PERSONEL KEAMANAN
BANDARA
Tujuan Instruksional Umum
Pasal 29
1) Bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) yang label
security checknya rusak, wajib dilakukan pemeriksaan ulang melalui
mesin x-ray.
2) Badan usaha angkutan udara harus :
a. memastikan bagasi tercatat terpasang label security check dalam
kondisi utuh; dan
b. menolak bagasi tercatat yang label security heck kondisi rusak atau
tidak terpasang.
Pasal 31
(1) Petugas keamanan bandar udara yang bertugas memeriksa
penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta barang
bawaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d, melakukan kegiatan
pemeriksaan, antara lain:
a. apabila alarm gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) berbunyi, dilakukan langkah-langkah :
1) meminta penumpang untuk mengulang kembali pemeriksaan melalui
gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector /WTMD) setelah
mengeluarkan dan meletakan sepatu dan benda yang mengandung unsur
logam yang masih terdapat pada yang bersangkutan kedalam wadah
(tray) yang disediakan dan diperiksa melalui mesin x-ray;
2) apabila alarm gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector /
WTMD) masih berbunyi, dilakukan pemeriksaan manual atau dengan
alat keamanan lainnya secara menyeluruh dan/atau khusus.
b. Pemeriksaan khusus dapat pula dilakukan dalam hal:
1. penumpang,personel pesawat udara dan orang perseorangan
berperilaku mencurigakan;
2. terdapat kejanggalan pada postur tubuh penumpang, personel pesawat
udara dan orang perseorangan;
3. melewati gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector /
WTMD) dengan menggunakan kursi roda atau kereta bayi; atau
4. penumpang yang menggunakan alat bantu medis tertentu.
c.Penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan
tersebut menjalani pemeriksaan random.
(2).Pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara
sistematis dimulai dari bagian kepala searah jarum jam turun ke bawah
sampai kaki oleh personel keamanan bandar udara yang berjenis kelamin
sama dengan yang diperiksa.
Pasal 34
Tempat Pemeriksaan Keamanan (Security Check Point/SCP) atau jalur
pemeriksaan ditutup, personel keamanan harus :
a. memastikan peralatan keamanan dalam kondisi tidak aktif; dan
b. memastikan kotak tempat menyimpan barang dilarang (prohibited
items) atau barang yang disita telah kosong.
Pasal 35
(1) Dalam kondisi normal, 10% (sepuluh persen) dari pemeriksaan
penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta barang
bawaan yang telah dilakukan dengan peralatan keamanan harus dilakukan
pemeriksaan manual secara random.
(2) Persentase pemeriksaan manual secara random sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat ditingkatkan dalam hal kondisi ancaman meningkat.
PROSEDUR PEMERIKSAAN KHUSUS
Pasal 36
(1) Setiap penumpang yang karena alasan kondisi kesehatan fisik, dan
permintaan khusus dapat dilakukan pemeriksaan khusus di ruangan yang
telah disediakan.
(2) Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara harus
menyediakan ruangan untuk pemeriksaan khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat(1).
Pasal 37
(1) Setiap penumpang yang menggunakan kursi roda, dan penumpang yang
menggendong dengan alat atau menggunakan kereta bayi harus diperiksa
secara manual.
(2) Setiap penumpang yang menggendong bayi dalam pelukannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus diperiksa celah antara bayi dan penumpang
secara manual.
(3) Penumpang yang tidak dapat berdiri dari kursi roda
Pasal 38
• Setiap diplomat yang memasuki daerah keamanan terbatas dan ruang
tunggu, harus mempunyai izin masuk yang sah dan dilakukan
pemeriksaan keamanan oleh personel keamanan bandar udara.
• Kantong diplomatik tidak dilakukan pemeriksaan kecuali atas permintaan
instansi yg berwenang dibidang hubungan luar negeri & pertahanan nega
BARANG DILARANG( PROHIBITED ITEMS )
Pasal 39
(1)Personel keamanan bandar udara harus mengambil tindakan
terhadap barang dilarang (prohibited items ) dengan :
a. Melarang barang dilarang (prohibited items) dibawa ke
kabin pesawat udara kecuali di bagasi tercatat; dan
b.Untuk senjata genggam diberlakukan sesuai peraturan Direktur
Jenderal
Pasal 40
(1) Penumpang yang membawa barang dilarang (prohibited items) berupa
senjata api yang akan memasuki daerah keamanan terbatas dan ruang
tunggu harus melaporkan dan menyerahkan kpd personel keamanan
angkutan udara dan diperlakukan sesuai peraturan Direktur Jenderal.
(2) Setiap personel pesawat udara dan orang perseorangan yang membawa
senjata api dan memasuki daerah keamanan terbatas atau ruang tunggu
wajib menitipkan kepada personel keamanan bandara
Pasal 41
1) Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar
udara menyimpan barang dilarang (prohibited items)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) selama 1
(satu) bulan dan apabila tidak diambil dapat dimusnahkan.
2) Barang dilaraang (prohibited items) berupa senjata api
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam harus sudah
diambil oleh pemiliknya dan apabila tidak diambil
diserahkan kepada pihak kepolisian.
Pasal 42
1) Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara harus
membuat, menyusun dan mencantumkan dalam program keamanan
bandar udara, antara lain:
a. penetapan daerah keamanan terbatas & ruang tunggu;
b.prosedur operasi standar keamanan untuk kegiatan konsesioner
sebagaimana mimaksud dalam pasal 17ayat(2);
c. prosedur penggunaan dan pengamanan pintu masuk khusus
(SecurityCheck Point – khusus/SCP-khusus)sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19;
d. tugas, fungsi dan tanggung jawab pengawas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21;
e. tempat pengembalian kunci dan peralatan keamanan serta langkah-
langkah pengamanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34; dan
f. prosedur penanganan, penyimpanan, pemusnahan dan tata cara
pengambilan barang dilarang (prohibited items) sebagaimana
dimaksud dalam pasal 39 dan 40.
Pasal 43 Sanksi
1) Personel Keamanan Bandar udara yang melanggar aturan Pasal 5, Pasal 6,
Pasal 15 dan Pasal 27 dikenakan sanksi administratif.
2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
tenggang waktu masing-masing 1 (satu) minggu.
3) Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diindahkan,
dilanjutkan dengan pembekuan lisensi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan.
4) Apabila pembekuan lisensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) habis jangka
waktunya dan tidak ada usaha perubahan, maka lisensi dicabut.
SKEP / 100 / VII / 2003 Tentang
Juk - nis dan tata cara penanganan penumpang pesawat udara sipil yang membawa senjata ap
KETENTUAN :
KALIBER MAX 9 MM KETENTUAN :
MAX PELURU 12 BUTIR/PENUMPANG
MAX 100 BUTIR/PESAWAT
PERATURAN PEMERINTAH
8. PP No. 03 Tahun 2013 Keamanan dan Keselamatan Penerbangan
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
9. Nomor: PM 90 Tahun 2013 Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara
10. Nomor: KM 211 Tahun 2020 Program Keamanan Penerbangan Nasional
11. Nomor: PM 137 Tahun 2015 Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional
12. Nomor: PM 92 Tahun 2015 Program Pengawasan Keamanan Penerbangan Nasional
13. Nomor: PM 140 Tahun 2015 Program Penanggulangan Keadaaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional
15. Nomor: PM 33 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) Ke Daerah Keamanan Terbatas di
Bandar Udara
16. Nomor: PM 167 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun 2015 Tentang
PERATURAN DIREKTUR AL PERHUBUNGAN
Pengendalian UDARA
Jalan Masuk (Access Control) Ke Daerah Keamanan Terbatas di
JENDER Udara
18. Nomor : SKEP / 100 / VII / Juknis Penanganan Penumpang Pesawat Udara Sipil Yang Membawa Senjata
2003
1 Nomor: PM 153 Tahun Api Beserta Kargo
Pengamanan Peluru dan
dan PosTata
SertaCara Pengamanan
Rantai Pasok (SupplyPengawalan Tahanan
Chain) Kargo dan Pos Dalam
Yang Diangkut Dengan
Penerbangan Sipil Pesawat Udara
Nomor : SKEP / 95 / IV / 2008 Juknis Penanganan Petugas Pengamanan Dalam Penerbangan (In-Flight
19. Security Officer/Air-Marshal) Pesawat Udara Niaga Berjadwal Asing
20. Nomor : SKEP / 43 / III / 2007 Penanganan Cairan, Aerosol dan Gel (Liquids, Aerosols And Gels) ang Dibawa
Penumpang Ke Dalam Kabin
Pesawat Udara Pada Penerbangan Internasional
21. Nomor : SKEP/160/VIII/2008 Sertifikat Kecakapan Petugas Pengamanan Penerbangan Sipil
22. Nomor : SKEP/ 2765 / XII Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan
/ 2010 Barang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang
Perseorangan
Definisi terkait Keamanan Penerbangan
• Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan
perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum
melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas,
dan prosedur.
• Pengawasan adalah Kegiatan kendali mutu berkelanjutan untuk
melihat pemenuhan peraturan keamanan penerbangan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa penerbangan atau institusi lain.
• Audit adalah Pemeriksaan terjadwal, sistematis dan mendalam
terhadap prosedur, fasilitas, personel dan dokumentasi organisasi
penyedia jasa penerbangan untuk mengetahui tingkat kepatuhan
terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.
• Tindakan melawan hukum (acts of unlawful interference) adalah
tindakan-tindakan atau percobaan yang membahayakan
keselamatan penerbangan dan angkutan udara.
• Pemeriksaan Keamanan (security screening) adalah Penerapan
suatu teknik atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi barang
dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan untuk melakukan
tindakan melawan hukum.
15. Barang dilarang (prohibited items) senjata api dalam 24 (dua puluh
empat) jam harus sudah diambil oleh pemiliknya dan apabila tidak
diambil diserahkan kepada pihak Kepolisian.
16. Cara-cara dibawah ini dapat digunakan seseorang untuk mempersulit
pendeteksian senjata:
• Diuraikan dan dibagasikan
• Senjata diubah bentuknya
• Diuraikan dan dikirim melalui kargo
17. Pemeriksaan fisik terhadap bagasi dilakukan pada saat
• Tampilan di monitor mesin X-ray bagasi
dikategorikan mencurigakan oleh Operator X-ray
• Sesuai dgn prosentase 10% (acak random) utk melaksanakan
pemeriksaan fisik
• Tampilan di monitor mesin X-ray benda yang ada di bagasi
sangat gelap
18. Tujuan pemeriksaan keamanan terhadap penumpang dan barang
adalah:
• Mengenali atau mendeteksi barang dilarang
• Mencegah terangkutnya barang berbahaya
• Untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk terminal
19. Manfaat utama dari label security adalah Tanda telah
melalui pemeriksaan sekuriti dan agar tidak dibuka lagi
20. Barang bahan dan peralatan yang dibawa oleh penumpang pesawat
udara harus diproses sebagai Bagasi Tercatat atau Security
Item sesuai ketentuan adalah:
• Barang Dilarang (Prohibited Items)
• Senjata (Weapons)
• Alat-alat Berbahaya (Dangerous Articles)
21. Prosedur pemeriksaan penumpang dengan menggunakan Hand Held
Metal Detector (HHMD) adalah
• Tidak menyentuh badan penumpang
• Dicoba terlebih dahulu untuk memastikan HHMD berfungsi
• Searah jarum jam
22. Dalam hal tindakan awal penanganan barang berbahaya/ Emergency
Dangerous Goods, beberapa langkah utama yang perlu diperhatikan
adalah Isolasi daerah sekitar paket tersebut.
23. Dalam pengangkutan Dangerous Goods secara normal, hal-hal
yang perlu diperhatikan:
• Klasifikasi barang/bahan
• Kemasan yang digunakan
• Label dan Markanya
24. Setiap pegawai/karyawan yang terlibat dalam kegiatan penerbangan
harus mengikuti sosialisasi kepedulian terhadap pengamanan
penerbangan dalam pelatihan Aviation Security Awareness.