Anda di halaman 1dari 19

1

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PADA FASHION


BUSANA MUSLIMAH PERSPEKTIF ISLAM DI
YOGYAKARTA

Nurul Elisa Putri


Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam
Indonesia
nurulelisaputri3@gmail.com

ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PADA FASHION BUSANA
MUSLIMAH PERSPEKTIF ISLAM DI YOGYAKARTA

NURUL ELISA PUTRI


15423051

Pengembangan produk adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam


menghadapi perubahan kearah yang lebih baik atau memperbaharui produk lama
kebaru, sehingga dapat memenuhi dan memberikan kepuasan terhadap konsumen.
Busana muslimah yang sesuai dengan dalil di Alqur’an dan sunnah yaitu :
menutupi seluruh tubuh, warna pakaian tidak mencolok, tidak transparan, longgar
dan tidak ketat, tidak menyerupai lawan jenis dan tidak menyerupai perempuan
non muslim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan produk
pada fashion busana muslimah pada Gamis Amika, Dafh Hijab dan Koppi Holic
serta berdasarkan perspektif Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menghasilkan data yang bersifat kualitatif.
Pengumpulan data dengan metode wawancara dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan produk busana muslimah
berdasarkan perspektif Islam ditinjau dari desain produk dengan ide/gagasan yang
berbeda pada tiga bisnis yaitu di Gamis Amika hanya terkadang mengikuti tren
mode fashion, di Dafh Hijab selalu mengikuti tren mode fashion dan di Koppi
Holic tidak mengikuti tren mode fashion. Sedangkan berdasarkan perspektif Islam
ketiga bisnis busana muslimah tersebut sudah mengikuti ketentuan syariat Islam.

Kata Kunci : Pengembangan produk, busana muslimah, perspektif Islam.


2

ABSTRACT
STRATEGY OF PRODUCT DEVELOPMENT IN MOSLEM FASHION OF
ISLAMIC PERSPECTIVE IN YOGYAKARTA

NURUL ELISA PUTRI


15423051

The product development refers to an activity in facing a change to a better


direction or the renewal of old product to new one purposely to meet and give the
customer satisfaction. Muslim fashion in conformity with the postulates in Al-
Qur'an and Sunnah, includes covering the entire parts if body, the inconspicuous
color of clothes, not transparent, loose and not tight, and not resembling the
opposite sex and non-Muslim women. This study aims to analyze the product
development in Muslim fashion based upon the personal order and Islamic
perspective. The research method used was descriptive research resulting in the
qualitative data. Data were collected using interviews and documentation. The
results showed that the product development of Muslim fashion has been based on
Islamic perspectives in terms of product design with different ideas. In this case,
there were three types of business to be concerned: Gamis Amika only sometimes
following the trend of fashion, Dafh Hijab always following fashion trend and
Koppi Holic not following the trend of fashion. Meanwhile, in the Islamic
perspective, those three Muslim clothing businesses have followed the provisions
in Islamic laws.

Keywords: Product Development, Moslem fashion, Islamic perspective


July 30, 2019
TRANSLATOR STATEMENT
The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of
Islamic University of Indonesia
CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA.
Phone/Fax: 0274 540 255

A. Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis saat ini yang terus terpengaruhi oleh
kemajuan ilmu, pengetahuan, dan juga faktor utama yaitu kemajuan
teknologi menjadi pusat perhatian masyarakat secara luas disebabkan
menimbulkan fenomena globalisasi yang mana kepentingan individu dan
kelompok bahkan negara. Bisnis adalah suatu kegiatan usaha yang
dilakukan individu secara terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan berupa
3

penghasilan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum


kegiatan ini dilakukan di lingkungan masyarakat dan dalam industri.
Bisnis bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, dimana orang yang akan
berbisnis mampu mengambil resiko yang akan ditanggung pada menanam
modal untuk melakukan kegiatan bisnis (Alma, 2010).
Pengembangan produk merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
dalam menghadapi perubahan sebuah produk kearah yang lebih baik
sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen pada
penggunaannya. Pengembangan produk baru menjadi perhatian bagi
perusahaan karena berkesinambungan pada siklus hidup perusahaan.
Pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat
sebab banyak berdirinya perusahaan baru maka meningkatkan persaingan.
Pengembangan produk baru berkaitan dengan keberhasilan suatu
perusahaan dalam usaha meningkatkan penjualan dipasar. Dengan
melakukan pengembangan produk baru maka perusahaan mempunyai
peluang untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar (Maulana
& Suhartini, 2018).
Saat ini tren busana muslimah tidak hanya berperan sebagai sarana
mengamalkan ajaran agama saja, akan tetapi juga bertujuan untuk
mempercantik diri dengan penampilan muslimah sesuai dengan syariat
Islam namun dengan gaya berpakaian yang tetap modis mengikuti
generasi. Bisnis busana muslimah merupakan bisnis yang unik, tetapi
sederhana. Unik karena para perancang busana tidak hanya dihadapkan
pada perkembangan teknologi dan perubahan selera konsumen saja, akan
tetapi juga dihadapkan pada etika atau moral, khususnya rancangan model
produk yang ditampilkan. Pemilik bisnis tidak hanya bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup bisnisnya tetapi juga dapat bertanggung
jawab kepada Allah SWT. Selain itu seorang pemilik bisnis juga mampu
memiliki kepercayaan diri bahwa ia bisa melakukan tugas dan menjaga
kepercayaan yang diberikan orang lain kepadanya serta percaya akan
adanya pertolongan dari Allah SWT. Berkecimpung dengan bisnis busana
4

muslimah sangat dipengaruhi pada teknik pengambilan keputusan yang


biasanya mengandalkan diri, pemikiran dan perasaan sendiri, kemampuan
mental tentang sebuah situasi ketika setiap situasi dihadapi dengan sikap
nyata dan lebih banyak memutuskan dengan insting saja (Abdurrahman,
2013).
Produk yang berdasarkan tinjauan Islam adalah semua produk halal
yang memenuhi kedalam syarat kehalalan sesuai dengan syariat Islam.
Dimana dalam pengembangan produk dalam Islam memiliki batasan-
batasan tidak hanya melihat dari permintaan pasar saja namun juga harus
mengedepankan moralitas. Jadi produsen dalam pengembangan produk
tidak hanya mendapatkan keuntungan maksimum saja namun juga harus
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi konsumen untuk mencapai
kesejahteraan dunia dan akhirat (Qardhawi, 2001). Pengembangan produk
busana muslimah sesuai dengan syariat Islam yaitu berdasarkan Al-Qur’an
dan Sunnah maka menurut Syaikh Muhammad Nashiudin Al-Albani yaitu:
1) menutup seluruh tubuh sesuai syariat Islam, 2) warna pada pakaian
tidak mencolok, 3) kain tebal dan tidak transparan, 4) Ukuran pakaian
longgar dan tidak ketat, 5) Bentuk pakaian tidak menyerupai lawan jenis,
6) Desan dan model pakaian tidak menyerupai pakaian non- muslim.
Dalam hal ini pengembangan produk busana muslimah berdasarkan
perspektif Islam di Gamis Amika, Dafh Hijab dan Kopi Holic yang
merupakan bisnis busana muslimah yang tergolong kedalam umkm dan
memproduksi sendiri mulai dari penciptaan produk hingga pengemasan.
Selain itu melihat strategi pengembangan produk dalam desain produk di
Gamis Amika dalam mengikuti tren fashion busana muslimah dan juga
ketentuan dalam pengembangan produk busana muslimah sesuai syariat
Islam di Gamis Amika (Ika, 2019), Pada Dafh Hijab dalam pengembangan
produk melalui desain produk untuk melihat mengikuti tren fashion busana
muslimah dan juga produk yang dibuat sesuai ketentuan syariat Islam
(Wulandari, 2019). Begitupun pada Koppi Holic pengembangan produk
yang meneliti mengikuti tren fashion busana muslimah dan juga produk
5

dibuat sesuai dengan ketentuan syariat Islam (Mamika, 2019). Selain dari
topik penelitian, pemilihan tempat penelitian pada Gamis Amika, Dafh
Hijab dan Koppi Holic karena bisnis busana muslimah jika dilihat dalam
penjualan online cukup dikenal melalui media sosial instagram dan juga
web selain itu secara offline penjualan dipasar banyak menarik pada
kalangan mahasiswa dan pelajar.
Dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan dan terkait
penelitian terdahulu menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan konsep penelitian baru. Walaupun terdapat
penelitian yang serupa tentang pengembangan produk namun yang banyak
pada bidang barang dan pangan. Selain itu, penulis akan melakukan
penelitian pada bisnis busana muslimah yang sangat jarang dilakukan.
Penelitian ini ialah penelitian pertama yang melakukan sebuah konsep
dengan strategi pengembangan produk busana muslimah dengan
pencapaian tujuan berdasarkan perspektif Islam. Apakah dalam busana
muslimah dengan strategi pengembangan produk memiliki keterkaitan
dalam pencapaian satu sama lain dengan perspektif Islam. Untuk dapat
membantu pengembangan produk busana muslimah yang sesuai dengan
perspektif dalam Islam.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh
pengusaha busana muslimah di Yogyakarta dalam sebuah penelitian yang
berjudul “Strategi Pengembangan Produk Pada Fashion Busana
Muslimah Perspektif Islam di Yogyakarta”

B. Kerangka Teori
Pertama, Adzwin & Anggadwita (2016) meneliti tentang analisis
pengembangan produk baru berbasis teknologi pada rintisan usaha wallts
(Start-Up). Kedua, Gurindawangsa, Topowijono, & Supriono (2017)
meneliti tentang analisis strategi pengembangan produk pada agrowisata
(studi pada desa wisata Gubugklakah kecamatan poncokusumo
6

kabupaten Malang Jawa Timur). Ketiga, Kasmiruddin (2014) meneliti


tentang analisis pengembangan produk industri kecil sebagai strategi
menghadapi persaingan bisnis (Kasus Industri Kerajinan Rotan, Rumbai,
Pekanbaru). Keempat, Alkurni & Zuliarni (2014) meneliti tentang
analisis proses pengembangan produk baru dalam rangka menghadapi
persaingan bisnis (Kasus Pada MM. Cake & Bakery Pekanbaru). Kelima,
Wijaya & Mustamu (2013) meneliti tentang analisis pengembangan
produk pada perusahaan tepung terigu di Surabaya. Keenam, Niqris &
Hidayat (2017) meneliti tentang strategi bisnis pada sablon baju beatmap
di Waru Sidoarjo. Ketujuh, Agustina & Karmalia (2012) meneliti tentang
perumusan strategi pengembangan produk kurma salak berdasarkan
analisis product life cycle (plc) dan analisis swot pada Kelompok Tani
Ambudi Makmur II Bangkalan. Kedelapan, Kurniawan & Haryati (2017)
meneliti tentang analisis strategi pengembangan usaha minuman sari
buah sirsak. Kesembilan, Indira Maharani Putri & Mein Kharnolis (2017)
meneliti tentang karakteristik produk busana muslim yang diminati
konsumen di Sakinah Bordir.
Kesamaan antara penelitian terdahulu dengan yang baru terdapat
dua penelitian yang serupa yaitu pertama Indira Maharani Putri & Mein
Kharnolis (2017) Dimana penelitian tersebut termasuk jenis penelitian
yang serupa dengan sekarang mengenai produk dengan teori yang
digunakan dalam penelitian namun tidak menggunakan pandangan
dengan perspektif Islam dimana sesuai dengan ketentuan syariat dari Al-
qur’an dan Sunnah. Dikarenakan penelitian sebelumnya yang belum
menggunakan tinjauan dari perspektif Islam dalam strategi
pengembangan produknya. Kedua, pada penelitian yang dilakukan oleh
Wijaya & Mustamu (2013) memiliki kesamaan dalam strategi
pengembangan produk dimana penelitian terdahulu menggunakan teori
yang sama yaitu Kotler & Keller teori tersebut membahas
pengembangan produk yang diterapkan dengan tujuh tahapan
pengembangan mulai dari pencarian ide hingga ketahap komersial.
7

Namun yang menjadi pembeda antara penelitian yang terdahulu dengan


yang sekarang yaitu pada pengembangan produknya jika yang terdahulu
pada perusahaan tepung terigu di Surabaya. Sedangkan yang menjadi
pembahasan di penelitian yang baru yaitu pada pengembangan fashion
busana muslimah di Yogyakarta ditinjau dari pespektif Islam.

Landasan Teori
1. Strategi
Strategi adalah teknik atau cara untuk mencapai tujuan dengan
melakukan perumusan perencanaan komprehensif dan terintegrasi.
Strategi diawali dari konsep bagaimana memberdayakan sumber-
sumber dari perusahaan secara efektif dalam menghadapi persaingan
dan melihat peluang bisnis untuk mendapatkan keunggulan
(Purwanto, 2006).
2. Produk

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang dipasarkan kepada


pembeli yaitu konsumen individu atau lembaga untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar. Produk yang ditawarkan kedalam
pasar dan akan dijual untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau
dikonsumsi sehingga bisa memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan konsumen atau pembeli tersebut (Ato'Illah, 2015).
3. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan kegiatan usaha yang terus
dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan membutuhkan
kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada diperusahaan untuk
mengembangkan produk. (Purnomo & Raditya, 2017). Pengembangan
produk dibutuhkan oleh produsen dengan tujuan mempertahankan atau
meningkatkan peluang dalam pasar dengan cara menidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan konsumen akan manfaat produk, desain, hingga
ke tingkat perencanaan memproduksi sebuah produk tersebut. Hal ini
berkaitan erat dengan kondisi produk tersebut. Perancangan yang baik
8

akan menghasilkan produk yang memiliki keunggulan sesuai dengan


kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, perancangan
yang baik membutuhkan input dari berbagai sisi dengan melibatkan
berbagai disiplin ilmu (Ginting, 2010).
Sedangkan menurut Kotler dan Amstorng (2008:309),
Pengembangan produk merupakan pengembangan konsep produk
menjadi produk yang dapat digunakan dan bisa dipastikan bahwa ide
produk untuk mengubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Pengembangan produk adalah strategi dalam pemasaran dengan
membutuhkan pembuatan produk baru dapat dijual, dengan tahap
merubah aplikasi untuk teknologi yang baru kedalam produk yang
dapat dipasarkan. Pengertian pengembangan produk sebagai berikut :
1) Produk Baru
Produk baru yaitu produk yang belum ada dan akan dipasarkan untuk
meningkatkan penjualan dan pengembangan perusahaan. produk baru
meliputi, produk yang inovatif dan unik, produk yang menggantikan
produk lama dan berbeda, produk imitiatif yaitu produk baru bagi
perusahaan tetapi tidak baru di pasar serta produk yang menggunakan
bahan baru dan baku.
2) Pengembangan Produk
Pengembangan produk yang melakukan proyek dengan riset
pemasaran, rekayasa produk dan desain pada produk.
3) Modifikasi Produk
Modifikasi produk adalah memperbaiki produk yang lama dengan
memperhatikan kualitas, fitur, dan style yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan produk. Modifikasi produk menghasilkan tiga
dimensi, meliputi perbaikan mutu, perbaikan ciri khas, dan perbaikan
gaya produk.
9

4) Barang Dagang
Barang dagang yaitu kegiatan perencanaan baik dari produsen hingga
pedagang dengan maksud untuk menyesuaikan antara produk yang
diciptakan dengan permintaan konsumen.
Pengembangan produk merupakan suatu proses penemuan ide
untuk barang dan jasa dengan mengubah, menambah atau merumuskan
kembali sebagian dari sifat pokok yang ada dalam segi motif, merek
dan kuantitas. Pengembangan produk dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan pasar yang sudah ada sekarang dengan lebih
meningkatkan pemasarannya, memenuhi usaha untuk mendapatkan
barang baru yang lebih bagus, serta melakukan kegiatan dari teknik
penelitian, perekayasaan dan pembuatan produk.
Tahap-tahap pengembangan produk yang baru yang dikemukakan
oleh Kotler dan Keller (2009:287-306), sebagai berikut :
a. Penciptaan ide. Proses pengembangan produk baru diawali dengan
mencari ide. Ide untuk menciptakan produk baru bisa berasal dari
pemikiran dan interaksi dengan kelompok organisasi lain dan
menggunakan teknik kreatif dan inovatif. Untuk menghasilkan arus
ide baru yang berkaitan maka perusahaan harus dengan terus
menggali informasi dari banyak sumber gagasan.
b. Penyaringan Ide. Tujuan dari penyaringan yaitu untuk menemukan
sejumlah ide yang baik dan menghindari yang buruk sejak dini
mungkin dan membuang ide yang tidak baik untuk digunakan. Ide
bisa bertahan dengan disaring lebih lanjut menggunakan proses
secara bertingkat sederhana dan manajemen merasa bahwa ide
tersebut cocok untuk digunakan dalam pemasaran maka perusahaan
akan meningkatkan tingakatan ide secara menyeluruh.
c. Pengembangan dan Pengujian Konsep. Ide yang menarik harus
disempurnakan dengan sebuah konsep pepduk yang akan diuji. Ide
produk yaitu ide untuk mengemukakan pemikiran dan dapat
memperbaharui produk yang baru. Konsep produk yaitu rincian dari
10

suatu ide yang dijelaskan dalam istilah yang berarti bagi konsumen.
Citra produk yaitu gambaran yang konsumen dapatkan dari produk
potensial. Dalam menerapkan berbagai konsep produk yang akan
diujikan pada kelompok konsumen yang tepat, sehingga akan
mendapat kan respondari konsumen yang mana semakin
menyamakan produk akhir, maka pengujian konsep ini semakin bisa
diandalkan.
d. Pengembangan Strategi Pemasaran. Setelah uji konsep berhasil maka
produk baru akan dikembangkan dengan rencana strategi selanjutnya
ada tiga rencana strategi awal untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar, yaitu :
a) Bagian pertama. Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur,
dan perilaku konsumen. Postioning produk yang akan dibuat, lalu
pemasaran, pangsa pasar, dan tujuan keuntungan yang dicari
dalam beberapa tahun pertama.
b) Bagian kedua. Mengembangkan inti yang direncanakan yaitu
harga produk, strategi distribusi, dan anggaran promosi yang
direncanakan selama tahun pertama.
c) Bagian ketiga. Rencana strategi pemasaran menggambarkan
tujuan dalam menjual dan mendapatkan laba dalam jangka
panjang serta strategi bauran pemasaran setiap waktu.
e. Analisis Bisnis. Setelah proses pengembangan produk maka langkah
selanjutnya yaitu melakukan evaluasi pada daya tarik bisnis. Hal
yang harus disiapkan dalam menganalisis yaitu penjualan, biaya, dan
proyeksi laba untuk menentukan pemuasan tujuan perusahaan. Jika
setuju maka dapat dilanjutkan ketahap pengembangan.
f. Pengembangan Produk. Jika konsep produk melewati tahap ujian
bisnis, konsep ini dapat melanjutkan litbang untuk dikembangkan
keproses produk fisik. Setelah itu kebagian produksi untuk dibuat,
diberi merek dan kemasan produk yang menarik.
11

g. Pengujian Pasar. Selanjutnya manajemen puas dengan kinerja maka


produk dapat siap dikemas dengan nama merek dan kemasan dalam
uji pasar.
h. Tahap Komersialisasi. Mempromosikan produk baru ke pasar
merupakan aktivitas penyelesaian rencana pemasaran, pengaturan
kegiatan perkenalan dengan fungsi bisnis, pelaksanaan strategi
pemasaran serta pengontrolan produk.
Pengembangan Produk dalam Islam
Produk menurut Islam yaitu semua produk yang halal dengan
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dapat
dilihat disini terdapat perbedaan antara prinsip lainnya. Islam dalam hal
pembuatan produk yang sangat mengutamakan moralitas dan menyentuh
nilai dasar kebutuhan manusia. Namun tidak harus selalu merespon
kebutuhan konsumen, Karena dalam Islam akan menyaring keinginan
orang dalam menggunakan sebuah produk. Produk dalam Islam juga tidak
mengatakan bahwa konsumen adalah raja ataupun yang diminta oleh
konsumen asal puas akan dilayani oleh perusahaan. Islam juga dalam hal
tersebut juga sangat menghargai keinginan konsumen dan berusaha untuk
menyenangkannya namun Islam akan menyaring hal-hal yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam untuk tidak diproduksi (Qardhawi, 2001).
Batasan dalam Islam untuk membuat sebuah produk sangat jelas,
yang benar tidak bisa dicampurkan dengan yang salah atas dasar apapun.
Islam juga sangat menekankan dalam kualitas pelayanan tetapi kepuasan
konsumen dibatasi dalam bingkai syariat Islam. Produk dalam Islam tidak
boleh sekedar merespon permintaan pasar saja tetapi juga mengedepankan
moralitas. Sehingga produsen dalam Islam tidak hanya mencari
keuntungan maksimum saja, namun juga menghasilkan barang dan jasa
yang dapat bermanfaat bagi konsumen untuk mencapai kesejahteraan
dunia dan akhirat. Produk yang dilarang keras beredar ialah produk yang
dapat memberikan dampak negatif dengan merusak akidah, etika dan
moral manusia (Qardhawi, 2001).
12

4. Busana Muslimah
Busana muslimah adalah berbagai jenis pakaian yang digunakan
oleh wanita muslimah dengan ketentuan syariat Islam dengan maksud
untuk menutupi bagian tubuh yang tidak pantas untuk diperlihatkan
kepada orang lain dan publik Intinya busana muslimah harus berkaitan
dengan sikap taqwa terkait nilai psikologis terhadap pemakainya.
Untuk menumbuhkan konsep diri pakaian yang muslimah semua itu
kembali kepada individu tetapi dengan memperhatikan bentuk mode
busana.
Ada beberapa syarat busana muslimah berdasarkan dalil Al-
Quran dan Sunnah yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad
Nashirudin Al-Albani yang dapat dijadikan sebagai ketentuan busana
muslimah, yaitu :
1) Pakaian harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak
tangan.
2) Pakaian hendaknya tidak berwarna-warni dan mencolok sehingga
dapat menjadi perhatian orang lain.
3) Bahan kainnya harus tebal tidak transparan dan tipis sehingga tidak
terlihat kulit benar-benar tertutup aurat.
4) Ukuran pakaian harus longgar tidak ketat sehingga tidak
memperlihatkan bentuk dan lekukan tubuh.
5) Pakaian hendaknya tidak diberi parfum atau wangi-wangian.
6) Bentuk pakaian tidak menyerupai lawan jenis.
7) Desain pakaian tidak menyerupai pakaian perempuan non muslim
atau yang tidak beriman.
8) Hendaknya menggunakan pakaian itu yang tidak untuk
mendapatkan sanjungan dan perhatian orang lain.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan
kualitatif dengan objek penelitian sesuai dalam penelitian ini adalah
13

dengan topik yang penulis ambil yaitu strategi pengembangan produk.


Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data mengenai strategi
dalam pengembangan produk. yang dilaksanakan pada bulan April 2019
setelah dikeluarkannya izin penelitian. Lokasi penelitian yaitu pada 3 (tiga)
bisnis dengan pemilik usaha yaitu Gamis Amika (beralamat di Ploso
Kuning II, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta), Dafh Hijab (beralamat di Jl. Jati sawit Balecatur, Gamping,
Sleman Yogyakarta), dan Koppi Holic (beralamat di Jl. Kaliurang km. 19
Pakem, Sleman Yogyakarta). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber data primer, yaitu data yang didapat langsung oleh orang yang
berkepentingan atau yang menggunakan data tersebut. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dua jenis dalam teknik pengumpulan data yaitu
wawancara dan studi dokumentasi. Dan teknik analisa data menggunakan
tiga teknik yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
D. Pembahasan
Pengembangan produk pada usaha Gamis Amika, Dafh Hijab dan
Koppi Holic serta berdasarkan perspektif Islam, yaitu sebagai berikut :
1. Gamis Amika
Gamis Amika terkadang saja mengikuti mode tren terkini pada
bidang fashion, karena hanya memiliki model yang dibuat sendiri pada
Gamis Amika jadi tidak banyak perubahan tiap tahunnya. warna pada
produk menggunakan warna yang lembut dan gelap yang sering
diterapkan. Ciri khas pada produk yaitu terletak pada penggunaan
desain motif dan penerapan warna desain produk sehingga dapat
disesuaikan dan menjadi elegan. Selain itu Gamis Amika juga
memberikan resleting dibagian depan pada semua produknya.
Keistimewaan produk terletak pada penggunaan bahan terbaik serta
ukuran produk menyesuaikan konsumen karena pembuatan produk
dapat sesuai dengan keinginan konsumen. Kualitas produk
menggunakan bahan kain yang memiliki kualitas terbaik agar dapat
14

menghasilkan kualitas yang baik pula yaitu bahan kain yang tebal selain
itu juga dapat memiliki daya tahan produk yang cukup lama. Gamis
Amika menggunakan merek dipakaian yang bertuliskan nama Gamis
Amika itu sendiri. Kemasan yang dibuat dari kantong plastik yang
masih pada umumnya bertuliskan Gamis Amika dan logo. Label pada
produk belum diberikan untuk bagaimana cara perawatan dan
penggunaan hanya baru melalui informasi saja (Ika, 2019).
Pakaian yang dibuat dengan model gamis dan khimar yang syar’i
sehingga dapat menutupi seluruh tubuh. Untuk warna produk
menggunakan warna yang lembut dan gelap pada semua produknya
sehingga tidak ada yang menggunakan warna yang dianggap mencolok.
Kain yang digunakan tebal menghindari transparan namun apabila
dirasa kain sedikit tipis maka pada Gamis Amika menambahkan furring
dipakaiannya. Ukuran Gamis Amika yang syar’i tujuannya agar longgar
sehingga digunakan tidak ketat di badan. Model yang dibuat setelan
gamis dan khimar sehingga digunakan oleh wanita muslimah pada
umumnya. Serta desain dan modelnya yang simpel sehingga desain
tidak menyerupai modis layaknya non muslim (Ika, 2019).
2. Dafh Hijab
Dafh Hijab selalu mengikuti tren terbaru sehingga tiap tahunnya
banyak perubahan desain produk terbaru yang sedang ngetren pada
waktu tersebut. Warna pada produk menggunakan warna pastel pada
semua produknya namun juga menerapkan warna yang gelap. Ciri khas
menggunakan model gamis syar’i dengan nuansa warna pastel serta
menambahkan saku pada produknya. Keistimewaan produk
menggunakan bahan terbaik yang dipilih serta warna pastel yang sedikit
berbeda dengan warna soft. Kualitas produk yang diberikan
menggunakan bahan yang paling baik mulai dari kain hingga
penjahitannya sehingga dapat membuat daya tahan produk itu sendiri
cukup lama. Merek pada produk dengan menambahkan logo bertuliskan
nama Dafh Hijab di pakaiannya. Kemasan produk terbuat dari kantong
15

plastik dengan bertuliskan Dafh Hijab juga pada kemasannya. Label


masih belum memberikan label permanen pada produk untuk cara
perawatan dan penggunaannya, saat ini hanya menggunakan informasi
secara langsung kepada konsumen (Wulandari, 2019)
Dafh Hijab membuat pakaian dengan model gamis dan khimar
syar’i sehingga dapat menutupi seluruh tubuh sesuai syariat Islam.
Warna pada produk semuanya menggunakan warna pastel namun juga
warna gelap sehingga tidak ada yang menggunakan warna terang yang
dapat mencolok. Bahan kain yang dibuat menggunakan bahan yang
tebal sehingga tidak akan transparan namun untuk menghindari juga
memberitahu kepada konsumen apabila dirasa sedikit tipis kainnya.
Ukuran yang digunakan syar’i pada gamis nya sehingga tidak akan ketat
dan akan longgar pada saat dikenakan. Model yang digunakan pada
produk yaitu model gamis dan khimar syar’i setelan sehingga digunakan
bagi wanita muslimah. Serta juga membuat pakaian busana muslimah
yang simpel pada umumnya tidak ada model yang menyerupai pakaian
non muslim (Wulandari, 2019)
3. Koppi Holic
Koppi Holic tidak selalu mengikuti tren fashion terkini pada
desain produknya karena menggunakan model basic namun tetap syar’i.
Warna produk yang dibuat menggunakan warna lembut atau warna
gelap, namun bisa kustom warna sesuai keinginan konsumen. Ciri khas
di Koppi Holic dalam pembuatan produknya bisa pemesanan sendiri
sesuai keinginan atau kustom. Keistimewaan produk di Koppi Holic
terletak pada produk dengan dua jahitannya sehingga dapat rapi dan
kuat. Kualitas produk menggunakan bahan abaya pada kainnya atau
bahan yang tebal lainnya sehingga daya tahan dapat dalam jangka
panjang penggunaan. Merek produk bertuliskan nama Koppi Holic pada
pakaian busana muslimahnya. Kemasan di Koppi Holic kantong
berbahan plastik dengan logo dan bertuliskan merek Koppi Holic yang
dapat menjadi promosi tersendiri. Label pada produk belum
16

memberikan label permanen pada pakaian untuk cara perawatan dan


penggunaan masih memberikan informasi tersebut secara langsung
kepada konsumen (Mamika, 2019)
Produk di Koppi Holic menggunakan model gamis syar’i yang
lebih lebar dan panjang daripada biasanya sehingga dapat menutupi
seluruh tubuh. Warna produk yang dibuat warna yang lembut dan gelap
saja jadi tidak ada yang menerapkan warna terang yang dapat
mencolok. Dasar kain yang digunakan tebal dan kualitas terbaik
sehingga tidak mudah menerawang. Ukuran produk yang dibuat dengan
ukuran syar’i dan juga kustom dari konsumen itu sendiri yang dapat
menghindari ketat ketika digunakan. Model produk dengan motif bunga
dan kembang pada gamis syar’i sehingga biasanya digunakan oleh
perempuan. Serta desain yang dibuat pada produk gamis dan khimar
syar’i yang biasa digunakan bagi wanita muslimah (Mamika, 2019).

Perbandingan antara penelitian terdahulu dengan yang baru


Terdapat penelitian terdahulu yang serupa dilakukan oleh (Putri &
Kharnolis, 2017) peneliti melakukan penelitian pada karakteristik produk
busana muslim yang diminati konsumen di Sakinah Bordir. Dalam
penelitian ini juga melihat pengukuran produk karakteristik produk dengan
minat konsumen namun tidak dalam perspektif Islam dalam penerapan.
Namun sama saja dalam pembahasan mengenai produk yaitu dari desain
produk, model produk, kualitas produk dan fitur produk. Namun
selanjutnya peneliti membahas pengembangan produk yang masuk dalam
pespektif Islam. Peneliti lebih menjelaskan ketentuan sesuai syariat Islam
terhadap produk yang dibuat.
Teori Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani dengan penelitian
Penelitian yang ini bertujuan menganalisis pengembangan produk
pada bisnis busana muslimah dengan menggunakan pengukuran terhadap
pespektif Islam. Dengan menggunakan metode kualitatif. Tetapi konsep ini
dikemukakan oleh Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani tentang
17

berbusana muslimah bagi perempuan dengan begitu peneliti mengambil


sebagian untuk menjadi pengukuran dalam pengembangan terhadap
produk busana muslimah sesuai yang ada di Al-Qur’an. Adapui indikator
yang digunakan dalam meneliti yaitu : 1) menutup seluruh tubuh sesuai
syariat Islam, 2) warna pada pakaian tidak mencolok, 3) kain tebal dan
tidak transparan, 4) Ukuran pakaian longgar dan tidak ketat, 5) Bentuk
pakaian tidak menyerupai lawan jenis, 6) Desan dan model pakaian tidak
menyerupai pakaian non- muslim. Setelah dilakukan penelitian
menggunakan teori tersebut didapatkan hasil bahwa strategi
pengembangan produk busana muslimah di Gamis Amika, Dafh Hijab dan
Koppi Holic sudah mengikuti ketentuan syariat dalam pakaian bagi wanita
muslimah.

E. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan
produk pada fashion busana muslimah di Yogyakarta yaitu usaha butik
Gamis Amika, Dafh Hijab, dan Koppi Holic dengan pencapaian tujuan
berdasarkan perspektif Islam. Dalam strategi pengembangan produk
adapun beberapa yang harus dikembangkan untuk dapat meningkatkan
kualitas produk tersebut sehingga dapat juga meningkatkan kepada
penjualan pula. Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan dibab
sebelumnya bahwa pada usaha yang dilakukan di penelitian pada 3 (tiga)
bisnis busana muslimah terdapat tiga perbedaan pula pada desain produk.
Gamis Amika pada desain produk hanya terkadang saja mengikuti tren
mode fashion terbaru dan terkini dikarenakan desain produknya telah
mempunyai desain sendiri sehingga tidak terlalu mengikuti tren mode
dalam gaya terbaru berbusana. Dafh Hijab pada desain produk di Dafh
Hijab selalu mengikuti tren mode fashion busana muslimah terbaru tiap
tahunnya tujuannya mengikuti perkembangan produk pada pasar untuk
dapat mengembangkan penjualan produk dengan menciptakan produk
dengan model terbaru. Koppi Holic pada desain produk di Koppi Holic
18

tidak mengikuti tren mode fashion terbaru dalam pengembangan produk


karena model yang dibuat hanya dengan model basic atau mengikuti
model kain jadi tidak mengikuti model yang ada dari luar.
Berdasarkan perspektif Islam yaitu pada bisnis busana muslimah
Gamis Amika, Dafh Hijab, dan Koppi Holic sudah mengikuti ketentuan
syariat Islam melalui pengukuran syarat atau ketentuan berpakaian sebagai
wanita muslimah terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist yang dikemukakan
oleh Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani dalam ketentuan berbusana
muslimah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, N. H. (2013). Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan.


Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Adzwin, & Anggadwita, G. (2016). Analisis Pengembangan Produk Baru


Berbasis Teknologi Pada Rintisan Usaha Wallts (Start-Up). e-poceeding of
management Vol. 3 No.3 , 2735.

Agustina, F., & Kamalia, N. L. (2012). Perumusan Strategi Pengembangan


Produk Kurma Salak Berdasarkan Analisis Product Life Cycle (PLC) dan SWOT
Pada Kelompok Tani Ambudi Makmur II Bangkalan. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan vol. 1 No. 2 , 105-112.

Alkurni, W., & Zuliarni, S. (2014). Analisis Proses Pengembangan Produk Baru
Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Bisnis (Kasus Pada MM. Cake & Bakery
Pekanbaru). Jom FISIP , Vol. 1 No.2.

Alma, P. D. (2010). Pengantar Bisnis. Bandung: ALFABETA.

Ato'Illah, M. (2015). Analisis Pengembangan Produk Untuk Meningkatkan


Volume Penjualan Pupuk. Jurnal WIGA .

Ginting, R. (2010). Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gurindawangsa, S. A., Topowijono, & Supriono. (2017). Analisis Strategi


Pengembangan Produk Agrowisata (Studi Pada Desa Wisata Gubugklakah
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur). Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 51 No. 2 .
19

Kamiruddin. (2014). Analisis Pengembangan Produk Industri kecil Sebagai


Strategi Menghadapi Persaingan Bisnis (Kasus Industri Kerajinan Rotan, Rumbai,
Pekanbaru). Jurnal Aplikasi Bisnis , Vol. 4 No. 2.

Kotler, & Killer. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, M., & Haryati, N. (2017). Analisis Strategi Pengembangan Usaha


Minuman Sari Buah Sirsak. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri , Vol.
6 No.2 97-102.

Maulana, H., & Suhartini. (2018). Pengembangan Produk Meja Sablon Semi
Otomatis Dengan Menggunakan Metode QFD. Tecnoscienza .

Niqris, C., & Hidayat, R. (2017). STRATEGI BISNIS PADA SABLON BAJU
BEATMAP DI WARU SIDOARJO. Jurnal Bisnis Indonesia , Vol 8 No. 1.

Purnomo, B., & Raditya, B. (2017). Pengembangan Produk dan Inovasi Produk
Pada Teh Hijau Cap Pohon Kurma (Studi Pada PT. Penguji Luhur Utama). Jurnal
Maksipreneur Vol. VI, No.2 , 27-35.

Purwanto. (2006). New Business Administrasion . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri, I. M., & Kharnolis, M. (2017). Karakteristik Produk Busana Muslim Yang
Diminati Konsumen Di Sakinah Bordir. e-Journal Vol. 06 No. 01 , 1-14.

Qardhawi, Y. (2001). Peran dan Nilai Moral dalam Pandangan Islam. Jakarta:
Robbani Press.

Wijaya, W. S., & Mustamu, R. H. (2013). Analisis Pengembangan Produk Pada


Perusahaan Tepung Terigu di Surabaya. AGORA , Vol. 1 No. 1.

Ika. (2019, 10 Mei). Wawancara Personal

Wulandari. (2019, 12 Mei). Wawancara Personal

Mamika. (2019, 13 Mei). Wawancara Personal

Anda mungkin juga menyukai