Anda di halaman 1dari 65

SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN

INI MAKA PESERTA DIHARAPKAN


• Mengerti tentang keamanan penerbangan dan
pentingnya lingkungan bandar udara yang aman.
• Meningkatkan kepedulian resiko keamanan
penerbangan di bandar udara.
• Meningkatkan kesadaran untuk melaporkan kepada
atasan atau pihak yang berwewenang apabila
terjadi insiden atau adanya potensi ancaman
keamanan penerbangan.
• Memberikan pemahaman untuk turut serta menjaga
keamanan penerbangan di Bandar Udara.
POKOK BAHASAN
GAMBARAN UMUM DAN TUJUAN PELATIHAN

KEAMANAN PENERBANGAN

KEAMANAN BANDAR UDARA

PENANGANAN SAAT TERJADI INSIDEN


KEAMANAN PENERBANGAN

SANKSI

EXAMINATION
POINT OF
VIEW
AVIATION
SECURITY
• AVIATION SECURITY ( KEAMANAN PENERBANGAN )
• Adalah suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada
Penerbangan sipil dari tindakan melawan hukum melalui
keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas dan
prosedur [PM 127/2015 Bab II.6].
TINDAKAN MELAWAN HUKUM

 Menguasai pesawat udara secara melawan hukum.


 Melakukan pengrusakan/penghancuran pesawat udara.
 Menyadera orang di dalam pesawat udara atau di bandar udara.
 Masuk ke dalam pesawat udara, Bandar udara atau tempat-tempat aeronautika secara paksa.
 Membawa senjata, peralatan berbahaya atau bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
tindakan melawan hukum secara tidak sah.
 Menggunakan pesawat udara di darat [in service] untuk tindakan yang menyebabkan mati,
cederanya seseorang, rusaknya harta benda atau lingkungan sekitar.
 Memberikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan pesawat udara dalam
penerbangan maupun di darat, penumpang, awak pesawat udara, personel darat atau
masyarakat umum pada Bandar udara atau tempat-tempat fasilitas penerbangan lainnya.
ICAO ANNEX 17 SEJARAH & FILOSOFI Keamanan
Penerbangan Sipil Internasional

Mengatur tentang “BATAS WILAYAH” dan “PEMBERIAN IZIN”


14 DECEMBER 1944
melintas suatu Negara, “PENCARIAN” dan “PERTOLONGAN” serta
CHICAGO CONVENTION
melakukan “INVESTIGASI” kecelakaan pesawat udara.
CRIME ON BOARD
14 SEPTEMBER 1963 Mengatur hukum “PIDANA” bagi orang - orang yang melakukan
TOKYO CONVENTION perbuatan tindak kriminal yang dilakuan di dalam pesawat yang
sedang terbang ( Hukum International ).
HI-JACKING
18 MARCH 1970
Tindakan “PENGUASAAN” pesawat udara oleh sekelompok orang
HAGUE CONVETION
untuk tujuan tertentu.
SABOTAGE
Tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja
23 SEPTEMBER 1971
dan tersembunyi terhadap peralatan, personel dan aktivitas dari
MONTREAL CONVENTION
bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di tengah -
tengah masyarakat.
Safeguarding International Civil Aviation Against Acts Of Unlawful
22 MARCH 1974 Interference
ANNEX 17, Security TINDAKAN PENCEGAHAN GANGUAN KEMAANAN PENERBANGAN
SIPIL INTERNASIONAL DARI TINDAKAN MELAWAN HUKUM
PERATURAN INTERNATIONAL

ICAO Annex 17 Safeguarding International


Civil Aviation Against Act
Unlawful Interference
ICAO DOC 8973 Assists Contracting States
in Implementing Annex 17

Annex 18 Safe Transport Dangerous


Goods by Air
PERATURAN NASIONAL

UU NO 1 TH 2009 TENTANG PENERBANGAN


PASAL 330 TENTANG PROGRAM KEAMANAN
PENERBANGAN NASIONAL

PP NO 3 TH 2001 TENTANG KEAMANAN DAN


KESELAMATAN PENERBANGAN

PM 90 TH 2016 TENTANG PROGRAN KEAMANAN


PM 127 TH 2015 PENERBANGAN NASIONAL
PM 31 TH 2013
KM 9 TH 2010

PM 94 TH 2016 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN DAN


PM 137 TH 2015 PELATIHAN KEAMANAN PENERBANGAN
NASIONAL
PERATURAN NASIONAL

SKEP 100 / VII / 2003


Petunjuk Teknis Penanganan Penumpang Pesawat Udara Sipil
Yang Membawa Senjata Api Beserta Peluru Dan Tata Cara
Pengamanan Pengawalan Tahanan Dalam Penerbangan Sipil.
Program Keamanan Penerbangan Nasional
[ PKPN ]

Adalah dokumen tertulis yang memuat peraturan, prosedur


dan langkah - langkah pengamanan yang diambil untuk
“MELINDUNGI PENERBANGAN” dari tindakan melawan hukum.

[Ref. PM 127 tahun 2015]


PERATURAN PERUSAHAAN

AOSP ( AIRLINE OPERATOR SECURITY PROGRAM )


PKAU ( PROGRAM KEAMANAN ANGKUTAN UDARA )
LION AIR GROUP
Adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah - langkah
serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh badan usaha angkutan
udara untuk memenuhi ketentuan terkait dengan operasi penerbangan
di Indonesia.
BELAJAR DARI TRAGEDI
11 SEPTEMBER 2001
DI AMERIKA SERIKAT

Pertemuan icao yang diadakan di


montreal dari tanggal 25 september
sampai dengan 5 oktober 2001,
memutuskan bahwa mekanisme
pengamanan penerbangan harus
menjadi program permanen dan
wajib yang melibatkan semua
negara penandatangan.
DELEGATION OF
AVIATION SECURITY

Annex 17 ICAO
The latest Amendment – Amendment 14th –
14 November 2014.

ICAO Doc 8973

PM 127 / 2015 -> REVISI -> PM 90 / 2016


Program Keamanan Penerbangan Nasional [ PKPN ]

Airport Security Program Airline Operator Security Program


( ASP ) ( AOSP )

TO SAFE GUARD INTERNATIONAL & DOMESTIC CIVIL AVIATION


AGAINST ACTS OF UNLAWFUL INTERFERENCE
DESIGN BANDAR UDARA DAN SECURITY CONTROL
[ PM 127/5.1.1/hal22 & PM 167 Pasal 4 - TH 2015 ]

LAND SIDE

PERIMETER 2.44 M

PEMBAGIAN AREA:
1. KEAMANAN TERBATAS
2. STERIL
3. TERBATAS
4. PUBLIK [UMUM]
DESIGN BANDAR UDARA DAN SECURITY CONTROL
[ PM 127/5.1.1/hal22 & PM 167 Pasal 4 - TH 2015 ]

CCTV & ALAT KEAMANAN


LAINNYA UNTUK
INTERNATIONAL AIRPORT

Tidak ada celah dari bawah


sampai atas untuk disusupi
orang, termasuk pemberian
teralis pada drainase
[saluran pembuangan air]
KAWAT BERDURI
POSISI MIRING
JARAK PANDANG
DAN PENERANGAN

JALAN INSPEKSI
UNTUK PATROLI
TUJUAN PROGRAM KEAMANAN BANDAR UDARA

Untuk mempertahankan tingkat keamanan Bandar Udara dan


Angkutan Udara yang memberikan pelayanan penerbangan
di Indonesia.
SECURITY SCREENING & SECURITY CONTROL

• UNTUK MENDUKUNG TERLAKSANANYA KEAMANAN BANDAR UDARA, MAKA PERLU DILAKUKAN:

1) Pemeriksaan keamanan [security screening] adalah penerapan suatu teknik


atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi barang dilarang [prohibited
item] yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan hukum.
2) Pengendalian keamanan [security control] adalah penerapan suatu teknik atau
tindakan untuk mencegah disusupkannya / terbawanya barang dilarang
[prohibited item] yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan melawan
hukum.
Untuk masuk ke daerah keamanan terbatas harus dikendalikan dengan system
perizinan yang berupa dokumen angkutan udara dan tanda izin masuk daerah
keamanan terbatas.

Pemeriksaan keamanan ini bertujuan untuk mengenali dan mencegah barang-


barang terlarang yang dibawa oleh penumpang dan karyawan untuk mengancam
keselamatan penerbangan serta melakukan tindakan melawan hukum.
PENGENDALIAN JALAN MASUK ORANG
[ PM 33 Pasal 17 TH 2015 / Access Control ]

Keamanan di Sisi Darat


Pengendalian jalan masuk orang dapat berupa:

1. Dokumen angkutan udara untuk non


personel [Passenger]

3. Dipakai selama bertugas & penempatannya


dibagian yang mudah terlihat
PENGENDALIAN JALAN MASUK ORANG
[ PM 167 Pasal 54A TH 2015 / Access Control ]

Pas bandar udara untuk orang perorangan yang bersifat tetap [permanen]
KODE
berbentuk persegi panjang posisi vertical [portrait] berukuran 8,5 X 5,5 cm
WILAYAH KERJA
dengan latar belakang warna dasar tampak depan:
A Daerah kedatangan [arrival] penumpang
B Ruang tunggu keberangkatan [boarding lounge] penumpang
C Daerah pelaporan diri [check–in]
F Bagian luar gudang kargo [kade] atau halaman gudang kargo
G Bagian dalam gudang kargo
L Gedung listrik [main power house]
M Daerah fasilitas meteorology
N Gedung daerah peralatan navigasi dan telekomunikasi
O Daerah fasilitas suplai bahan bakar [fuel supply]
P Platform / apron area
R Gedung radar
T Tower
U Daerah penyiapan bagasi tercatat [baggage make-up area] sisi udara [airside] kecuali apron

Seluruh daerah fasilitas vital Bandar udara [antara lain: tower, gedung radar, gedung daerah navigasi dan telekomunikasi,
V
gedung listrik, fasilitas perawatan, suplai air, meteorology, fasiliatas [PKP-PK]

[ PM 33 Pasal 25 th 2015 tentang Access Control ]


PENGENDALIAN JALAN MASUK KENDARAAN
[ PM 33 Pasal 17 TH 2015 / Access Control ]

Keamanan di Sisi Udara


Persyaratan untuk Pengemudi :

 Mempunyai Pas Bandara yang masih berlaku


 Mempunyai surat izin mengemudi
 Mempunyai Tanda Izin mengemudi (TIM)
 Mempunyai SKP ( Sertifikat Kecakapan Personil )
Khusus untuk Operator GSE
KODE WILAYAH KERJA PENGENDALIAN KEAMANAN UNTUK KENDARAAN
DAN PENGEMUDI YANG BEROPERASI DI SISI UDARA
Untuk kendaraan yang hanya beroperasi [PM 167 Pasal 56 / TH 2015 & PM 127 Bab 5.6 / TH 2015 ]
A
pada service road sisi udara.

Untuk kendaraan yang beroperasi pada Pas bandar udara untuk KENDARAAN yang bersifat
P sisi udara dan dapat mengakses masuk tetap (permanen) harus memuat:
dalam daerah platform / apron.  Nama bandar udara
Untuk kendaraan yang beroperasi di sisi  Wilayah kerja
K
darat wilayah kargo.  Masa berlaku

Persyaratan untuk kendaraan :


 Mempunyai sticker kendaraan yang masih berlaku.
 Mempunyai serfikat uji laik yang dikeluarkan oleh DBU.
 Mempunyai alat pemadam api [fire extinguisher dry powder].
 Tidak ada kebocoran pada pengapian.
 Dilengkapai dengan flashing yellow [sebagai lampu tanda kendaraan].
 Dipasang flame trap pada knalpot bagi kendaraan yang berbahan bakar bensin.
PENGENDALIAN JALAN MASUK KE PESAWAT UDARA
[PM 127 / 5.9 TH 2015]

2. AIRCRAFT SECURITY SEARCH


1. AIRCRAFT SECURITY CHECK
[Penyisiran Keamanan Pesawat Udara]
[Pemeriksaan Keamanan Pesawat Udara]

PROSEDUR AIRCRAFT SECURITY CHECK / SEARCH HARUS TERMUAT DALAM PKAU


PENGENDALIAN JALAN MASUK KE PESAWAT UDARA
[PM 127 / 5.9 TH 2015]

2. Aircraft Security Search [PM 127 th 2015 Lamp. II Bab E]

Aircraft security berguna untuk memastikan


bahwa
 Tidak ada benda-benda asing di pesawat.
 Tidak ada orang yang ikut terbang tanpa
dokumen penerbangan yang syah.
 Memastikan bahwa tidak ada unsur sabotase.
PEMERIKSAAN PENUMPANG DAN BARANG BAWAANNYA
[PM 127 / 2.1.8 / 6.1.1 / 6.2 TH 2015 & PKAU / 3.1.3]

1.NON TRANSIT

2 3
1
PEMERIKSAAN PENUMPANG DAN BARANG BAWAANNYA
[PM 127 / 2.1.8 / 6.1.1 / 6.2 TH 2015 & PKAU / 3.1.3]

2. TRANSIT

Transit adalah perhentian sementara di suatu


tempat / Station untuk berganti pesawat atau
melanjutkan pesawat yang sama , selanjutnya
melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan .
PEMERIKSAAN PENUMPANG DAN BARANG BAWAANNYA
[PM 127 / 2.1.8 / 6.1.1 / 6.2 TH 2015 & PKAU / 3.1.3]

PENANGANAN PENUMPANG DAN


BAGASI KABIN YANG DICURIGAI

1) Station manager atau perwakilan keamanan LION AIR GROUP harus memastikan
bahwa bagasi kabin yang mencurigakan jangan sampai naik/terangkut oleh
pesawat LION AIR GROUP, kecuali jika bagasi tersebut kemudian telah melalui
proses kontrol keamanan (diberikan label keamanan) dan dicek secara manual.

2) Kontrol keamanan terhadap bagasi kabin yang dicurigai dilaksanakan oleh Otoritas
bandar udara atau petugas keamanan bandar udara di hadapan penumpang
pemilik bagasi, di tempat yang sama station manager atau perwakilan LION AIR
GROUP akan mengawasi proses yang berlangsung.

3) Station manager Lion Air / perwakilan keamanan Lion Air harus memastikan
bahwa penumpang yang dicurigai diidentifikasi sebagai penumpang bermasalah
harus diperiksa lewat pemeriksaan keamanan khusus.
PEMERIKSAAN KEAMANAN PERSONEL PESAWAT UDARA,
ORANG YANG ‘BEKERJA’ DI BANDAR UDARA DAN ORANG
SELAIN PENUMPANG [ PM 127 TAHUN 2015 SUB BAB 6.4 ]

SCP SCP
1 2
1. PENUMPANG DILARANG MEMBAWA BARANG DILARANG [PROHIBITED ITEMS]
KE DALAM KABIN PESAWAT UDARA.

WEAPON AND DANGEROUS


ARTICLES

DANGEROUS

GOODS
2. Badan Usaha Angkutan Udara Bertanggung Jawab Untuk Menangani
Penumpang Pesawat Udara Yang Membawa “SENJATA API” Beserta Peluru
Sesuai Ketentuan.

Max Diameter is 9 mm

 Maksimal 100 Butir Peluru / Flight


 Maksimal 12 Butir Peluru / Pax
 Peluru Dipisahkan Dari Senjatanya
Security Item
Adalah senjata atau alat berbahaya yang dilarang dibawa kedalam kabin
pesawat udara dan hanya diijinkan sebagai bagasi tercatat atau disimpan dalam
kotak khusus yang cukup kuat. Oleh sebab itu semua jenis yang termasuk
kategori security item tidak boleh dibawa sendiri oleh penumpang sebagai
hand carried, akan tetapi harus diserahkan pada petugas check-in saat
penumpang lapor
SECURITY
COUNTER

Note:
Semua benda yang dikategorikan sebagai benda yang dapat membahayakan keamanan
penerbangan yang dibawa oleh penumpang harus ditempatkan kedalam security item box.
TAMBAHAN BAGASI YANG DILARANG ( PROHIBITED ITEM )

Small Vehicles Powered by Lithium Batteries (e.g. Hoverboards, Airwheel,


Solowheel, mini-Segway, balance wheel or Personal transportation devices
with on-board storage (but are not limited to these product names))
3. PENUMPANG DALAM STATUS TAHANAN [ PRISONER ]

DANGEROUS PRISONER NON DANGEROUS PRISONER


PRISONER
REGULATION MAX PRISONER GUARD/ESCORT MAX PRISONER GUARD/ESCORT

PM 1 2 7 TAHUN 2015
1 PAX 3 PAX
LAMP.II BAB I / HAL. 90 2 GUARD PER 1 GUARD PER
PRISONER PRISONER
LION AIR GROUP 1 PAX 2 PAX
3. PENUMPANG DALAM STATUS TAHANAN [ PRISONER ]
DATA 2 YANG HARUS DIVERIFIKASI :
FORM IZIN MEMBAWA TAHANAN
Nama Tahanan DATA: PETUGAS PENGAWAL :
Tempat dan Tanggal Lahir •Nama
: lengkap pengawal
Kebangsaan
•Jumlah
:
personil
• Instansi Pengawal
Berat Badan :
Tinggi Badan DATA : TAHANAN :
No.Identitas /KTP •Nama: lengkap tahanan
•Tanggal lahir
Alasan dilakukan pemindahan/Deportasi :
•Suku dan kebangsaan
Jenis Kejahatan yang dilakukan :
•Gambaran fisik (berat & tinggi)
Mentalitas Tahanan •Daftar
: dokumen pengenal yang dipegang
Pembayaran biaya ditanggung oleh
•Alasan
:
diangkut atau dideportasi
•Punya catatan mental atau criminal
Route Perjalanan :
•Nama pengawal
•Rincian pembayaran biaya
Station Manager •Rincian
Security Manager perjalanan yang diajukan
Pilot in Command
4. PENANGANAN PENUMPANG YANG MELANGGAR KETENTUAN KEIMIGRASIAN

Penumpang yang kedatangannya di suatu negara dengan dokumen perjalanan


yang TIDAK SAH atau telah KELEBIHAN WAKTU kunjungan mereka (Deportee).

DEPORTEE RISK NON DANGEROUS


DANGEROUS DEPORTEE
ASSESSMENT DEPORTEE

1. KEBERATAN DIPULANGKAN
2. KEADAAN MENTAL & FISIK HARUS DENGAN BOLEH TANPA
3. CATATAN KRIMINAL PENGAWALAN PENGAWALAN
4. KEMUNGKINAN DPO [ Max. 1 Pax/Flight ] [ No Limit Max/Flight ]
5. MASA TAHANAN
Awak pesawat dan petugas darat bisa dimintai hadir di pengadilan untuk pembuktian. Ini bisa saja
berarti kembali bepergian ke negara tempat si pelaku disidang oleh pengadilan setempat. LION
AIR GROUP akan:
 Memberikan dukungan yang diperlukan agar mereka bisa hadir di pengadilan
 Memberlakukan kehadiran di pengadilan sebagai waktu dinas/penugasan
5. Penanganan Penumpang Yang
Mengalami Gangguan Kejiwaan

1. Penyerangan Ataupun Pelecehan,


2. Mabuk [Pengaruh Alkohol], KOREAN AIRLINES INCIDENT ON FLIGHT KE- 480
3. Menolak Instruksi,
6. Penanganan Penumpang Yang
4. Berkelahi, Tidak Patuh [ Unruly Passenger ]
5. Dan Lain Sebagainya.
7. PENGENDALIAN TERHADAP BAGASI TERCATAT
20 CM
3 CM
Bau almond, uap yang kuat
dari cat kuku, lem, parfum,
dll, dapat digunakan untuk
menutupi keberadaan bahan
peledak.

• UNSUITABLE PACKAGING
• DEMAGE CONDITION
• TRANSIT / MULTIPLE LEG
• PROPER LABEL HANDLING
• MAKE SURE NO VALUABLE
• MAKESURE NO DG & PROHIBITED ITEM
8. PENGENDALIAN TERHADAP KARGO DAN POS
A. K E T E N T U A N
[PM 140 tahun 2015 / SUB - BAB 1.1]

Penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan


[contingency plans] adalah rencana proaktif yang terdiri
dari langkah-langkah dan prosedur untuk menanggulangi
berbagai macam ancaman, penilaian resiko dan langkah -
langkah terkait lainnya YANG HARUS DITERAPKAN,
direncanakan untuk mengantisipasi dan memitigasi
kejadian serta mempersiapkan setiap instansi terkait yang
memiliki peran dan tanggung jawab dalam menanggulangi
tindakan melawan hukum.
KEADAAN DARURAT KEAMANAN
[CONTINGENCY] DIBEDAKAN ATAS:

KONDISI KEAMANAN PENERBANGAN PADA SAAT:


1. Penilaian atas ancaman berkemungkinan terjadi
2. Adanya Ancaman Bom, Pembajakan, Sabotase
dan Penyerangan yang membahayakan terhadap
keamanan penerbangan
RESPON TERHADAP ANCAMAN BOM

BOMB THREAT
Pesan “ANCAMAN” peledakan yang disampaikan
oleh seseorang baik secara verbal maupun
tertulis, sasaran “ANCAMAN” dapat berupa
pesawat atau fasilitas pendukung penerbangan.
REPORT 5W
BOMB THREAT FORM
Where : Dimana bom itu berada?
When : Kapan akan diledakkan?
What : Apa jenis bomnya?
YELLOW Why : Mengapa Anda melakukannya?
ASSESSMENT OR Who : Siapa Anda?
THREAT BY SSQ
RED
CHECK-LIST ANCAMAN BOM
1. NAMA PENERIMA PESAN ANCAMAN BOM
WAKTU/JAM:………… TANGGAL: DD/MM/YYYY
…………………………………………………………………

2. PESAN ( KATA-KATA YANG DISAMPAIKAN

3. DIMANA BOM TERSEBUT 3.1 GEDUNG TERMINAL


3.2 DAERAH KARGO

3.3 FASILITAS BAHAN BAKAR

3.4 PESAWAT UDARA


3.5 NO.PENERBANGAN TUJUAN ….. - …..

4. KAPAN BOM AKAN DILEDAKKAN WAKTU/JAM TANGGAL HARI


 DALAM PENERBANGAN (YES/NO)
 PADA SAAT PESAWART DIDARAT (YES/NO)
5. JENIS BOM / BAHAN PELEDAK BOM RAKITAN / DINAMIT / GRANAT
6. JENIS KEMASAN KOTAK / PARSEL / KOPER / TAS BELANJA
7. SIAPA ANDA  NAMA
 DIMANA ANDA BERADA
 ORGANISASI
8. MENGAPA ANDA MELAKUKAN INI  TUNTUTAN/MINTA TEBUSAN
9. DETAIL LATAR BELAKANG LOKAL / INTERNATIONAL CALL / INTERNAL /
( ASAL PANGGILAN ) DALAM RUANGAN / TELPON UMUM
10. IDENTITAS PENELPON  JENIS KELAMIN (L / P)
 PERKIRAAN USIA
 BAHASA YANG DIGUNAKAN
KERAS / LEMBUT / MELENGKING / SERAK /
11. CARA BICARA
RAMAH / BERAT
CEPAT / LAMBAT / JELAS / GAGAP / MERACAU /
MENYIMPANG / SENGAU
12. SUARA LATAR BELAKANG  RAMAI SUARA LALU LINTAS
 SUASANA PESTA
 SUARA KERETA
 SUARA PESAWAT TERBANG
 SUARA MESIN KANTOR
13. AKSEN LOKAL/BUKAN LOKAL /GAUL/DAERAH/ASING
14. NADA BICARA MARAH / TENANG/TIDAK RASIONAL /RASIONAL
LOGIS / TIDAK LOGIS / BERHATI-HATI / EMOSIONAL
/ MABUK / TERTAWA / TIDAK SOPAN
15. PENGUASAAN BAHASA SANGAT BAIK / BAIK / LUMAYAN / BURUK
Sabotase adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan
tersembunyi terhadap peralatan, personel, Bandara, peralatan Navigasi Penerbangan serta
pesawat terbang dan aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di
tengah - tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek psikologis yang besar.
PROSEDUR PENANGANAN SABOTASE

Didalam terjadinya sabotase pada pesawat udara pada saat didarat, maka prosedur
bandara setempatlah yang diterapkan.

Airport Manager setempat harus sesegera mungkin melaporkan informasi kejadian


kepada Direktur Angkasa Airport Services ( DA ) serta Direktur Keamanan dan
Keselamatan ( DS ) setelah mendapatkan arahan dari Dirjen Perhubungan Udara.

Airport Manager setempat melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat,


otoritas penerbangan sipil setempat, Crisis Management Center Bandara setempat .
10 AKSI PEMBAJAKAN PESAWAT DALAM SEJARAH DUNIA
1. Japan Airlines, 31 Maret 1970 2. Malaysia Airlines, 1977
3. Garuda Indonesia, 1981 4. Xiamen Airlines, 1990
5. Air France, 1994 6. India Airlines, 1999
7. Ariana Afghan Airlines, 2000 8. Philippine Airlines 2000
9. American Airlines, 2001 10. Turkish Airlines, 2006
TANGGUNG JAWAB
KATEGORI KEAMANAN PENERBANGAN PENANGGUNG JAWAB
1. KEAMANAN PENERBANGAN NASIONAL DIREKTUR JENDERAL
2. KEAMANAN PENENRBANGAN DI BANDAR UDARA KEPALA BANDAR UDARA

KOMANDO
ANCAMAN YELLOW RED
1. TINGKAT NASIONAL DIREKTUR JENDRAL TENTARA NASIONAL INDONESIA

PENGELOLA BANDARA
2. TINGKAT BANDAR UDARA KEPALA POLRES TERDEKAT
ATAU KABANDARA
3. CIVIL ENCLAVE AIRPORT PENGELOLA BANDARA
KOMANDAN PANGKALAN
[BANDARA MILITER+SIPIL] ATAU KABANDARA

PM 127/ 2015 SUB BAB 9.1-9.5 & 9.9


PELAPORAN
1. Dalam hal terjadi tindakan melawan hukum di Indonesia, semua informasi
sesuai tingkat kebutuhan dikirimkan kepada:
a. Negara dimana pesawat tersebut didaftarkan
b. Negara dari perusahaan pesawat udara asing
c. Negara yang warga negaranya menjadi korban dari peristiwa tersebut

2. Informasi tindakan melawan hukum penerbangan harus disampaikan kepada


ICAO dengan aspek keamanan oleh Direktorat Jenderal dengan cara:
a. Laporan awal yaitu laporan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dikirimkan
selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak kejadian
b. Laporan akhir yaitu laporan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dikirimkan
selambat-lambatnya 60 hari terhitung sejak kejadian
NO PASAL AYAT URAIAN PENJARA DENDA
Setiap orang selain yang ditentukan dalam Pasal 47 ayat (1) yang melakukan
1 409 - perawatan pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling pesawat terbang dan 1 thn 200jt
komponennya.
Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan melakukan perbuatan
2 412 [1] yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan sebagaimana 2 thn 500jt
dimaksud dalam Pasal 54 huruf a.
Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan melakukan perbuatan
[2] yang melanggar tata tertib dalam penerbangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 thn 100jt
54 huruf b.
Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan mengambil atau merusak
[3] peralatan pesawat udara yang membahayakan keselamatan, sebagaimana dimaksud 2 thn 200jt
dalam Pasal 54 huruf c.
Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan mengganggu
[4] 1 thn 100jt
ketenteraman, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf e.
Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan mengoperasikan
[5] peralatan elektronika yang mengganggu navigasi penerbangan, sebagaimana 2 thn 200jt
dimaksud dalam Pasal 54 huruf f.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
[6] (4) atau ayat (5) mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan pesawat dan kerugian 5 thn 2,5mly
harta benda.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
[7] 15 thn -
(4), atau ayat (5) mengakibatkan cacat tetap atau matinya orang.
NO PASAL AYAT URAIAN PENJARA DENDA
Setiap orang yang melakukan pengangkutan barang khusus dan berbahaya yang
3 419 [1] tidak memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimana 2 thn 500jt
dimaksud dalam Pasal 136 ayat (1).
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan matinya
[2] 15 thn -
orang.
Pemilik, agen ekspedisi muatan pesawat udara, pengirim, badan usaha bandar
udara, unit penyelenggara bandar udara, badan usaha pergudangan, atau badan
4 420 - usaha angkutan udara niaga yang melanggar ketentuan pengangkutan barang 1 thn 200jt
khusus dan/atau berbahaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 ayat (1) atau
ayat (2).
Setiap orang berada di daerah tertentu di bandar udara, tanpa memperoleh izin dari
5 421 [1] 1 thn 100jt
otoritas bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210.
Setiap orang membuat halangan (obstacle), dan/atau melakukan kegiatan lain di
[2] kawasan keselamatan operasi penerbangan yang membahayakan keselamatan dan 3 thn 1mly
keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210.
Setiap orang dengan sengaja mengoperasikan bandar udara tanpa memenuhi
6 422 [1] ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam 3 thn 1mly
Pasal 217 ayat (1).
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan kerugian
[2] 5 thn 2mly
harta benda seseorang.
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan matinya
[3] 15 thn 5mly
orang.
NO PASAL AYAT URAIAN PENJARA DENDA
Setiap orang yang akan memasuki daerah keamanan terbatas tanpa memiliki izin
7 432 - masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 thn 500jt
334 ayat (1).
Setiap orang yang masuk ke dalam pesawat udara, daerah keamanan terbatas
8 435 - bandar udara, atau wilayah fasilitas aeronautika secara tidak sah sebagaimana 1 thn 500jt
dimaksud dalam Pasal 344 huruf c.
Setiap orang yang membawa senjata, barang dan peralatan berbahaya, atau bom ke
9 436 [1] dalam pesawat udara atau bandar udara tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam 3 thn -
Pasal 344 huruf d.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
[2] 8 thn -
kerugian harta benda.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
[3] 15 thn -
matinya orang.
Setiap orang menyampaikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan
10 437 [1] 1 thn -
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344 huruf e.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
[2] 8 thn -
kecelakaan atau kerugian harta benda.
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
[4] 15 thn -
matinya orang.
Setiap orang yang merusak atau menghilangkan bukti-bukti, mengubah letak
pesawat udara, mengambil bagian pesawat udara atau barang lainnya yang tersisa
11 440 - 1 thn 500jt
akibat dari kecelakaan atau kejadian serius pesawat udara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 360 ayat (1).
Dalam hal tindak pidana di bidang penerbangan dilakukan oleh suatu korporasi,
Pidana denda dengan pemberatan
selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat
12 443 - 3 (tiga) kali dari pidana denda
dijatuhkan terhadap korporasi.pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang
yang ditentukan dalam Bab ini.
ditentukan dalam Bab ini.

Anda mungkin juga menyukai