Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERILAKU BISNIS YANG SAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Etika Bisnis Islam

Dosen Pengampu : SUSANTI, M.H.I

Disusun Oleh kelompok 2 :

ILMA GUSTIA

IMRON MAULANA

MOH. ASNAWI RAJABUL AKBAR

NANANG KASIM

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR


PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH

1
2023.

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, berkat nikmat sehat jasmani dan rohani kami
dapat menyelesaikan tugas ini, semoga ulasan-ulasan yang dipaparkan dapat memuaskan
pembaca dan sekaligus Ibuk Dosen pada Mata Kuliah Etika Bisnis Islam, terimakasih kami
ucapkan kepada beliau yang telah bersedia membimbing dan mengajarkan kami.

Mengenai isi makalah ini, akan dijelaskan bagaimana seorang pengusaha atau
pembisnis dalam mengelola bisnis yang dimilikinya yang inti permasalahan yang di dalami
mengenai perilaku pembisnis bagaimana kemudian mengoprasikan bisnisnya dengan tata
cara yang sesuai dengan aturan-aturan pemerintah dan mengikuti norma yang baik, serta
mengikuti aturan syariah. Makalah ini disusun dengan memuat berbagai sumber, seperti
buku, internet dll, dan karena itu tidaklah luput dari kekurangan. Semoga pembaca berkenan
memberi masukan dan saran. Terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat.

Kilang, 22 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 4

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 4


B. Rumusan Pembuatan Makalah............................................................. 4
C. Tujuan Pembuatan Makalah................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5

A. Konsep Etika Bisnis Islam Secara Umum............................................ 5


B. Perilaku Bisnis Sesuai Konsep Islam................................................... 7
C. Perilaku Bisnis Yang Sah Dalam Islam............................................... 10

BAB III PENUTUP......................................................................................... 14

A. Kesimpulan.......................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Membahas tentang bagaimana perilaku bisnis yang sah, maka tak luput dari
cara dan pengaplikasian metode yang tepat yaitu dengan desar dan berpondasi dari
sumber yang utama yaitu Qur’an dan Sunnah. Mengenai hal ini tentu juga mencakup
pula keterkaitan ekonomi bagi pelaku industri dalam menentukan strategi bisnis yang
sesuai dengan etika syariah. Sehingga harapan kedepan dapat melahirkan para pelaku
bisnis yang kompeten sehingga membantu perkembangan perekonomian, dan
keuangan syariah Nasional. Tentunya dengan semakin banyak pelaku bisnis yang
menerapkan aturan syariah dalam pengaplikasiannya maka akan semakin baik pula
perekonomian dan kestabilan segmen pasar. Hal tersebut juga berdampak baik bagi
pelaku bisnis dan masyarakat dengan tidak adanya permasalahan atau salah satu yang
dirugikan dalam hal bermuamalah.
Karena islam memberi garis pemisah antara mana yang dibolehkan dan mana
yang tidak. Garis pemisah ini berdiri di atas landasan menyeluruh yang menyatakan
bahwa semua jalan untuk berbisnis yang tidak menghasilkan manfaat (profit) kecuali
dengan jalan menjatuhkan orang lain adalah tidak dibenarkan.1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :
a. Menjelaskan bagaimana gambaran konsep bisnis islam secara umum
b. Bagaimana perilaku bisnis yang sesuai dengan konsep islam
c. Bagaimana perilaku bisnis yang sah dalam Islam
C. Tujuan Pembuatan Makalah

1
Ahmad Rajafi, Masa depan Hukum Bisnis Islam Di Indonesia; Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad Yusuf
Al-Qardawi , Cet :1 ( Yogyakarta : PT. LKis Printing Cemerlang, 2013) hal. 44.
4
Makalah ini umumnya dibuat tidak lain untuk memenuhi tugas pada Mata
kuliah Etika Bisnis Islam dan memberikan sedikit tambahan pengetahuan bagi
pembaca insya Allah. Lebih dari itu dapat memberi pemahaman yang mendalam
mengenai Rumusan masalah diatas, semoga.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Bisnis Islam Secara Umum


Mengenai konsep etika bisnis islam, maka dalam hal ini kita
mengambil sumber terbaik suatu hal yang paling utama sebagai acuan beliau
adalah Rasulullah Saw, merupakan Rasul, Mentor, bisnisman yang ahli dari
segala bidang kehidupan di dalam Islam merupakan teladan yang paling baik
dari semua, khususnya di bidang bisnis. Beberapa firman Allah SWT yang
memerintahkan kepada Muslim dan Muslimah untuk meneladani perilaku
beliau sebagaimana dalam contoh berikut :
1. Bahwa prinsip esensi dalam bisnis adalah kejujuran.
2. Kesadaran tentang signifikasi sosial kegiatan bisnis.
3. Tidak melakukan sumpah palsu.
4. Ramah – tamah
5. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang
lain tertarik membeli dengan harga tersebut.
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli
kepadanya.
7. Tidak melakukan ikhtikar
8. Takaran , ukuran timbangan yang benar.
9. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah SWT.
10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan.
11. Tidak memonopoli

5
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya
(mudharat) yang dapat merrugikan dan merusak kehidupan individu
dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan
barang yang haram.
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tampa paksaan.
15. Segera melunasi utang yang menjadi kewajibannya.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang ( kreditor) belum
mampu membayar.
17. Bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.

Secara eksplisit Yusuf al-Qardawi pernah berkata : “ ketika seorang


musim hendak membeli dan menjual, menyimpan dan meminjam, atau
menginvestasikan uang, ia selalu berdiri pada batas-batas yang ditetapkan
oleh Allah. Ia tidak memakan uang haram, memonopoli milik rakyat, korupsi,
mencuri, berjudi, ataupun melakukan suap-menyuap. Seorang muslim secara
tegas menjauhi daerah yang diharamkan Allah, disamping berusaha
semaksimal mungkin meninggalkan daerah syubhat”.
Bebererapa konsep etika bisnis yang dapat diteladani oleh Rasulullah
SAW dan harus diteladani karena beliau-lah figur atau contoh terbaik dalam
segala hal. Secara umum tergambar dalam sifat kepemimpinan Rasulullah
SAW antara lain :
A. Siddiq, adalah selalu menyatakan yang benar, jujur atau memiliki
integritas pribadi yang tinggi.
B. Istiqamah, adalah memiliki sikap yang konsisten terhadap kebenaran
yang berasal dari Allah SWT tanpa dapat digoyang oleh berbagai
godaan atau paham lain yang berbeda dengan Islam.
C. Fathonah, adalah sifat profesional yang mengutamakan keahlian,
kecerdasan, kebijaksanaan, kompetensi dalam melaksanakan semua
tugas yang diembankan kepadanya.
D. Amanah, adalah sifat dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan selalu
dapat mnyelesaikan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang

6
dibebankan kepadanya secara memuaskan, bahkan melebihi panggilan
tugas yang diberikan tanpa memikirkan imbalan material.
E. Tabliqh,adalah kemampuan untuk dapat menyampaikan,
berkomunikasi secara benar, menyampaikan kebenaran, serta mempu
mendidik dan mengarahkan orang mematuhi syariat Allah dan Rasul-
Nya.

Dalam Islam, tidak ada pemisah antara ekonomi dengan akhlak sebagai
mana dikemukakan secara tegas oleh Yusuf Qardawi :“Hal yang
membedakan antara sistem Islam dengan sistem agama lain adalah antara
ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah sama sekali, seperti budaya tidak
pernah terpisah antara ilmu dengan akhlak, antara politik dengan akhlak, dan
antara perang dengan Akhlak. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan
Islam.”2

B. Perilaku Bisnis Dalam Islam


Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan perilaku bisnis, dan
bagaimanakah perilaku bisnis yang semestinya dilakukan dalam islam maka
lebih jelasnya akan didefinisikan beberapa term, yakni term perilaku, term
bisnis, term islam. Jika ingin mengetahui definisi 3 term tersebut maka harus
dijabarkan terlebih dahulu apa itu perilaku, bisnis, islam, serta apa itu perilaku
bisnis dan bisnis islam ? dari sinilah maka akan ditemukan maksud atau
definisi perilaku bisnis islam yang komprensif.
Pertama, perilaku. Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki
oleh manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan. 3
Kedua, bisnis. Dalam kamus bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha
dagang, usaha komersial di dunia perdagangan dan bidang usaha. Skiner
mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan Soegiastuti,
bisnis memiliki makna dasar sebagai” the buying and selling of goods and
services”. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis tak lain adalah
suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-

2
Jamal Wiwoho Anis Mashdurohatun, Hukum Kontrak Ekonomi Syariah Dan Etika Bisnis, Cet: 1 ( Semarang :
Undip Press, 2017) hal. 205- 213.
3
http://etheses.iainkediri.ac.id/651/3/931302112-bab2.pdf, diakses 29 Maret 2023.
7
barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh
profit. Barang yang dimaksud adalah suatu produk yang secara fisik memilik
wujud (dapat diindera), sedangkan jasa adalah aktivitas-aktivitas yang
memberi manfaat kepada konsumen atau pelaku bisnis lainnya. Dari semua
definis tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi atu pelku bisnis
aknn melakukan aktifitas bisnia dalam beyuk (1) memproduksi dan atau
mendistribusikan barang atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba
memuaskan keinginan konsumen.
Ketiga, Islam. Kata islam berasal dari kata salima; aslama yang berarti
selamat sejahtera, kedamaian, kepatuhan, dan ketundukan. Islam adalah agama
yang diwahyukan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Nabi Saw.
Mengajarkan dan menyiarkannya kepada semua umat manusia di
semenanjung Arabia pada awal abad ke-7 dalam masa 22 tahun lebih ( 610-
632). Islam sebagai agamawahyu dapat menyelamatkan dan mensejahterakan
penganutnya di dunia dan akhirat.
Mahmud Syaltut mendefinisiakan Islam sebagai suatu agama yang
mengandung peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
penciptanya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam
lingkungannya diwahyukan oleh Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw.
Untuk diajarkan dan disampaikan kepada semua manusia. Adapun dasar
hukum Islam yang utama adalah kitabullah ( al-quran) yang merupakan kalam
Ilahi. Dasar hukum yang kedua adalah as-sunnah yang merupakan perbuatan,
perkataan, ketetapan dan keinhinan Rasulullah Muhammad Saw. Dasar
hukum yang terakhir adalah al-ijtihad, di mana kegiatan ini dilakukan ketika
suatau permasalahan tidak didapatkan jawabannya di dalam al-Quran maupun
as-Sunnah, dan dasar ijtihad ini berdasarkan kepada hadist Nabi Muhammad
Saw:
‫عن أناس من أهل حمص من اصحاب معاذ بن جبل أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم لما‬
‫أراد أن يبعث معاذا إلى اليمن قال كيف تقضي إذا عر ض لك قضا ء قال أقضي بكتاب هللا قال فإن لم‬
‫تجد في كتاب اهللا قال فبسنة رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال فإن لم تجد في سنة رسول هللا صلىاهلل‬
‫عليه و سلم و الفي كتاب هللا قال أجتهد رأيي و ال آلو فضرب ر سو ل هللا صلى هللا عليه و سلم صدره‬
‫وقال الحمد هلل الذي وفق رسو ل رسو ل هللا لما ير ضي رسو ل هللا‬
{‫}رواه ابو داود‬

8
“Dari anas ahli Himsa dari keluarga Mu’adz, bahwa ketika
Rasulullah Saw. Akan mengutus Mu’adz ke Yaman, kemudian (Rasulullah
Saw) berkata: bagaimana kamu memutuskan suatu perkara apabila
dihadapkan kepadamu suatu permasalahan?, (Muadz) berkata: aku
memutuskan sesuai yang ada di dalam al-quran. ( Rasulullah Saw) berkata:
bila tidak ada di dalam al-quran? (Muadz) berkata: maka dengan sunnah
Rasulullah Saw. ( Rasulullah Saw) berkata: bila tidak ada di dalam sunnah
Rasulullah Saw dan tidak juga dalam al-quran ? ( Muadz) berkata: maka aku
berijtihad dengan akalku. ( Rasulullah Saw) berkata: segala puji bagi Allah
yang telah memberi taufiq utusan yang diutus oleh Rasulullah Saw.”
‫ إذا حكم الحا كم فاجتهد‬:‫عن عمروبن العاص أنه سمع رسو ل هللا صلى هللا عليه و سلم يقول‬
‫ثم أصاب فله أجران وإذا حكمفاجتهد ثم أخطأ فله أجر‬
{‫}رواه البخارى‬
“Dari Amru bin Ash, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Saw.
Bersabda; jika seorang hakim akan menentukan suatu hukum lalu ia
berijtihad kemudian benar hasil ijtihadnya, maka ia mendapatkan dua
pahala, dan jika ia menentukan hukum llu berijtihad kemudian salah hasil
ijtihadnya maka ia mendapatkan suatu pahala.”
Perilaku Bisnis, sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar
dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam arti lain perilaku bisnis berkaitan dengan etika bisnis yang berarti
seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya
dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai daratan atau
tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Landasan etika bisnis dalam Islam
bersumber pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282 yang mana dalam ayat
ini menurut Ali As-Sayis dengan tegas melarang setiap orang yang beriman
memakan harta dengan cara yang batil.4
Bisnis Islam, Begitu banyak firman Allah di dalam al-quran yang
menunjukkan kewajiban seorang hamba Allah untuk mencari apa yang telah
diberikan oleh Allah berupa nikmat atau rezeki dengan jalan usaha atau
bekerja ( termasuk juga melakukan kegiatan bisnis), dan untuk memungkinkan
manusia untuk mendapatkan rezeki tersebut maka Allah melapangkan bumi

4
http://etheses.iainkediri.ac.id/651/3/931302112-bab2.pdf hal-16 diakses tgl 27 Maret 2023.
9
serta menyediakan erbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan. Allah Swt.
Berfirman QS. Ibrahim ayat 32-34 yang artinya :
“Allah-lah yang telah menciptakan lngit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera ituberlayar di lautan dengan kehendak-Nya,
dan Dia telah menundukkan ( pula) bagimu sungai-sungai. [32] Dan Dia
telah menundukkan ( pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam ortbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
[33]Dan Dia telah memberikan kepadamu ( keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat
zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).[34]”.
Di samping anjuran untuk mencari rezeki ( bekerja/berbisnis), Islam
sangat menekankan ( mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi
perolehan maupun pendayagunaannya ( pengelolaan dan pembelanjaan).
Sebagaimana Rasulullah Saw. Bersabda yang artinya :
Dari Abi Barzah al-Aslami berkata, Rasulullah Saw. Bersabda; kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akn beranjak samapai ditanya tentang
umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa dipergunkan,
tentang hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dikeluarkan, dan
tentang jasmaninya untuk apa dipergunakan.”
Penjelsan singkat di atas menunjukkan bahwa definisi bisnis Islam
adalah serangkaian aktifitas bisnis dalm berbagai bentuk-nya yang tidak
dibatasi jumlah ( kuantitas) kepemilikan hartanya (barang atau jasa) termasuk
profitnya, namun dibatasi dalam perolehan dan pendayagunaan hartanya ( ada
aturan halal dan haram). 5

C. Perilaku Bisnis Yang Sah Dalam Islam


Jika kita berbicara tentang nilai dan ahlak dalam ekonomi dan
muamalah, maka tampak secara jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu
(1) rabbaniyah (2) akhlak (3) kemanusiaan dan (4) pertengahan. Nilai-nilai ini
5
Ahmad Rajafi, Masa depan Hukum Bisnis Islam Di Indonesia; Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad Yusuf
Al-Qardawi , Cet :1 ( Yogyakarta : PT. LKis Printing Cemerlang, 2013) hal. 51-55.
10
menggambarkan kekhasan yang utama bagi ekonomi islam, bahkan dalam
kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang nampak
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran islam. Makna dan nilai-
nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah dan dampak bagi seluruh
segi ekonomi dan muamalah islamiyah di bidang harta berupa produksi,
konsumsi sirkulasi, dan distribusi. Perilaku bisnis syariah terdiri dari tiga
prinsip, yaitu : Prinsip Produksi, Prinsip Konsumen, Prinsip Distribusi.
Pertama Prinsip Produksi, Kesediaan faktor produksi tidak sama
dalam setiap wilayah. Hal ini menimbulkan kesenjangan ekonomi, kemiskinan
yang akan menghantui negara dengan sumber daya alam melimpah, tetapi
belum bermanfaat. Pembahasan faktor produksi dalam islam sangat variatif
karena al-quran dan as-sunnah tidak menyajikannya secara eksplisit.
Aktualisasi kemampuan dan keahlian manusia dalam kegiatan produksi sangat
penting karena statusnya sebagai pengelola sumber daya ekonomi yang
disebutkan al-quran sebagai ‘abd dan khalifah fi al-ardh.
Senantiasa memperhabarui dan meningkatkan kemampuannya untuk
beradaptasi dengan lingkungan sosial. Masyarakat islam bekerja sama
meningkatkan kapasitas dan etos kerja manusia dalam rangka meningkatkan
taraf kehidupan.6
Tujuan produksi yang pertama sangat jelas, yaitu pemenuhan srana
kebutuhan manusia pada takaran moderat. Prinsip dasar ekonomi Islam adalah
keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan
keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci umat Islam. Konsep ini bermakna
bahwa ekonomi Islam berdiri di atas kepercayaan bahwa Allah adalah satu-
satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya yang dengan takdirnya
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan
ketetapan.Nya ( sunatullah). Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan
absolut dari Allah Rabb semesta alam, maka konsep produksi di dalam
ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia,
tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. Ayat
77 surat al-Qashas mengingatkan manusia untuk mencari kesejahteraan akhirat
tanpa melupakan urusan dunia.

6
Madnasir, Khoiruddin. Etika bisnis dalam islam (permata printing solution, Bandar Lampung.2012) hal.67
11
Upaya produsen untuk memperoleh maslahah yang maksimum dapat
terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai islam. Dengan kata
lain, seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal
yang islami. Metwally mengatakan, “perbedaan dari perusahaan-perusahaan
non muslim tak hanya pada tujuannya, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan
ekonomi dan strategi pasarnya.” Dalam islam terdapat nilai-nilai yang
membuat sebuah produksi tidak saja mendatangkan keuntungan, tetapi juga
mendatangkan berkah. Nilai-nilai tersebut adalah :
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat.
2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal.
3. Memenuhi takaran, ketetapan, kelugasan dan kebenaran.
4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis.
5. Memuliakan prestasi/ produktifitas.
6. Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi.
7. Menghormati hak milik idividu.
8. Mengikuti syarat sah dan ukuran akad/ transaksi.
9. Adil dalam bertransaksi.
10. Memiliki wawasan sosial.
11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak.
12. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam islam.

Dalam islam, produsen sangatlah memegang tanggung jawab atas apa


yang telah diproduksinya. Produsen dalam islam sangat diharamkan untuk
memproduksi segala sesuatu yang merusak akidah dan akhlak serta segala
sesuatu yang menghilangkan identitas umat, merusak nilai-nilai agama,
menyibukkan pada hal-hal yang sia-sia dan menjauhkan kebenaran,
mendekatkan kepada kebatilan, mendekatkan dunia dan menjauhkan akhirat,
merusak kesejahteraan individu dan kesejahteraan umum, produsen hanya
mementingkan kekayaan uang dan pendapatan yang maksimum semata, tidak
melihat halal dan haram serta tidak mengindahkan aturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh agama. Seorang produsen muslim juga di tuntut untuk
memiliki norma dan etika seorang produsen muslim, yang mana etika dan
norma produsen muslim tersebut adalah :

12
a. Menghindari sifat tamak dan rakus
b. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim
c. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat
atau tidak, baik ataukah buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak
ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak.

Kedua Prinsip Konsumsi. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip


konsumsi pada perilaku bisnis syariah, sebagai berikut :

a. Prinsip halalan thayyibah, artinya Islam melarang


mengkonsumsi barang-barang yang tidak bermanfaat.
b. Prinsip kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan dan kebutuhan
terhadap barang konsumsi harus diteliti terlebih dahulu.
c. Primsip moralitas. Dalam pemenuhan kebutuhan, konsumen
tidak hanya mementingkan kebutuhan yang bersifat material
semata, tetapi juga kebutuhan yang bersifat spiritual.
d. Prinsip kemurahan hati.
e. Prinsip keseimbanhan. Aturan dan kaidah berkonsumsi dalam
sistem ekonomi Islam menganut paham keseimbangan dalam
berbagai aspek.7

Ketiga Prinsip Distribusi. Pasca produksi, kegiatan ekonomi terpusat


pada distribusi dengan berfokus pada uang atau harga. Dalam ekonomi
sosialitas produksi tunduk pada Negara dan sumber produksi milik Negara.
Distribusi barang ditetapkan oleh keputusan sidang Negara, negaralah yang
menyusun strategi produksi rakyat, menentukan garis besar distribusi,
termasuk penerapan upah, gaji bunga, laba dan para manajer diatur oleh
pemerintah. Dalam ekonomi kapitalis monopoli pemodal, sehingga ada
Negara dalam Negara, tak seorangpun dapat mengatasi jenis dan jumlah
produksi, dan laba yang diperoleh, pemodal yang berhak menentukan jumlah
produksi dan besarnya keuntungan.
Ekonomi islam bebas dari tindakan kapitalis dan sosialis, islam
memfokuskan pada distribusi sebelum di produksi, siapa yang memilikinya,
7
Irwan Misbach. “Perilaku Bisnis Syariah”, Jurnal Al Idarah. No. 42, Vol. 5, Juni 2017
13
dengan cara bagaimana produk di distribusikan dan apa saja kewajibannya.
Islam memberikan gaji secara adil, menolak secara bentuk riba. Distribusi
ekonomi islam berdiri di atas sendi kebebasan dan keadilan.8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah bagaima pelaku bisnis terutama
pelaku indifidu atau kelompok menerapkan aturan islam dalam melakukan kegiatan
berbisnis sesuai dengan pedoman al-quran dan sunnah dan juga telah dijelskan
panjang lebar bagaimana selayaknya konsep bisnis yang sah sesuai dengan pedoman
islam sudah digambarkan dalam sifat kepemimpinan Rasulullah saw dalam
melakukan Muamalah seperti : Siddiq, Istiqamah, Fathonah, Amanah, Tabliqh.
Kemudian juga pembisnis mampu menerapkan nilai-nilai islam dalam proses

8
https://www.academia.edu/44591378/Makalah_PERILAKU_BISNIS_YANG_SAH, hal-14 diakses tanggal 6 April
2023.
14
pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan moral dan etika serta tidak
melanggar aturan syariah dan aturan pemerintah. Dengan ketentuan prinsip yang ada
seperti prinsip produksi, konsumsi,dan distribusi, dengan upaya dapat memberi
kesiapan pembisnis dalam mengaplikasikan nilai-nilai islam didalamnya. Tentu
dengan begitu masyarakat dan Negara dapat terbantu dengan hal tersebut.

B. Saran
Selesainya makalah ini adalah sebuah kebanggan dari penulis, dengannya penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang berkontribusi. Makalah ini tidak
dimaksudkan sebagai karya ilmiah yang mutlak dan final, masih memerlukan tindak
lanjut akademik yang intensif guna mengelaborasi dimensi-dimensi yang lebih
mendalam dan dapat mengurangi kekhilafan yang mungkin muncul karena keadaan
internal pada diri penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rajafi. 2013. Masa depan Hukum Bisnis Islam Di Indonesia : Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad
Yusuf Al-Qardawi , Cetakan 1, Yogyakarta : PT. LKis Printing Cemerlang.

Jamal Wiwoho Anis Mashdurohatun. 2017. Hukum Kontrak Ekonomi Syariah Dan Etika Bisnis, Cetakan 1
Semarang : Undip Press.

Irwan Misbach. “Perilaku Bisnis Syariah”, Jurnal Al Idarah. No. 42, Vol. 5, Juni 2017

Madnasir, Khoiruddin. Etika bisnis dalam islam : Bandar lampung : permata printing solution, 2012

http://etheses.iainkediri.ac.id/651/3/931302112-bab2.pdf,diakses tgl 27 Maret 2023.

https://www.academia.edu/44591378/Makalah_PERILAKU_BISNIS_YANG_SAH, diakses tanggal 6 April 2023.


15
16

Anda mungkin juga menyukai