Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

RAMP HANDLING

MAKUL : TATA OPERASI DARAT


DOSEN : APRINANTO, STR, M.M

Disusun Oleh:

NAMA : BUNYAMIN
NIM : 20171010077
Kelas : A

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


ISTI EKATANA UPAWEDA
YOGYAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang tela memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas Tata Tata Operasi Darat dengan judul ‘’RAMP HANDLING’’.
Di samping itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh


kesempurnaanya maka kritik dan dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatamg.

Yogyakarta, Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Tujuan .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa itu Ramp Handling? .........................................................................5
2.2 Apa tugas dari seorang Ramp Handling? ................................................5
2.3 Sebut Dan Jelaskan 6 Bagian Kegiatan Ramp Handling?.......................6
2.4 Apa aja Pedoman Bagi Petugas Yang Berada Di Area Ramp?...............16
2.5 Sebutkan Alat-alat Ramp Handling? .......................................................17
2.6 Tujuan dan prinsip Ramp Handling ........................................................18
2.7 Pengaruh kegiatan ramp handling terhadap on-time performance
perusahaan penerbangan .........................................................................19

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................20
3.2 Saran .........................................................................................................20

Daftar pustaka............................................................................................................21
Lampiran ...................................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam fasilitas yang ada pada bandara/bandar udara terdapat 2 sisi yaitu sisi
darat (land side) dan sisi udara (air side). Fasilitas pada sisi darat terletak pada
bagian bandara dengan contoh terminal, curb, parkir kendaraan dan lain
sebagainya. Sedangkan pada sisi udara terdapat landasan pacu, apron, ATC,
pemadam, fuel service dan lain sebagainya.

Pada sisi apron terdapat ramp dan ground handling. Ramp merupakan
tempat dimana ground handling di operasikan. Ramp memiliki bagian yaitu ramp
dispatcher, ramp handling dan ramp safety.

Ramp handling merupakan area atau tempat dilakukannya suatu pelayanan


terhadap pesawat dan penumpang. Ramp dispatcher merupakan orang yang
melakukan pelayanan terhadap pesawat maupun penumpang. Sedangkan ramp
safety merupakan prosedur yang harus dilakukan guna menjamin keselamatan
pesawat dan penumpang.

Dalam memasuki area ramp, harus menggunakan prosedur yang ada


sehingga para petugas, penumpang ataupun awak pesawat aman, tertib dan
selamat.

Pada makalah ini akan membahas mengenai ramp handling, ramp


dispatcher, ramp safety dan bagaimana prosedur dalam penanganan
incident/accident yang terjadi di area ramp.

Kegiatan tersebut antara lain pengaturan terhadap penumpang yang akan


berangkat maupun penumpang yang datang, bongkar muat barang, dan pengisian
bahan bakar.

1
2

Apron handling atau yang lebih khususnya ramp handling sebagai bagian
dalam kegiatan operasional Bandar udara mempunyai peranan yang penting dalam
operasioal bandar udara mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan
fungsi pelayanan di Apron Area Bandar Udara. Ramp handling merupakan
koordinator dilapangan pada saat aktivitas ground time. Ramp Handling
merupakan satuan unit yang bertugas sebagai koordinator dalam pelaksanaan
handling pesawat (ramp dispatcher) di apron mulai dari pesawat block on sampai
pesawat block off. Tanggung jawab setiap petugas dispatcher adalah mengawasi
dan mengkoordinasikan segala aktifitas di area ramp yang berkaitan dengan
keberangkatan maupun kedatangan pesawat.
3

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu Ramp Handling?


b. Apa tugas dari seorang Ramp Handling?
c. Sebut Dan Jelaskan 6 Bagian Kegiatan Ramp Handling?
d. Apa aja Pedoman Bagi Petugas Yang Berada Di Area Ramp?
e. Sebutkan Alat-alat Ramp Handling?
f. Apa itu tujuan dan prinsip Ramp Hnadling?
g. Pengaruh kegiatan ramp handling terhadap on-time performance
perusahaan penerbangan
4

1.3 Tujuan
a. Agar mengetahui dan memahami Apa itu Ramp Handling?
b. Agar mengetahui dan memahami Apa tugas dari seorang Ramp
Handling?
c. Agar mengetahui dan memahami dari 6 Bagian Kegiatan Ramp
Handling?
d. Agar mengetahui dan memahami Apa aja Pedoman Bagi Petugas
Yang Berada Di Area Ramp?
e. Agar mengetahui dan memahami Alat-alat Ramp Handling?
f. Agar mengetahui dan memahami tujuan dan prinsip Ramp
Handling
g. Agar mengetahui dan memahami Pengaruh kegiatan ramp
handling terhadap on-time performance perusahaan penerbangan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Ramp Handling

Ramp Handling merupakan satuan unit yang bertugas sebagai koordinator


dalam pelaksanaan handling pesawat (ramp dispatcher) di apron mulai dari
pesawat block on sampai pesawat block off. Tanggung jawab setiap petugas ramp
dispatcher adalah mengawasi dan mengkoordinasikan segala aktifitas di area ramp
yang berkaitan dengan keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

2.2 Tugas dari seorang Ramp Handling

Untuk setiap maskapai penerbangan tentu harus memenuhi apa yang disebut
dengan On Time Performance (OTP) agar setiap penumpang/passenger senang
dan suka untuk terus menggunakan penerbangan atau maskapai itu sendiri. Untuk
memenuhi OTP tersebut maka di setiap maskapai penerbangan memiliki petugas
Ramp Handling atau yang biasa disebut dengan Ramp Dispacher. Ramp adalah
suatu bagian daripada bandara dan pesawat udara itu sendiri. Dan Marceller
adalah sebutan bagi orang yang membantu memarkirkan pesawat, sederhananya
adalah tukang parkir pesawat di area apron (parkiran).

Ramp Handling adalah kegiatan penanganan pesawat yang dilakukan di


Ramp Area saat sebelum pesawat itu tiba, saat pesawat ada di Apron dan setelah
pesawat itu terbang atau Airborne.

5
6

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Ramp Handling tidak lain
diantaranya:

1. Safety (Keselamatan)
2. Reguler (Teratur)
3. Economical Air Transport (tidak menimbulkan biaya yang tidak perlu
tanpa mengabaikan aspek safety)
4. OTP (On Time Performance) / Ketepatan waktu.

2.3 Kegiatan Ramp Handling Terbagi Menjadi 6 Bagian.

Dalam kegiatan Ramp Handling terbagi menjadi 6 (enam) bagian


diantaranya yaitu:

a. Marshalling

Marshalling atau lebih akrab di sebut Marshaller adalah satu-satunya


komunikasi visual dan sebagian penanganan pesawat udara tanah. Ini
mungkin sebagai alternatif, atau tambahan untuk, komunikasi radio antara
pesawat dan kontrol lalu lintas udara.

Peralatan biasa marshaller adalah rompi keselamatan yang memantulkan


cahaya, helm dengan penutup telinga akustik, dan sarung tangan atau tongkat
marshalling, beacon genggam yang diterangi . Pemanduan pergerakan pesawat
(Marshalling) Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang
sangat sulit untuk berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga
melakukan pergerakan di area yang sempit.

Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir
dan pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang
dimaksud di sini adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau
lebih dikenal dengan Prosedur Hand Signaling (Marshalling).
7

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan /


parkir dari pesawat udara:

1) Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul


teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
2) Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
3) Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak
komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
4) Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu
bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan
seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai
pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
5) Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang
Tanda Insyarat Tangan.
b. Parking
GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir
di tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan
posisi gigi pada netral atau parkir.

Selanjutnya dalam pengoperasian GSE harus perlu diperhatikan hal-hal


berikut ini:

 Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat


mengakibatkan kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.
 Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan
yang beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang
garis batas (restraint line) dalam kondisi parking brake terpasang.
 Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam
keadaan "fully retracted" sebelum pesawat datang.
 Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak
maju ke pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti
sempurna, parking brake terpasang dan lampu anti collision padam.
8

 Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman /
pembatas berupa safety cone.
 Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan
dapat berfungsi dengan sempurna.
 Semua peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good mechanical).
 Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau
menjauhi pesawat.
 Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus
terpasang dengan sempurna.
 Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.
 Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada
tempatnya.
 Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun
(elevating devices) harus berada pada posisi turun penuh sewaktu
berjalan, kecuali pada saat posisi akhir mendekati pesawat.
 Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan
menggunakan peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.
 Kargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar).
Barang yang lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga
kestabilan. Semua pintu, penahan dan penutup harus dalam kondisi
tertutup sempurna untuk mencegah kargo jatuh.
 Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong
peralatan yang sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap
dilakukan untuk menghindari kecelakaan.
 Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan
container harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.
 Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah
rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak
tidak boleh terlalu cepat belok setelah menghindari rintangan.
9

 Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan
segera dikirim ke unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi
informasi berikut :
 Tipe Dan No Inventory
 Alasan Out Of Service
 Tanda Tangan Dari Supervisor Yang Bertugas.
 Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa memperhitungkan jarak
aman dengan kendaraan, pesawat atau peralatan GSE yang lain.
 Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:
 Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan
equipment atau posisi mundur).
 Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda
isyarat tangan.
 Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat
dan berkomunikasi dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus
segera berhenti pada saat kehilangan kontak pandangan dengan
pernandu.
c. Ramp To Flight Deck Communication

Percakapan antar pihak ground dengan pihak cabin.apakah semua


kegiatan yang di lakukan di ramp sudah clir atau non clir.

d. Loading/Embarking And Unloading/Disembarking

Untuk memulai loading harus dimulai dari compartment depan dan untuk
unloading atau bongkar dimulai dari compartment belakang, tujuannya
adalah untuk menghindari terjadinya tipping atau pesawat terlalu berat
belakang.
10

1. Loading
a) Pastikan anda menerima dokumen loading instruction yang benar.
b) Pastikan bahwa anda sudah memahami loading instruction tersebut,
lakukanlah briefing dan debriefing dengan petugas load control sebelum
anda melaksanakan instruksi tersebut.
c) Sebelum cargo dimuat di pesawat, pastikan bahwa semua cargo atau
bagasi dalam kondisi baik sesuai dengan pesyaratan yang berlaku.
d) Penerimaan barang / muatan di sisi pesawat harus disertai DO (delivery
order) dan check sesuai prosedur sebelum menandatangani DO tersebut.
e) Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah
hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat
(tail out position)., dan aktifkan rem ban.
f) Hitung dengan teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut, perhatikan
dan pastikan label dan symbol sudah sesuai dengan tujuan dan cara
penanganannya pada lembar loading checklist.
g) Laporkan aktual berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah dimuat
dalam form loading instruction ke load control. (via petugas ramp).
h) Pastikan net terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan loading
prosedur yang berlaku.
i) Tutup pintu compartment dengan baik dan benar.
j) Jangan tinggalkan pesawat sebelum Block off atau mundur.
k) Segera serahkan laporan loading instruction ke load control.
2. Unloading
Periksa incoming CPM (container pallet message), LDM (Load
Distribution Message) dan Communication of Load Information (CLI).
a. CPM adalah pesan yang berisikan informasi mengenai muatan
compartment yang meliputi status muatan dari container, pallet, dan bulk.
b. LDM adalah pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu
penerbangan ( penerbangan / tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat,
tujuan, crew, penumpang) dan informasi berat (berat dari ULD dan total
dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan bakar).
11

c. CLI adalah pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi,


cargo, dan pos pada setiap compartment.
Persiapkan sarana sarana penunjang yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
1) Perhitungkan SDM loading unloading sesuai dengan kebutuhan.
2) Man power harus sudah siap di air side 5 menit sebelum pesawat
block on.
3) Pastikan mesin pesawat telah dimatikan, sebelum membuka cargo
door.
4) Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah
hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor
pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
5) Turunkan muatan dari compartment belakang terlebih dahulu,
selanjutnya compartment depan atau secara bersamaan, penurunan
muatan disesuaikan dengan prioritas dan klasifikasinya.
6) Serahkan muatan yang telah diturunkan ke unit terkait sesuai dengan
fungsi dan prioritas serta klasifikasi , spesifikasinya dan didukung
dengan form delivery order (DO).
7) Pastikan semua bagasi dikirim ke baggage area sesegera mungkin,
dimana bagasi first class, business atau priority dikirim terlebih dahulu
daripada bagasi economy class.
3. A/C Loading& Unloading meliputi:
a. Passenger Loading
Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal
yang harus diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada
penumpang di area ramp ketika pesawat parkir di remote area (tidak
menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh, tergelincir, tertabrak oleh
peralatan yang bergerak di area ramp.
Prosedur berikut membantu untuk dapat memberikan tingkat
keselamatan pada penumpang baik selama boarding maupun pada saat
turun (disembark):
12

1) Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair)


ditempatkan dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara
tangga dengan pesawat.
2) Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding Stair) di
kunci agar tidak bergerak.
3) Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban
yang diterima tangga harus diperhitungkan.
4) Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke
gerbang dan sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power,
oil, grease atau genangan air, hendaknya dihindarkan atau
dibersihkan.
5) Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan bergerak
melintas, sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.
6) Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya
semburan jet (jet blast) atau propeler wash.
7) Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.
8) Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side demi
alasan keamanan dan keselamatan.
9) Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area
ramp.
b. Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera
atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu penanganan
kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat kewaspadaan yang
tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian kargo hendaknya
telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai.
13

Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan kargo


adalah:
1) Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan
tumpukan kargo.
2) Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam
pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo
tidak tumbang.
3) Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping
gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage cart
bergerak).
4) Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau BCL
(Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift,
harus sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan
mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi kapasitas beban
yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle tanyakan
pada supervisor yang bertugas pada saat itu.
5) Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih
dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah
bantuan untuk mengangkatnya.
6) Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang), karena
kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook), pada
paku, pada gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari
tangan atau siku.
7) Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo
didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan
terjadinya cidera pada jari atau tangan.
e. Starting

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:

1. Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan


kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin
14

keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan peralatan yang


ada di sekitar pesawat.
2. Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang
memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan
oleh instansi berwenang).
3. Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga
berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan
bahwa area bahaya dari engine baik itu isapan (engine intake) ataupun
area semburan (exhaust) terbebas dari orang ataupun benda.
4. Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan
bahwa sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan
pintu panel di pesawat telah tertutup dan terkunci.Dalam proses starting
engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi dengan petugas
ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar. Alat
komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.
5. Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang
memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight
crew dalam mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat
(A/C movement).
6. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting
harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang
berhubungan dengan proses engine starting tersebut.
7. Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan
ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.
8. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam
api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.
f. Safety Measures
Semua orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselatan dan rasa
jiwa kesalatan yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security tapi untuk
semua orang yang ada di ramp, karena hal ini sangat penting untuk
keselamatan di dalam dunia penerbangan.
15

Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus
menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada
pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).

Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh
Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus
secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat.
Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain
yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine)
yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di


area Ramp:

1. Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat
sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
2. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus
bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
3. Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan
temperaturnya.
4. Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang
running.
g. Perpindahan Pesawat
Memindahkan pesawat dari apron ke hangar dengan menggunakan alat
push back atau toubarlist.
16

2.4 Pedoman Bagi Petugas Yang Berada Di Area Ramp


Berikut pedoman untuk petugas yang berada di area ramp agar diperoleh
operasi pelayanan pesawat yang aman dan tepat waktu:
a. Setiap petugas harus mengerti dan mengetahui bagaimana menyelesaikan
tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b. Setiap petugas harus mengerti tata letak fungsi dan lokasi setiap bagian di
pesawat dimana dia bertugas melayani pesawat.
c. Senantiasa memperhatikan traffic light atau tanda-tanda marka dengan
teliti.
d. Memahami dan mentaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di ramp
area, khususnya petunjuk arah dan batas kecepatan kendaraan.
e. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jet blast.
f. Senantiasa memeriksa bahwa peralatan dan kendaraan yang akan
dipergunakan selalu dalam keadaan laik, seperti rem berfungsi baik dsb.
g. Tidak memundurkan kendaraan kearah pesawat atau wing-pesawat kecuali
ada orang lain yang memandu.
h. Pada waktu melakukan parkir peralatan atau kendaraan, yakinkan bahwa
roda dalam keadaan lurus, rem tangan difungsikan, jack dalam keadaan
turun dan benar dan mesin/peralatan/kendaraan dimatikan.
i. Parkir peralatan/kendaraan hanya ditempat yang sudah ditentukan.
j. Senantiasa meminta izin ke Tower apabila hendak melintasi runaway.
k. Tidak memotong pergerakan pesawat yang sedang bergerak.
l. Tidak mengoperasikan peralatan/kendaraan pada saat badan tidak fit untuk
bekerja.
m. Agar selalu diingat bahwa pesawat bergerak dalam keadaan apapun
memiliki prioritas lebih tinggi dari pada peralatan/kendaraan lain.
n. Senantiasa bersikap waspada dan bersabar pada saat kendaraan disekitar
apron.
o. Jangan memeasang/melepas kabel-kabel yang masih memiliki tegangan.
p. Senantiasa menggunakan peralatan yang sesuai dengan
fungsi/kegunaannya.
17

q. Pada saat akan melepas tangga dari pintu pesawat, pastikan bahwa safety
strap sudah terpasang dan cabin crew sudah diinformasikan.
r. Jangan diperbolehkan untuk mengotori lantai apron, bersihkan semua
kotoran, oil, minyak sesudah menyelesaikan suatu pekerjaan.
s. Tidak diperbolehkan merokok pada area apron.
t. Senantiasa mempergunakan Operating Manual dalam melakukan
pekerjaan.
u. Lakukan koordinasi dengan personil yang memiliki otoritas apabila
membutuhkan penyelesaiian pekerjaan yang tidak/belum tercantum dalam
Operating Manual.
v. Jangan menganggap remeh/sepele setiap incident sekecil apapun
resikonya.
w. Mengoperasikan peralatan bergerak (mobile) hanya dapat dilakukan oleh
operator yang berwenang.
x. Jangan ragu untuk bertanya.
y. Tidak bermain-main/bercanda diarea ramp, karena mengakibatkan
kecelakaan.
z. Hanya petugas yang mempunyai sertifikat yang diizinkan untuk
mengoperasikan peralatan.

2.5 Alat-alat Ramp Handling

Adapun alat-alat yang sering digunakan adalah :

a. Chocks atau bantal pengganjal adalah alat yang berfungsi mencegah


pesawat bergerak ketika parkir di apron atau dihangar. Alat ini diletakan
di depan atau dibelakang roda landing gear pesawat pada umumnya,chocks
terbuat dari kayu atau karet yang keras.
b. Passenger Boarding Stairs (PBS), berfungsi untuk menaikan dan
menurutkan penumpang mengunakan aviobridge (garbarata).
c. Manual Passenger Stairs (MPS), berfungsi untuk menaikan dan
menurunkan penumpang menggunakan tangga manual.
18

d. Apron Bus (APB), berfungsi untuk mengantar penumpang menuju


pesawat atau terminal.
e. Baggage Towing Tractor (BTT), berfungsi untuk menarik BCT yang
membawa bagasi.
f. Belt Conveyor Loader (BCL), berfungsi menaikan dan menurunkan
bagasi.
g. Lavatory Service Truck (LST), berfungsi untuk menyedot dan
membersihkan lavatory.
h. Water Service Truck (WST), berfungsi untuk mensuplai air di pesawat
baik untuk air minum ataupun air untuk lavatory.
i. Pushback Car. Fungsinya mendorong pesawat pada saat pesawatblock off
atau keluar dari parking stand.
2.6 Tujuan dan prinsip Ramp Handling
a. Tujuan adanya Ramp Handling
PT. Gapura Angkasa sebagai Ground Handling memiliki Ramp
Handling yang akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Tujuan
yang ingin dicapai dengan adanya Ramp Handling diantaranya:
1. SAFETY (keselamatan)
2. REGULER (Teratur)
3. ECONOMICAL AIR TRANSPORT (Tidak menimbulkan biaya yang
tidak perlu tampa mengabaikan aspek safety)
4. OTP (On Time Performance) / ketepatan waktu.
b. Prinsip Ramp Handling
1. Coled Comunikation (Komunikasi yang terus menerus)
2. Watch Was Going On (Amati apa yang terjadi)
3. If Goes Wrong Put It Right (Jika ada kesalahan/penyimpangan tolong
diperbaiki agar benar)
19

2.7 Pengaruh kegiatan ramp handling terhadap on-time performance


perusahaan penerbangan

Dengan adanya sistem Open Sky yang diterapakan oleh beberapa


negara yang ada di dunia, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa
persaingan di dalam dunia penerbangan menjadi lebih ramai. Setiap
perusahaan penerbangan mempunyai strategi sendiri untuk menarik
pengguna jasanya. Beberapa perusahaan penerbangan memberikan
keunggulan pada pelayanan. Maka persaingan dalam bidang service
pelayanan pun kembali marak. Namun belakangan ini muncul Low Cost
Carrier, yaitu perusahaan penerbangan yang umumnya disebut
penerbangan murah. Mereka memotong harga dengan dengan memotong
biaya-biaya operasional yang tidak diperlukan. Dengan pemotongan biaya
operasional yang bersifat tambahan tersebut maka otomatis mereka
mengurangi pelayanan kepada penumpang yang bersifat tambahan.
Tentunya dengan pemotongan fasilitas dan pelayanan tambahan tersebut
dapat membuat perusahaan penerbangan tersebut memberikan harga yang
lebih murah. Namun tidak cukup hanya dengan memberikan harga murah
saja, AirAsia ternyata juga memberikan tambahan pelayanan dengan
memberikan pelayanan ketepatan waktu pada pengguna jasanya. Dengan
catatan Ontime Performance yang baik AirAsia bisa mendapatkan nilai
tambah dari pelayanannya. Ontime Performance dari suatu penerbangan
dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah aktivitas Ramp
Handling. Aktivitas Ramp Handling ini merupakan kunci dari On Time
Performance dari suatu penerbangan. Dalam suatu rangkain kegiatan
Ramp Handling diperlukan adanya kerjasama yang berkesinambungan.
Karena tanpa adanya kerjasama maka kegiatan Ramp Handling ini tidak
akan selesai tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
tentunya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan kita dapat mengerti apa itu Ramp
Handling. Selain itu kita juga dapat mengetahui apa saja tujuan dan prosedur
yang ada pada Ramp Handling.

Ramp area merupakan tempat beroperasinya atau tempat dimana


pelaksanaannya Ramp Handling. Pada ramp area kita dapat mengerti
bagaimana penanganan dan pelaporan jika terjadi incident/accident pada
Ramp Handling.

Pada pelaksanaan Ramp Handling terdapat pedoman yang harus dilakukan


oleh para petugas. Dan ada beberapa alay yang digunakan dalam pelaksanaan
Ramp Handling.

3.2 SARAN
Sebaiknya penanganan, prosedur, dan pedoman dalam Ramp Handling
dilakukan dengan baik dan benar, serta di laksana supaya petugas, pesawat,
awak pesawat dan penumpang aman, selamat dan tertib.

20
21

Daftar Pustaka

 Atmadjati, Arista. Manajemen Operasional Bandar Udara,


Yogyakarta:Deepublish, Nopember 2013.
 Abdul Majid, Suharto. Ground Handling,Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,
2009
 https://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/06/03/macam-macam-
alat-bantu-ground-handling-dan-fungsi-kegunaan-nya/
 http://airport-service.blogspot.co.id/2013/10/ramp-handling.html
 https://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/04/06/ramp-safety-juga-
penting-loch/
22

Lampian
21

Anda mungkin juga menyukai