Anda di halaman 1dari 23

KOMPATIBILITAS ISLAM DENGAN TANTANGAN DUNIA

MODERN, KONSEP PERADABAN DAN EKONOMI

DALAM ISLAM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas bapak Ilyas S.Pd M.M mata kuliah

Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

Nadya Nurhalisa NPM. 41154010220002

Farhan Humam NPM 41154010220010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan

rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang

“ISLAM DENGAN TANTANGAN DUNIA MODERN”.

Kami juga berterimakasih kepada bapak Ilyas selaku pengajar mata kuliah Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan tugas ini. Harapan kami, makalah ini dapat berguna

dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting

yaitu kepada kami sendiri.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata

yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan

demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh

siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan saran.

Bandung, 5 Desember 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Islam Dan Modernisasi .................................................................................................... 3

2.2 Islam Dan Peradaban ........................................................................................................ 7

2.3 Islam Dan Ekonomi ....................................................................................................... 11

2.4 Menghadapi Tantangan Dan Tuntutan Modernisasi Peradabanan Ekonomi ................. 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama "ditantang" untuk bisa hidup secara eksistensial. Agama pun diharapkan

memiliki signifikansi moral dan kemanusiaan bagi keberlangsungan hidup umat manusia.

Secara realistik, tugas semacam itu masih dibenturkan dengan adanya kehadiran

modernitas yang terus- menerus berubah dan menari-nari di atas pusaran dunia sehingga

menimbulkan gesekan bagi agama. Dalam penampakan dunia yang sangat kompleks ini,

peran agama tidak bisa dipandang sebelah mata. Kehidupan yang sangat dinamis ini

merupakan realitas yang tidak bisa dihindarkan dan perlu direspon dalam konstruksi

pemahaman agama yang dinamis pula.tarik menarik antara tradisi (agama)dan modernitas

menjadi wacana yang masih hangat untuk selalu di perdebatkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami angkat

adalah sebagai berikut :

 Islam dan modernisasi

 Islam dan peradaban

 Kebudayaan islam

 Islam dan ekonomi

 Menghadapi tantangan dan tuntutan modernisasi,peradaban dan ekonomi

1
2

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuannya yaitu

 Mengetahui tentang islam dan modernisasi

 Mengetahui tentang islam dan peradaban

 Mengetahui tentang kebudayaan islam

 Mengetahui tentang islam dan ekonomi

 Bagaimana menghadapi tantangan dan tuntutan modernisasi,peradaban dan ekonomi

1.4 Manfaat Penulisan

Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang islam dan modernisasi,islam

dan peradaban, kebudayaan islam,islam dan ekonomi, dan bagaimana menghadapi

tantangan dan tuntutan modernisasi peradaban dan ekonomi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Islam Dan Modernisasi

1. Memahami Modernisasi

Kata modern, modernitas, modernisme dan modernisasi berasal dari asal kata yang

sama yaitu Modernus (latin) yang artiya “baru saja, just now, atau terkini, sikap dan cara

berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman, akan tetapi adanya tambahan

atau imbuhan yang ada pada ujung kata tersebut menjadikannya mengalami sedikit

perubahan artian. Modernisasi menurut Cak Nur berarti cara, proses transformasi

perubahan, baik dari sikap dan mentalitas untuk menyesuaikan tuntunan hidup dengan

tuntunan hidup masa kini,guna terciptanya kebahagiaan hidup bagi manusia.

Modernisasi ini juga dapat diartikan sebagai gerakan, aliran atau usaha-usaha yang

bertujuan menafsirkan kembali doktrin-doktrin tradisional, dan menyesuaikannya dengan

perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Lebih jauh Cak Nur menjelaskan bahwa

modernisasi adalah suatu pemahaman yang diidentikkan dengan pengertian rasionalisasi,

karena rasionalisasi ini berarti suatu proses yang mengubah pola dan tata cara berfikir yang

bersifat tradisional (tidak akliah) menjadi tata cara dan pola yang lebih maju dan modern

(rasional).Sedangkan menurut Harun Nasution, Modernisasi mengandung arti pikiran,

aliran, gerakan, dan usaha-usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-

institusi lama dan lain sebagainya, agar semua itu menjadi sesuai dengan pendapat dan

keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Jika dua kata di atas digabungkan menjadi modernisasi Islam, maka modernisasi

Islam adalah sebuah gerakan, aliran dan paham yang ingin merekonstruksi dan mengoreksi

kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Islam untuk dapat disesuaikan dengan

kebutuhan-kebutuhan dan relevansi umat Islam di zaman modern ini. Islam dan

3
4

Modernisasi memang bukanlah suatu isu yang baru muncul dalam sejarah perkembangan

pemikiran Islam, isu ini telah lama beredar dan telah banyak menyita perhatian para ilmuan

dan cendikiawan, baik cendikiawan Islam maupun di luar Islam, Modernitas sebagai

gerakan pembaharuan yang berawal di Eropa menawarkan cara pandang baru terhadap

fenomena kebudayaan. Modernitas muncul sebagai sejarah penaklukan nilai-nilai lama

abad pertengahan oleh nilai- nilai baru modernis.

Kekuatan rasional digunakan untuk memecahkan segala persoalan kamanusiaan dan

menguji kebenaran lain seperti wahyu dan mitos tradisional. Dalam perspektif

postmodernis yang berasal dari tradisi filsafat, bahwa modernisasi bisa disebut sebagai

semangat (elan) yang diandaikan ada pada menyemangati masyarakat intelektual dan

semangat untuk meraih kemajuan, dan untuk Humanisasi manusia yang dilandasi oleh

keyakinan yang sangat optimistik dari kaum modernis akan kekuatan Rasio manusia.

2. Ciri - Ciri Manusia Modern

Manusia modern adalah sebutan bagi masyarakat yang mempunyai orientasi nilai

budaya terarah pada kehidupan dan peradaban masa kini. Umumnya, manusia modern

tinggal di daerah perkotaan, sehingga beberapa orang menyebutnya dengan nama

masyarakat.manusia modern memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Menurut

Soerdjono Sukanto ciri-ciri masyarakat modern secara khusus dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Manusia modern adalah orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

maupun penemuan baru.

2. Manusia modern selalu siap menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang

dihadapinya pada saat itu.


5

3. Manusia modern mempunyai kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya

dan mempunyai kesadaran bahwa masalah tersebut berkaitan dengan dirinya.

4. Manusia modern senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai

pendiriannya.

5. Manusia modern lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang.

6. Manusia modern selalu menyadari potensi yang ada pada dirinya. Ia yakin bahwa

potensi tersebut selalu bisa dikembangkan.

7. Manusia modern adalah manusia yang peka terhadap perencanaan.

8. Manusia modern tidak pasrah pada nasib.

9. Manusia modern percaya bahwa kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

10. Manusia modern menyadari dan menghormati hak-hak, kewajiban serta kehormatan

orang lain.

3. Modernisasi dalam persepektif syariat islam

Modernisasi merupakan suatu keharusan bagi umat Islam bukan hanya kegunaan

praktisnya, tetapi karena Islam sendiri mengandung nilai-nilai kemodernan. Apa yang

disebut dengan nilai-nilai kemodernan sekarang ini semuanya terkandung dalam ajaran

Islam. Yang tidak diterima Islam adalah mengidentikan sesuatu yang modern sebagai

sesuatu yang bersifat Barat dengan segala macam aspek implikasinya. Selain itu Islam

juga menolak akses-akses negatif dan patologis dari kehidupan masyarakat modern

industrial yang salah arah dengan mengatas namakan modernitas yang sesungguhnya.

Nilai-nilai seperti kerja keras, penghargaan yang tinggi akan waktu, sikap ekpertis

(menghargai) pentingnya kemampuan teknis dan keahlian), pendidikan, demokrasi dan


6

lain-lain termasuk nilai-nilai kehidupan modern yang terkandung dalam ajaran islam

gaffar Maka modernisasi dalam Islam itu menuntut tiga hal pokok yaitu :

1. Memelihara inti bangunan asal, tetap menjaga waktu dan karakteristiknya bahkan

menampilkan serta memperhatikan inti ajaran-ajaran murninya.

2. Memperbaiki hal-hal yang telah runtuh dan menguatkan kembali sendi-sendi yang

dianggap lemah.

3. Memasukkan beberapa pembaharuan dan merubah sifat dan watak aslinya (Qardawi

Sedangkan menurut Al Maududi Pembaharuan itu adalah membersihkan ajaran-

ajaran Islam dari berbagai bentuk kejahiliahannya dan berusaha menghidupkan

ajaran-ajarannya yang murni.

Contoh ; Menutup aurat dan memakai jilbab adalah wajib dalam agama Islam.

Namun dalam kenyataannya sekarang ada wanita muslimah yang bertabaruj, memakai rok

mini atau baju you can see. Usaha mengembalikan jilbab sebagai busana muslimah, dalam

hal ini disebut tajdid. Bukan sebaliknya menyatakan jilbab tidak wajib dan bukan pakaian

muslimah. Islam memiliki acuan yang tidak dapat direndahkan atau di sejajarkan dengan

konsep manapun juga, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Maka ciri modern dalam Islam itu

antara lain :

1. Membersihkan tauhid dari segala macam syirik (sesembahan kepada makhluk, baik

yang bernyawa ataupun tidak.

2. Memberishkan ibadah dari segala macam bid’ah (upacara-upacara ibadah bikinan

sendiri)

3. Memberantas formalisme tanpa amal dan menganjurkan hidup sederhana

4. Mengembalikan idealisme dan ruh jihad untuk melepaskan diri dari kedudukan yang

hina dina(Nats Hakekat pembaharuan dalam Islam sesungguhnya tentang bagaimana


7

memahami nushush agama secara benar dan melaksanakannya sesuai dengan

pemahaman Rasul dan as-salaf ash shalih dalam konteks kekinian.

Agar konteks kekinian tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnah, maka

konsep dasa kemodernan dalam islam harus dipedomani. Adapun konsep dasar tersebut

menurut Ibnu Taimiyah yang dikutip Setiawan Budi Utomo yaitu :

1. Tidak mempercayai logika (akal) secara penuh untuk menentukan kebenaran aqidah

dan syariat Lenawati Asry, Modernisasi dalam Perspektif Islam

2. Menjauhi sikap subjektifitas dan mental figuritas dalam mencari kebenaran, serta

menekankan pentingnya perujukan kepada Al-Qur’an dan Sunnah dalam

menentukan kebenaran.

3. Dasar dan sumber syari’at Islam adalah Al Qur’an yang diinterpretasikan

(ditafsirkan) oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam, selanjutnya di tangkap

oleh sahabat dan di turunkan oleh generasi tabi’i tabi’in.

4. Tidak fanatik (ta’sub) dengan pemikirannya (ide-idenya) dan ide orang lain, tetapi

cenderung bebas berpikir dan hanya terikat pada Al-Qur’an dan Sunnah dan atsar.

(1995 Dari konsep dasar tersebut di atas semakin jelaslah bahwa modern dan Islam

tidak sama dengan kehidupan Barat yang merujuk kepada kasus yang terjadi di

masyarakat.

2.2 Islam Dan Peradaban

1. Peradaban dan Kebudayaan

Kata Kebudayaan kerap kali disejajarkan, dari segi asal katanya dengan kata-kata:

cultuur (bahasa Belanda), kultur (bahasa Jerman), culture (bahasa Inggris dan Perancis)

atau cultura (bahasa Latin), bahkan ada sederetan kata lain yang tumpang tindih dengan

kata kebudayaan yaitu: civilization (bahasa Inggris dan Perancis), civilta (bahasa Italia)
8

dan bildung (bahasa Jerman). Padahal arti kata tersebut berbeda satu sama lain. Seperti

culture (bahasa Perancis) searti dengan kata bildung (bahasa Jerman) dan education

(bahasa Inggris) yang mengandung arti budi halus, keadaban, lalu disamakan dengan kata

kebudayaan.Para ahli ada yang membedakan antara kata kebudayaan/ culture (bahasa

Inggris) dengan kata peradaban/ civilization (bahasa Perancis), Malinowsky dalam Mudji

Sutrisno mengartikan kata civilization sebagai aspek khusus dari kebudayaan yang lebih

maju. J. Maritin lebih menekankan aspek rasional dan moral pada arti kata kebudayaan

dan aspek sosial, politik dan institusional pada kata peradaban. Dan ada juga yang

diperlawankan kedua kata tersebut oleh O.Spengler yaitu memandang kebudayaan sebagai

perujudan dari budi manusia, sedangkan peradaban sebagai perbudakan dan pembekuan

budi.

Effat al- Sharqawi dalam buku Filsafat Kebudayaan Islam sebagaimana yang dikutib

oleh Badri Yatim mengatakan masih banyak orang yang mensinonimkan arti kedua kata

kebudayaa dan peradaban, kata kebudayaan dengan al-tsaqafah (Bahasa Arab), culture

(bahasa Ingris), dan kata peradaban dengan al-hadharah (bahasa Arab), sivilazation

(bahasa Ingris). Pada hal kedua kata tersebut dalam perkembangan ilmu antropologi

dewasa ini kedua istilah tersebut terdapat perbedaan artinya yaitu: kebudayaan adalah

bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, dan lebih banyak

direfleksikan dalam bentuk seni, satra, religi (agama) dan moral. Sedangkan peradaban

merupakan manifestasi-manifestasi kemajuan dan teknologis, dan direfleksikan dalam

bentuk politik, ekonomi dan teknologi.

M. Abdul Karim mengatakan bahwa kata kebudayaan merupakan kata benda abstrak

hasil penambahan ‘ ke ‘ dan akhiran ‘ an ‘ dari kata budaya yang memiliki pengertian yang

sama dengan kultur dalam artian sebagai usaha otak manusia atau akal budi.
9

Sedangan kata peradaban ialah adab berasal dari bahasa Jawa Kawi, merupakan

peranakan dari bahasa Sangsekerta yang ucapannya adob yang berarti kesopanan, hormat-

menghormati, budi bahasa, etiket, dan lain-lain. Di dalam bahasa Arab ditemukan juga

kata Al-adab yang berarti perilaku/ kesopanan, dengan kata peradaban bearti kemajuan

(kecerdasan, kebudayaan) lahir-bathin. peradaban yaitu manifestasi-manifestasi kemajuan

mekanis dan teknologis, yang direfleksikan dalam politik, ekonomi, dan teknologi.

Yusuf Qardhawi mangatakan bahwa peradaban adalah sekumpulan dari bentuk-

bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan bendawi, ilmu pengetahuan, seni,

sastra,maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat atau pada masyarakat yang

serupa. Menurut Syed Naquib Al-Attas yang dikutip oleh Amir A. Rahman

mengungkapkan bahwa peradaban itu ialah keadaan kehidupan insan bermasyarakat yang

telah mencapai taraf kehalusan tata susila dan kebudayaan yang luhur bagi seluruh

masyarakatnya.Kata peradaban dalam bahasa Indonesia berkonotasi dengan pengertian

adab,kesopanan, kesantunan serta kehalusan. Dan ada juga pendapat yang lain Peradaban

adalah kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan

aspek kemajuan lain.

M. Abdul Karim mengatakan peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang

memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu

pengetahuan yang luas. Dan ditegaskan lagi bahwa pengertian umum yang dipakai adalah

peradaban merupakan bagian dari kebudayaan yang bertujuan untuk memudahkan dan

mensejahterakan hidup.

2. Wujud dan fungsi kebudayaan

• Wujud ideal dari kebudayaan adalah berupa gagasan, ide-ide, nilai, norma yang

bersifat abstrak dan terletak di pemikiran masyarakat.


10

• Budaya juga berwujud aktivitas atau tindakan dari masyarakat itu sendiri. Hal ini juga

sering disebut sebagai sistem sosial.

• Budaya juga berwujud fisik atau materi yang disebut sebagai artefak yang merupakan

karya dari manusia.

3. Karakteristik kebudayaan

1. Budaya mempelajari perilaku manusia

2. Budaya terkadang bersifat abstrak, berupa ide, gagasan, ataupun keyakinan

3. Budaya merupakan produk manusia, diciptakan oleh manusia atau sekelompok

manusia

4. Budaya meliputi sikap, nilai, dan pengetahuan

5. Budaya meliputi objek materi, yang diwujudkan dalam teknologi

6. Budaya dibagikan dan diteruskan oleh anggota masyarakat.

7. Budaya merupakan cara hidup.

8. Budaya seringkali menghadapi perubahan atau dinamis.

4. Ciri Ciri Umum Peradaban

Peradaban memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berfungsi dalam memperjelas

peradaban dan juga berfungsi dalam membedakan peradaban dan kebudayaan dimana kita

tahu bahwa banyak dari kita yang menganggap bahwa peradaban dan kebudayaan sama,

padahal peradaban dan kebudayaan tersebut adalah sangat berbeda. Maka dari itu, ciri-ciri

peradaban sangat membantu dalam membedakan antara peradaban dan kebudayaan. Ciri-

ciri umum sebuah peradaban adalah sebagai berikut :

 Pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah, dan modern

 Sistem pemerintahan yang tertip karena terdapat hukum dan peraturan.


11

 Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju seperti

astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, arsitektur, kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan

lain-lainnya.

 Masyarakat dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan strata sosial yang lebih

kompleks

5. Kebudayaan Islam

Kebudayaan islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat islam, tetapi

kebudayaan yang bersumber dari ajaran-ajaran islam/Kebudayaan yang bersifat islami.

Dari sini, dapat kita difinisikan bahwa kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta

rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Tauhid dan Syari’ah

Islam. Dengan kata lain, dapat kita pahami bawa segala sesuatu yang merupakan produk

budaya manusia dapat kita klasifikasikan kedalam Kebudayaan Islam, manakala produk

budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Tauhid dan Syari’ah.

2.3 Islam Dan Ekonomi

1. Memahami Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak ada yang

dapat hidup sendiri. Tidak ada seorang pun dapat membuat semua barang yang

dibutuhkannya. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Bentuk kegiatan ekonomi yang

dilakukan manusia mencakup tiga kegiatan yang berkesinambungan, yaitu produksi,

distribusi, dan konsumsi. Orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi adalah pelaku

ekonomi itu sendiri. Menurut pengertian ekonomi :

 Produksi adalah setiap kegiatan atau usaha manusia untuk menghasilkan atau

menambah nilai guna barang dan jasa. Contoh: menanam padi (menghasilkan),
12

mengambil ikan dari laut (menambah guna tempat), menjahit kain menjadi celana

(menambah guna bentuk). Jadi, produksi mencakup dua hal, yaitu menciptakan atau

menghasilkan barang dan jasa serta Menambah guna barang dan jasa. Orang yang

melakukan kegiatan produksi disebut produsen.

 Distribusi merupakan suatu proses yang menunjukkan penyaluran barang yang di buat

dari produsen kepada konsumen. Orang yang melakukan kegiatan distribusi

disebut distributor. Contoh kegiatan distribusi adalah pedagang sate menjual

dagangannya di pasar.

 Konsumsi adalah kegiatan usaha manusia agar dapat memenuhi kebutuhan barang

atau bahkan juga kebutuhan jasa. Kegiatan konsumsi merupakan kegiatan manusia

untuk menggunakan baik barang maupun jasa secara berangsur-berangsur atau

sekaligus habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Orang yang menjalankan

kegiatan konsumsi dikatakan sebagai konsumen. Misalnya membeli pakaian karena

ingin menjaga tubuh, menjauhkan rasa malu, dan ingin memperoleh kepuasan.

2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Ekonomi

1. Sumber Daya Manusia

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi yaitu sumber daya

manusia. Sebab manusia merupakan pelaku ekonomi, yang berperan dalam

menciptakan kegiatan ekonomi itu sendiri serta melakukan pembangunan di dalam

kegiatan tersebut. Oleh karena itu, apabila ingin ekonomi maju maka pendidikan

sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM.

2. Sumber Daya Alam

Selain sumber daya manusia, sumber daya alam juga menjadi hal yang sangat

berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Karena suatu kegiatan ekonomi dapat


13

berjalan dengan baik, apabila tersedia sumber daya alam yang memadai seperti udara,

mineral, tumbuhan, tanah, hewan, air, dan lain sebagainya. SDA ini menjadi bahan

dasar untuk semua bentuk produksi.

3. Sumber Daya Modal

Modal merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan, untuk menghasilkan barang

dan jasa. Modal ini bisa berupa peralatan, perlengkapan, uang, dan lain sebagainya.

Tentunya ada tidaknya modal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Salah satu upaya mendapatkan sumber daya modal, yaitu melakukan

pembentukan dan pengembangan investasi.

4. Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap proses produksi. Karena

dengan bantuan hal ini, maka semua proses produksi bisa dilaksanakan dengan lebih

cepat serta memberikan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu perkembangan teknologi

ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Hal

ini juga yang membuat negara berkembang tertinggal dari negara maju, sebab masih

cukup banyak masyarakat di negara berkembang yang belum melek teknologi.

Padahal teknologi canggih yang ada saat ini, sangat mempengaruhi efisiensi dan juga

efektivitas produksi. Keberadaan dari teknologi bisa membantu dalam mengolah SDA

dalam waktu yang lebih cepat.

3. Landasan Ekonomi Islam

Landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah

sebagai berikut:
14

 1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.

2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.

3) Keadilan antar sesama manusia.

 Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:

1) Kewajiban zakat.

2) Larangan riba.

3) Kerjasama ekonomi.

4) Jaminan sosial.

5) Peranan negara.

 Nilai filosofis sistem ekonomi Islam

1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.

2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan

pengembangannya berlangsung terus-menerus.

 Nilai normatif sistem ekonomi Islam:

1) Landasan aqidah.

2) Landasan akhlaq.

3) Landasan syari’ah.

4) Al-Qur’anul Karim.

5) Ijtihad (Ra’yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.

 Nilai Kekhilafahan

1) Tanggung jawab berperilaku ekonomi dengan cara yang benar

2) Tanggung jawab untuk mewujudkan maslahah maksimum

3) Tanggung jawab perbaikan kesehjateraan setiap individu


15

4. Ciri Ciri Ekonomi Syariah

 Adil Ini adalah ciri utama ekonomi syariah yang prinsipnya adalah keadilan. Mengapa

nggak boleh riba? Karena riba jauh dari keadilan. Mengapa membayar zakat? Karena

berzakat menegakkan nilai keadilan. Maka prinsip adil adalah cara mewujudkan

kesejahteraan di masyarakat.

 Tumbuh Sepadan Prinsip bagi hasil misalnya dalam perbankan syariah merupakan

wujud dari keadilan yang mengacu pada ciri tumbuh sepadan. Jika nilai keadilan sudah

berlaku, maka yang terjadi adalah tumbuh sepadan. Bukan kesenjangan sosial di

masyarakat.

 Bermoral Penegakan ekonomi syariah berlandaskan moral. Kamu mungkin merasa

nyaman berkunjung di bank syariah karena pelayanannya ramah, lembut dan selalu

mengucapkan salam. Demikian yang seharusnya, ekonomi syariah berlandaskan pada

nilai moral sebagai wujud dari keimanan orang-orang Muslim.

 Beradab Kalau kamu sering trauma menghadapi penarikan kendaraan saat berinteraksi

dengan pinjol ilegal, maka beralihlah ke sistem syariah. Sistem ini dinilai lebih beradab

dalam menjalankan kinerja ekonominya. Inilah yang membuat orang pada akhirnya

senang dengan berbagai sistem ekonomi syariah.

Contoh Ekonomi Syariah : Contoh ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari cukup

banyak. Misalnya bank syariah, pegadaian syariah, asuransi syariah, koperasi syariah

dan sebagainya. Hal yang membedakannya dengan ekonomi umum adalah prinsip dan

aturannya. Prinsip dan aturan ekonomi syariah di atas mengacu pada sistem ekonomi

Islam.
16

2.3 Menghadapi Tantangan Dan Tuntutan Modernisasi Peradabanan Ekonomi

Modernisasi selalu terkait dengan liberalisme dan Hak Asasi Manusia. Dua hal ini

adalah anak kandung modernisasi yang tidak bisa ditolak kelahirannya. Makanya ketika

seseorang membicarakan tentang modernisasi, maka pastilah akan membicarakan tentang

liberalisme. Dan di sisi lain juga membicarakan tentang HAM yang secara konseptual

dikaitkan dengan barat yang modern. Dengan demikian bicara modernisasi juga mesti

dikaitkan dengan barat. Liberalisme sebagai bagian dari proyek modernisasi tentunya

merupakan tantangan yang sangat serius kepada agama. Sebab agama dianggap sebagai

perwujudan dari tradisionalisme yang momot dengan keterbelakangan, ketertinggalan dan

kemiskinan yang sangat kentara. Oleh karena itu ketika masyarakat ingin meninggalkan

dunia tradisionalnya, maka yang pertama diambil adalah liberalisme atau kebebasan untuk

melakukan sesuatu dalam konteks pragmatisme.

Liberalisme kemudian tidak hanya menjadi gaya hidup yang menghinggapi

kebanyakan orang yang ingin dianggap modern akan tetapi juga menjadi pedoman unggul

di dalam semua perilakunya. Ajaran agama yang momot dengan ajaran yang membatasi

kebebasan lalu ditinggalkan dan dianggap sebagai penghalang kemajuan. Agama dianggap

sebagai penyebab ketidakmajuan sebuah masyarakat. Agama dianggap sebagai candu

masyarakat, agama dianggap sebagai kabar angin dari langit dan sebagainya. Liberalisme

juga memasuki kawasan pemikiran agama. Ada banyak pemikiran tentang penafsiran

agama. Ada banyak anak muda yang berusaha untuk menafsirkan agama dengan konteks

sosial yang sedang terjadi. Begitu kentalnya pemahaman tantang konteks sosial ini, maka

teks yang selama ini dianggap penting bahkan seperti ditinggalkan. Jika ada teks yang

dianggapnya sudah tidak relevan dengan zaman, maka teks itu harus ditinggalkan.

Begitulah mereka menafsirkan ajaran agama dalam framework yang mereka kembangkan.

Menghadapi tantangan liberalisme dan modernisasi ini, maka ada tiga sikap yang
17

menghinggapi umat Islam, yaitu: menerima tanpa ada kritisisme sedikitpun. Apa yang ada

di barat itulah yang dilakukannya. Apa yang datang dari barat adalah sebuah kebaikan.

Barat adalah identik dengan kemajuan dan kehebatan. Jadi agar menjadi modern makan

harus mengikuti seluruh tradisi yang datang dari barat.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Modernitas yang melanda dunia Islam, dengan segala efek positif-negatifnya,

menjadi tantangan yang harus dihadapi umat Islam di tengah

kondisiketerpurukannya.Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras mengembangkan

seagala potensinya untukmenyelesaikan permasalahannya. Tajdid sebagai upaya menjaga

danmelsetarikan ajaranIslam menjadi pilihan yang harus dimanfaatkan secara maksimal

olehumat Islam. Upayatajdid harus terus dilakukan, tidak boleh berhenti meski

memerlukancost yang besar.Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir

masyarakat yangmaterialistisdan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum

diupayakansecara optimal.Agama dipandang sebagai salah satu aspek kehidupan yang

hanya berkaitan denganaspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena itu nilai agama

hanyamenjadi salah satubagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai budaya

secarakeseluruhan. Fungsisosial agama adalah memberi kontribusi untuk mewujudkan

danmengekalkan suatu ordesosial (tatanan kemasyarakatan).

Secara sosiologis memangtampak ada korelasi positifantara agama dan integrasi

masyarakat; agama merupakanelemen perekat dalam realitasmasyarakat yang

pluralistik.Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal yang substansial untuk

ditentangkalaumasih mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama universal

yang tidakakanmembelenggu manusia untuk bersikap maju, akan tetapi harus berpedoman

kepadaIslam.Dalam Islam yang tidak dibenarkan adalah Westernisasi, yaitu total way of

life dimanafaktor yang paling menonjol adalah sekularisme, sebab sekulraisme selalu

berkaitandengan ateisme dan sekularisme itulah sumber segala imoralitas.Secara

historisIslam sebenarnya tidak memiliki masalah dengan modernitas. Dalamsoal ilmu

18
19

pengetahuan, banyak sekali Hadist Nabi yang secara langsung menganjurkanumat

Islamuntuk menuntut ilmu. Al-Qur’an juga selalu menyerukan manusia untuk berpikir,

menalar dan sebagainya. Dalam hal filsafat, misalnya, meski tafsiran para filsufatas

beberapanoktah ajaran agama tidak bisa diterima kalangan ulama ortodoks, namunpara

filsufMuslim itu berfilsafat tentu karena dorongan keagamaan, untuk membela

danmelindungikeimanan agama.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-dan-ciri-ciri-manusia-modern-dalam-
menjalani-kehidupan-sosialnya-1wbWbFRk2TQ/full

https://repository.uin-suska.ac.id/3970/4/BAB%20III

https://core.ac.uk/download/pdf/276529031.pdf

https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/

https://artikelsiana.com/pengertian-peradaban-ciri-ciri-para-ahli-peradaban

https://ekonomi.blog.unisbank.ac.id/yuk-simak-4-faktor-yang-mempengaruhi-kegiatan-
ekonomi/

https://www.academia.edu/36539812/Makalah_Bagaimana_Islam_Menghadapi_Tantangan_
Modernisasi

iii

Anda mungkin juga menyukai