Anda di halaman 1dari 49

SECURITY AWARNESS

FOR NON SECURITY STAFF

Training & Development Group


TUJUAN
Memberikan gambaran umum tentang keamanan
penerbangan, dan pentingnya lingkungan bandar
udara yang aman

Meningkatkan kepedulian risiko keamanan


penerbangan di bandar udara

Meningkatkan kesadaran untuk melaporkan kepada


pihak berwenang apabila terjadi insiden atau adanya
potensi ancaman keamanan penerbangan

Memberikan pemahaman untuk turut serta menjaga


keamanan penerbangan di Bandar Udara
DASAR HUKUM
ANNEX 17 – SECURITY Setiap Negara harus memastikan bahwa personil dari
POINT-3.1.10 Each Contracting State should ensure that semua entitas yang terlibat dengan atau bertanggung
personnel of all entities involved with or responsible for the jawab atas pelaksanaan berbagai aspek dari program
keamanan penerbangan sipil nasional dan mereka yang
implementation of various aspects of the national civil aviation berwenang untuk memiliki akses tanpa batas ke wilayah
security programme and those authorized to have unescorted sisi udara menerima pelatihan kepedulian keamanan
access to airside areas receive periodic security awareness training secara berkala

DOCUMENT 8973 – SECURITY MANUAL


POINT 8.4.4 The NCASTP should require all non-security staff to receive NCASTP harus mewajibkan semua staf non-keamanan untuk
menerima pelatihan awal dan berulang dalam keamanan
both initial and recurrent training in aviation security focused on promoting penerbangan yang difokuskan pada peningkatan kesadaran akan
awareness of security risks. Non-security staff should be instructed to report risiko keamanan. Staf non-keamanan harus diinstruksikan untuk
to relevant authorities any incident that poses a threat to aviation security. melaporkan kepada pihak berwenang terkait setiap insiden yang
menimbulkan ancaman terhadap keamanan penerbangan.
A detailed training programme model for initial training focused on security Model program pelatihan terperinci untuk pelatihan awal yang
awareness and dealing with telephoned bomb threats can be found in difokuskan pada kesadaran keamanan dan menangani ancaman
Attachments A and B to Appendix 10. bom telepon dapat ditemukan di Lampiran A dan B pada
Lampiran 10.
DASAR HUKUM

PM. 137 TAHUN 2015


Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional

BAB V. Orang Perseorangan Selain Personel Di Bidang Keamanan Penerbangan


(Non Security Staff)

Point 5.1 Pelatihan Kepedulian Keamanan Penerbangan (Aviation Security


Awarness)
I. THREAT TO CIVIL AVIATION AND THE NEED FOR AIRPORT

INTERNASIONAL REGULATION
ANNEX 17 ICAO Safe guarding International Civil Aviation Againts Acts of
Unlawful Interference (Security)
Amandemen ke 15
Document 8973 Security Manual
(edisi 10)

ANNEX 18 ICAO The Safe Transport of Dangerous Goods by Air

Document 9284- An 905 Technical Instruction Dangerous Goods by Air


NATIONAL REGULATION
UU NO 1
TAHUN 2009 PENERBANGAN

UU NO 2 PENGESAHAN KONVENSI TOKYO 1963, TINGKAT BANDAR UDARA


TAHUN KONVENSI THE HAQUE 1970 DAN
1976 KONVENSI MONTREAL 1971
PP NO 3 TAHUN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN
2001 1. Airport Security Program (ASP);
2. Airport Contigency Plan (ACP);
PM 80 TAHUN
2017
PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN NASIONAL
3. Standar Operasi Prosedur
PM 92 TAHUN PROGRAM PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN (SOP).
2015 NASIONAL
DEFINITION

Keamanan Penerbangan adalah Suatu keadaan yang


memberikan perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hukum melalui keterpaduan
pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur

Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau


perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang,dan tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya
TUJUAN KEAMANAN PENERBANGAN NASIONAL

Melindungi
penerbangan sipil
dari tindakan
melawan hukum
TINDAKAN MELAWAN HUKUM
TINDAKAN MELAWAN HUKUM
ANCAMAN TERHADAP PENERBANGAN SIPIL

GARUDA WOYLA – 28 MARET 1981


KASUS-KASUS KEAMANAN PENERBANGAN

7 April 2015 : seorang penyusup menaiki pesawat Garuda Indonesia


GA 177/PKU-CGK di dalam rongga roda pesawat. Sebelumnya, pelaku
melakukan observasi terhadap situasi bandara & bersembunyi di area
landas pacu sebelum pesawat take-off.
ISU KEAMANAN NASIONAL YANG BERDAMPAK TERHADAP
KEAMANAN PENERBANGAN

 Senin, tanggal 14 Mei 2018 telah terjadi beberapa peledakan tempat di


surabaya 3 Gereja dan 1 Rusunawa;
 Selasa, tanggal15 Mei 2018 telah terjadi penyerangan di Mapolresta
Surabaya;
 Rabu, tanggal 16 Mei 2018 terjadi penyerangan kembali di mapolresta
Riau.
INSIDER THREATH

PENCEGAHAN :
1. SECURITY AWARENESS
2. BACKGROUND CHECK
HIJACKS AND COUNTER MEASURES
LATAR
BELAKANG Pembajakan pesawat yang terekam
pertama kali pada tanggal 21
Februari 1931 di Arequipa, Peru
LATAR Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 171 (MZ-
BELAKANG 171) adalah penerbangan pesawat Vickers Viscount milik
maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang sedang
melayani jalur penerbangan Manado-Makassar-Surabaya-
Jakarta pada 15 April 1972 yang dibajak oleh salah seorang
penumpangnya dan dipaksa mendarat di Bandara
Adisucipto Yogyakarta.
DASAR HUKUM
TOKYO CONVENTION 1963 (Crime on Board)

OFFENCES AND CERTAIN OTHER ACTS COMMITTED ON BOARD


AIRCRAFT
Berkaitan dengan :
Tindakan yg membahayakan keselamatan pesawat udara, seseorang, harta benda
atau yg membahayakan ketertiban & disiplin dalam pesawat udara, kewenangan
PIC ;

THE HAQUE CONVENTION 1970 (Hijacking)

THE SUPPRESSION OF UNLAWFUL SEIZURE OF AIRCRAFT


Berkaitan dengan :
Tindakan melawan hukum dengan paksaan atau ancaman atau dengan bentuk lain
berupa intimidasi, merampas atau melakukan kendali atas pesawat udara ;
Undang-undang No 2 tahun 1976
Pengesahan Konvensi Tokyo tahun 1963, Konvensi The Hague 1970 dan Konvensi
Montreal tahun 1971.
Berkaitan dengan :
Tindakan melawan hukum yg terkait dengan pesawat udara yg sedang dalam
penerbangan / dinas, dan juga pengrusakan fasilitas navigasi udara ataupun
penyampaian informasi palsu.

Undang-undang No 4 tahun 1976

Perubahan dan Penambahan beberapa Pasal dalam KUHP bertalian dengan perluasan
berlakunya Ketentuan Perundang-undangan Pidana, Kejahatan Penerbangan dan
Kejahatan terhadap Sarana dan Prasarana Penerbangan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 tahun 2017
Tentang Program Keamanan Penerbangan nasional;

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015


Tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan
Penerbangan Nasional
KONVENSI TOKYO 1963,KONVENSI THE HAQUE 1970

Syarat tindakan disebut


sebagai Pembajakan
Udara ?

Tindakan tersebut
Tindakan tersebut
dilakukan oleh orang Tindakan tersebut harus
dengan kekerasan atau
dalam pesawat udara melawan hukum;
ancaman
dalam penerbangan;
SETIAP NEGARA ANGGOTA DAPAT MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN
UNTUK MENGHAMBAT PEMBAJAKAN UDARA. LANGKAH-LANGKAH TERSEBUT DAPAT
DILAKUKAN TERHADAP PESAWAT UDARA YANG SEDANG DIBAJAK, MISALNYA

Tidak memberikan informasi cuaca yang diperlukan;

Tidak melayani hubungan radio dengan pesawat udara yang sedang dibajak;

Mengirim pesawat tempur untuk memaksa pesawat udara yang sedang dibajak agar
mendarat atau

Bilamana pesawat udara belum tinggal landas, maka landas pacu diblokir supaya
pesawat udara tidak dapat tinggal landas
III. ORGANIZATION OF AIRPORT SECURITY

3.1.4 Setiap Negara wajib memerlukan


3.1.4 Each Contracting State shall require the
kewenangan yang tepat untuk mendefinisikan dan
appropriate authority to define and allocate
ANNEX 17 ICAO mengalokasikan
tasks and coordinatetugas dan mengkoordinasikan
activities between the
kegiatan antara departemen, lembaga
departments, agencies and other organizations dan
organisasi
of the State,lain airport
dari Negara, operator
and aircraft bandara air
operators, dan
pesawat,
traffic penyedia
service layanan and
providers lalu lintas
otherudara dan
entities
entitas lainwith
concerned yang terkait dengan ataufor
or responsible yangthe
implementation of various aspects
bertanggung jawab untuk pelaksanaan berbagai of the
national
aspek daricivil aviation
program security programme.
keamanan penerbangan sipil
nasional
DOCUMENT 8973 – AVIATION SECURITY MANUAL

10.2.1.1 Organisasi
10.2.1.1 pengelola
The airport bandara
management yang bertanggung
organization responsible jawab untuk and
for managing mengelola dan
coordinating
mengoordinasikan operasiincluding
airport operations, bandara,the
termasuk manajemen
management keamanan
of airport bandara,
security, shouldharus menetapkan
establish an
otoritas keamanan
airport securitybandara yang
authority bertanggung
responsible jawab untuk security
for implementing menerapkan kontrol
controls dan tindakan
and measures. An
airportManajer
keamanan. securitykeamanan
managerbandara
should be appointed
harus ditunjuk to carry
untuk out related responsibilities.
melaksanakan .
tanggung jawab terkait.

10.2.1.2 Manajer keamanan bandara harus dilatih secara tepat sesuai dengan NCASTP
10.2.1.2 An airport security manager should be appropriately trained in accordance with the
Negara, ASP dan program pelatihan bandara, sebagaimana berlaku, dan memiliki
State NCASTP, ASP and the airport’s training programme, as applicable, and have the necessary
wewenang
authority toyang
carrydiperlukan untuk melaksanakan
out the responsibilities delegatedtanggung jawab
by the airport yang authority.
security didelegasikan oleh
otoritas keamanan bandara.
DOCUMENT 8973 – AVIATION SECURITY MANUAL
DOCUMENT 8973 – AVIATION SECURITY MANUAL
10.2.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANAGER KEAMANAN BANDARA
10.2.2 DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE AIRPORT SECURITY MANAGER
Tugas dan tanggung jawab manajer keamanan bandara harus mencakup hal-hal berikut:
An airport security manager’s duties and responsibilities should include the following:
a)
a) Berfungsi sebagai
serve as the kontak
airport utama dan
operator’s langsung
primary operator bandara
and immediate contact untuk kegiatan dan komunikasi
for security-related terkait
activities and
keamanan denganwith
communications otoritas yang sesuai;authority;
the appropriate
b)
b) Mengembangkan
develop an ASP toASP untuk
ensure memastikan
compliance withkepatuhan dengan NCASP;
the NCASP;
c) Mempertahankan
maintain the ASP as ASP sebagaimana
approved by thedisetujui olehauthority;
appropriate otoritas yang sesuai;
d)
d) Mengoordinasikan
coordinate securitylangkah-langkah keamananin
measures and procedures dan
theprosedur dalamofpengembangan
development the ASP; ASP;
e) Mengawasi penerapan
supervise the tindakan
application dan prosedur
of approved keamanan
security measuresyang
anddisetujui untuktomempromosikan
procedures pelaksanaan
promote their effective
dan pemeliharaan
implementation yang
and efektif;
maintenance;
f) Menjaga hubunganliaison
maintain effective yangwith
efektif
otherdengan
airportdepartemen
departmentsbandara lainnya
and relevant lawdan otoritas penegak
enforcement hukum yang
authorities;
g) relevan;
maintain liaison with aircraft operators providing service from the airport, as well as the managers and/or
g) Memelihara hubungan
security managers dengan
of other operator
airport tenants;pesawat udara yang menyediakan layanan dari bandara, serta para
h) manajer dan the
ensure that / atau manajer
activities ofkeamanan penyewa
airport security bandaraand
personnel lainnya;
fire and rescue staff are coordinated from a
h) Memastikan bahwa
security point of view; kegiatan personil keamanan bandara dan staf kebakaran dan penyelamatan
dikoordinasikan dari sudut pandang keamanan;
i) Mendorong
encourage security
kesadaranawareness
keamanan anddan
vigilance by all persons
kewaspadaan working
oleh semua at the
orang yangairport;
bekerja di
j) bandara;
ensure adequate training is provided to persons responsible for airport security measures;
k) Memastikan
j) establish andpelatihan
promote yang
an effective
memadai threat or incident
diberikan kepadaresponse capability;
orang-orang yang bertanggung
l) jawab
reviewatas
andlangkah-langkah
control the results of background
keamanan bandara;checks as required;
m) Membangun
k) receive notification from individuals
dan mempromosikan applying
ancaman for efektif
yang unescorted access of their
atau kemampuan intent
respons to seek
insiden;
correctiondan
l) Meninjau of their background
mengontrol hasilchecks, if necessary;
pemeriksaan latar belakang sesuai kebutuhan;
n) Menerima
m) be a member of the airportdari
pemberitahuan planning and design
orang-orang yangteam that recommends
mengajukan permohonan security
untukfeatures
akses for
incorporation
tanpa in any
diawasi dari plansmereka
maksud for theuntuk
modification of existing
mencari koreksi airport facilities
pemeriksaan and for new
latar belakang
construction;
mereka, jika perlu;
o) Menjadi
n) know and understand
anggota national dan
tim perencanaan lawsdesain
and bandara
regulations
yang dealing with acts fitur
merekomendasikan of unlawful
interference
keamanan against
untuk civil aviation;
dimasukkan dalam rencana modifikasi fasilitas bandara yang ada dan untuk
p) pembangunan
maintain a recordbaru;of all incidents of unlawful interference affecting airport operations,
including bomb
o) Mengetahui threats, and
dan memahami of all
hukum danweapons
peraturanand dangerous
nasional devices detected
yang berhubungan denganduring
passengercampur
tindakan screening;
tangan yang melanggar hukum terhadap penerbangan sipil;
p) Menyimpan catatan semua insiden gangguan yang melanggar hukum yang mempengaruhi
operasi bandara, termasuk ancaman bom, dan semua senjata dan perangkat berbahaya yang
terdeteksi selama penyaringan penumpang;
q)
q) transmit
Mengirimkan to the appropriate
kepada otoritasauthority all pertinent
yang berwenang semuainformation
informasirelated to anyterkait
terkait yang act ofdengan
unlawful interference
setiap tindakan
directed againsttidak
campur tangan the airport
sah yangor ditujukan
against anterhadap
aircraft located
bandara at atau
or taking off from
terhadap the udara
pesawat airport,
yangincluding any
terletak di atau
threat thereto;
lepas landas dari bandara, termasuk ancaman apa pun padanya;
r) within the limits prescribed by national legislation, commence enquiries immediately as soon as it is
r) known or suspected
Dalam batas-batas thatditentukan
yang an aircraftoleh
which last departednasional,
undang-undang from thememulai
airport has been involved
penyelidikan segerainsetelah
an act of
unlawful
diketahuiseizure or an accident
atau dicurigai which may
bahwa pesawat have
yang been berangkat
terakhir caused by dari
an act of sabotage;
bandara and dalam tindakan
telah terlibat
s) as part of an
penyitaan internal
yang quality
melanggar control
hukum process:
atau kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh tindakan sabotase; dan
i) conduct an initial comprehensive security survey of the airport and periodic reviews thereafter;
s) ii)
Sebagai conduct
bagiansurveys, inspections,
dari proses tests and
pengendalian investigations
kualitas internal: of all airport security-related functions;
iii) compilesurvei
i) melakukan reports on eachkomprehensif
keamanan inspection, test,
awalsurvey
bandaraor investigation for the sesudahnya;
dan tinjauan berkala airport security authority,
and other
ii) melakukan stakeholders
survei, inspeksi,astesmay
danbe required;terhadap
investigasi and semua fungsi terkait keamanan bandara;
Iv) ensure that
iii) menyusun any corrective
laporan pada setiapactions are taken
pemeriksaan, promptly.
tes, survei atau investigasi untuk otoritas keamanan bandara,
dan pemangku kepentingan lainnya yang mungkin diperlukan; dan
Iv) memastikan bahwa tindakan korektif diambil segera.
AIRPORT SECURITY ASSESSMENT

Peraturan direktur jenderal Manajemen Resiko Keamanan/Security


perhubungan udara nomor : KP 238 Risk Management (SRM) merupakan
tahun 2017 tentang pedoman teknis suatu pendekatan proaktif dan disiplin
manajemen resiko (risk management) untuk mengidentifikasi dan mengelola
keamanan penerbangan resiko-resiko keamanan.
AIRPORT SECURITY ASSESSMENT

Komunikasi Penentuan Identifikasi


dan konsultasi Kontek Resiko Resiko

Perlakuan
Evaluasi Resiko Analisa Resiko
Resiko

Pemantauan
dan Kaji Ulang
Resiko
AIRPORT SECURITY ASSESSMENT

KATEGORI RESIKO RESIKO PRIMER JENIS KEJADIAN KEAMANAN

1. Pembajakan (atau upaya pembajakan)


2. Penggunaan Sinar laser
INTERFERENCE 3. Sabotase pesawat udara atau sistem
4. Benda Mencurigakan (di dalam pesawat terbang)

Kecelakaan
1. Peledakan bom selama penerbangan
Keamanan Pesawat
Terorisme 2. Serangan darat-ke-udara
Udara

Kejadian-kejadian yang 1. Dokumentasi perjalanan palsu (upaya untuk masuk ke dalam pesawat udara)
dapat secara langsung 2. Pesawat udara tak terjaga atau tanpa pengamanan
berdampak pada pesawat Akses Tidak Sah 3. Akses tidak sah ke pesawat udara
udara atau operasi -
operasinya.

Pembuat onar (Disruptive person) di dalam pesawat


Perilaku Buruk udara
AIRPORT SECURITY ASSESSMENT
KATEGORI RESIKO RESIKO PRIMER JENIS KEJADIAN KEAMANAN
Serangan
Sabotase atau kerusakan basil perbuatan iseng pada fasilitas bandar udara
Kegiatan Kriminal Benda mencurigakan
atau Mencurigakan • Di terminal atau fasilitas penerbangan
• Kendaraan
• Pelepasan kimiawi, biologis atau radiologis
Orang yang mencurigakan
Kejadian-Kejadian Bom rakitan (diletakkan di suatu tempat)
Keamanan Bandar Bom rakitan (bom bunuh diri)
Udara Terorisme Bom rakitan (di kendaraan)
Serangan dengan senjata api
Kejadian-kejadian yang Penabrakan kendaraan ke area front-of-house
melanggar lingkungan
keamanan Gangguan atau pernyataan yang tidak tepat oleh anggota masyarakat yang
Ancaman dan berpotensi membuka rahasia keamanan penerbangan
bandar udara
Tipuan Ancaman bom (melalui telepon, email, postingan di
web atau surat)

Kegagalan Sistem Kegagalan perlengkapan pemeriksaan penumpang Ss bagasi tercatat


Keamanan Kegagalan sistem keamanan
Sabotase sistem atau perlengkapan
Perilaku Buruk Pembuat onar di bandar udara
AIRPORT SECURITY ASSESSMENT
KATEGORI RESIKO RESIKO PRIMER JENIS KEJADIAN KEAMANAN

Orang yang diizinkan masuk ke zona keamanan sisi udara atau area aman non-sisi
udara lainnya tanpa
kredensial yang sah
Pelanggaran Area Steril oleh Orang diizinkan untuk melewati titik pemeriksaan tanpa menjalani pemeriksaan
Orang Kegagalan untuk mengamankan atau memantau perintang (fiirnsfiTe atau pintu
Pelanggaran putar tripod, pintu terkunci, gerbang) ke zona keamanan sisi udara atau area aman
Keamanan Bandar atau steril non-sisi udara lainnya termasuk kejadtan pembukaan pintu secara paltsa
Udara

Kejadian-kejadian terkait Benda terlarang, senjata atau cairan/aerosol/gel yang diizinkan untuk melewati titik
dengan pemeriksaan dan Pelanggaran Area Steril oleh pemeriksaan Steril oleh Benda atau titik akses lainnya tanpa diketahui (misalnya,
perlindungan area keamanan Benda untuk staf bandar udara)

Pendeteksian Jejak Peledak (ETTD) Positif


Kejadian Penolakan untuk menjalani pemeriksaan
Pemeriksaan Keamanan

Orang dalam terpercaya memanfaatkan pengetahuan sistein dan proses keamanan


Orang Dalam Terpercaya Kejadian tidak sah oleh untuk Kegiatan tidak sah, melanggar keamanan (atau membantu suatu pelanggaran)
sumber internal Penyalahgunaan kredensial, kunci atau kartu akses
MENURUT PM 80 TAHUN 2017 TENTANG PKPN

PETA DAERAH KEAMANAN


DIBANDAR UDARA DIBAGI
MENJADI 3 :
DAERAH
STERIL
DAERAH
KEAMANAN
TERBATAS

SISI DARAT
DAERAH SISI DARAT
DAERAH KEAMANAN TERBATAS
DAERAH STERIL
MENURUT PM 80 TAHUN 2017 TENTANG PKPN

Menurut Program Keamanan Penerbangan Nasional, Barang


Dilarang (Prohibited Items) adalah barang yang dapat
digunakan untuk melumpuhkan, melukai dan menghilangkan
nyawa orang lain serta untuk melakukan tindakan melawan
hukum yang meliputi alat peledak, barang berbahaya, alat-
alat berbahaya dan senjata
Bahan Peledak (Explosive Devices)

Senjata (Weapon)

Peralatan Berbahaya (Dangerous Article)

Barang Berbahaya (Dangerous Article)


CONTOH PROHIBITED ITEM
BAHAN PELEDAK

BLACK POWDER TNT

PROPELAN
KOMPONEN BOM

Power Source Detonator Saklar

Explosive

Anda mungkin juga menyukai