Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Kelayakan Bisnis Islam yang
diampu oleh Dosen Northa Idaman,M.M

Disusun Oleh :

1. Lilis Suryani
2. Muhammad Umar Munawwar
3. Mei Sulistianawati
4. Revi Oktianizah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
A. PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1. Latar Belakang...............................................................................................................4
2. Tujuan.............................................................................................................................8
B. LANDASAN TEORI......................................................................................................9
C. PEMBAHASAN...........................................................................................................13
1. Profil Bisnis Syariah.....................................................................................................13
2. Perbandingan Etika Bisnis Konvensional dan Syari’ah..........................................18
3. Landasan Al-Qur’an dan Hadist.................................................................................22
D. PENUTUP.....................................................................................................................24
1. Kesimpulan...................................................................................................................24
2. Saran.............................................................................................................................24
3. Rekomendasi...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................25
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT ke muka
bumi menjadi Rahmatan Lil Alamin (Rahmat bagi seluruh alam). Islam tidak hanya
mengatur masalah ibadah seorang hamba kepada Tuhannya. Tetapi juga mampu
menjawab bentuk tantangan pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi.
Yang dikenal pada saat ini dengan istilah ekonomi Islam. Kemunculan ekonomi Islam
dipandang sebagai sebuah gerakan baru yang disertai dengan misi dekonstruktif atas
kegagalan sistem ekonomi dunia dominan selama ini. Ekonomi Islam diikat oleh
seperangkat nilai iman, akhlak, dan moral etik bagi setiap aktifitas ekonominya baik
dalam posisinya sebagai konsumen, produsen, distributor, dan lainlain dalam
melakukan usahanya serta dalam memperoleh hartanya. Aktifitas perdagangan
merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang bersifat horizontal (Hablum
Minannas) yang juga mendapatkan penekanan khusus terhadap ekonomi Islam.
Setiap Muslim hendaknya memperhatikan bidang dan lapangan profesi yang
akan dipilihnya. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh sekelompok
manusia terdapat pula sejumlah pekerjaan yang haram dan tercela yang bertentangan
dengan etos kerja Islami. Dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist sebagai sumber etos kerja
Islami telah memberikan khiththah antara yang halal dan haram, antara yang terpuji
dan tercela. Pada pokoknya bekerja itu ada dua macam. Pertama, bekerja untuk orang
lain. Disini seseorang mendapatkan gaji atau upah dari pihak dimana ia bekerja
sebagai imbalan atas kesediaan untuk selalu bekerja pada pihak itu. Kedua bekerja
sendiri. Inilah bisnis. Dia tidak mendapatkan gaji dari orang lain. Ia bekerja untuk
dirinya sendiri, baik di sektor produksi (barang dan jasa) maupun sektor perdagangan.
Bila berhasil, ia akan mendapatkan keuntungan, sebaliknya, bila gagal ia harus
menanggung kerugian.
Diera globalisasi sekarang ini, semakin banyak masyarakat menggunakan
busana Muslim. Tidak hanya dipakai pada saat momen Hari Raya atau Pengajian,
tetapi juga telah menjadi busana sehari-hari. Keadaan ini ternyata ditangkap oleh
produsen busana Muslim untuk terus melakukan inovasi, baik dari bahan maupun
modelnya. Berkembang pesat dan mempunyai peluang yang sangat menjanjikan.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, uutuk mendapatkan laba. Secara historis, kata
bisnis dari bahasa Inggris yaitu business dari kata individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok)
yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembangannya cukup
signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai
model dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia.
Seorang muslim harus melihat kaidah-kaidah berbusana yang sesuai dengan
syariat Islam, supaya apa yang dikenakan dapat dipertanggujawabkan diakhirat kelak
dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda dengan zaman sekarang
banyak sekali model yang tidak sesuai dengan syari‟at Islam, sebagai contoh ada
model pakaian yang dikenal dengan istilah “you can see” yang artinya kamu boleh
melihat, atau bahkan ada yang rela mati-matian untuk menaikkan bagian bawahnya
keatas dan ada yang rela untuk diturunkan kebawah. Dalam ajaran Islam, pakaian
bukan semata-mata masalah budaya dan model. Islam menetapkan batasan-batasan
tertentu untuk laki-laki maupun perempuan. Khusus untuk muslimah, memilki pakaian
khusus yang menujukkan jati dirinya sebagai seorang muslimah. Bila pakaian adat
umumnya bersifat lokal, maka pakaian muslimah bersifat universal, dalam arti dapat
dipakai oleh muslimah di manapun ia berada.
Ketika Islam datang kedunia ini, ia telah mengangkat posisi perempuan
kederajat yang lebih tinggi, memberikan kebebasan, kehormatan, dan hak pribadinya
secara merdeka. Tidak ada lagi penindasan terhadap kaum perempuan, mereka telah
dilindungi oleh hak-hak perempuan yang sesungguhnya. Maka dari itu untuk
melindungi kehormatan perempuan maka Islam telah mmberikan auran-aturan
mengenai cara berprilaku serta cara melindungi diri (meutup aurat). Melihat respon
pasar terhadap produk-produk pakaian Muslim yang cukup bagus, maka terdapat
celah peluang bisnis yang bisa digeluti. Bisnis baju Muslim modern, bisa menjadi
pilihan usaha selanjutnya. Beberapa tekhnik marketing yang dilakukan oleh pebisnis
baju Muslim sebenarnya cukup unik dan layak. Sebagian ada yang memasarkan
produk pakaian Muslim dari grosir dengan cara dagang yakni menjual langsung
kekonsumen. Sebuah usaha mampu untuk mempertahankan keunggulan-keunggulan
kompetitif hanya untuk periode tertentu karena ditiru pesaing dan melemahkan
keunggulan tersebut. Pemasaran memiliki peranan penting bagi suatu usaha untuk
mengkomunikasikan keadaan produk dan perusahaan kepada konsumen.
Didalam mendirikan sebuah bisnis diperlukan beberapa koponen yang
mendukung kesuksesan bisnis tersebut, salah satunya menggunakan etika dalam
berisnis. Tentu dalam membangun bisnis busana muslim diperlukan etika bisnis yang
berlandaskan syariah. Secara sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti
mempelajari tentang mana yang baik atau buruk, benar atau salah dalam dunia bisnis
berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas. Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau
refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas disini, sebagaimana
disinggung diatas berarti : aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, benar atau salah,
wajar atau tidak wajar, pantas atau tidak pantas dari perilaku manusia. Kemudian
dalam kajian etika bisnis Islam susunan adjective diatas ditambah dengan halal haram,
sebagaimana disinyalir oleh Husein Sahatah, dimana beliau memaparkan sejumlah
perilaku etis bisnis (akhlaq al islamiyah) yang dibungkus dengan dhawabith syariyah
(batasan syari‟ah). Etika bisnis dalam Islam menurut Sudarsono, mengatakan bahwa,
etika Islam adalah doktrin etis yang berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam yang
terdapat didalam Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai luhur dan sifat-sifat yang terpuji.1
Sistem etika berbisnis dalam Islam adalah sebagai berikut:
a. Berbagai tindakan ataupun keputusan disebut etis bergantung pada niat
individu yang melakukannya. Allah maha kuasa dan mengetahui apapun niat
kita sepenuhnya dan secara sempurna.
b. Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat
yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.
c. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan bertindak
berdasarkan apapun keinginannya, namun tidak dalam hal tanggung jawab dan
keadilan.
d. Percaya kepada Allah memberi individu kebebasan sepenuhnya dalam hal apa
pun dan siapa pun kecuali Allah.
e. Keputusan yang menguntungkan kelompok mayoritas ataupun minoritas tidak
secara langsung berarti etis dalam dirinya. Etika bukanlah permainan mengenai
jumlah.
f.Islam menggunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai sistem
yang tertutup, dan berorientasi diri sendiri. Egoisme tidak mendapatkan tempat
dalam ajaran Islam.

1
Nur Afni dan Abdul Jalil, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim,” Jurnal Ilmu
Perbankan dan Keuangan Syariah 2, no. 2 (27 Desember 2020): 142–56,
https://doi.org/10.24239/jipsya.v2i2.34.142-156.
g. Keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama
antara al-Qur‟an dan alam semesta.
Fashion busana muslim di Indonesia menunjukkan perkembangan yang pesat.
Hal tersebut ditunjukkan dengan data yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian dan
Kementerian Perekonomian pada tahun 2012 bahwa industri fashion menyumbang
hampir tujuh miliar dollar dan meningkat sebesar 2-3 persen dari sisi ekspor, dengan
fashion busana muslim sebagai salah satu penyumbang terbesar dalam pertumbuhan
ekonomi Indonesia (Hadi, 2015).
Hal demikian menunjukkan bahwa berkembangnya fashion busana muslim
membuka peluang yang besar pelaku bisnis untuk membuka usaha di bidang tersebut.
Bisnis retail merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan perseorangan, keluarga, rumah tangga yang merupakan konsumen akhir
(Istiatin dan Sudarwati, 2015). Retailing merupakan penjualan eceran yang mencakup
semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada konsumen asing
untuk digunakan secara pribadi (Kotler, 1997). Hal tersebut menunjukkan bahwa bisnis
retail ini dalam pelaksanaannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan menyediakan hal yang dibutuhkan oleh konsumen, di mana konsumen
tersebut merupakan konsumen akhir. Toko Busana Muslim menawarkan berbagai
busana muslim, mulai dari gamis, blus, mukena, jilbab hingga aksesorisnya. Busana
muslim yang ditawarkan tersebut ditujukan kepada masyarakat secara langsung yang
memerlukan busana muslim untuk mendukung fashion atau penampilan
kesehariannya, sehingga produk-produk yang ditawarkan dijual secara eceran. Retail
ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu small average sale, impulse purchase dan
popularity of stores (Berman dan Evans, 2000).
Small average sale ini merupakan tingkat penjualan retailing pada toko yang
relatif kecil karena target konsumen yang dituju berjumlah kecil. Impulse purchase
merupakan pembelian yang tidak direncanakan, artinya pembelian yang dilakukan
secara maksimal oleh penjual untuk mengoptimalkan pendapatan. Popularity of stores
merujuk pada popularitas dan image dari toko yang dapat mendukung keberhasilan
toko dalam meningkatkan kunjungan konsumen dan pendapatan. 2
Bisnis retail ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya modal yang
diperlukan kecil (Sopiah dan Syihabudin, 2008). Modal yang diperlukan untuk
membuka suatu bisnis retail tidak melulu membutuhkan modal yang besar. Bisnis retail
2
Nur Afni dan Abdul Jalil.
sudah dapat dijalankan meskipun modal yang dimiliki kecil, karena bisnis retail ini lebih
kepada penjualan produk atau jasa yang ditujukan langsung pada konsumen akhir
atau untuk konsumsi pribadi. Meskipun modal yang diperlukan tidak terlalu besar,
namun bila usaha ini dapat berjalan dengan baik maka keuntungan yang diperoleh
akan jauh besar, dan modal yang digunakan atau modal awal toko dapat kembali
dalam waktu yang tidak lama. Selain itu, bisnis retail ini harus didirikan di tempat yang
strategis, dan adanya hubungan yang cukup dekat antara konsumen dengan pemiliki
bisnis retail, karena penjual dan pembeli dapat berkomunikasi terkait dengan produk
yang dijual secara langsung dengan bertatap muka. Salah satu pelaku bisnis yang
menerapkan etika bisnis islam tersebut, yaitu Toko Galeri Yasmin.

2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan
penerapan etika berbisnis di dalam islam pada bisnis busana muslim serta untuk
menambah wawasan mengenai bisnis syariah khususnya busana muslim terkait
dengan sistem yang digunakan dan etika bisnis berlandaskan syariah islam.
B. LANDASAN TEORI
Perkembangan zaman yang memiliki perubahan kemajuan, dengan hadirnya
teknologi internet gadget yang semakin canggih menjadikan para pembisnis online
semakin memiliki banyak peluang untuk tetap berada pada keeksistensinya dalam
dunia maya. Adanya peluang yang sangat luas dalam teknologi internet, kemudian
menerima dan memberikan informasi dijadikan salah satu kelebihan dari sebuah
teknologi terutama untuk para toko online saat ini. Teknologi internet saat ini yang
dijadikan jalan alternatif untuk para pembis yaitu salah satunya dengan menggunakan
sosial media yang dijadikan alat bantu untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah hingga
target yang diinginkannya.
1. Busana Muslim
Busana dapat diartikan segala sesuatu yang dipakai dari ujung kepala hingga
ujung kaki yang dapat menimbulkan rasa nyaman bagi sipemakainyan sehingga dapat
memberikan nilai positive terhadap kepercayaan diri. Busana muslimah adalah busana
yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun tersebut mencerminkan
seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berbusana.
Busana muslimah bukan sekedar symbol melainkan dengan mengenakannya berarti
seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk Allah Swt akan
keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh. Dimana
semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan yang Mha Esa dan
Kuasa. Busana muslim dijadikan sebagai busana umat muslim untuk menutup aurot
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh ajaran islam sesuai dengan
ketentuannya.
Busana muslimah kini bukan lagi secondry apparel, kemampuannya dalam
beradaptasi telah mengubah staus dan membuat busana sejajar dengan busana
kontemporer. Islam kemudian memerintahkan wanita-wanita muslim untuk meamakai
busana muslimah yang membedakan orang-orang muslim dengan nonmuslim. Islam
memberikan ketetapan yang begitu jelas dalam Al-Qur‟an sebagai panduan bagi
seluruh kaum muslimah dalam berbusana. Namun, dalam kenyataan sekarang ini
banyak sekali jenis pakaian muslim yang tidak sesuai dengan apa yang digambarkan
dalam Al-Qur‟an. Berbusana muslimah selain menjadi sarana untuk menjaga
pandangan dari nafsu syahwat, juga memberikan pengaruh dalam persepsi sosial dan
tingkah laku seseorang untuk tetap berusaha berada dalam aturan Islam. Hijab bagi
wanita dalam Islam yang dimaksud adalah agar wanita menutup badannya ketika
berbaur dengan laki-laki, tidak mempertontonkan kecantikan, dan tidak pula
mengenakan perhiasan keculi pada pihak-pihak tertentu. Al Munjid mengatakan bahwa
busana muslimah adalah gamis atau baju panjang.
2. Pengertian Peran Pemasaran
(Webster, 1992) menjelaskan bahwa pentingnya sebuah peran pemasaran
yaitu sebagai posisi yang menyangkut terhadap penyaluran produk dari produsen
kepada konsumen. dalam sebuah perusahaan memiliki tiga jenjang manajerial yaitu
manajemen puncak, manajemen madya dan manajemen operasional. Dilihat pada
jenjang paling atas disebut jenjang korporet, jenjang menengah disebut jenjang unit
bisnis strategic, dan jenjang yang paling bawah disebut jenjang operasional. Dalam
sebuah pemasaran dibutuhkan peran yang berbeda-beda seperti sebagai berikut:
a. Jenjang Korporet
Pada jenjang ini atau disebut corporate marketing memiliki peran
mengkampanyekan orientasi pelanggan dengan selalu mengutamakan pandangan
pelanggan, memahami daya tarik pelanggan dengan cara menganalisis kebutuhan
minat beli konsumen, dan mengembangkan nilai perusahan yang mencerminkan
kebutuhan pelanggan.
b. Jenjang Unit Bisnis Strategic
Pada jenjang ini atau disebut strategi marketing memiliki peran yaitu
menentukan bagaimana cara melakukan persaingan untuk dapat menentukan pasar
sasaran dan memposisikan produk yang dipasarkan dan menentukan bagaimana cara
melakukan kemitraan untuk menjalankan sebuah usaha.
c. Jenjang Operasional atau Fungsional
Dalam jenjang yang paling bawah ini peran pemasarannya disebut marketing
managemen yaitu memiliki peran untuk mengimplementasikan program pemasaran
yang memiliki dasar pada e-marketing yaitu product, promotion, price, place, people,
process, physical evidence atau disebut dengan 7P dan mengelola
hubunganhubungan yang harmonis dengan konsumen.
3. Etika Bisnis Islam
a. Pengertian Etika Bisnis Islam
Dalam buku Etika Bisnis Islam (Beekum, 2004) Etika dapat didefinisikan
sebuah prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah
bidang ilmu yang bersifat normatif berperan menentukan apa yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan oleh seorang individu. Dalam sebuah bisnis sangatlah
diperlukan adanya etika, dimana etika dapat mempengerahui tingkat pembelian
konsumen terhadap produk yang kita pasarkan. Dimana bisnis yang baik diawali
dengan etika yang baik. Seorang konsumen akan puas dengan barang yang dibeli juga
dengan perilaku kita terhadap mereka,berperan sebagai pembisnis sangatlah memiliki
perilaku dan strategi yang baik untuk tetap berada pada situasi aman dalam penjualan
hingga perekonomian.
b. Prinsip Etika Bisnis Islam
Dalam etika bisnis islam tidak hanya bertujuan untuk mencari keuntungan
dalam berwirausaha saja, namun didalam sebuah bisnis harus mengikuti ketetapan-
ketetapan yang dijadikan rujukan agar tidak terjadi perbedaan prinsip. Dalam buku
Etika Bisnis Islam (Beekum, 2004) menjelaskan terdapat lima prinsip yaitu:
 Keesaan
Keesaan, seperti dicerminkan pada konsep tauhid yaitu sebuah dimensi vertikal
islam. Dalam konsep keesaan telah menggabungkan dalam sifat homogen semua
aspek yang berbeda pada kehidupan seorang muslim: agama, ekonomi, politik, dan
masyrakat serta menekankan gagasan terhadap konsistensi dan keteraturan. Dalam
diri manusi memiliki pengaruh yang dalam pada konsep keesaan.
 Keseimbangan (keadilan)
Dalam melakukan aktivitas pada dunia kerja dan bisnis, dalam islam di
anjurkan untuk dapat berbuat adil, tak terkecuali dengan pihak-pihak yang kurang
disukai. Keseimbangan atau keadilan mengambarkan sebuah dimensi horizontal
ajaran islam yang telah berhubungan dengan alam semesta.
 Kehendak Bebas
Kebebasan dalam nilai etika bisnis islam merupakan bagian penting
didalamnya namun kebebasan tersebut tidak merugikan kepentingan kolektif. Tidak
terdapat batasan pendapatan bagi manusia untuk dapat aktif berkaya hingga bekerja
dengan potensi-potensi yang telah dimilikinya. Manusia telah dianugerahi kehendak
bebas untuk menjalankan arahan serta membimbing kehidupannya sendiri sebagai
khalifah di mukabumi.
 Tanggung Jawab
Tanggung jawab sangat penting bagi semua orang, semua memiliki nilai
dimana seorang manusia melakukan kegiatan ataupun aktifitasnya dari hal terkecil
hingga terbesar manusia sudah seharusnya mempertanggungjawabkan atas
tindakannya. Seseorang menetapkan atas batasannya mengenai apa yang bebas
telah dilakukan oleh manusia dengan bertanggung jawab atas apa yang
telahdilakukan.
 Kebajikan
Dalam bisnis kebajikan (kebenaran) yaitu sebuah niat, sikap serta perilaku yang
benar dengan meliputi sebuah proses akad (transaksi) dimana proses untuk
mendapatkan komoditas pengembangan atau sebuah proses untuk meraih
keuntungan. Dengan prinsip kebajikan ini etika bisnis islam berusaha menjaga apabila
terjadinya kerugian dari salah satu pihak yang telah melakukan transaksi kerja sama
ataupun perjanjian sebuah bisnis.3

3
Titin Zakiyah, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Kasus Pada
Toko Busana Muslim Galeri Yasmin Kabupaten Trenggalek)” (Tulung Agung, UIN SATU Tulung Agung,
2017), http://repo.uinsatu.ac.id/7045/.
C. PEMBAHASAN

1. Profil Bisnis Syariah


a. Sejarah Galeri Yasmin
Galeri Yasmin adalah sebuah toko busana muslim yang didirikan Ibu Dini.
Awalnya usaha ini adalah semacam usaha kecil seperti usaha rumahan yang tidak
hanya menjual busana muslim namun juga produk tupperware. Kemudian seiring
dengan berjalannya waktu usaha Galeri Yasmin berkembang dan semakin banyak
diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu pada tanggal 1 juni 2013 ibu Dini beralih
tempat dari yang awalnya hanya jualan di rumah menjadi jualan ditoko yang tepatnya
di Jl. RA Kartini No. 33 Trenggalek. Pada tahun 2014 produk yang di jual Ibu Dini di
toko busana muslim Galeri Yasmin hanya fokus pada fashion yaitu busana muslim dan
jilbab, jadi sudah tidak menjual produk Tupperware lagi. Karena permintaan dari
sebagian besar konsumen pada tahun 2014 sudah mulai lengkap produknya. Seperti
produk YasminNura, Elzatta, Dauky, Zoya, Mezora, Pasmira, Umama, Aksania,
Lekoture, dan Elsiete. Seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun semakin
banyak yang mulai mengenal toko busana muslim Galeri Yasmin.
Sehinnga semakin banyak pula konsumen yang tertarik untuk membeli baju
muslim atauapun jilbab dari Galeri Yasmin. Khususnya pada produk YasminNura
adalah produk yang di ciptakan oleh Ibu Dini sendiri selaku pemilik toko. Produk
YasminNura sendiri meliputi baju dan jilbab. Proses pembuatan YaminNura itu sendiri
adalah di produksi sendiri, seperti ibu Dini sendiri yang memotong kain-kainnya
kemudian di jahit oleh ibunya dan beberapa penjahit yang ada dirumahnya. Ibu Dini
memilih memotong produk-produknya sendiri dengan tujuan untuk lebih
mengedepanpankan kualitas kerapian dari produknya. Kemudian selama empat tahun
merintis bisnis usaha busana muslim dari tahun 2013 sampai tahun 2017, Ibu Dini
terhitung berhasil karena dari tahun ke tahun tersebut terus mengalami peningkatan
jumlah konsumen. Sehingga toko yang di tempati sudah tidak mumpuni lagi karena
dengan alasan kurangnya lebar toko tersebut. Karena penempatan antara produk
jilbab, busana muslim, dan kamar pas terbilang cukup sempit. Oleh karena itu pada
tanggal 17 mei 2017 Galeri Yasmin pindah di tempat yang lebih luas yang tepatnya
pada alamat Jl. Brigjen Sutran Ruko Niaga 1 Kav. 16 Trenggalek.4

4
Titin Zakiyah.
b. Produk
 Busana Muslim
 Jenis-jenis busana muslim : YasminNaura, Lekotur, Elsiete, Zoya,
Dauky
 Dari segi harga YasminNaura mulai dari harga 85.000 sampai
200.000, Lekotur dan Elsiete 150.000 sampai 300.000, Zoya 400.000
sampai 500.000 Dauky 200.000 sampai 300.000
 Kualitas busana muslim adalah ada yang standart dan juga ada yang
bagus.
 Kuantitas atau model : beberapa macam gamis, atasan, dan atasan
bawahan.
 Jilbab
 Jemis-jenis jilbab : YasminNaura, Elzata, Dauky, Zoya, Mezora,
Pasmira, Umama, Aksania.
 Dari segi harga berkisaran dari yang paling murah 35.000 sampai
89.900
 Kualitas jibab : standart dan menengah
 Kuantitas atau model : jilbab segi empat, jilbab pasmina, jilbab instan
(langsung pake).

c. Lokasi Usaha
Lokasi usaha toko busna muslim Galeri Yasmin ini berada di Jl. Brigjen Sutran
Ruko Niaga 1 Kav. 16 Trenggalek. Pemilihan lokasi ini sangat menentukan
berkembangnya sebuah usaha. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi perusahaan
berdasarkan sebagai berikut:
1) Faktor Primer
a) Pasar Pasar merupakan tempat untuk memasarkan produk yang
dihasilkan dari perusahaan tersebut. Selain tempat memasarkan produk,
pasar juga sebagai tempat sumber informasi mengenai hasil produksi dari
konsumen.
b) Transportasi Transportasi yang terjangkau dan mudah dapat menjaga
hubungan antara perusahaan, karyawan dan konsumen terjalin dengan
baik. Lokasi perusahaan berada di kota Trenggalek yang tepatnya
berjejer dengan ruko-ruko yang menjual baju batik, menjual roti, optik dll.

2) Faktor sekunder
a) Energi merupakan tenaga untuk menggerakkan mesin yang berasal dari
luar tenaga manusia misalnya mesin jahit, mesin obres, mesin kancing,
mesin potong.
b) Masyarakat Kondisi masyarakat disekitar perusahaan dapat menerima
keberadaan perusahaan merupakan faktor yang perlu juga
diperhitungkan, sebab apabila masyarakat tidak dapat menerima
keberadaan perusahaan akan menghambat kegiatannya.
d. Distribusi
Hasil dari produksi busana muslim dan jilbab dari Galeri Yasmin yang brand
nya di beri nama YasminNura dijual di tokonya sendiri yaitu Galeri Yasmin. Dan untuk
prospek ke depan produk YasminNura apabila memang diminati banyak konsumen
maka penjualan akan dilakukan pada distributor-distributor yang tertarik dengan produk
tersebut. Karena melihat pada saat ini produk dari YasminNura sendiri cukup diminati
oleh konsumen mulai dari jilbab dengan beraneka ragam model serta baju busana
muslim, karena dengan harga yang terjangkau dan kualitas barang yang sudah cukup
bagus.

e. Penerapan analisis Etika Bisnis Islam Dalam pada Toko Busana Muslim
Galeri Yasmin
Penerapan etika merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam
berbisnis. Karena etika itu sendiri berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik
pada diri seseorang maupun pada masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Begitu pula yang saat ini di
lakukan oleh toko busana muslim Galeri Yasmin, yaitu dalam mempertahankan
bisnisnya berdasarkan penerapan etika bisnis Islam dalam komunikasi pemasaran di
dapatkan keterangan bahwa: “penerapan etika bisnis yang kami lakukan yaitu dengan
menerapkan sistem marketing langit, maksud dari sistem marketing langit itu sendiri
adalah memegang teguh kejujuran, amanah dan kualitas. Jadi tujuan kami tidak hanya
semata-mata untuk keuntungan sendiri namun keuntungan itu juga harus dirasakan
oleh konsumen. Dan kami juga percaya bahwa Tuhan itu Maha Kaya jadi tugas kita
berupaya semaksimal mungkin. Lalu keuntungan yang akan kami peroleh sepenuhnya
kami pasarahkan padaNya. ” Dari pemaparan Ibu Dini selaku pemilik toko beliau
mengaskan bahwa betapa pentingnya menerapkan prinsip kejujuran, amanah dan
kualitas produk. Karena kejujuran, amanah dan kualitas adalah faktor utama yang
harus diterapkan dalam etika bisnis. Guna bisnis tersebut agar mampu bertahan dalam
jangka waktu yang panjang.
Toko Busana Muslim Galeri Yasmin menerapkan prinsip jujur, amanah dan
kualitas pada konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dini ini adalah :
“penerapan etika bisnis Islam dalam komunikasi pemasaran yang saya lakukan pada
konsumen adalah ketika saya melakukan promosi kebetulan media sosial yang kami
gunakan adalah Instagram, selain kami mengupload foto produk yang kami jual kami
juga benar-benar mendeskripsikan produk yang kami posting tersebut, mulai dari
warna, harga, serta ukuran. Kemudian pada konsumen yang langsung pada toko kami,
kami tetap menerapkan prinsip seperti yang saya sebutkan diatas, contohnya ketika
konsumen memilah dan memilih produk yang akan di beli semisal baju dan jilbab,
kemudian mereka mencoba baju dan jilbab tersebut dan bertanya pada saya apakah
cocok atau tidak maka akan saya jawab yang sejujurnya, kalau memang cocok saya
bilang cocok tapi kalau tidak saya rekomendasikan pada mungkin warna lain atau
ukuran yang lebih cocok, jadi saya tidak langsung bilang bagus agar konsumen
langsung membeli produk saya. Karena memang yang saya mau konsumen juga
merasa senang setelah keluar dari toko saya.” Ibu Dini juga menuturkan bahwa selain
memegang prinsip kejujuran, amanah dan kualitas Ibu Dini juga ingin belajar
menerapkan sistem ekonomi Islam pada bisnisnya seperti yang dituturkan dibawah ini
yaitu: “selain yang saya jelaskan tadi saya juga ingin bisnis yang saya jalani ini sesuai
dengan syariat Islam, seperti ketika kami melakukan jual produk online selain
menerapkan prinsip kejujuran, untuk transfer uang pada jual beli produk yang jual,
saya juga memilih bank yang berbasis syariah kebetulan bank yang saya pilih adalah
BRI Syariah, ya setidaknya saya sudah menghindari bank-bank yang berbasis
konvesional. Dan kami membangun bisnis ini memilih dari modal sendiri jadi tidak
pinjam dari siapapun. Karena awalnya modal saya sedikit maka dagangan yang kami
miliki juga masih sedikit, dan Alhamdulillah seiring dengan berjalnnya waktu hingga
toko saya bukan dari hasil pinjam kesiapapun.” Dengan menerapkan prinsip-pripsip
yang seperti disebutkan diatas maka Ibu Dini berharap bahwa bisnis yang dikelolanya
bisa bertahan pada masa yang akan datang dan tidak kalah saing dengan bisnis-bisnis
yang lain. Kemudian strategi, Strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan
oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut merupakan tujuan
jangka panjang dari perusahaan tersebut, begitu juga dengan usaha Galeri Yasmin ini
membuat strategi agar usahanya dapat bertahan dalam jangka panjang. Berdasarkan
hasil wawancara di lapangan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung tentang
strategi pengembangan produk Galeri Yasmin dan persaingan didapatkan keterangan
bahwa: “strategi yang saya lakukan pada usaha saya ini agar lebih bisa dikenal oleh
masyarakat luas dan lebih diminati oleh sebagian besar konsumen, yaitu unik, jadi
ketika saya ibaratkan bisnis yang saya lakuakan adalah jualan sempol, itu bukan
berarti saya Cuma ikutikutan pedagang sempol yang lain, dan hanya menjual sempol
yang alakadarnya tapi saya menjual sempol yang beranekarasa, seanadainya yaitu
sempol coklat, sempol mrecon super pedas dll, kemudian kreatif yang memiliki daya
cipta memiliki kemampuan untuk menciptakan seperti harus memiliki daya cipta yang
tinggi untuk menciptakan model baju dan jilbab yang beraneka ragam lagi agar
konsumen tidak mudah bosan dengan produk yang kita buat maupun produk-produk
lain yang saya jual, dan produk yang kita buat bisa tetap mengikuti perkembangan
zaman. Kemudian inovatif yaitu bersifat memperkenalkan atau mengembangkan hal-
hal baru seperti yang saya lakukan melalui proses memperkenalkan produk, atau biasa
dikatakan dengan promosi yaitu saya melakukannya melalui sosialmedia seperti
instagram dan whatsapp guna untuk memberikan informasi pada calon konsumen
dengan sebenar-benarnya seperti menjelaskan tentang warna, jenis kain, dan ukuran.
Karena memang saya mau konsumen saya tidak kecewa dengan cara saya promosi
dan barang yang telah di beli mereka.”
Strategi-strategi dilakukan untuk menghadapi persaingan usaha di Trenggalek.
Persaingan usaha di Trenggalek ini cukup ketat sehingga perusahaan harus pandai-
pandai dalam melakukan strateginya agar usahanya tidak gulung tikar, khususnya
dalam bidang fashion. Persaingan sering terjadi dari segi persaingan harga dan
persaingan pelayanan sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik toko yaitu Ibu Dini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
toko busana muslim Galeri Yasmin menjual berbagai brand jilbab dan busana muslim
mulai dari Elzatta, Dauky, Zoya, Mezora, Pasmira, Umama, Aksania, Lekotur, Elsiete
dan YasminNura. Kemudian pada toko busana muslim Galeri Yasmin juga
menerapkan etika bisnis Islam dalam komunikasi pemasaran dengan cara
menerapkan prinsip kejujuran, amanah dan kreatif. Untuk itu bisnis yang dimiliki Ibu
Dini ini diharapkan mampu menjadi bisnis yang sifatnya jangka panjang.5

2. Perbandingan Etika Bisnis Konvensional dan Syari’ah


Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukankebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang
merupakankesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis
yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu)
yangmenjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusahadengan
pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional.Tentu
dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraanyang
transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakatmaupun
bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etikasementara
pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait
yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang
disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisadiwujudkan. Jadi, jelas
untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yangmenjamin adanya kepedulian
antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang
mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
a. Etika Bisnis Konvesional
Macam-macam etika bisnis konvensional Menurut Dawam Rahardjo (1995: 32)
etika bisnis beroperasi pada tiga tingkat, yaitu; individual, organisasi, dansistem. Pada
tingkat individual, etika bisnis mempengaruhi pengambilankeputusan seseorang, atas
tanggung jawab pribadinya dan kesadaran sendiri, baiksebagai penguasa maupun
manajer. Pada tingkat organisasi, seseorang sudahterikat kepada kebijakan
perusahaan dan persepsi perusahaan tentangtanggungjawab sosialnya. Pada tingkat
sistem, seseorang menjalankan kewajibanatau tindakan berdasarkan sistem etika
tertentu. Realitasnya, para pelaku bisnissering tidak mengindahkan etika. Nilai moral
yang selaras dengan etika bisnis,misalnya toleransi, kesetiaan, kepercayaan,
persamaan, emosi atau religiusitashanya dipegang oleh pelaku bisnis yang kurang
berhasil dalam berbisnis.Sementara para pelaku bisnis yang sukses memegang
prinsip-prinsip bisnis yangtidak bermoral, misalnya maksimalisasi laba, agresivitas,
5
titin Zakiyah.
individualitas,semangat persaingan, dan manajemen konflik (Dawam Rahardjo, Ibid:
16). Halini tidak hanya di Dunia Timur, di Dunia Barat atau negara-negara industrimaju,
citra bisnis tidak selalu baik. Setidak-tidaknya seperti yang dikatakan olehWithers
(Ibid.) bahwa dalam bisnis itu pada dasarnya berasaskan ketamakan,keserakahan,
dan semata-mata berpedoman kepada pencarian laba.

1) Pendekatan utilitarianisme
Menyatakan bahwa “arti penting moralitas yang menuntun seseorang
dapat ditentukan hanya berdasarkan konsekuensi perilakunya. Suatu tindakan
disebut etis jika memberikan hasil yang berupakeuntungan atau kebaikan
terbesar bagi sebagian besar orang.
Sistem etika ini menghadapi beberapa masalah yang menjadi kritik
terhadapnya jika dibandingkan dengan prinsip islam diantaranya:
- Siapakah yang menentukan apa yang baik bagi sebagian besar orang ?
- Bagaimana dangan kaum minoritas jika yang dikatakan etis itu yang
memberikeuntungan terbesar bagi mayoritas ?
- Bagaimana kerugian dan keuntungan bisa dinilai pada persoalan yang
tidak bisa diukur ?
- Hak dan kewajiban individu diabaikan demi kepentingan hak dan
kewajiban kolektif.

2) Prinsip Universalisme
Berbeda dengan pandangan utilitarian yang menekankan aspek hasil
suatukeputusan, universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan
atautindakan. Prinsip kunci dari universalisme adalah prinsip kant tentang
imperatif kategorisyang terdiri dari :
- Pertama, seseorang harus memilih untuk bertindak, hanya jika ia
berkemauanuntuk memberi kesempatan setiap orang di muka bumi
dalam situasi yang samauntuk membuat keputusan yang sama dan
bertindak dengan cara yang sama.
- Kedua, orang lain harus diperlakukan sebagai tujuan, tidak semata
sebagaialat untuk mencapai tujuan.

3) Prinsip Hak-Hak
Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal yaitu
kebebasan. Keputusan atau tindakan dikatakan etis apabila tindakan atau keputusan
itu didasarkan pada hak-hak individu yang menjamin kebebasan memilih. Dapat
dipahami bahwa setiap individu mempunyai hak (kebebasan) untuk menentukan
nasibnya sendiri.

Oleh karena itu, orang lain tidak boleh melanggar hak itu terlebih lagi
memperalat demi tujuan orang lain karena sama halnya dengan merampas hakorang
lain. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak-hak moralyang bersifat
tidak dapat ditawar-tawar. Antara hak dan kewajiban harus seimbang, dan sebelum
menuntut hak seseorang harus terlebih dahulu menunaikan kewajibannya. Begitu juga
dalam berbisnis setiap pihak harus memberikan hak orang dan menunaikan
kewajibannya. Sebagai contoh, dalam industri setiap pekerja memiliki hak untuk
mendapatkan upah yang adil dan lingkungan kerja yang aman, istirahat yang
cukup,izin cuti, begitu juga paramajikan memiliki hak untuk berharap agar
perdagangannya tetap rahasia, tidak dibocorkan oleh para pekerjanya, dan karyawan
menunaikan kewajibannya untuk bekerja disiplin,meningkatkan prestasi.6

b. Etika Bisnis Syariah

Etika bisnis dalam Islam memposisikan pengertian bisnis sebagai


usahamanusia untuk mencari keridhaan Allah swt. Bisnis tidak bertujuan jangka
pendek,individual dan semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi
matematika,tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung
jawab pribadi dan sosial dihadapan masyarakat, Negara dan Allah SWT.

Secara umum ajaran Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-


prinsipumum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan
zamandan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Dalam Islam terdapat nilai-
nilaidasar etika bisnis, diantaranya adalah tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah dan
ihsan.Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke prinsip umum tentang keadilan,
kejujuran,keterbukaan (transparansi), kebersamaan, kebebasan, tanggungjawab
danakuntabilitas.

6
https://www.academia.edu/41070351/ETIKA_BISNIS_KONVENSIONAL
Islam sangat menekankan nilai etika dalam kehidupan manusia. Sebagai satu
jalan, pada dasarnya Islam merupakan kode perilaku etika dan moral bagi
kehidupanmanusia. Islam memandang etika sebagai satu bagian dari sistem
kepercayaanmuslim (iman). Hal tersebut memberikan satu otoritas internal yang kokoh
untuk memberikan sanksi dan memberikan dorongan dalam melaksanakan standar-
standar etika. Konsep etika dalam Islam bukan relatif, namun prinsipnya bersifat abadi
danmutlak.Adapun konsep Etika Bisnis Islam adalah sebagai berikut:

Adapun konsep Etika Bisnis Islam adalah sebagai berikut:

1) Konsep Ke-Tuhanan
Dalam dunia bisnis Islam masalah Ke-Tuhanan merupakan hal yang
harus dikaitkan keberadaannya dalam setiap aktifitas bisnis. Manusia
diwajibkan melaksanakan tugasnya terhadap Tuhannya, baik dalam
bidangibadah maupun muamalah. Dalam bidang bisnis, ajaran Tuhan
meletakkankonsep dasar halal dan haram yang berkenaan dengan transaksi.
Semua halyang menyangkut dan berhubungan dengan harta benda hendaknya
dilihat dandihukumi dengan dua kriteria halal atau haram.
2) Amanat
Menurut Islam, kehidupan manusia dan semua potensinnya
merupakansuatu amanat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Islam
mengarahkan para pemeluknya untuk menyadari amanat ini dalam setiap
langkah kehidupan.Persoalan bisnis juga merupakan amanat antara
masyarakat dengan individudan Allah. Semua sumber bisnis hendaknya
diperlakukan sebagai amanatilahiah oleh pelaku bisnis. Sehingga ia akan
menggunakan sumber daya bisnisnya dengan sangan efisien.Dalam transaksi
jual beli, sifat amanat sangat diperlukan karena denganamanat, maka semua
akan berjalan dengan lancar. Dengan sifat amanat, para penjual dan pembeli
akan memiliki sifat tidak saling mencurigai bahkan tidak khawatir walau
barangnya di tangan orang lain. Memulai bisnis biasanya atasdasar
kepercayaan. Oleh karena itu, pentingnya kejujuran dalam pola transaksi jual
beli karena kejujuran dapatmembawa keberuntungan. 7
3) Jujur

7
https://www.academia.edu/43853303/ETIKA_DALAM_BISNIS_KONVENSIONAL_DAN_BISNIS_ISLAM
Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah saw yang patut ditiru.
Rasulullahsaw dalam berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau
selalumenjelaskan kualitas sebenarnya dari barang yang dijual serta tidak
pernah berbuat curang bahkan mempermainkan timbangan. Oleh karena itu,
pentingnya kejujuran dalam pola transaksi jual beli karena kejujuran
dapatmembawa keberuntungan.

Dari penjelasan diatas sejalan dengan perbandingan antara toko busana


muslim Galeri Yasmin yang menerapkan etika bisnis syari’ah dengan toko busana
muslim lainnya yang tidak menerapkan etika bisnis syari’ah. Penerapan etika bisnis
syari’ah terutama pada toko toko atau distro muslim akan sangat berpengaruh positif
bagi kemajuan usaha serta membawa kemaslahatan untuk berbagai pihak.

3. Landasan Al-Qur’an dan Hadist

‫هّٰللا‬
ِ ِ ‫اس ال َّت ۡق ٰوى ۙ ٰذ لِ َك َخ ۡي ٌ‌ر ؕ ٰذ لِ َك م ِۡن ٰا ٰي‬
‫ت‬ ُ ‫شا‌ ؕ َولِ َب‬ ً ‫س ۡو ٰاتِ ُكمۡ َو ِر ۡي‬ ً ‫ٰي َبن ِۡۤى ٰا َد َم َق ۡد اَ ۡن َز ۡل َنا َعلَ ۡي ُكمۡ لِ َبا‬
َ ‫سا ُّي َو ِار ۡى‬
َ‫لَ َعلَّ ُهمۡ َي َّذ َّك ُر ۡون‬
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian
untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah
yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka ingat. ( Q. S Al a'raf :7:26)
Dalam hadits ini Rasulullah memperingatkan Usamah agar jangan sampai
bentuk tulang istrinya Usamah terlihat ketika memakai pakaian. Maka menunjukkan
tidak boleh menampakkan bentuk lekuk-lekuk tubuh wanita. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
‫ ونساء كاسيات‬،‫ قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس‬:‫صنفان من أهل النار لم أرهما‬
‫ وإن ريحها ليوجد‬،‫ وال يجدن ريحها‬،‫ ال يدخلن الجنة‬،‫ رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة‬،‫ مائالت مميالت‬،‫عاريات‬
‫من مسيرة كذا وكذا‬
Ada dua golongan dari umatku yang belum pernah aku lihat: (1) suatu kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang-orang
dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring (seperti benjolan). Mereka itu tidak
masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya surga tercium
sejauh jarak perjalanan sekian dan sekian” (HR. Muslim dalam bab al libas waz zinah
no. 2128).
‫يب ِهنَّ ۚ ٰ َذلِ َك َأدْ َن ٰى َأنْ ُي ْع َر ْفنَ فَاَل‬
ِ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّن ِب ُّي قُلْ َأِل ْز َوا ِج َك َو َب َناتِ َك َونِسَاءِ ا ْل ُمْؤ ِمنِينَ ُيدْ نِينَ َعلَ ْي ِهنَّ مِنْ َجاَل ِب‬
ً ‫ُيْؤ َذ ْينَ ۗ َو َكانَ هَّللا ُ َغ ُف‬
‫ورا َرحِي ًما‬
Artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu
dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga
mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” ( (QS Al-
Ahzab:33: 59)
َ‫ـض ِر ۡبن‬ۡ ‫ارهِنَّ َو َي ۡح َف ۡظنَ فُ ُر ۡو َج ُهنَّ َواَل ُي ۡبد ِۡينَ ِز ۡي َن َت ُهنَّ ِااَّل َما َظ َه َر م ِۡن َها‌ َو ۡل َي‬ َ ‫ضنَ م ِۡن اَ ۡب‬
ِ ‫ص‬ ۡ ‫ض‬ ُ ‫ت َي ۡغ‬ ِ ‫َوقُلْ لِّ ۡـل ُم ۡؤم ِٰن‬
‫ِب ُخ ُم ِرهِنَّ َع ٰلى ُج ُي ۡو ِب ِه ۖنَّ‌ َواَل ُي ۡبد ِۡينَ ِز ۡي َن َت ُهنَّ ِااَّل لِ ُب ُع ۡولَتِ ِهنَّ اَ ۡو ٰا َبٓا ِٕٮ ِهنَّ اَ ۡو ٰابَٓاءِ ُب ُع ۡولَتِ ِهنَّ اَ ۡو اَ ۡب َنٓا ِٕٮ ِهنَّ اَ ۡو اَ ۡب َنٓاءِ ُب ُع ۡولَتِ ِهنَّ اَ ۡو‬
َ‫ِسٓا ِٕٮ ِهنَّ اَ ۡو َما َملَـ َك ۡت اَ ۡي َما ُن ُهنَّ اَ ِو ال ٰ ّتبِع ِۡينَ َغ ۡي ِر اُولِى ااۡل ِ ۡر َب ِة مِن‬ َ ‫ا ِۡخ َوانِ ِهنَّ اَ ۡو َبن ِۡۤى ا ِۡخ َوانِ ِهنَّ اَ ۡو َبن ِۡۤى اَ َخ ٰوتِ ِهنَّ اَ ۡو ن‬
‫ض ِر ۡبنَ بِا َ ۡر ُجلِ ِهنَّ لِ ُي ۡـعلَ َم َما ُي ۡخف ِۡينَ م ِۡن ِز ۡي َنتِ ِهنَّ‌ ؕ َو ُت ۡو ُب ۡۤوا‬ ۡ ‫ٓاءِ‌ َواَل َي‬ ۖ ‫س‬َ ‫ت ال ِّن‬ ِ ‫ال اَ ِو ال ِّط ۡف ِل الَّذ ِۡينَ لَمۡ َي ۡظ َه ُر ۡوا َع ٰلى َع ۡو ٰر‬ ِ ‫الر َج‬ ِّ
‫هّٰللا‬
َ‫ِالَى ِ َجم ِۡي ًعا اَ ُّي َه ۡال ُم ۡؤ ِم ُن ۡونَ لَ َعلَّ ُكمۡ ُت ۡفلِ ُح ۡون‬

Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau
hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada
Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (Q.s Annur : 31)
D. PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

3. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jalil, Nur Afni, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana
Muslim,” Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah 2, no. 2 (27 Desember
2020):

Zakiyah, Titin, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran
(Studi Kasus Pada Toko Busana Muslim Galeri Yasmin Kabupaten
Trenggalek)” (Tulung Agung, UIN SATU Tulung Agung, 2017),

https://www.academia.edu/43853303/
ETIKA_DALAM_BISNIS_KONVENSIONAL_DAN_BISNIS_ISLAM

https://www.academia.edu/41070351/ETIKA_BISNIS_KONVENSIONAL

Anda mungkin juga menyukai