Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Etika Bisnis Islam
ILMA GUSTIA
IMRON MAULANA
NANANG KASIM
1
2023.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, berkat nikmat sehat jasmani dan rohani kami
dapat menyelesaikan tugas ini, semoga ulasan-ulasan yang dipaparkan dapat memuaskan
pembaca dan sekaligus Ibuk Dosen pada Mata Kuliah Etika Bisnis Islam, terimakasih kami
ucapkan kepada beliau yang telah bersedia membimbing dan mengajarkan kami.
Mengenai isi makalah ini, akan dijelaskan bagaimana seorang pengusaha atau
pembisnis dalam mengelola bisnis yang dimilikinya yang inti permasalahan yang di dalami
mengenai perilaku pembisnis bagaimana kemudian mengoprasikan bisnisnya dengan tata
cara yang sesuai dengan aturan-aturan pemerintah dan mengikuti norma yang baik, serta
mengikuti aturan syariah. Makalah ini disusun dengan memuat berbagai sumber, seperti
buku, internet dll, dan karena itu tidaklah luput dari kekurangan. Semoga pembaca berkenan
memberi masukan dan saran. Terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5
A. Kesimpulan.......................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ahmad Rajafi, Masa depan Hukum Bisnis Islam Di Indonesia; Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad Yusuf
Al-Qardawi , Cet :1 ( Yogyakarta : PT. LKis Printing Cemerlang, 2013) hal. 44.
4
Makalah ini umumnya dibuat tidak lain untuk memenuhi tugas pada Mata
kuliah Etika Bisnis Islam dan memberikan sedikit tambahan pengetahuan bagi
pembaca insya Allah. Lebih dari itu dapat memberi pemahaman yang mendalam
mengenai Rumusan masalah diatas, semoga.
BAB II
PEMBAHASAN
5
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya
(mudharat) yang dapat merrugikan dan merusak kehidupan individu
dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan
barang yang haram.
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tampa paksaan.
15. Segera melunasi utang yang menjadi kewajibannya.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang ( kreditor) belum
mampu membayar.
17. Bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
6
dibebankan kepadanya secara memuaskan, bahkan melebihi panggilan
tugas yang diberikan tanpa memikirkan imbalan material.
E. Tabliqh,adalah kemampuan untuk dapat menyampaikan,
berkomunikasi secara benar, menyampaikan kebenaran, serta mempu
mendidik dan mengarahkan orang mematuhi syariat Allah dan Rasul-
Nya.
Dalam Islam, tidak ada pemisah antara ekonomi dengan akhlak sebagai
mana dikemukakan secara tegas oleh Yusuf Qardawi :“Hal yang
membedakan antara sistem Islam dengan sistem agama lain adalah antara
ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah sama sekali, seperti budaya tidak
pernah terpisah antara ilmu dengan akhlak, antara politik dengan akhlak, dan
antara perang dengan Akhlak. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan
Islam.”2
2
Jamal Wiwoho Anis Mashdurohatun, Hukum Kontrak Ekonomi Syariah Dan Etika Bisnis, Cet: 1 ( Semarang :
Undip Press, 2017) hal. 205- 213.
3
http://etheses.iainkediri.ac.id/651/3/931302112-bab2.pdf, diakses 29 Maret 2023.
7
barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh
profit. Barang yang dimaksud adalah suatu produk yang secara fisik memilik
wujud (dapat diindera), sedangkan jasa adalah aktivitas-aktivitas yang
memberi manfaat kepada konsumen atau pelaku bisnis lainnya. Dari semua
definis tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi atu pelku bisnis
aknn melakukan aktifitas bisnia dalam beyuk (1) memproduksi dan atau
mendistribusikan barang atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba
memuaskan keinginan konsumen.
Ketiga, Islam. Kata islam berasal dari kata salima; aslama yang berarti
selamat sejahtera, kedamaian, kepatuhan, dan ketundukan. Islam adalah agama
yang diwahyukan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Nabi Saw.
Mengajarkan dan menyiarkannya kepada semua umat manusia di
semenanjung Arabia pada awal abad ke-7 dalam masa 22 tahun lebih ( 610-
632). Islam sebagai agamawahyu dapat menyelamatkan dan mensejahterakan
penganutnya di dunia dan akhirat.
Mahmud Syaltut mendefinisiakan Islam sebagai suatu agama yang
mengandung peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
penciptanya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam
lingkungannya diwahyukan oleh Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw.
Untuk diajarkan dan disampaikan kepada semua manusia. Adapun dasar
hukum Islam yang utama adalah kitabullah ( al-quran) yang merupakan kalam
Ilahi. Dasar hukum yang kedua adalah as-sunnah yang merupakan perbuatan,
perkataan, ketetapan dan keinhinan Rasulullah Muhammad Saw. Dasar
hukum yang terakhir adalah al-ijtihad, di mana kegiatan ini dilakukan ketika
suatau permasalahan tidak didapatkan jawabannya di dalam al-Quran maupun
as-Sunnah, dan dasar ijtihad ini berdasarkan kepada hadist Nabi Muhammad
Saw:
عن أناس من أهل حمص من اصحاب معاذ بن جبل أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم لما
أراد أن يبعث معاذا إلى اليمن قال كيف تقضي إذا عر ض لك قضا ء قال أقضي بكتاب هللا قال فإن لم
تجد في كتاب اهللا قال فبسنة رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال فإن لم تجد في سنة رسول هللا صلىاهلل
عليه و سلم و الفي كتاب هللا قال أجتهد رأيي و ال آلو فضرب ر سو ل هللا صلى هللا عليه و سلم صدره
وقال الحمد هلل الذي وفق رسو ل رسو ل هللا لما ير ضي رسو ل هللا
{}رواه ابو داود
8
“Dari anas ahli Himsa dari keluarga Mu’adz, bahwa ketika
Rasulullah Saw. Akan mengutus Mu’adz ke Yaman, kemudian (Rasulullah
Saw) berkata: bagaimana kamu memutuskan suatu perkara apabila
dihadapkan kepadamu suatu permasalahan?, (Muadz) berkata: aku
memutuskan sesuai yang ada di dalam al-quran. ( Rasulullah Saw) berkata:
bila tidak ada di dalam al-quran? (Muadz) berkata: maka dengan sunnah
Rasulullah Saw. ( Rasulullah Saw) berkata: bila tidak ada di dalam sunnah
Rasulullah Saw dan tidak juga dalam al-quran ? ( Muadz) berkata: maka aku
berijtihad dengan akalku. ( Rasulullah Saw) berkata: segala puji bagi Allah
yang telah memberi taufiq utusan yang diutus oleh Rasulullah Saw.”
إذا حكم الحا كم فاجتهد:عن عمروبن العاص أنه سمع رسو ل هللا صلى هللا عليه و سلم يقول
ثم أصاب فله أجران وإذا حكمفاجتهد ثم أخطأ فله أجر
{}رواه البخارى
“Dari Amru bin Ash, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Saw.
Bersabda; jika seorang hakim akan menentukan suatu hukum lalu ia
berijtihad kemudian benar hasil ijtihadnya, maka ia mendapatkan dua
pahala, dan jika ia menentukan hukum llu berijtihad kemudian salah hasil
ijtihadnya maka ia mendapatkan suatu pahala.”
Perilaku Bisnis, sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar
dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam arti lain perilaku bisnis berkaitan dengan etika bisnis yang berarti
seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya
dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai daratan atau
tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Landasan etika bisnis dalam Islam
bersumber pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282 yang mana dalam ayat
ini menurut Ali As-Sayis dengan tegas melarang setiap orang yang beriman
memakan harta dengan cara yang batil.4
Bisnis Islam, Begitu banyak firman Allah di dalam al-quran yang
menunjukkan kewajiban seorang hamba Allah untuk mencari apa yang telah
diberikan oleh Allah berupa nikmat atau rezeki dengan jalan usaha atau
bekerja ( termasuk juga melakukan kegiatan bisnis), dan untuk memungkinkan
manusia untuk mendapatkan rezeki tersebut maka Allah melapangkan bumi
4
http://etheses.iainkediri.ac.id/651/3/931302112-bab2.pdf hal-16 diakses tgl 27 Maret 2023.
9
serta menyediakan erbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan. Allah Swt.
Berfirman QS. Ibrahim ayat 32-34 yang artinya :
“Allah-lah yang telah menciptakan lngit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera ituberlayar di lautan dengan kehendak-Nya,
dan Dia telah menundukkan ( pula) bagimu sungai-sungai. [32] Dan Dia
telah menundukkan ( pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam ortbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
[33]Dan Dia telah memberikan kepadamu ( keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat
zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).[34]”.
Di samping anjuran untuk mencari rezeki ( bekerja/berbisnis), Islam
sangat menekankan ( mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi
perolehan maupun pendayagunaannya ( pengelolaan dan pembelanjaan).
Sebagaimana Rasulullah Saw. Bersabda yang artinya :
Dari Abi Barzah al-Aslami berkata, Rasulullah Saw. Bersabda; kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akn beranjak samapai ditanya tentang
umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa dipergunkan,
tentang hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dikeluarkan, dan
tentang jasmaninya untuk apa dipergunakan.”
Penjelsan singkat di atas menunjukkan bahwa definisi bisnis Islam
adalah serangkaian aktifitas bisnis dalm berbagai bentuk-nya yang tidak
dibatasi jumlah ( kuantitas) kepemilikan hartanya (barang atau jasa) termasuk
profitnya, namun dibatasi dalam perolehan dan pendayagunaan hartanya ( ada
aturan halal dan haram). 5
6
Madnasir, Khoiruddin. Etika bisnis dalam islam (permata printing solution, Bandar Lampung.2012) hal.67
11
Upaya produsen untuk memperoleh maslahah yang maksimum dapat
terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai islam. Dengan kata
lain, seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal
yang islami. Metwally mengatakan, “perbedaan dari perusahaan-perusahaan
non muslim tak hanya pada tujuannya, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan
ekonomi dan strategi pasarnya.” Dalam islam terdapat nilai-nilai yang
membuat sebuah produksi tidak saja mendatangkan keuntungan, tetapi juga
mendatangkan berkah. Nilai-nilai tersebut adalah :
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat.
2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal.
3. Memenuhi takaran, ketetapan, kelugasan dan kebenaran.
4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis.
5. Memuliakan prestasi/ produktifitas.
6. Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi.
7. Menghormati hak milik idividu.
8. Mengikuti syarat sah dan ukuran akad/ transaksi.
9. Adil dalam bertransaksi.
10. Memiliki wawasan sosial.
11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak.
12. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam islam.
12
a. Menghindari sifat tamak dan rakus
b. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim
c. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat
atau tidak, baik ataukah buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak
ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah bagaima pelaku bisnis terutama
pelaku indifidu atau kelompok menerapkan aturan islam dalam melakukan kegiatan
berbisnis sesuai dengan pedoman al-quran dan sunnah dan juga telah dijelskan
panjang lebar bagaimana selayaknya konsep bisnis yang sah sesuai dengan pedoman
islam sudah digambarkan dalam sifat kepemimpinan Rasulullah saw dalam
melakukan Muamalah seperti : Siddiq, Istiqamah, Fathonah, Amanah, Tabliqh.
Kemudian juga pembisnis mampu menerapkan nilai-nilai islam dalam proses
8
https://www.academia.edu/44591378/Makalah_PERILAKU_BISNIS_YANG_SAH, hal-14 diakses tanggal 6 April
2023.
14
pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan moral dan etika serta tidak
melanggar aturan syariah dan aturan pemerintah. Dengan ketentuan prinsip yang ada
seperti prinsip produksi, konsumsi,dan distribusi, dengan upaya dapat memberi
kesiapan pembisnis dalam mengaplikasikan nilai-nilai islam didalamnya. Tentu
dengan begitu masyarakat dan Negara dapat terbantu dengan hal tersebut.
B. Saran
Selesainya makalah ini adalah sebuah kebanggan dari penulis, dengannya penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang berkontribusi. Makalah ini tidak
dimaksudkan sebagai karya ilmiah yang mutlak dan final, masih memerlukan tindak
lanjut akademik yang intensif guna mengelaborasi dimensi-dimensi yang lebih
mendalam dan dapat mengurangi kekhilafan yang mungkin muncul karena keadaan
internal pada diri penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rajafi. 2013. Masa depan Hukum Bisnis Islam Di Indonesia : Telaah Kritis Berdasarkan Metode Ijtihad
Yusuf Al-Qardawi , Cetakan 1, Yogyakarta : PT. LKis Printing Cemerlang.
Jamal Wiwoho Anis Mashdurohatun. 2017. Hukum Kontrak Ekonomi Syariah Dan Etika Bisnis, Cetakan 1
Semarang : Undip Press.
Irwan Misbach. “Perilaku Bisnis Syariah”, Jurnal Al Idarah. No. 42, Vol. 5, Juni 2017
Madnasir, Khoiruddin. Etika bisnis dalam islam : Bandar lampung : permata printing solution, 2012