori
terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menelaan neraca pembayaran
internasional, yaitu: pendekatan elastisitas, pendekatan absorpsi dan pendekatan moneter.
Ketiga pendekatan tersebut dikelompokkan lagi dalam dua pendekatan besar, yaitu
pendekatan Keynes (pendekatan elastisitas dan pendekatan absorbsi) dan pendekatan
moneteris. Pendekatan elastisitas berpusat pada perubahan nilai tukar sebagai alat pengubah
untuk memperbaiki ketidakseimbangan neraca pembayaran Pendekatan absorbsi merupakan
gabungan kombinasi perubahan pendapatan, pengeluaran dan kurs untuk memulihkan
keseimbangan eksternal - neraca pembayaran (Jamli, 2001). Sedangkan pendekatan moneter
adalah pendekatan yang menganggap bahwa neraca pembayaran adalah fenomena moneter,
7
dimana ada hubungan antara neraca pembayaran dan jumlah uang beredar suatu negara
(Chacoliades dalam Adamu dan Otsede, 2009). Ekonom Keynesian menekankan aspek
jangka pendek, sementara Moneteris menekankan aspek jangka panjang. Analisis jangka
pendek melihat dinamika perubahan menuju keseimbangan baru. Dalam analisis jangka
pendek juga dimungkinkan untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseimbangan baru jika terjadi shok yang menyebabkan terjadinya gejolak cadangan devisa.
Pemangku kebijakan ekonomi tentu membutuhkan range waktu yang jelas guna memantau
efektifitas kebijakan ekonomi yang dipilihnya. Sementara analisis jangka panjang
menganalisis proses perubahan dari keseimbangan lama menuju keseimbangan baru
B. Bank Sentral dalam Keseimbangan Perekonomian
Perkembangan ekonomi suatu negara tentu mengalami pasang surut (siklus) yang
pada periode tertentu perekonomian tumbuh pesat dan pada periode lain tumbuh melambat.
Untuk mengelola dan mempengaruhi perkembangan perekonomian agar dapat berlangsung
dengan baik dan stabil, pemerintah atau otoritas moneter biasanya melakukan
langkahlangkah yang dikenal dengan kebijakan ekonomi makro. Inti dari kebijakan tersebut
pada dasarnya adalah pengelolaan sisi permintaan dan sisi penawaran suatu perekonomian
agar mengarah pada kondisi keseimbangan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan. Bank sentral memiliki fungsi dan peranan yang strategis dalam
mendukung perkembangan pasar keuangan dan perekonomian suatu negara. Hal ini antara
lain karena kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral dapat mempengaruhi perkembangan
suku bunga, jumlah kredit, dan jumlah uang beredar, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi tidak hanya perkembangan pasar keuangan, tetapi juga pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kebijakan yang
diterapkan oleh bank sentral tersebut dikenal secara umum sebagai kebijakan moneter.
Walaupun dampak dari pelaksanaan kebijakan moneter tersebut dapat dirasakan, baik
langsung maupun tidak langsung, masyarakat umumnya belum memahami hakikat atau
keberadaan dari kebijakan moneter itu sendiri. Kebijakan moneter merupakan kebijakan
otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk
mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Dalam praktek,
perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi
makro yang antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi),

8
membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya
lapangan/ kesempatan kerja yang tersedia.
C. Bank umum dalam Keseimbangan Ekonomi
Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan bank umum sebagai
institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum
melaksanakan fungsi intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk
deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (giral), bank umum dapat juga disebut sebagai bank
umum pencipta uang giral.
Pengertian bank umum menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 :
“Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.“
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa
pentingnya keberadaan bank umum dalam keseimbangan perekonomian, yaitu :
a) Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral
menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral
dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
b) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran
mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan
bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa
jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran,
pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang
mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
c) Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia
dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum
9
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan
lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
d) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi
internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank
umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang
melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
e) Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang
ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga
yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja
disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan
ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan
menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
f) Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan
luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler,
mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa
bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pihak yang menggunakannya.

10
STUDI KASUS

A. Perang Dagang dan Dampaknya Pada Perekonomian Negara Lain


a. Definisi Perang Dagang
Perang menunjukkan adanya permusuhan atau ketegangan diantara dua pihak. Tak
harus selalu dalam bentuk pertempuran bersenjata, perang juga bisa terjadi dalam upaya
menjaga dan mempertahankan stabilitas ekonomi suatu negara. Berkenaan dengan hal itu,
perang dagang dapat dipahami sebagai ketegangan ekonomi diantara dua negara yang
sebelumnya saling bekerjasama atau terikat dalam hubungan dagang. Lebih jelasnya
disebutkan dalam kamus ekonomi bahwa perang dagang merupakan konflik ekonomi yang
diwujudkan dengan pemberlakuan kebijakan pembatasan impor antar-negara. Pembatasan
impor tersebut antara lain dengan meningkatkan bea masuk barang, melarang barang
tertentu diimpor, membuat standard barang yang masuk menjadi lebih tinggi, barang
tertentu harus diuji lagi dan mendapat sertifikasi tambahan, dll.
Adapun tujuan dari perang dagang ini yaitu untuk merugikan perdagangan negara satu
sama lain. Seruan Donald Trump terkait eskalasi bea masuk tarif impor untuk produk-
produk dari Cina terutama baja dan aluminium memicu perang dagang dengan negeri Tirai
Bambu tersebut. Maklum saja, mengingat AS merupakan pasar bagi produk baja dan
aluminium dari Cina. Artinya, Cina merupakan pemasok baja di pasar AS. Cina bereaksi
atas seruan presiden AS dengan melakukan hal yang sama. Cina menaikkan bea masuk
tarif impor untuk produk AS, utamanya kedelai, minuman anggur, dan buah. Bagi AS,
Cina merupakan pasar terbesar sehingga AS menjadi negara pemasok terbesar untuk
produk-produk tersebut di Cina.
b. Dampak Perang Dagang pada Suatu Negara

Perang dagang mungkin hanya melibatkan dua Negara (contohnya AS dan China),
Namun dampaknya bisa berpengaruh kepada Negara lain seperti Negara tetangga dan
sekutu. Dampak ini juga bisa merupakan positif bisa juga dampak negatif. Dampak
positifnya, negara-negara lain berkesempatan untuk menjadi pemasok atau mengekspor
produk ke negara-negara yang terlibat dalam perang dagang, dalam kasus ini baik AS
maupun Cina. Adanya pembatasan impor yang diberlakukan oleh AS dan Cina tentu akan
berpengaruh pada keterbatasan produk kebutuhan di kedua negara. Kenaikan bea masuk
11
tarif impor yang diberlakukan AS terhadap produk Cina, mendorong Cina untuk mencari
negara alternatif yang mampu menjadi pemasok produk-produk kebutuhannya. Demikian
pula dengan AS. Sebab itulah, perang dagang antara AS dengan Cina ini membuka
peluang bagi negara-negara lain untuk masuk ke pasar kedua negara yang sedang
bersitegang secara ekonomi tersebut.
Sedangkan dampak negatifnya, Pembatasan impor produk baja dan aluminium dari
Cina oleh AS mendorong Cina untuk mencari pasar lain. Artinya, Cina akan meningkatkan
penjualan baja dan aluminium ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini pasti
akan meresahkan produsen baja dalam negeri yang sebelumnya cukup merajai pasar lokal.
Untuk pihak konsumen, secara umum konsumen di negara-negara yang tidak terlibat
dalam perang dagang tidak terdampak. Justru dengan masuknya produk baik dari AS
maupun Cina akan memberikan lebih banyak pilihan, termasuk dalam hal harga.
c. Kronologi Perang Dagang AS-CHINA
Perang dagang bermula karena Trump kesal dengan neraca perdagangan negaranya
yang selalu tercatat defisit dengan China. Untuk itu, ia memilih langkah proteksionisme
untuk memperbaiki neraca perdagangan AS. Trump memutuskan untuk menaikkan bea
masuk impor panel surya dan mesin cuci yang masing-masing menjadi 30 persen dan 20
persen. Sejak saat itu, tepatnya 22 Januari 2018, perang dagang pun dimulai. Kemudian,
Trump juga mengenakan tarif bea masuk untuk baja sebesar 25 persen dan 10 persen untuk
aluminium. Kebijakan ini diputuskan pada Maret 2018.
Tak tinggal diam, China ikut menaikkan tarif produk daging babi dan skrap
aluminium mencapai 25 persen dan Beijing memberlakukan tarif 15 persen untuk 120
komoditas AS. Komoditas itu, seperti almond dan apel. China juga mengadu kepada WTO
tentang tarif impor baja dan aluminium. Keluhan ini disampaikan China kepada WTO
pada April 2018. Setelah itu, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan kebijakan baru
yang melarang perusahaan telekomunikasi China untuk membeli komponen AS selama
tujuh tahun. Dengan berbagai kebijakan ini, China dan AS pun akhirnya mengadakan
pertemuan untuk membicarakan perang dagang ini di Beijing pada Mei 2018.
Pertemuan itu tak menghasilkan jalan keluar yang terbaik untuk AS dan China.
Namun, pihak China mengumumkan akan mengakhiri penyelidikan anti dumping
terhadap impor sorgum AS setelah pertemuan pertama pada Mei 2018. Bahkan, China
juga menawarkan paket untuk memperbaiki defisit perdagangan AS. Kemudian, pihak AS
12
dan China sama-sama mengumumkan bahwa keduanya setuju untuk menaikkan ekspor
pertanian dan energi AS. Selain itu, China juga mengumumkan akan menurunkan tarif
impor mobil dari 25 persen menjadi 15 persen. Namun, Trump rupanya tak puas dengan
pertemuan antara AS dan China sebelumnya. Trump bahkan akan menambahkan tarif 25
persen terhadap impor China yang sebesar US$50 miliar.
Pada akhir Mei 2018, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross bertemu dengan pihak
China. Sayang, pertemuan itu lagi-lagi tak menghasilkan perjanjian khusus terkait
perdagangan kedua negara. Pihak AS dan China hanya berbicara secara umum tentang
defisit AS dan peningkatan pasokan produk pertanian ke China. Juni 2018, China bersedia
meningkatkan impor dari barang-barang AS. Pemerintah China pun mengusulkan
proposal senilai US$70 miliar untuk pembelian tahun pertama. Proposal itu salah satunya
berisi tentang peningkatan pembelian produk dari AS. Beberapa produk itu, antara lain
kedelai, gas alam, batu bara, dan jagung. Namun, hal tersebut tak membuat konflik AS
dan China berhenti. Pada 15 Juni 2018, Kantor Perwakilan Perdagangan AS menerbitkan
daftar 1.102 barang impor China senilai US$50 miliar. Sebanyak 818 barang itu akan
dikenakan tarif 25 persen. Sementara, 284 produk masih akan dievaluasi sebelum
diputuskan jumlah tarif yang akan dikenakan.
Kemudian, Trump meminta perwakilan perdagangan AS untuk mendata barang
China senilai US$200 miliar untuk dikenakan tarif tambahan 10 persen. Sikap Trump
dikritik oleh China. Kementerian Perdagangan China menyatakan AS memulai perang
dagang. Negara itu membuat daftar 545 produk AS yang bernilai US$34 miliar dan akan
dikenakan tarif 25 persen. Pada September 2018, Trump memberlakukan tarif 10 persen
terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar. Setelah itu, China menyatakan bakal
mengenakan tarif impor sebesar US$60 miliar pada barang-barang AS. Pada November
2018, AS dan China kembali membahas mengenai sektor perdagangan. Kemudian, AS
setuju untuk menunda kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen terhadap barang-
barang China senilai US$200 miliar ada Desember 2018. AS dan China menargetkan
mencapai kesepakatan mengenai sektor perdagangan dalam waktu 90 hari sejak Desember
2018. Namun, Trump menyatakan pihaknya tetap akan menaikkan tarif impor menjadi 25
persen atas barang-barang China senilai US$200 miliar pada 10 Mei 2019.
Perang dagang pun terus berlanjut. Pada pertengahan Januari 2020, AS dan China
meneken kesepakatan damai dagang fase I. Salah satu poin kesepakatan damai dagang itu
13
menyebutkan China setuju membeli barang dari AS senilai US$200 miliar, lalu tambahan
US$32 miliar untuk pembelian produk pertanian dan makanan laut, hampir US$78 miliar
untuk barang-barang pabrik seperti pesawat, mesin, dan baja, juga US$52 miliar untuk
produk energi. Untuk mencapai nilai kesepakatan itu, China dan AS memasang target
setiap tahun. Untuk produk pabrik, misalnya, China harus mencapai target pembelian
US$32,9 pada tahun pertama dan US$44,8 miliar pada tahun selanjutnya.
Kendati kesepakatan fase I sudah diteken oleh kedua belah pihak, AS tetap akan
mengenakan tarif atas barang impor China hingga ada perjanjian fase II. Hanya saja, AS
setuju untuk menangguhkan tarif pada sejumlah produk elektronik senilai US$160 miliar
dolar AS. Tarif tersebut sebelumnya berlaku pada 15 Desember 2019. Sejauh ini, AS dan
China belum membahas lebih lanjut mengenai kesepakatan dagang fase II. Trump
menyatakan tak berminat membicarakan hal itu karena pandemi covid-19.
B. Kebijakan Bank Sentra di Indonesia Terhadap Perang Dagang Amerika Dan China
a) Strategi Moneter Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang AS-China
Ditengah keadaan ekonomi global yang mangalami ketidakpastian, perang dagang
antar kedua negara tersebut memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia, apalagi
Indonesia sebagai negara yang masih bergantung terhadap Amerika dan China khususnya
dalam kegiatan ekspor-impor, sehingga bank sentral Indonesia yaitu Bank Indonesia
menghadapinya melalui berbagai kebijakan moneter dengan tujuan menguatkan
perekonomian Indonesia ditengah ketidakpastian perekonomian global saat ini.
Ketidakpastian perekonomian global juga mempengaruhi aliran dana dari pasar
saham dan surat berharga, dimana pada Mei 2019 aliran dana yang keluar dari pasar
saham meliputi Rp 7,6 triliun yang bersumber dari pasar SBN dan Rp 4,1 triliun dari
pasar saham, maka dengan itu total aliran dana yang keluar mencapai Rp 11,3 triliun.
Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa modal asing yang keluar dari Indonesia
bersumber dari investasi jangka. Keluarnya dana investasi tersebut mempengaruhi nilai
tukar rupiah, dan terjadi pergeseran modal dimana aliran dana menuju ke negara maju
dan meninggalkan emerging market seperti Indonesia.
Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi dampak
perang dagang dan ketidakpastian perekonomian global, salah satunya adalah
mengintervensi stabilitas rupiah. Rupiah tertekan cukup lama setelah pernyataan AS
terkait tambahan tarif impor barang China, pada 8 Agustus 2019, Rupiah melemah
14
sebesar 0,55 persen dibandingkan sehari sebelumnya, yaitu dari posisi Rp. 14.116 per
dolar AS melemah menjadi Rp. 14.194. Melihat hal tersebut, Bank Indonesia telah
melakukan intervensi di pasar obligasi, pasar spot, dan Domestik Non-Delivearble
Forward (DNDF).
Kebijakan ini dikenal dengan triple intervention, dimana dalam menyikapi gejolak
rupiah Bank Indonesia melakukan tiga langkah intervensi, yaitu: Melakukan intervensi
langsung di pasar spot untuk menjual valas dengan tujuan menahan nilai rupiah agar tidak
semakin bergerak lebih rendah. Pada pasar Domestik Non-Delivearble Forward BI
mengarahkan level rupiah dalam jangka menengah. BI melakukan intervensi dengan
membeli Surat Berharga Negara yang dikeluarkan asing dengan tujuan menjaga agar
tidak terjadi pelemahan rupiah lebih lanjut.
Sejak tahun 2018 sendiri, ketika perang dagang AS dan China mulai terjadi, Bank
Indonesia telah melakukan antisipasi dampak dari perang dagang tersebut dalam
kebijakan moneternya. Dimana pada laporan Triwulan II tahun 2018 Bank Indonesia
dalam Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo
Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi
4,75%, dan suku bunga Lending Facility juga sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
Bank Indonesia juga melakukan peningkatan efektivitas di pasar valas melalui
penyediaan swap valas dalam rangka kebijakan moneter dan juga pemberlakuan hedging
dengan tingkat harga yang murah. Berbagai kebijakan tersebut diyakini dapat mendukung
stabilitas nilai rupiah ditengah perang dagang dan memperkuat instrumen alternative
pengelolaan likuiditas di pasar. Pada tahun 2018, Bank Indonesia tercatat telah
melakukan penaikan tingkat suku bunga sebanyak enam kali. Ketidakpastian kondisi
perekonomian global membuat banyak aliran dana asing yang keluar dari Indonesia dan
mempengaruhi nilai rupiah.
Pada Mei 2018, terlihat bahwa terjadi penaikan suku bunga acuan sebanyak dua
kali yang dilakukan oleh BI, yaitu pada 17 Mei dengan tingkat kenaikan sebesar 25 bps
menjadi 4,50%, dan kenaikan kedua pada 30 Mei, dimana BI 7-day Reserve Repo Rate
naik sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Lalu pada 29 Juni 2018 kenaikan ketiga dilakukan
dengan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,50%, dan pada 14-15
Agustus BI kembali memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reserve Repo Rate sebesar
25 bps menjadi 5,50%. Kenaikan kembali dilakukan pada 26-27 September, yaitu sebesar
15
25 bps menjadi 5,75% pada BI 7-day Reserve Repo Rate. Kenaikan terakhir pada tahun
2018 terjadi pada bulan November, BI 7DRR naik sebesar 25 bps menjadi 6,00%.
Pertumbuhan ekonomi global yang semakin tidak merata dan ketidakpastian pasar
keuangan yang tinggi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dikatakan sebagai
alasan dibalik kebijakan kenaikan suku bunga oleh BI. Kondisi perekonomian AS yang
tetap stabil dengan dukungan akselerasi konsumsi dan investasi juga menjadi alasan lain
kenapa dilakukan penaikan suku bunga. Hal ini terlihat ketika The Fed manaikkan suku
bunga kebijakan Fed Fund Rate sebesar 25 bps sebagai upaya normalisasi kebijakan
moneternya.
Kebijakan The Fed tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-
negara emerging market, salah satunya Indonesia, karena aliran modal akan lebih
memilih menanamkan modalnya di AS apalagi didukung dengan tingkat bunga yang
dinaikkan oleh The Fed. Hal ini dapat memicu pelebaran dari sisi Current Account
Deficit, sehingga dengan menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia mengontrol
tekanan terhadap Current Account Deficit. Melalui kebijakan moneter dengan menaikkan
suku bunga ini BI tetap berkomitmen untuk menjaga daya tarik pasar keuangan domestic.
b) Dampak Perang Dagang AS-China bagi Indonesia
1) Kegiatan Ekspor-Impor
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China sebenarnya sudah
terindikasi sejak masa kampanye kepemimpinan Donald Trump. Dalam
kampanyenya, Trump banyak membahas mengenai perubahan arah perekonomian
Amerika Serikat menjadi proteksionisme. Kebijakan proteksionisme bertujuan agar
dapat mengendalikan kegiatan ekspor-impor melalui pengaturan bea ekspor-impor,
larangan ekspor-impor, subsidi, kuota, dan tarif. Pengumuman yang disampaikan oleh
Presiden Donald Trump yang menyebutkan bahwa tarif impor akan dinaikkan hingga
15% untuk baja dan 10% untuk aluminium dibalas oleh pemerintah China dengan
menetapkan tarif impor kepada produk Amerika Serikat hingga 25%. Ini adalah awal
mula perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China. Perang dagang
ini tidak hanya berimbas kepada kedua negara yang bersangkutan, namun juga pada
negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.
Adanya perang dagang ini dapat menurunkan volume perdagangan secara
global. Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dan China dapat terpengaruh. Impor dari
16
Amerika Serikat maupun China dapat semakin meningkat di Indonesia. Peningkatan
volume impor ini dikhawatirkan dapat menjadi saingan bagi produk-produk dalam
negeri karena harga produk impor yang semakin murah seiring dengan meningkatnya
kuantitas barang impor yang masuk ke dalam negeri.
2) Perekonomian Nasional
Diterapkannya kebijakan proteksi oleh Presiden Amerika Serikat Donald
Trump, membuat Indonesia kehilangan arah dalam halekspor-impor dan lemah
dalammenentukan kebijakan dalam hal perdagangan selanjutnya. Pemerintah
Indonesia terus berupaya menghidupkan perekonomian dengan meningkatkan
perdagangan baja dan aluminium serta barang-barang lainnya untuk mengisi pasar
yang hilang di negara Amerika Serikat maupun China. Perang dagang menyebabkan
peningkatan harga barang di negara Amerika Serikat maupun China. Oleh karena itu,
kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengisi kekosongan pasar
di kedua negara tersebut (Gunawan&Arfah, 2019).
Meskipun pemerintah Indonesia telah berulang kali menegaskan akan
memanfaatkan kesempatan perang dagang ini untuk mendongkrak nilai ekspor
Indonesia, namun usaha tersebut ternyata tidak memberi banyak perubahan pada
bidang ekspor. Hal ini dikarenakan Indonesia bukanlah negara utama mitra Amerika
Serikat dan China. Indonesia merupakan negara pemasok urutan ke-16 bagi Amerika
Serikat. Ketergantungan Indonesia terhadap kedua negara adidaya tersebut membuat
perang dagang yang terjadi antara keduanya mempengaruhi perekonomian Indonesia
dengan cukup kuat.
Disamping itu, perang dagang juga mempengaruhi neraca perdagangan
Indonesia karena menurunnya kebutuhan impor dari negara Amerika Serikat dan
China. Secara garis besar, implikasi negative lebih signifikan dari pada implikasi
positif karena Indonesia melakukan banyak kegiatan impor yang menyebabkan
penurunan ekonomi dalam negeri. Perang dagang mengakibatkan pemerintah
Indonesia lebih memilih membeli produk impor yang murah dan berkualitas rendah
daripada produk dalam negeri. Pada awal munculnya isu perang dagang yaitu 1 juni
2018, mata uang Indonesia naik cukup rastis. Hal ini dapat terjadi karena Indonesia
menerapkan bayar tempo pada sistem transaksinya. Sistem pembayaran tempo

17
cenderung menyebabkan kenaikan nilai dollar waktu jatuh tempo karena dollar
banyak dibeli dalam kuantitas yang besar.
C. Strategi Cina Dalam Menghadapi Perang Dagang Dengan Amerika Serikat
Selain pemberlakuan tarif impor untuk barang-barang China, pemerintahan Trump juga
mempertimbangkan membatasi jumlah investasi China di perusahaan - perusahaan AS. Jika
kebijakan ini benar-benar dijalankan dan tak hanya sekadar gertakan, maka perusahaan-
perusahaan teknologi asal AS pun bakal kena getahnya. Perusahaan seperti Apple Inc,
Amazon.com Inc, Intel Corp dan Dell Inc menjadi beberapa perusahaan teknologi besar yang
bakal dirugikan. Dengan adanya penaikan tarif ini, maka salah satu pasar tertinggi produk
China yaitu Amerika Serikat akan mengganggu pemasukan China. Maka dari itu, China
menganggap kebijakan ini sebuah bentuk ancaman dan perang dagang antar kedua negara
pun terbuka. Kemudian, bagaimanakah respon China terhadap kebijakan tersebut?
a) KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT

AS menerapkan global safeguard tariffs, mengenakan tarif


1
impor solar panel sebesar 30%.

AS mengenakan tarif impor baja 25 % dan alumunium 10%,


2
termasuk terhadap produk asal China.

United States Trade Representative (USTR) menginisasi daftar


3 awal 1.334 produk (senilai US$ 50 miliar) untuk dikenakan
tarif 25%.

4 AS merevisi daftar awal produk yang dikenakan tarif:

Daftar 1 mengenakan tarif 25% terhadap 818 produk (dari


5
sebelumnya 1.334 produk) yang berlaku 6 Juli 2018;

b) KEBIJAKAN CHINA

18
China mengenakan tarif antara 15%-25% terhadap 128 produk
1 (senilai US$ 3 miliar) mencakup buah-buahan, anggur pipa
baja, babi, dan recycled aluminium.

China mengajukan pengenaan tarif 25% terhadap 106 produk


2 (senilai US$ 50 miliar) seperti kedelai, automobile, dan produk
kimia

China mengenakan anti-dumping 178,6% atas impor sorgum


3
dari AS

China merevisi daftar 106 produk AS yang dikenakan tarif 25%


menjadi 545 produk senilai (US$ 34 miliar) yang berlaku 6 Juli
4
2018. China juga mengajukan tarif 25% terhadap 114 produk
(senilai US$ 16 miliar)

China mengenakan tarif antara 5-25% terhadap 5.207 produk


asal AS senilai US$ 60 miliar (produk pertanian, makanan,
5
tekstil, kimia, besi/baja, mesin, peralatan medis, glassware, dan
kertas)

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan


sebesar 10 persen terhadap impor barang asal China senilai $300 miliar mulai 1 September
2019. China melakukan strategi dengan melemahkan yuannya, sehingga walaupun dia kena
biaya masuk 10 persen ke Amerika karena dia lemahkan yuan 10 persen harganya kembali
sama di AS, terkecuali Trump menaikkan lagi 30 persen. Yuan China melemah 0,27 persen
ke posisi 7,0387 per dolar AS. Tak hanya terhadap dolar AS, yuan China juga melemah di
hadapan rupiah. Rupiah menguat terhadap yuan China sebesar 0,91 persen ke posisi 2.018
per yuan China. Terjadinya depresiasi terhadap nilai yuan membuat ekspor China menjadi
lebih murah, sehingga mampu menutupi sebagian dari beban tarif yang diberlakukan oleh
AS.
Walaupun perdagangan dengan AS mengalami penurunan, pada periode yang sama
volume perdagangan komoditas Tiongkok justru naik 4,1%. Strategi lainnya yang dilakukan
oleh China adalah merelokasi 33 pabrik, sebanyak 22 pabrik direlokasikan ke Vietnam,
sisanya di relokasikan ke Kamboja, Malasya dan juga Thailand. Dimana Vietnam

19
menawarkan kemudahan lahan, dimana sewa kantor Grade A dikota Ho chi minh US$
17/m2/bulan. Vietnam juga memberikan beban pajak yang relatif lebih murah, untuk PPH
BADAN sebesar 20% dan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Dengan
adanya perdagangan bebas (Free Trade Agreement) sehingga barang-barang yang dijual
keluar negeri atau mengeskpor maka tidak akan dikenakan biaya masuk sehingga barangnya
dapat bersaing. Hal inilah yang menjadi pertimbangan China mengapa China merelokasikan
pabrik ke Vietnam.
Menurut Julian Evans-Pritchard dari Capital Economics, perusahaan AS menghasilkan
penjualan domestik sekitar US$ 300 miliar di China, sehingga mereka adalah target potensial.
Dia menyoroti perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, yang memiliki penjualan dan
operasi yang signifikan di sana. Dia mengatakan China dapat mempersulit perusahaan-
perusahaan AS dengan memperlambat izin bea cukai untuk impor mereka, menunda atau
menolak aplikasi visa, atau menggunakan pemeriksaan kesehatan dan keselamatan sebagai
cara untuk menghentikan sementara waktu operasional perusahaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.murid.co.id/tujuan-kegunaan-dan-konsep-penyajian-neraca-pembayaran-
internasional/
https://www.researchgate.net/publication/307850021_PERANAN_NERACA_PEMB
AYARAN_INTERNASIONAL_DALAM_PEREKONOMIAN_INDONESIA

21

Anda mungkin juga menyukai