Aviation Security
TARGET PENGAMANAN
1. Keselamatan pesawat udara
2. Keselamatan awak pesawat
3. Keselamatan penumpang
4. Keselamatan personil di darat
5. Keselamatan pemakaian jasa bandara
6. Keamanan fasilitas penunjang operasi penerbangan
7. Keamanan dan ketertiban lingkungan kerja Bandar udara
· PERATURAN PENGAMANAN
· PENERBANGAN SIPIL
· DIKLAT BASIC AVIATION SECURITY
· KANTOR OTORITAS
· BANDAR UDARA WILAYAH II 2012
PERATURAN INTERNASIONAL
ANNEX 17 ICAO
1. Safeguarding
2. International civil
3. Aviation against acts
4. Of uniawful interference
5. Document 8973 security manual
6. Annex 18 ICAO the safe
7. Transfor of dangerous goods by air
8. Docent 9284 – AN / 905 : technical instruction
PERATURAN NASIONAL
1. UU 2 tahun 1976 tentang ratifikasi konvensi ICAO ( Tokyo 63 ; the hague 70 ;
montreal 71* )
2. UU 4 tahun 1976 tentang penambahan pasal-pasal kejahatan penerbangan pada
KHUP
3. UU 1 tahun 2009 tentang penerbangan (revisi UU 15 1992)
4. PP 3 tahun 2001 tentang keamanan dan keseslamatan penerbangan
5. KM 09 tahun 2010 tentang program keamanan penerbangan nasional
6. KM 25 tahun 2005 tentang SNI standar pemeriksaan penumpang dan barang
yang di angkut pesawat udara dibandar udara sebagai standar wajib
PERATURAN NASIONAL
1. SKEP / 2765 / XII / 2010 tentang cara pemeriksaan keamanan penumpang.
Personil pesawat udara dan barang diangkut dengan pesawat udara dan orang
perseoragan.
2. SKEP / 69 / II / 2011 tentang petunjuk dan tata cara pengawasan keamanan
penerbangan (quality control).
3. Skep / 161 / VIII / 2008 tentang penyempurnaan atas
4. Skep / 252 / XII / 2005 program nasional pendidikan dan pelatihan personil
pengamanan penerbangan.
5. Skep / 160 / VIII / 2008 tentang sertifikat kecakapan personil pengamana
penerbangan.
6. Skep / 95 / IV / 2008 : JUKNIS penanganan petugas pengamanan dalam
penerbangan (in-flight security officer / air marshal) pesawat udara niaga berjadwal
asing.
7. Skep / 43 / III / 2007 tentang penanganan barang bawahan bentuk cairan, gas
dan jeli yang dibawa penumpang kedalam kabin pesawat pada penerbangan
internasional
8. Skep / 100 / VII 2013 tentang juknis penanganan penumpang pesawat udara sipil
yang membewa senjata api beserta peluru dan tata cara pengamanan pengawalan
tahanan dalam penerbangan sipil.
9. CASR 92 safe transfort of dangerous good by air
10. KM 16 tentang penggangkutan bahan dan / atau barang berbahaya dengan
pesawat udara
11. Peraturan direktur jendral perhubungan udara : KP 152 tahun 2012 tentang
pengamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara.
12. Skep / 255 / IV / 2011 tentang pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara (regulated agent) NVA diganti dengan KP. 152
tahun 2012
13. Skep / 293 / XI / 1999 tentang sertifikat kecakapan petugas penanganan
pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya dengan pesawat udara
14. Skep / 275 / XII / 1998 tentang pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya
dengan pesawat udara.
MONTREAL CONVENTION
THE MARKING OF PLASTIC EXPLOSSIVES FOR THE PURPOSE OF
DETECTION
Berkaitan dengan:
Pemberian tanda / sifat pada peledakan pelastik untuk memudahkan pendeteksian
UU no 1 tahun 2009
1. Setiap personil Bandar udara wajib memiliki lisence atau sertifikat konfetensi
2. Personil Bandar udara yang terkait langsung dengan pelaksanaan pengoperasian
dan atau pemeliharaan pasilitas Bandar udara wajib memiliki lisence yang sah dan
masih berlaku
3. Lisence sebagaimana dimaksud diberikan oleh mentri setelah memenuhi
persyaratan
a. Administrative
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Memiliki sertifikat konfetensi dibidangnya dan
d. Lulus ujian
4. Sertifikat konfetensi sebagai mana dimaksud diperoleh melalui pendidikan dan
atau pelatihan yang diselenggarakan lembaga yang telah diakreditasi oleh mentri
atau (pasal 22)
5. Mentri bertanggung jawab terhadap keamanan penerbangan nasional (pasal 323)
(1)
6. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai mana dimaksud pada ayat (ayat 1)
mentri berwenang untuk
a. Membentuk komite nasional keamanan penerbangan
b. Menetapkan program keamanan penerbangan nasional
c. Mengawasi pengawasan program keamanan penerbangan nasional (pasal 323)
(2)
7. Bandara atau unit penyelenggara bandara wajib membuat,
melaksanakan,mengevaluasi, dan mengembangkan program keamanan bandara
disetiap bandara dengan berpedoman pada program keamanan penerbangan
nasional atau PS 327(I)
8. Program keamanan bandara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh
mentri PS (327) (2)
9. Untuk melaksanakan tanggung jawab terhadap pengawasan dan pengendalian
program keamanan bandara, otoritas bandara atau unit penyelenggara bandara
membentuk komite keamanan bandara (PS) (328) (1)
10. Setiap badan usaha angkutan bandara wajib membuat, melaksanakan,
mengepaluasi dan mengembangkan program keamanan penerbangan nasional (PS)
(329) (1)
11. Badan usaha angkutan udara bertanggung jawab terhadap keamanan
pengoperasian pesawat udara dibandara dan selama terbang (Ps 340)(1)
12. Penempatan petugas keamanan dalam penerbangan pada pesawat udara niaga
berjadwal asing dari dan kewilayah republic Indonesia hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan perjanjian bilateral (PS 341)
13. Dalam hal melawan hokum sebagaimana dimaksuddalam pasal 344 huruf a dan
huruf b, materi berkoordinasi serta menyerahkan tugas dan komando
penanggulangannya kepada intitusi yang tugas dan bidang tanggung jawabnya
dibidang keamanan (PS 346)