Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI AVIATION SECURITY DALAM


MELAKUKAN SCREENING CHECK POINT

Disusun Oleh :

Agung Permana Putra K.

20090874

Kelas Echo

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2020

1|Page
TUGAS POKOK DAN FUNGSI AVIATION SECURITY DALAM
MELAKUKAN SCREENING CHECK POINT

Agung Permana Putra K.

20090874

Abstrak

Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam


pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi
udara untuk dapat melayani seluruh wilayah nusantara terutama dalam
kaitannya dengan percepatan arus informasi, barang, penumpang dan lain
sebagainya. Bandar Udara yang selanjutnya disingkat Bandara merupakan
prasarana pendukung transportasi udara yang sangat penting karena
daerah-daerah yang sebelumnya sulit di jangkau melalui jalur transportasi
darat kini dapat diatasi melalui jalur transportasi udara untuk berhubungan
dalam bidang ekonomi, pemerintahan, pariwisata dan lain-lain.

Untuk menunjang keamanan serta keselamatan penerbangan suatu bandara


ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengelola bandara.Pertama,
sumber daya manusia yang handal. Dalam hal ini semua personil
keamanan penerbangan Aviation Security (AVSEC) adalah Personil
Keamanan Penerbangan yang telah (wajib) memiliki lisensi atau surat
tanda kecakapan petugas (STKP) yang diberi tugas dan tanggungjawab di
bidang keamanan penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor : SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9). Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi dari Avsec
dalam melakukan Screening Check Point. Metode yang digunakan adalah
melalui data sekunder dan studi kepustakaan.

2|Page
Hasil pembahasan pada makalah ini tugas pokok dan fungsi Avsec adalah
Menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dari tindakan yang
mengancam dari tindakan yang melawan hukum sesuai dengan Anex 17
ICAO, Doc 8973, Undang undang nomor 1 tahun 2009 pasal 334, 335,
436 tentang penerbangan, dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang
dan barang yang masuk kedaerah keamanan terbatas. Peralatan pendukung
dalam melaksanakan tugasnya yaitu mesin X-ray, Hand Held Metal
Detector, Walk Through Metal Detector, CCTV dan Explosive Detection
System.

Kata Kunci : Aviation Security, Screening Check Point

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam


pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi
udara untuk dapat melayani seluruh wilayah nusantara terutama dalam
kaitannya dengan percepatan arus informasi, barang, penumpang dan lain
sebagainya.

Bandar Udara yang selanjutnya disingkat Bandara merupakan prasarana


pendukung transportasi udara yang sangat penting karena daerah-daerah
yang sebelumnya sulit di jangkau melalui jalur transportasi darat kini
dapat diatasi melalui jalur transportasi udara untuk berhubungan dalam
bidang ekonomi, pemerintahan, pariwisata dan lain-lain.

Untuk menunjang keamanan serta keselamatan penerbangan suatu bandara


ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengelola bandara.Pertama,
sumber daya manusia yang handal. Dalam hal ini semua personil
keamanan penerbangan Aviation Security (AVSEC) adalah Personil
Keamanan Penerbangan yang telah (wajib) memiliki lisensi atau surat
tanda kecakapan petugas (STKP) yang diberi tugas dan tanggungjawab di
bidang keamanan penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor : SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9).

AVSEC Di Indonesia sendiri pengamanan Bandar Udara (Aviation


Security) adalah sebuah unit kerja yang dibentuk oleh PT. Angkasa Pura
dalam memenuhi aturan-aturan internasional dan nasional sebagai
pengelola dan penyedia jasa keamanan bandara harus mempunyai lisensi
yang dipersyaratkan sesuai posisi. Kedua, peralatan keamanan yang
memadai dan sesuai kebutuhan. Artinya, selain memenuhi jumlah minimal

4|Page
yang harus dimiliki peralatan keamanan tersebut juga harus dalam kondisi
baik dan lulus uji test keamanan alat. Ketiga, prosedur yang digunakan
harus jelas dan dilaksanakan secara benar.Prosedur tersebut juga harus
mengacu pada regulasi keamanan penerbangan nasional maupun
internasional.Antara penerapan prosedur dilapangan dan yang tercantum
dalam aturan yang ada harus sesuai.Baik itu prosedur tentang pemeriksaan
keamanan maupun prosedur tentang pengoperasian alat keamanan.

ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) yaitu organisasi dunia


yang menangani penerbanganan sipil. Badan ini mempunyai fungsi dan
tugas membuat peraturan-peraturan penerbangan dan melakukan
pengawasan terhadap implementasi peraturan-peraturan tersebut, yang
wajib dipatuhi oleh seluruh negara anggota ICAO, termasuk Indonesia.
Semakin meningkatnya taraf perekonomian masyarakat menyebabkan
peningkatan gaya hidup masyarakat, sehingga pemanfaatan transportasi
udara sudah menjadi kebutuhan masyarakat dalam bepergian antar daerah.

Peningkatan penumpang pesawat udara menuntut pihak pengelola bandara


untuk menjamin keamanan penerbangan. Pengelola bandara harus
melakukan pemeriksaan terhadap semua orang beserta barang bawaannya
yang akan memasuki area terbatas bandara tanpa terkecuali melalui X-Ray
yang dilakukan oleh petugas Avsec untuk memilah milah barang yang
boleh dibawa dan tidak atau dibagasikan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa tugas pokok dan fungsi petugas Aviation Security dalam
melakukan Screening Check Point ?
2. Apa saja peralatan pendukung dalam melakukan tugasnya ?

3. Tujuan

5|Page
1. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi petugas Aviation
Security dalam melakukan Screening Check Point ?
2. Untuk mengetahui apa saja peralatan pendukung dalam melakukan
tugasnya ?

6|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

1. Definisi AVSEC (aviation security)


AVSEC atau Aviation Security adalah petugas keamanan penerbangan
yang dididik menjadi seorang petugas keamanan penerbangan yang
mampu bekerja sesuai dengan regulasiyang ditetapkan secara Internasional
maupun Nasional dan telah diberikan lisensi atau surat ijin dari pemerintah
untuk melakukan tugasnya sebagai seorang avsec.

Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor


SKEP/2765/XXI/2010 bab 1 butir 9 menjelaskan bahwa Aviation Security
adalah personil keamanan penerbangan yang telah wajib memiliki lisensi
atau surat tanda kecakapan petugas (SKTP) yang diberi tugas dan
tanggung jawab dibidang keamanan penerbangan. Dalam menjalankan
tugasnya seorang Avsec berpedoman kepada regulasi ICAO (Internasional
Civil Aviation Organization) yang merupakan sebuah organisasi
penerbangan sipil internasional dibawah oleh PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa).

2. Definisi Screening Check Point


SCP adalah singkatan dari Security Check Point atau dalam bahasa
indonesia berarti Titik Pemeriksaan Keamanan / Tempat Pemeriksaan
Keamanan.
SCP adalah area dimana para petugas keamanan penerbangan (AVSEC)
melakukan kegiatan pemeriksaan terhadap setiap orang dan barang
bawaannya yang akan masuk ke dalam area Daerah Keamanan Terbatas.

Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Screening Check Point

7|Page
Menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dari tindakan yang
mengancam dari tindakan yang melawan hukum sesuai dengan Anex 17
ICAO, Doc 8973, Undang undang nomor 1 tahun 2009 pasal 334, 335,
436 tentang penerbangan, dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang
dan barang yang masuk kedaerah keamanan terbatas.

- Melakukan pemeriksaan orang perseorangan terhadap dokumen


penumpang (tiket / boarding pass / izin masuk yang dikeluarkan oleh
Otoritas bandara)

- Melakukan pemeriksaan barang dengan menggunakan peralata X-


Ray mesin , Explosive detector system yang masuk ke daerah keamanan
terbatas

- Pemeriksaan terhadap orang dengan WTMD , HHMD yang masuk


ke daerah keamanan terbatas

- Profailing (Mengamati tingkah laku orang di Bandar Udara)

Fasilitas Keamanan Bandara

a. PERALATAN X-RAY

X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk


mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon
penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan
penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang
tersebut. Peralatan X-Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi
dan kapasitasnya yaitu :

8|Page
X-Ray Cabin

X-Ray Baggage

X-Ray Cargo.

Di Bandar udara internasional sultan aji muhammad sulaiman


sepinggan – Balikpapan ada 2 SCP, yaitu :

1. SCP 1 adalah area pemeriksaan Pertama yang terletak tepat di


pintu masuk terminal keberangkatan, Yang diperiksa di SCP 1
hanyalah barang bawaan saja seperti tas, koper, kardus

2. dan SCP 2 adalah area pemeriksaan kedua setelah melalui


pemeriksan pertama yang terletak di pintu masuk ruang tunggu
keberangkatan. Yang diperiksa di SCP 2 meliputi jam, ikat
punggang, topi, jaket, tas, elektronik, sepatu safety dan seluruh
barang bawaan.

Di Bandar udara internasional sultan aji muhammad sulaiman


sepinggan – Balikpapan ada 2 Out OF Gauge yang fungsinya untuk
memeriksa barang yang beratnya kurang dari 5 kg, lebih dari 20 kg
dan panjang barang lebih dari 1 meter.

9|Page
b. WALK-THROUGH METAL DETECTOR

Walk-Through Metal Detector merupakan peralatan detector


berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang
bawaan yang berada dalam pakaian/badan calon
penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal dan dapat
membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api,
senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

c. HAND-HELD METAL DETECTOR

10 | P a g e
Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan
yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang
bawaan yang terdapat pada pakaian/badan calon penumpang
pesawat udara yang terbuat dari bahan metal dan dapat
membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api,
senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

d. CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan peralatan kamera


yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual
pada semua ruang/wilayah di lingkungan terminal bandara dalam
rangka pengamanan.

11 | P a g e
e. EXPLOSIVE DETECTION SYSTEM

Explosive Detection System merupakan peralatan detector yang


digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya
lain yang mudah meledak dan dapat membahayakan keselamatan
penerbangan, seperti bom dan bahan lain yang sejenis pada semua
barang bawaan calon penumpang pesawat udara.

Barang Dilarang (Prohibited Item)

Barang bisa dibawa ke tempat tujuan tetapi harus dibagasikan.

1. Senjata, senjata api dan perangkat lain yang dapat melontarkan


proyektil yang mampu, atau tampak mampu, digunakan untuk mencederai
secara serius yang disebabkan oleh pemakaian sebuah proyektil, antara
lain:
Semua jenis senjata api, seperti: pistol, revolver, senapan, shotguns;
Senjata Mainan, replika senjata dan senjata api tiruan yang dapat disalah
gunakan untuk mengelabui sebagai senjata nyata; Komponen senjata api,
termasuk teleskopis; Senjata yang menggunakan tekanan angin, seperti
pistol angin, senapan pelet, senapan angin dan senapan pelontar bola,
Pistol suar dan pistol starter, Busur, busur silang, Senjata tombak, Ketapel

2. Perangkat yang dirancang khusus untuk membuat


pingsan/melumpuhkan antara lain:
Perangkat untuk melumpuhkan, seperti: senjata bius, pistol setrum (tasers)
dan peralatan setrum, Perangkat pelumpuh hewan (stunner) dan perangkat
pembunuh hewan, Bahan kimia, gas dan semprotan yang dapat
melumpuhkan, seperti: semprotan merica, semprotan Capsicum, gas air
mata, semprotan asam dan semprotan pembasmi hewan;

12 | P a g e
3. Objek dengan ujung atau sisi yang tajam yang mampu digunakan
untuk menyebabkan cedera serius, antara lain:
Item yang dirancang untuk memotong, seperti: kapak dan parang, Kapak
es dan pengait es, Silet; Pisau lipat, pisau cutter; Pisau dengan panjang
lebih dari 5 (lima) cm dari titik tumpu/pegangan; Gunting dengan panjang
lebih dari 5 (lima) cm dari titik tumpu/pegangan; Peralatan seni bela diri
dengan ujung atau sisi yang tajam; Pedang; Pembuka tutup botol.

4. Alat kerja yang dapat digunakan untuk menyebabkan cedera serius


atau mengancam keamanan pesawat udara,antara lain:
Linggis, pencong, cangkul; Bor, termasuk alat bor tanpa kaber, Alat
dengan ujung atau sisi yang tajam dengan panjang lebih dari 5 (lima) cm
dari titik tumpu/pegangan yang mampu digunakan sebagai senjata, seperti:
obeng, pahat, betel, Gergaji; Blowtorches, Alat yang menembakkan paku
dan baut;

5. Alat tumpul yang mampu digunakan untuk menyebabkan cedera


serius ketika digunakan untuk memukul, antara lain:
Pemukul Baseball, kriket dan softball, Kelompok tongkat, seperti: tongkat
pemukul, pemukul blackjacks dan tongkat keamanan, hokkey, golf,
biliard; Raket yang digunakan untuk badminton, tennis, squash; Peralatan
Seni bela diri.

6. Bahan peledak, zat pembakar dan bahan/zat lainnya yang mampu,


dan dapat digunakan untuk menyebabkan cedera serius atau mengancam
keamanan pesawat udara, antara lain:
Amunisi, Blasting caps, Detonator dan sekering, Replika atau imitasi alat
peledak, Ranjau, granat dan lain alat/bahan peledak yang digunakan
militer, Petasan, Kembang api dan sejenisnya, Tabung atau alat yang dapat
mengeluarkan asap, Dinamit, mesiu dan bahan peledak plastik.

Dangerous Goods (Barang Berbahaya)

13 | P a g e
Dangerous Goods (Barang Berbahaya) dibagi menjadi 9 (sembilan)
Klasifikasi yaitu:

- Bahan Peledak (Explosives)


Bahan yang mudah meledak. Contoh: Dinamit, TNT, Nitrogliserin,
Senjata, Amunisi, Peluru, Kembang Api
- Bahan Gas (Gases)
Semua bahan gas, termasuk gas yang telah dikompresi. Baik itu
Gas Mudah Terbakar, Gas Tidak Mudah Terbakar (telah
dikompresi), Gas Beracun. Contoh: Acetylene, Hydrogen, Propane,
Nitrogen, Neon, Carbon dioxide, Fluorine, Chlorine, Hydrogen
cyanide, Aerosol.
- Bahan Cair Mudah Terbakar (Flammable Liquids)
Benda Cair yang mudah terbakar dibawah suhu 35°C dan tekanan
dibawah 101.3 kPa. Contoh: Diethyl ether, Carbon disulfide,
Gasoline (Bensin), Acetone, Kerosene, Paraffin, Diesel (Soilar),
Paint(Cat), Alcohol.
- Bahan Padat Mudah Terbakar (Flammable Solids)
Bahan Padat yang mudah terbakar akibat gesekan. Contoh: Korek
Api, Phospor, Kalsium Karbid, Magnesium, Sodium, Potassium.
- Bahan Rentan Oksidasi
Bahan yang bila terkena oksigen mempunyai daya rusak.
Contoh: Kalsium Klorat, Ammonium nitrate, Hydrogen peroxide,
Potassium permanganate, Benzoyl peroxide, Organic peroxides.
- Bahan Beracun dan Menular
Bahan beracun ataupun zat beracun, bakteri, virus (diatur oleh
WHO – World Health Organization) yang bisa menyebabkan luka,
infeksi dan menular. Contoh: Pestisida, Rabies.
- Bahan Radioaktif

14 | P a g e
Bahan atau zat maupun kombinasinya yang mengeluarkan sinar
radiasi sehingga membahayakan bagi manusia, binatang dan
barang. Contoh: Uranium, Plutonium.
- Bahan Korosif
Bahan atau zat yang dapat melarutkan jaringan organik atau
menimbulkan korosi (karat) pada logam. Contoh: Asam sulfat,
Asam klorida, Alkali – kalium hidroksida, Alkali – natrium
hidroksida.
- Bahan atau barang lainnya yang dianggap berbahaya.
Barang atau benda-benda lainnya yang dianggap dapat
membahayakan serta dapat menimbulkan resiko terhadap manusia
(petugas), pesawat apabila tidak ditangani dengan baik. Contoh:
Gunting, Pisau atau Cutter, Obeng, dll.

15 | P a g e
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Di Indonesia pada saat ini penggunaan Transportasi Udara berkembang
semakin pesat dengan banyaknya kepentingan orang yang berbeda beda.
Barang bawaan penumpang juga sangat bermacam macam, oleh sebab itu
petugas avsec yang memilah milah barang bawaan penumpang yang boleh
dibawa ke bagasi, ke cabin maupun ke kargo.

2. Saran
Saran untuk perusahaan penerbangan :
Sebaiknya untuk tingkat kenyamanan, tingkat keamanan dan kesopanan
petugas lebih ditingkatkan lagi karena kepuasan penumpang yang menjadi
prioritas utama.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Satria. 2020. Aviation Security Screening Check Point Di PT. Angkasa Pura I
Bandar Udara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Laporan On Job Tranning Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
Yogyakarta.

http://www.infokekinian.com/6-contoh-kata-pengantar-makalah-laporan-dan-
skripsi/

http://www.dgiglobal.com/classes

https://asteairlineschoolsub.wordpress.com/dangerous-goods/

http://bandara.net/bandara/fasilitas-keamanan-bandara.html

http://sekolahpenerbanganindonesia.com/avsec-aviation-security-adalah-polisi-
bandara.html

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai